Anda di halaman 1dari 23

BLENDED LeARNING

VS

HYBRID EARNING
BLENDED LEARNING
• Stepan Mekhtarian
Blended menyatukan praktik terbaik dari pengajaran secara tatap
muka dan pengalaman pembelajaran jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi agar siswa memiliki kontrol parsial atas
kecepatan pembelajaran
• Ariel Siegalman
Blended learning melibatkan sesi kelas tatap muka yang disertai
aktivitas online (campuran daring dan luring). Aktivitas ini tidak
menggantikan kelas PTM melainkan untuk melengkapi dan
membangun konten yang dibahas di kelas
Kesimpulan :
Blended learning merupakan kombinasi antara synchronous
learning dengan mekanisme tatap muka atau live synchronous
learning dan asynchronous learning dengan mekanisme PJJ dengan
skema belajar mandiri.

Contoh :
Guru mengajar anak-anak 50 % di sekolah, 50 % sisanya diberi tugas
belajar mandiri, nanti mereka kumpulkan tugasnya ketika ada jadwal
masuk PTM di sekolah.
HYBRID LEARNING
Model-model pembelajaran ‘Blended Learning’
Menurut Clayton Christensen Institute:
1. Station- Rotation Model
Model Kelas Lab/Whole Group Rotation
Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom)
Model Rotasi Individu (Individual Rotation)
2. Model Kelas Flex

- sebagian besar
pembelajaran dilakukan
secara online
- pembelajaran bersifat
sangat fleksibel.
- guru dapat berperan
sebagai fasilitator melalui
sesi diskusi, pengerjaan
proyek dalam kelompok,
maupun tutoring secara
individu
3. Model Self-Blend

- Peserta didik dapat


mengambil satu atau lebih
kegiatan pembelajaran
online sebagai tambahan
dari kegiatan pembelajaran
tatap muka yang telah
dilakukan
- Guru yang memfasilitasi
pembelajaran online
adalah guru yang juga
mengajar pada sesi
pembelajaran tatap muka
4. Model Enriched-Virtual

- program pembelajaran
dibagi menjadi dua sesi,
yaitu pembelajaran tatap
muka dan pembelajaran
secara online
- pembelajaran tatap muka
tidak dilakukan setiap hari
- kegiatan pembelajaran
secara utuh, bukan berupa
materi secara khusus
Apa itu Hybrid learning?
• Merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan atau
mengkombinasikan antara pembelajaran daring dengan
pembelajaran tatap muka (PTM). Disebut juga Blended Learning

