Anda di halaman 1dari 59

MIKOSIS

PENULIS : PEMBIMBING :

Dodi Kurniawan     (1102015063) dr. Yenni, Sp.KK., M.Kes.


Hielmy Auliya Hasyim    (1102015091)
Much. Hasyim Asyari    (1102015142 )  
Erika Pratista Hermawan (1102016061)
Hasna Salsabila     (1102017103)
Firyal Iftinanda    (1102017095)
Yusri Fadila    (1102017248)
Dermatomikosis

NON-DERMATOFITOSIS

01 Pitiriasis Versikolor 02 Folikulitis Malassezia

03 Piedra 04 Tinea Nigra Palmaris


-
Non tosis

01
m atofi
der

Pitiriasis
Versikolor
Dermatomycoses furfuracea, tinea flava,
liver spots, chromophytosis
Definisi

● infeksi kulit superfisial kronik, disebabkan oleh ragi genus Malassezia,


umumnya tidak memberikan gejala subyektif, ditandai oleh area
depigmentasi atau diskolorasi berskuama halus, tersebar diskret atau
konfluen , dan terutama terdapat pada badan bagian atas.

Nondermatofitosis
Epidemiologi

● Paling utama ditemukan di daerah tropis


● Lebih banyak ditemukan pada remaja dan dewasa muda
● Di Indonesia, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur
terbanyak ditemukan.

Nondermatofitosis
Etiologi

Jamur ini bersifat dimorfik,


bentuk ragi dapat berubah
menjadi hifa
Malassezia spp.
Non-dermatofitosis
Patogenesis

● Jamur yang berbentuk ragi saprofit akan berubah menjadi miselia.


● Faktor predisposisi: suhu, kelembaban, tegangan co2, tinggi
permukaan kulit akibat oklusi, faktor genetic, hyperhidrosis, kondisi
immunosuppresif, malnutrisi.
● Hipopigmentasi terjadi karena produksi asam dikarboksilat

Non-dermatofitossis
Gambaran Klinis PV

● Utama terdapat pada bagian


atas, leher, dan perut,
ekstremitas sisi proksimal.
● Umumnya tidak disertai gejala
subyektif
Pemeriksaan Penunjang

● Lampu Wood ● Pemeriksaan mikologis

Non-dermatofitossis
Diagnosis

Dugaan diagnosis PV jika ditemukan gambaran klinis adanya lesi di daerah


predileksi berupa makula berbatas tegas berwarna putih, kemerahan,
sampai dengan hitam, yang berskuama halus. Pemeriksaan dengan lampu
Wood untuk melihat fluoresensi kuning keemasan akan membantu
diagnosis klinis. Konfirmasi diagnosis dengan didapatkannya hasil positif
pada pemeriksaan mikologis kerokan kulit.

Non-dermatofitossis
Diagnosis Banding

● Pitiriasis alba
● Eritrasma
● Vitiligo
● Dermatitis seboroik
● Morbus Hansen tipe tuberkuloid
● Tinea

Non-dermatofitossis
Tatalaksana

● Identifikasi dan menjauhi faktor predisposisi


● Terapi topical;
○ selenium sulfide shampoo 1,8% atau losio 2,5% setiap hari selama
15-30 menit lalu dibilas. Bisa juga 2 kali seminggu sepanjang
malam (resiko iritasi).
○ Ketokonazol 2% shampoo
○ Solusio natrium hiposulfit 20%
○ Solusio propilen glikol 50%

Non-dermatofitossis
Tatalaksana

● Obat sistemik;
○ Ketokonazol 200mg/hari selama 5-10 hari
○ Itrakonazol 200mg/hari selama 5-7 hari
● Obat rumatan;
○ Selenium sulfide shampoo
○ Ketokonazol 400mg/bulan atau 200mg/hari selama 3 hari per bulan.

Non-dermatofitossis
Prognosis

Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun dan konsisten,


serta faktor predisposisi dapat dihindari. Lesi hipopigmentasi dapat
bertahan sampai beberapa bulan setelah jamur negatif, hal ini perlu
dijelaskan pada pasien.

