Anda di halaman 1dari 25

TEKNIK SAMPLING

Vissia Didin Ardiyani, SKM, MKM


Po
p
Ta ula
rg si
et

Po
p
St ulas
ud i Percontoh
i
Percontoh
Percontoh

Percontoh
Percontoh
PROSEDUR
Menentukan tujuan PENGAMBILAN
1 SAMPEL
studi

2
Menentukan
populasi penelitian
3

Menentukan 4
besarnya sampel 5

Menentukan cara
pengambilan sampel
Memilih sampel

Prosedur Pengambilan Sampel


• Sampel Sembarang
(Convinience Sampling)
• Sampel Kuota (Quota)
• Sampel Pertimbangan
N ITY
NO BIL (Purposive)
BA
O
JENIS-JENIS PR
TEKNIK
SAMPLING

PR • Rancangan Random (Acak)


OB  Sederhana (Simple Random)
AB
IL I  Sistematis (Systematic Random)
TY
• Rancangan Stratifikasi
 Non Proporsional
 Proporsional
• Rancangan Klaster
Teknik acak yang paling dasar.
Seperti orang bermain lotere/arisan.
Prinsip dasar: setiap anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel.

Sampel Acak Sederhana


(Simple Random Sampling)
Teknik acak sederhana dipakai bila:

Ada kerangka sampel (sample frame)


yang baik dan lengkap yang memuat
daftar nama semua anggota populasi.

Tidak boleh ada anggota populasi yang


tidak masuk ke dalam kerangka sampel
karena bisa mengurangi kesempatan yang
sama bagi semua anggota populasi.
Teknik Acak Sederhana, umumnya
dipakai pada kondisi:

 Populasi tidak besar

 Populasi relatif homogen

Acak sederhana tidak dapat dipakai bila


populasi heterogen dan kompleks
 Lotere
Buku Statistik
 Tabel Acak
Ms Excel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 0 6 2 8 3 5 7 6 4 9 0 7 6 6
2 3 4 2 5 2 0 3 0 5 1 5 1 3 5
3 3 4 7 4 1 5 8 8 9 9 4 0 3 4
4 4 7 5 0 4 8 3 3 0 5 7 4 8 4
5 9 3 5 6 8 1 1 7 2 0 7 8 3 5

Oleh karena terdapat 200 subjek pada


populasi terjangkau, maka kita mengambil
angka yang terdiri dari 3 digit.
Rumus untuk
mengeluarkan
angka acak

Deretan angka-
angka acak
Rumus untuk
mengeluarkan
angka acak

Deretan angka-
angka acak
Pada dasarnya memilih sampel dalam
populasi secara sistematis.
Random (acak) dilakukan pada unsur
pertama saja dari populasi.
Unsur selanjutnya mengikuti deretan atau
sistematika tertentu

Sampel Acak Sistematis


(Systematic Random Sampling)
Jumlah Populasi
Interval Sampel =
Jumlah Sampel

Misalnya, populasi kita 1.000 orang dan sampel yang dipakai 50,
berarti interval sampel adalah 1.000/50=20. Ini berarti dalam
menentukan sampel nanti secara sistematis akan bergerak setiap 20
langkah. Selanjutnya menentukan unsur pertama random yang dipilih
secara acak dari angka interval sampel. Dalam illustrasi ini berarti angka
pertama dipilih secara acak dari angka 1-20.
Teknik acak sederhana atau sistematis
dipakai pada populasi yang homogen.
Populasi besar = anggota populasi
beragam dengan karakteristik berbeda.
Dibutuhkan teknik acak stratifikasi
Illustrasi: 20 buah kelereng

Sampel Acak Stratifikasi


(Stratified Random Sampling)
 Kerangka sampel disusun berstrata
• Strata mana yang dipakai sebagai dasar
pengelompokan.
 Tentukan proporsi dari populasi
• Berapa banyak populasi terbagi dalam strata
 Anggota populasi dimasukan ke dalam
stratifikasi
 Tarik sampel sesuai dengan strata
masing-masing
tingkat populasi Semua Rumah
Sakit (N)
stratifikasi