• 50% tatap muka dan yang 50% mengikuti secara daring dari rumah

• Pembelajaran dalam waktu yang sama, dengan pengajar dan materi


yang sama, tetapi tempat berbeda
Syarat agar Proses Belajar-Mengajar lancer:
• Lembaga pendidikan harus menyiapkan sejumlah perangkat seperti
kamera, buku digital, video, hingga laboratorium maya demi menjaga
kelancaran proses belajar-mengajar.
• Guru dan peserta didik harus siap serta mengerti untuk menjalani proses
belajar secara hybrid.
• Keberadaan teknologi digital sebagai penunjang aktivitas Pendidikan
terpenuhi. Tanpa teknologi yang cakap, proses belajar hybrid tak akan
berjalan lancar, asyik, dan efektif seperti PTM.
Kelebihannya:
1. Membuka Kesempatan
Bersosialisasi 
2. Pemahaman materi lebih
baik
3. Tetap memanfaatkan
teknologi
4. Memberi penyegaran
5. Meningkatkan kualitas
kesehatan fisik dan mental
Kelemahan
1. Tuntutan lebih pada
orangtua
2. Kesulitan dalam mengatur
jadwal belajar harian
3. Masih bergantung pada
perangkat dan jaringan
internet
4. Kesulitan Menyusun
metode pembelajaran
Kunci Hybrid Learning
1. Live event. Artinya sebagai pembelajaran langsung atau pembelajaran tatap
muka (PTM) yang dilakukan secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang
sama. Bisa juga di waktu yang sama tetapi dengan tempat yang berbeda.
2. Self-paced learning. Kunci  ini mengombinasikan pembelajaran mandiri yang
memungkinkan siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja secara daring.
3. Collaboration. Kolaborasi ini artinya antara siswa dan guru melakukan
kolaborasi selama belajar mengajar. Tidak hanya satu arah tetapi juga dilakukan
dua arah.
4. Assessment. Kunci dari assessment ini artinya guru harus mampu meracik
kombinasi jenis daring dan luring. Bentuknya bisa berupa tes maupun nontes,
seperti metode proyek kelas.
5. Performance support materials. Kunci ini dilakukan untuk memastikan bahan
belajar yang sudah disiapkan dalam bentuk digital. Tujuan menyiapkan bahan
ajar dalam bentuk digital ini agar bahan ajar tersebut dapat digunakan dengan
mudah dan dapat memudahkan siswa mengakses bahan ajar, baik secara daring
maupun luring.
Sementara itu, pada pembelajaran hybrid learning memiliki lima
model yang telah dirancang dan disesuaikan dengan kondisi-kondisi
yang dialami berbagai sekolah yang berbeda di Indonesia
1. Model hybrid learning 1
• Model pembelajaran atau jenis pembelajaran hybrid learning 1 ini
menggunakan fasilitas internet secara penuh setiap proses kegiatan
belajar mengajar (KBM). Dengan jenis atau model ini, guru dan siswa
atau peserta didik dituntut untuk standby di depan perangkat atau
teknologi yang digunakan, karena semua KBM berlangsung
menggunakan jaringan internet.
• Meski demikian, instruksi pelaksanaan model hybrid learning 1 ini dapat
dilakukan secara tatap muka tanpa guru dan siswa atau peserta didik
harus masuk ke dalam kelas atau ke dalam ruangan .
2. Model hybrid learning 2
• Model pembelajaran kedua ini merupakan implementasi dari hybrid
learning yang bisa menggunakan koneksi atau jaringan internet penuh
atau juga bisa tidak menggunakan jaringan internet penuh. Metode hybrid
learning 2 ini peserta didik atau siswa diberikan pilihan untuk
selalu online atau menggunakan jaringan internet saat proses belajar
mengajar.
• Sehingga artinya, di dalam model ini masih diselingi pembelajaran atau
proses belajar mengajar secara tatap muka dengan memerhatikan
berbagai aspek, salah satunya aspek kesehatan. Adapun tatap muka
yang dilaksanakan yakni siswa atau peserta didik hadir ke sekolah hanya
untuk mengumpulkan tugas-tugas.
3. Model hybrid learning 3

• Model atau jenis hybrid learning yang ketiga ini merupakan implementasi


penggunaan fasilitas internet yang cukup banyak saat kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran tatap muka dilakukan jika ada kegiatan
diskusi kelas atau praktikum di kelas. Penggunaan internet di model
ketiga ini sama dengan model pertama, di mana peserta didik atau siswa
dan guru lebih aktif mengakses internet.
4. Metode hybrid learning 4
• Metode hybrid learning 4 merupakan model pembelajaran yang masih
menggunakan fasilitas internet di dalam kegiatan belajar mengajar,
namun masih banyak kegiatan tatap muka antara peserta didik atau
siswa dengan guru. Sehingga internet di sini hanya digunakan sebagai
pendukung pembelajaran, misalnya saat diskusi atau mencari bahan.
5. Metode hybrid learning 5
• Metode hybrid learning 5 ini tidak menuntut siswa untuk selalu
terhubung dengan internet saat proses belajar mengajar. Artinya
model ini sangat memudahkan siswa atau peserta didik, terutama
di Indonesia yang masih banyak mengalami keterbatasan jaringan
atau belum bisa menjangkau internet dengan baik.
• Adapun penggunaan internet di metode hybrid learning 5 ini yakni
jika mereka harus ke sekolah atau bisa mengakses internet
melalui fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah.
Selamat berkarya .....!!!
TERIMA KASIH • TERUS BERGERAK

Harjito : Pengawas Dinas Pendidikan Kab Blitar

Anda mungkin juga menyukai