Non-dermatofitossis
-
Non tosis

02
m atofi
der

Folikulitis
Malassezia
Folikulitis Pitirosporum
Definisi

Penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh jamur


Malassezia spp., berupa papul dan pustul folikular, yang biasanya gatal
dan terutama berlokasi di batang tubuh, leher, dan lengan bagian atas.
Kelainan ini sering salah didiagnosis sebagai akne vulgaris.

Non-dermatofitossis
Epidemiologi

● Biasanya mengenai dewasa muda sampai usia pertengahan


● Lebih banyak ditemui di daerah tropis

Western blot
Etiopatogenesis

● Disebabkan oleh jamur Malassezia


● Jamur tumbuh dalam folikel > folikel pecah > reaksi radang > gambaran
folikulitis.
● Faktor predisposisi: kelembaban udara tinggi, hyperhidrosis, pakaian
oklusif, penggunaan bahan-bahan berlemak untuk pelembab,
penggunaan antibiotic, kortikosteroid local/sistekmik, sitostatik dan
penyakit serta keadaan tertentu, misal; DM, AIDS, Down syndrome.

Non-dermatofitossis
Gambaran Klinis PV

● Dapat memberikan keluhan


gatal
● Papul dan pustule perifolikuler
berukuran 2-3 mm diameter,
dengan peradangan minimal
● Umumnya di dada, punggung,
lengan atas.
Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan KOH

Jumlah organisme ≥ 3+; yakni


lebih dari 2-6 spora dalam
kelompok atau 3-12 spora
tunggal tersebar.

Non-dermatofitossis
Diagnosis banding

● Akne vulgaris
● Folikulitis bacterial
● Erupsi akneiformis
● Folikulitis eosinofilik.

Non-dermatofitossis
Tatalaksana

● Menghilangkan faktor predisposisi


● Antimikotik oral;
○ Ketokonazol 200g/hari selama 4 minggu
○ Itrakonazol 200g/hari selama 2 minggu
○ Flukonazol 150g/minggu selama 4 minggu

Non-dermatofitossis
Prognosis

Secara umum prognosis baik, tetapi jika faktor predisposisi tidak dapat
dihilangkan maka akan bersifat kambuhan.

Non-dermatofitossis
-
Non tosis

03
m atofi
der

Piedra
Tinea nodosa, Trikomikosis nodularis,
Trikosporosis nodosa.
Definisi

● infeksi jamur pada helai rambut, ditandai dengan benjolan (nodul)


sepanjang rambut.
● Dikenal 2 jenis; Piedra hitam dan putih.

Non-dermatofitossis
Epidemiologi

● Piedra hitam sering dijumpai di daerah tropis


● Piedra putih sering dijumpai di daerah iklim sedang atau subtropic
● Di Indonesia, hanya terdapat piedra hitam

Western blot
Etiopatogenesis

● Disebabkan oleh jamur Piedraia hortae (Piedra hitam) dan genus


Trichosporon (Piedra putih)
● Jamur penyebab masuk ke kutikula rambut > tumbuh > timbul benjol-
benjolan.

Non-dermatofitossis
Gambaran Klinis PV

● Piedra hitam terdapat utama pada


rambut kepala. Ditandai dengan nodul
hitam lonjong, keras, multiple yang
melekat erat pada rambut, berukuran
mikroskopis sampai 1 mililiter.
● Piedra putih terdapat utama pada
rambut aksila. Benjolannya lunak,
berwarna putih hingga coklat muda,
tidak terlalu merekat pada rambut.
Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan KOH
o tampak benjolan-benjolan terpisah
yang terdiri atas anyaman padat hifa
berwama coklat-hitam, tersusun
regular dalam substansi seperti
semen. Di bagian tepi dapat
ditemukan artrokonidia berdiameter
4-8 µm, dan di tengah dapat
ditemukan askus yang berisi 8
askospora berbentuk fusiformis.

Non-dermatofitossis
Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan KOH
o Pada piedra putih, benjolan
cenderung menyatu, terdiri atas
anyaman hifa yang tersusun kurang
regular, membentuk massa seperti
gelatin menyelubungi rambut.
Benjolan piedra putih kadang
memberikan fluoresensi pada
pemeriksaan dengan lampu Wood.

Non-dermatofitossis
Tatalaksana

● Cukur
● Larutan sublimat 1/2000 setiap hari
● Obat topical/shampoo golongan azol

Non-dermatofitossis
-
Non tosis

04
m atofi
der

Tinea Nigra
Palmaris
Keratomikosis nigrikan palmaris, pitiriasis
nigra, kladosporiosis epidemika,
mikrosporosis nigra
Definisi

infeksi jamur superfisial yang asimptomatik pada stratum korneum,


biasanya pada telapak tangan, walaupun telapak kaki dan permukaan kulit
lain dapat terkena. Kelainan kulit berupa makula coklat sampai hitam.

Non-dermatofitossis
Epidemiologi

● Penyakit terdapat sporadis, di daerah tropis dan subtropis, terutama


Amerika Selatan dan Tengah, Afrika dan Asia, termasuk di Indonesia.
Kadang-kadang ditemukan di Amerika Serikat dan Eropa.
● Umumnya penderita berusia di bawah 19 tahun dan berlangsung
kronik sampai di atas 19 tahun.
● Wanita : Pria = 3 : 1

Western blot
Etiopatogenesis

● Penyebabnya adalah jamur dematiaceae atau jamur berpigmen hitam,


Hortaea werneckii atau Cladosporium werneckii.
● Infeksi timbul akibat inokulasi jamur setelah trauma dengan masa
inkubasi 2-7 minggu.

Non-dermatofitossis
Gambaran Klinis PV

● Umumnya di telapak tangan


● Makula coklat hitam berbatas tegas,
tidak bersisik.
Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan KOH

o hifa bercabang, bersekat ukuran


sampai 5µ, berwarna coklat muda
sampai hijau tua.

Non-dermatofitossis
Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan agar Sabouraud

o koloni yang semula menyerupai ragi


dan koloni filamen berwarna hijau
tua atau hitam

Non-dermatofitossis
Diagnosis banding

● Nervus junctional
● Dermatitis kontak
● Kulit yang terkena zat kimia
● Pigmentasi pada penyakit Addison, sifilis, pinta, dan melanoma

Non-dermatofitossis
Tatalaksana

● Salep salisil sulfir


● Whitfield
● Tinctura jodii
● Antijamur topical golongan azol

Non-dermatofitossis
Prognosis

Karena asimtomatik, tinea nigra tidak memberi keluhan pada penderita


kecuali keluhan estetik, kalau tidak diobati penyakit akan menjadi kronik.

Non-dermatofitossis
01
Dermatofitosis
Tinjauan Pustaka Definisi

Dermatofitosis
Penyakit pada jaringan yang mengandung
zat tanduk yang disebabkan golongan
jamur deramatofita
Dermatofita = Golongan jamur penyebab deramtofitosis,

Etiologi
yang memiliki sifat mencerna keratin.

Masuk kedalam kelas fungi imperfecti, terbagi dalam 3 genus

1
Microsporum
⤷ M. Gypseum : jamur geofilik (dari tanah)
⤷ M. Canis : jamur zoofilik (dari hewan)

2
Trichophyton
⤷ T. Rubrum : jamur antropofilik

3
Epidermophyton
Klasifikasi
Untuk kemudahan diagnosis dan tatalaksana :

Tinea Kapitis Tinea Pedis et manum


Bagian kulit dan rambut Bagian kaki dan tangan
kepala

Tinea Barbae Tinea Unguium


Bagian dagu dan jenggot Bagian kuku jari tangan
dan kaki

Tinea Kruris Tinea korporis


Bagian genitrektal, sekitar Bagian kulit glabrosa
anus, bokong, perut
bagian bawah
Gejala Klinis

Bentuk klinis sesuai dengan lokasinya :


Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerah - merahan, alopesia,
Tinea Kapitis dan kadang - kadang terjadi klinis yang lebih berat, yang disebut kerion

Gray patch ringworm Kerion Black dot ringworm


Gejala Klinis

Bentuk klinis sesuai dengan lokasinya :

Tinea Pedis Dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela - sela jari dan telapak kaki

Tipe Interdigitalis Moccasin foot Tipe Vesicobulosa


Gejala Klinis

Bentuk klinis sesuai dengan lokasinya :

Tinea Pedis et manum

Klinis tampak bentuk hyperkeratosis dan


penebalan lipat. Semua bentuk kelainan di
kaki dapat terjadi pula pada tangan
Gejala Klinis

Bentuk klinis sesuai dengan lokasinya :

TInea Unguium/Onychomycosis

Subungual proksimal Leukonikia trikofita atau


Subungual Distalis
leukonikia mikotika
Gejala Klinis

Bentuk klinis sesuai dengan lokasinya :

TInea Kruris Dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan sekitar anus

Akut

Kelainan tampak makula eritema berbatas tegas. Efloresensi


terdiri atas macam - macam bentuk yang primer dan sekunder

Kronis
Bercak hitam disertai sedikit sisik
Gejala Klinis

Bentuk klinis sesuai dengan lokasinya :

TInea Korporis Dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut

- Lesi bulat atau lonjong berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang - kadang dengan vesikel dan
papul di tepi
- Daerah tengahnya biasanya lebih tenang
- Lesi dengan pinggir polisiklik
Diagnosis
Tempat kelainan dibersihkan dengan spiritus 70%

Kulit tidak berambut


01 Dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian sedikit di luas kelainan sisik
kulit dan kulit dikerok dengan pisau tumpul steril

Kulit berambut
02 - Rambut dicabut pada bagian kulit yang mengalami kelainan
- Kulit di daerah tersebut dikerok untuk mengumpulkan sisik kulit

Kuku
03 - Bahan diambil dari bagian kuku yang sakit dan diambil sedalam - dalamnya
Diagnosis

Sediaan basah dibuat dengan meletakan bahan diatas gelas alas


Sediaan Sediaan
KOH Rambut Kulit dan Kuku
KOH KOH
KOH diteteskan 1 -
2 tetes di atas gelas
alas

10% 20%
Ditunggu 15 - 20 menit, untuk mempercepat pelarutan dapat dilakukan
pemanasan sediaan basah diatas api kecil
101
Tatalaksana
Obat Oral
Griseofulvin
Bentuk fine particle diberikan 1 - 2 kali sehari dengan
dosis :
- 0,5 - 1 g untuk orang dewasa
- 0,25 - 0,5 g dalam sehari atau 10 - 25 mg/kg BB

Efek Samping
Keluhan utama ialah sefalgia, dizziness, insomnia,
nause, vomitus, dan diare
Ketokonazol
Bersifat fungistatik
- Dosis 200 mg/hari selama 10 hari - 2 minggu
pada pagi hari setelah makan

Efek Samping
Hepatotoksik, sehingga kontraindikasi pada
penderita kelainan hepar
Triazol (itrakonazol)
- Pengganti ketokonazol
- Dosis 2 x 100 - 200 mg sehari dalam kapsul
selama 3 hari

Onikomikosis
Dikenal sebagai dosis denyut selama 3 bulan
Cara pemberiannya 3 tahap dengan interval 1
bulan. Setiap selama 1 minggu dengan dosis 2
x 200 mg sehari dalam kapsul
Terbinafin
- Bersifat fungisidal
- Pengganti griseofulvin selama 2 - 3 minggu
- Dosis 62,5 - 250 mg sehari bergantung pada BB

Efek Samping
- Nausea , vomitus, nyeri lambung, diare,
konstipasi, umumnya ringan
- Gangguan pengecapan
- Sefalgia ringan
Obat lainnya
- Asam salisilat 2-4%
- Asam benzoat 6-12%
- Sulfur 4-6%
- Vioform 3%
- Asam undesilenat 2-5%

Anda mungkin juga menyukai