Imunitas Adaptif (Adaptive Immunity) adalah imunitas yang diperoleh dengan cara lain
selain dari keturunan yaitu secara alami atau secara artifisial.
• Secara alami dapat diperoleh dari antibodi yang ditransfer ke janin melalui plasenta atau
ke bayi dalam kolostrum dan ASI,
• Secara artifisial diperoleh dengan menerima antigen melalui injeksi vaksin atau serum
imun yang menghasilkan imunitas
Ada 2 tipe Imunitas Adaptif yaitu imunitas Hummoral (limfosit B), Imunitas Seluler ( Sel T)
2. METODE YANG DIGUNAKAN DALAM MENGKLASIFIKASIKAN BAKTERI
A. Pengamatan Mikroskopik
No Metode Klasifikasi
1 Pengamatan mikroskopik bakteri a. Bulat = coccus
b. Tabung = Bacil
c. Oval = coccobacil
2 Pewarnaan gram a. Warna ungu = gram positif
b. Warna merah = gram negatif
3 Pewarnaan spora (Metode Schaeffer-
Fulton) Warna merah dan hijau = endospora
4 Pewarnaan tahan asam (Metode a. Warna sel biru = Tidak Tahan Asam
Ziehl Neelsen) b. Warna sel merah = Tahan Asam
B. Flow Cytometry = untuk mengidentifikasi bakteri pada sampel tanpa perlu melakukan kultur
bakteri.
C. Test Biokimia = digunakan untuk membedakan bakteri, contohnya membedakan bakteri pada
mausia dan mamalia laut
D. Test Serologi = Mengukur antibodi dengan cara mengambil sampel darah
E. Phage Typing= Untuk mendeteksi bakteri single strand
KELAS PENGGOLONGAN BAKTERI BERDASARKAN METODE TERTENTU
GRAM
POSITIVE
KELAS PENGGOLONGAN BAKTERI BERDASARKAN METODE TERTENTU
GRAM
NEGATIVE
3. ISTILAH YANG SERING DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN TERKAIT INFEKSI
Time-dependent antibiotics
• Aktivitas anotibiotik dipengaruhi oleh durasi konsentrasi pada saat antibiotik
berada diatas MIC (Minimum Inhibitory Concentration), Contoh: Beta lactam,
Vancomycin, Linezolid, Tetrasiklin
Concentration-dependent antibiotics
• Aktivitas antibiotik tidak dipengaruhi waktu, tetapi rasio dari konsentrasi puncak
obat dalam darah atau area dibawah kurva (AUC), dengan MIC, Contoh:
Aminoglikosida, Quinolon, Metronidazole, Daptomycin
PK-PD Index
• Time = MIC dan AUC/MIC dan consentration dependet Cmax/MIC dan AUC/MIC
Terapi profilaksis
• Terapi yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi, dimana pasien tersebut
belum mengalami infeksi, tetapi berisiko untuk megalami infeksi
Terapi empiris dan Terapi definit
• Terapi empiris: Terapi yang diberikan kepada pasien infeksi, tetapi bakteri
penyebab infeksinya belum diketahui
• Terapi Definit : Terapi yang diberikan setelah diketahui hasil uji kultur dan uji
sensitivitas, sehingga dapat ditetapkan mana antibiotik yang paling sensitif
terhadap bakteri penginfeksi
Peta kuman
• Pedoman di Rumah Sakit yang menunjukkan bakteri yang masih sensitif terhadap
suatu bakteri
• Pergeseran pertumbuhan sel darah putih, dimana sel darah putih yang
ada masih belum matang (belum dewasa)
Sepsis
Sulfametoksazol-Trimetoprim Spektrum :
(SMZ-TMP) Baik : Staphylococcus aureus (Termasuk banyak strain
MRSA), Haemophilus influenzae, Stenotrophomonas
menghambat langkah-langkah maltophilia, Listeria, Pneumocystis jirovecii
dalam jalur biosintesis folat, (Sebelumnya dikenal P. carinii), Toxoplasma gondii
sehingga menghabiskan (pyrimethamine and sulfadiazine)
kumpulan nukleosida dan Sedang : enteric GNRs, Streptococcus pneumoniae,
pada akhirnya menyebabkan Salmonella, Shigella, Nocardia, Streptococcus
pyogenes
penghambatan sintesis DNA Lemah : Pseudomonas, enterococci, anaerobes
pada organisme yang retan
6. POLA UMUM MEKANISME RESISTENSI ANTIBAKTERI
ANTIBIOGRAM
Obat-obatan pilihan disusun dari berbagai sumber dan dimaksudkan
sebagai pedoman dari pada sebagai aturan khusus untuk penggunaan
antimikroba. Setiap institusi harus menerbitkan ringkasan tahunan
tentang kerentanan antibiotik (antibiogram) untuk organisme yang
dikultur dari pasien
PATIENT HISTORY
Untuk menentukan organisme yang paling mungkin menginfeksi,
riwayat dari pasien dan pemeriksaan fisik harus dilakukan. Tempat di
mana infeksi didapat harus ditentukan, misalnya, rumah (ada
komunitas), lingkungan rumah sakit, atau didapat rumah sakit
(nosokomial)
HOST FACTORS
Beberapa host factors harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi pasien
untuk terapi antimikroba. Faktor yang paling penting adalah alergi obat, usia,
kehamilan, kelainan genetik atau metabolik, fungsi ginjal dan hati, tempat
infeksi, terapi obat bersamaan, dan keadaan penyakit yang mendasari
ALLERGY
Alergi terhadap agen antimikroba umumnya menghalangi penggunaannya.
Penilaian yang cermat terhadap riwayat alergi harus dilakukan karena banyak
pasien bingung antara efek samping obat yang umum (misalnya, gangguan GI)
dengan reaksi alergi yang sebenarnya, contohnya adalah alergi terhadap
penisilin
AGE
Usia pasien merupakan faktor penting, baik dalam mencoba
mengidentifikasi agen etiologi yang mungkin
PREGNANCY
Selama kehamilan, janin tidak hanya berisiko mengalami teratografi obat,
tetapi disposisi farmakokinetik obat tertentu dapat diubah
CONCOMITANT DRUGS
Terapi bersamaan yang diterima pasien dapat mempengaruhi pemilihan,
dosis, dan pemantauan obat. Misalnya, pemberian isoniazid kepada pasien
yang juga menerima fenitoin dapat menyebabkan toksisitas fenitoin akibat
penghambatan metabolisme fenitoin oleh isoniazid
9. HAL YANG DAPAT MENGHALANGI KETERCAPAIAN ANTIBIOTIKA UNTUK
MENCAPAI MIC
Hal yang dapat menghalangi ketercapaian antibiotika untuk mencapai MIC adalah
faktor farmakokinetik, faktor farmakokinetik yang dimaksud yaitu:
CAP
(Community Pneumonia yang terjadi <48 jam masuk rumah sakit yang tidak amemenuhi
Acquired kriteria HCAP
Pneumonia)
Pneumonia yang terjadi <48 jam masuk rumah sakit pada pasien dengan ≥1
faktor resiko Multidrug-Resistent (MDR) bacteria sebagai penyebab infeksi:
Rawat inap selama ≥2 hari di fasilitas acute-care dalam waktu 90 hari
setelah infeksi
Terapi antibotik, Kemoterapi, atau perawatan luka dalam waktu 30 hari
setelah infeksi
HCAP (Health- Perawatan Hemodialisis dirumah sakit atau klinik
Care Terapi infus atau perwatan luka dirumah
Associated Anggota keluarga dengan infeksi akibat Multidrug-Resistent (MDR) bacteria
Pneumonia) Tempat tinggal di rumah sakit atau fasiltas perawatan jangka panjang
Klasifikasi Pneumonia
Penumonia yang terjadi ≥48 jam setelah masuk rumah sakit. Faktor resiko
Multidrug-Resistent (MDR) bacteria sebagai penyebab HAP:
HAP (Hospital Terapi antibiotic dalam waktu 90 hari setelah infeksi
Acquired Rawat inap selama ≥5 hari
Pneumonia) Frekuensi tinggi resistensi antibiotic di komunitas atau rumah sakit
tertentu
Penyakit atau terapiImmunosuppresif
Adanya factor resiko Multidrug-Resistent (MDR) bacteria untuk HCAP
Pneumonia yang terjadi >48 jam setelah inkubasi endotrakeal. Faktor resiko
VAP (Ventilator
Multidrug-Resistent (MDR) bacteria sebagai penyebab VAP:
Associated
Adanya factor resiko Multidrug-Resistent (MDR) bacteria untuk HCAP
Pneumonia)
dan VAP
GLOBAL
INDONESIA
1.Pasien rawat jalan sehat tanpa komorbid atau faktor resiko terjadinya
resistensi antibiotik
• Amoxicillin 1 gram 3x1
• Doxycycline 100 mg 2x1
• Makrolida (Azithromycin 500 mg hari pertama, hari selanjutnya 250 mg per hari) atau
clarithromycin 500 mg 2x1 atau clarithromycin extended release 1000 mg per hari
Pasien rawat jalan dengan komorbid seperti PJK, penyakit paru, liver,
atau penyakit ginjal, DM, riwayat alkohol
• KOMBINASI TERAPI:
• Amoxicillin/ klavulanat 500 mg/ 125 mg 3x1 atau Amoxicillin/ klavulanat 875 mg/ 125
mg 2x1, atau 2000mg/ 125mg 2x1 atau cephalosporin (cefpodoxime 200 mg 2x1 atau
cefuroxime 500 mg 2x1) DAN
• Makrolida (Azithromycin 500 mg hari pertama, hari selanjutnya 250 mg per hari) atau
clarithromycin 500 mg 2x1) atau doxycyclin 100 mg 2x1. ATAU
• MONOTERAPI respiratory fluoroquinolone (levofloxacin 750 mg per hari, moxifloxacin
400 mg per hari, gemifloxacin 320 mg per hari)
• Vancomycin
• linezolid.