RS RS RS
tingkat sub Besar Sedang Kecil
populasi

n1 n2 n3

tingkat sampel

n-1 + n-2 + n-3


Contoh: ingin diketahui pengaruh latar belakang
suku atas akseptibilitas penduduk desa X terhadap
program KB.
Suku Populasi Sampel
N % N %
Jawa 240 40 60 40
Batak 180 30 45 30
Menado 120 20 30 20
Dayak 60 10 15 10
Total 600 100 150 100

@Jawa = 240/600 x 100% = 40% @Jawa = 150 x 40% = 60


@Batak= 180/600 x 100% = 30% @Batak= 150 x 30% = 45
@Menado=120/600 x 100%= 20% @Menado=150 x 20%= 30
@Dayak= 60/600 x 100% = 10% @Dayak= 150 x 10% = 15
 Teknik penarikan sampel acak sederhana,
sistematis, dan stratifikasi membutuhkan
kerangka sampel berupa nama-nama
anggota populasi.
 Pada prakteknya, tidak semua populasi
mempunyai kerangka sampel berupa daftar
nama individu.
 Misalnya ingin dilakukan survei tentang
kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit
X. Jika di Indonesia?

Sampel Acak Klaster


(Cluster Random Sampling)
 Mengidentifikasiklaster atau satuan unit
dimana individu menjadi anggota dalam
klaster. Semua klaster yang ada dalam
populasi harus diidentifikasi.
 Setelah klaster diambil, disusun kerangka
sampel berupa daftar nama individu yang
menjadi anggota klaster terpilih.
Misalnya, ingin diteliti mengenai pendapat masyarakat
terhadap malpraktek dokter di Kalteng.
Populasi adalah semua pasien di RS Kalteng yang sedang
dirawat inap saat penelitian dilakukan. Data mengenai nama-
nama pasien yang tengah dirawat bisa dipastikan tidak
tersedia.
Tetapi, semua pasien di Kalteng itu adalah bagian dari klaster
berupa RS.
Pertama, mendata semua RS di Kalteng (PSU) dan menarik
secara acak RS itu. Dari RS yang terambil itu, disusun
kerangka sampel berupa nama-nama pasien. Setelah nama
pasien disusun, proses penarikan sampel sama dengan acak
sistematis atau stratifikasi.
Teknik acak probabilitas secara teori
memungkinkan peneliti menghasilkan temuan
yang sesuai dengan kondisi populasi.
Akan tetapi, seringkali ada suatu kondisi
dimana pemakaian sampel acak nonprobabilitas
tidak dapat dihindari, antara lain:
◦ Tidak ada kerangka sampel yang menjadi dasar
dalam menarik sampel
◦ Populasi penelitian spesifik dan tidak bisa diduga
jumlah anggota populasinya

Non Probability Sampling


 Sampel sembarang adalah sampel yang
dilakukan tanpa mekanisme tertentu.
 Siapapun bisa diwawancara, kapan, dan
dimana saja.
 Misalnya, peneliti ingin mengetahui produk
susu apa yang paling banyak dibeli ibu-ibu.
 Peneliti bisa datang ke supermarket, pasar
tradisional, atau toko obat. Tiadak ada
batasan apakah yang berhasil ditemui
responden laki-laki, perempuan,
berpendidikan tinggi, atau rendah.
Sampel sembarang ini sebaiknya dipakai
dalam kondisi berikut.

◦ Sampel dipakai untuk keperluan penjajakan


◦ Sampel dipakai hanya untuk keperluan
deskripsi
◦ Tidak tersedia kerangka sampel yang memadai
dan tidak ada informasi yang cukup mengenai
populasi yang akan diteliti
Sampel kuota merupakan perbaikan
dari sampel sembarang.
Dalam sampel sembarang, peneliti bisa
memilih siapa pun sebagai responden.
Sementara dalam sampel kuota ada
pembatasan (kuota) dan kriteria orang
yang dijadikan responden.
Dua langkah penarikan sampel kuota:
1. Membuat kategori atau karakteristik
2. Memilih responden
 Teknik penarikan purposif, sampel
yang diambil didasarkan pada
pertimbangan tertentu dari peneliti.
 Misalnya, kita membuat survei
mengenai pendapat mahasiswa
kesehatan di Palangka Raya terhadap
program ASKESKIN.
◦ sampel survei adalah mahasiswa bidang
kesehatan yang ada di Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai