Anda di halaman 1dari 69

KULIAH

05
Habib Adjie 2011 1
5. Teori Tujuan Negara dan Teori Asal
Mula Negara
Setiap negara mempunyai tujuan yang berbeda-
beda. Tujuan negara merupakan masalah yang
penting sebab tujuan inilah yang bakal menjadi
pedoman negara disusun dan dikendalikan
sesuai dengan tujuan itu. Mengenai tujuan
negara itu ada beberapa teori, yaitu menurut
Lord Shang, Nicollo Machiavelli, Dante,
Immanuel Kant, menurut kaum sosialis dan
menurut kaum kapitalis

Habib Adjie 2011 2


Ada beberapa paham
tentang teori tujuan
negara, yaitu teori
fasisme, individualisme,
sosialisme dan teori
integralistik.

Habib Adjie 2011 3


TUJUAN NEGARA

Tujuan Negara dapat berbeda


berdasarkan filosofi, situasi-
kondisi, dan sejarah dari
masing-masing negara
terbentuk.

Habib Adjie 2011 4


Secara garis besar Teori Tujuan
Negara membagi arah dan
tujuan negara menjadi 3 (tiga),
yaitu :

Habib Adjie 2011 5


1. MENCAPAI KEKUASAAN POLITIK
Negara identik dengan penguasa. Oleh
sebab itu tujuan negara adalah
membangun kekuasaan secara efektif.
Pemerintah (Penguasa) menggunakan
kekuasaanya untuk melaksanakan
kepentingaannya. Setiap kekuasaan
berkehendak untuk mempertahankan dan
memperluas kekuasaannya. Setelah
kekuasaan kuat, penguasa itu kemudian
menjadi tiran, korup, dan despotik
(semena-mena, kejam)  Lord Acton :
Power tend to corrupt; absolutely power
corrupts absolutely.

Habib Adjie 2011 6


Negara identik sebagai
Penguasa dikemukakan oleh,
antara lain :
1. Lord Shang (abad 3 – 4).
2. Niccolo Machiavelli (1469 – 1527 M).
3. Thomas Hobbes (1588 – 1645)

Habib Adjie 2011 7


1. Lord Shang (abad 3 – 4).
Didalam setiap negara terdapat subyek
yang selalu berhadapan dan bertentangan,
yaitu Pemerintah dan Rakyat. Kalau yang
satu kuat yang lainnya tentu lemah. Yang
sebaiknya pihak pemerintahlah yang lebih
kuat daripada rakyat, supaya jangan timbul
kekacauan dan anarkis. Karena itu
Pemerintah harus selalu berusaha supaya ia
lebih kuat daripada rakyat.

Habib Adjie 2011 8


A weak people means a strong state
and strong state means a weak
people. Therefore a country, which
has the right way, is concerned with
weaking people (rakyat lemah berarti
negara kuat dan negara kuat berarti
rakyat lemah. Dari itu negara yang
mempunyai tujuan yang betul,
hendaklah bertindak melemahkan
rakyat).
Habib Adjie 2011
9
2. Niccolo Machiavelli (1469 – 1527 M).

Pertama :
Kekuasaan dan negara hendaknya dipisahkan dari
moralitas dan Tuhan.

Kedua :
Kekuasaan sebagai tujuan, bukan instrumen
untuk mempertahakan nilai-nilai moralitas agama.
 sebaliknya bahwa justru agama dan nilai
moralitas harus dijadikan suatu alat untuk
mencapai kekuasaan.
Habib Adjie 2011
10
Ketiga :
penguasa yang baik harus mengejar
kejayaan dan kekayaan, karena
keduanya merupakan nasib mujur yang
dimiliki oleh penguasa.

Keempat :
Kekuasaan merupakan raison d’entre
negara. Negara merupakan simbolisasi
kekuasaan politik tertinggi yang sifatnya
mencakup semua (all embracing) 
mengajurkan negara kekuasaan
(machtstaat), bukan negara hukum
(rechtstaat).
Habib Adjie 2011
11
Kelima :
Dalam mempertahankan kekuasaan setelah
merebutnya. Machiaveli memberikan 2
(dua) cara :
a. memusnahkan, membumihanguskan
seluruh negara, dan membunuh seluruh
keluarga penguasa lama.
b. melakukan kolonisasi dan menjalin
hubungan baik dengan negara tetangga
terdekat.

Habib Adjie 2011


12
Keenam :
Kekuasaan yang didapat secara keji dan
jahat bukan merupakan nasib baik. Cara ini
tidak akan menyebabkan seorang penguasa
menjadi pahlawan yang dihormati. Seorang
penguasa seharusnya tidak melakukan
kekejaman. Jika ia melakukan kekejaman
hendaklah mengiringinya dengan tindakkan
simpatik, kasih sayang kepada rakyat, dan
menciptakan kebergantungan rakyat
kepadanya. Hal ini dapat menghindari
terjadinya pemberontakkan.
Habib Adjie 2011 13
Ketujuh :
Bahwa seorang penguasa perlu mempelajari
sifat yang terpuji maupun yang tidak terpuji.
Ia harus berani melakukan tindakkan yang
kejam, bengis, kikir, dan khianat asalkan baik
bagi negara dan kekuasaan. Untuk mencapai
tujuan, cara apapun dapat dilakukan (tujuan
menghalalkan segala cara). Penguasa tidak
perlu takut dicintai asalkan ia tidak dibenci
rakyat.

Habib Adjie 2011 14


Kedelapan :
Penguasa negara dapat menggunakan cara
binatang dalam menghadapi lawan-lawan
politiknya. Seorang penguasa dapat
mencontoh perangai singa yang mrenggertak
di suatu saat dan perangai rubah yang tidak
bisa dijebak di saat yang lain.

Habib Adjie 2011 15


Kesembilan :
Seorang penguasa yang
mempunyai sikap yang jelas
apakah sebagai musuh atau
kawan akan lebih dihargai
daripada bersikap netral.

Habib Adjie 2011


16
3. Thomas Hobbes (1588 – 1645).

Negara adalah organisasi kekuasaan yang memiliki


kekuasaan mutlak. Kekuasaannya tidak dapat dan tidak
boleh dibagi. Kekuasaan yang terbagi akan mengakibatkan
timbulnya anarki, perang sipil atau perang agama dalam
negara. Hobbes tidak menyangkal bahwa kekuasaan
absolut melahirkan Despotis (negara kekuasaan yang
bertindak sewenang-wenang tanpa ada satupun kekuatan
yang dapat mengontrolnya). Meskipun demikian menurut
Hiobbes, negara Despotis jauh lebih baik daripada
terjadinya anarki akibat terbagi atau terbelahnya
kekuasaan negara.

Habib Adjie 2011 17


Kesimpulan pemikiran Hobbes
mengenai negara dipengaruhi
kuat filsafat Hobbes dan
asumsi-asumsinya, yaitu :

Pertama :
Asumsi tentang keadaan
alamiah (state of nature).
Habib Adjie 2011
18
Dalam hal ini, titik tekan filsafat dan asumsi
Hobbes adalah keadaan manusia yaitu :
1.Manusia cenderung mempunyai insting
hewani yang kuat.
2.Untuk mencapai tujuannya, manusia
cenderung menggunakan insting
hewaninya.
3.Manusia akan jadi serigala bagi manusia
lainnya (HOMO HOMONI LUPUS).

Habib Adjie 2011


19
4. Semua manusia akan berperang
melawan semua (BELLUM OMNIUM
CONTRA OMNES); dalam keadaan
alamiah manusia saling membunuh,
sesuatu yang sebenarnya tidak
dikehendaki oleh manusia.
5. Nalar manusia untuk berdamai.
Atas dasar penalaran itulah,
manusia merasa membutuhkan
kekuasaan bersama yang bisa
menghindari pertumpahan darah.
Habib Adjie 2011
20
Kedua :
Kontrak Sosial  pada akal manusia bekerja membimbing
untuk damai, timbullah kontrak atau perjanjian sosial
antarindividu atau antarkelompok manusia. Dalam kontrak
tersebut individu/manusia secara sukarela menyerahkan hak-
haknya serta kebebasannya kepada seorang penguasa
negara/dewan rakyat. Hobbes berpandangan bahwa
terbentuknya sebuah negara atau kedaulatan pada
hakikatnya merupakan sebuah kontrak/perjanjian sosial antar
individu saja. Oleh karena itu negara berdiri bebas dan tidak
terikat oleh perjanjian. Negara berada di atas individu.
Negara bebas melakukan apa saja yang dikehendakinya,
terlepas apakah sesuai atau tidak dengan kehendak individu.

Habib Adjie 2011


21
Ketiga :
Negara perlu kekuatan mutlak untuk mengatur
individu atau manusia. Bentuk negara yang
monarkhi absolut adalah yang terbaik dan
niscaya. Monarkhi absolut memiliki hak-hak
istimewa : hak menetapkan seorang pengganti.
Penguasa boleh menunjuk seseorang untuk
menjadi penguasa yang berasal dari kalangan
manapun, yang penting adalah apakah penguasa
penggantinya melakukan kewajiban sebagai
penguasa atau tidak.

Habib Adjie 2011 22


2. MENCAPAI KEMAKMURAN MATERIAL

Kemakmuran/kesejahteraan material
menjadi tujuan inheren dalam
bangunan negara karena negara
sebagai organisasi masyarakat
berupaya menggalang pemenuhan
kebutuhan materialnya secara
terstruktur melalui pemerintahan
yang ada.

Habib Adjie 2011 23


Negara dengan tujuan mencapai
kemakmuran melahirkan tipikal
negara yang berbeda :
1. Polizei Staat  mencapai
kemakmuran negara/raja.
2. Formele Rechtstaat  mencapai
kemakmuran individu.
3. Material Rechtstaat  mencapai
kemakmuran rakyat (social service
state – negara kesejahteraan).
Habib Adjie 2011
24
3. MENCAPAI KEBAHAGIAAN AKHIRAT
(KONSEP ESKATOLOGIS)

Negara bertujuan memfasilitasi rakyatnya untuk


leluasa melakukan amal-saleh guna
mempersiapkan hidup sesudah mati. Kehidupan
dunia sebentar saja, namun kehidupan akhirat
selama-lamanya (endless). Seluruh warga
negara harus mempersiapkan dirinya untuk
kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Negara
juga secara moral harus mengarahkan warganya
untuk menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa, disamping berilmu dan berteknologi.
Sebagai konsekuensi logis, negara melarang
adanya kegiatan-kegiatan yang bertentangan
dengan norma-norma agama/nilai-nilai
kerutuhanan.

Habib Adjie 2011 25


TUJUAN NEGARA  KAUM SOSIALIS

Semua manusia dilahirkan dengan hak-hak


yang sama dan berhak atas perlakukan yang
sama. Tujuan negara  memberikan
kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan
merata bagi tiap manusia.
Kebahagiaan hanya dapat terwujud jikalau
setiap manusia mempunyai pekerjaan yang
memberi penghasilan yang layak, dan adanya
jaminan-jaminan bahwa hak-hak asasi dan
kebebasan manusia tidak dilanggar.

Habib Adjie 2011 26


Oleh karena manusia bersifat egois, maka
pemberian rezeki yang layak dan jaminan-
jaminan tsb tidak akan terwujud dengan
sendirinya di dalam masyarakat, jika tidak
diusahakan dan diatur dalam undang-
undang. Karena itu dalam ketatanegaraan
harus diwujudkan sistem perekonomian
yang memungkinkan pembagian rezeki
yang merata di kalangan rakyat.

Habib Adjie 2011


27
Untuk melaksanakan semua
itu, alat-alat produksi dan
distribusi yang penting yang
menguasai hidup orang
bvanyak harus dimiliki oleh
negara (dibawah pimpinan
negara)  dimiliki negara.

Habib Adjie 2011


28
TUJUAN NEGARA  KAUM KAPITALIS

Bahwa tiap-tiap individu lebih berbakti


kepada masyarakat jika masing-
masing mencoba mencapai
tujuannya sendiri-sendiri.
Kebahagiaan semua orang hanya
tercapai, kalau setiap orang
mencoba mencapai kebahagiannya
sendiri-sendiri.

Habib Adjie 2011 29


Falsafah kaum kapitalis 
memperjuangkan kerak hidup
yang bebas (liberal) dengan
persaingan yang bebas pula,
dan sesuatunya dalam rangka
tatasusila yang beradab dan
berdasarkan undang-undang.
Habib Adjie 2011
30
Dunia perekonomian menurut
pandangan ini  seakan-akan
mahluk hidup yang maju atau mundur
mencari keseimbangannya sendiri.
Yang mendorong perkembangan di
lapangan produksi ialah kepentingan
manusia sendiri, keinginannya yang
sewajarnya untuk memperbaiki
keadaan.

Habib Adjie 2011


31
Perekonomian yang bebas,
menimbulkan terbukanya sumber-
sumber mata pencaharian dan
dengan demikian terjadinya
pembagian pekerjaan dalam
masyarakat dan hal ini menyebabkan
bertambahnya kekayaan masyarakat
yang bersangkutan.

Habib Adjie 2011


32
ASAL MULA NEGARA
Asal mula terjadinya
negara :
1.Bagaimana terbentuknya suatu
negara baru.
2.Bagaimana asal mula kejadian
negara pertama di muka bumi ini ?
(Pendekatan Faktual dan
Pendekatan Teoritis).

Habib Adjie 2011 33


PENDEKATAN FAKTUAL 
didasarkan pada kenyataan yang
benar-benar terjadi, yang dapat
ditelusuri dari pengalaman dan
sejarah.
Pendekatan ini berupaya
menerangkan terbentuknya suatu
negara baru berdasarkan
kenyataan-kenyataan yang
sebelumnya diasumsikan sudah
ada negara.
Habib Adjie 2011 34
Pendekatan Faktual (Scondaire
Staatswording)  pembahasan
tentang terjadinya negara yang
dihubungkan dengan negara-
negara yang telah ada
sebelumnya.
Pembahasan terjadinya negara
sekunder ini ada masalah
pengakuan (erkening).
Habib Adjie 2011 35
PENDEKATAN FAKTUAL :
1. Suatu wilayah/daerah belum ada yang
menguasai, kemudian diduduki oleh suatu
bangsa, maka daerah itu berubah menjadi
negara ( Contoh : Liberia 1847).
2. Suatu wilayah/daerah yang semula termasuk
wilayah negara tertentu, kemudian melepaskan
diri dari negara tersebut dan menyatakan
kemerdekaannya (Contoh Timor Timur 1999,
Singapura 1963).

Habib Adjie 2011 36


3. Beberapa negara mengadakan
peleburan (fusi) dan menjadi
suatu negara baru.
4. Suatu negara pecah dan
lenyap, kemudian di atas bekas
wilayah negara tersebut lahir
negara – negara baru (Contoh:
Yugoslavia  Bosnia, Serbia dan
Kroasia).
Habib Adjie 2011 37
PENDEKATAN TEORITIS 
didasarkan pada penggunaan metode
falsafah, yaitu membuat dugaan-dugaan
berdasarkan kerangka pemikiran yang logis.
Dengan pendekatan ini, dalam menjelaskan
atau mengetahui asal mula dan kejadian
suatu negara pertama kali, para ahli tidak
hendak mencari bukti-bukti sejarah, dengan
asumsi bahwa bukti-bukti sejarah itu sulit
ditemukan. Kalaupun ada sangat diragukan
keotentikkannya.
38
Habib Adjie 2011
Pendekatan Teoritis (Primaire
Staatswording)  pembahasan
tentang terjadinya negara yang
tidak dihubungkan dengan
negara yang telah ada
sebelumnya.

Habib Adjie 2011 39


1. Teori Ketuhanan
Menurut teori ini negara
terbentuk atas kehendak
Tuhan.

Habib Adjie 2011 40


Friedrich Julius Stahl
(1802 – 1861 ) :
“bahwa negara bukan tumbuh
disebabkan berkumpulnya kekuatan dari
luar, melainkan disebabkan
perkembangan dari dalam. Ia tidak
tumbuh disebabkan kehendak manusia,
melainkan disebabkan kehenfdak
Tuhan”.

41
Habib Adjie 2011
Abu Al A’la Al Maududi (1903 –
1979) :
“kekuasaan tertinggi, yang dalam
istilah politik disebut Kedaulatan,
terdapat pada Allah, sedangkan umat
manusia hanyalah pelaksana-
pelaksana kedaulatan Allah sebagai
khalifah di muka bumi ini”

42
Habib Adjie 2011
Teori Ketuhanan ini tidak bisa
menjelaskan dalam hal
kekuasaan itu hanya dapat
dipindahkan oleh Tuhan
kepada seseorang atau
sekelompok kecil orang.
Antara lain :
43
Habib Adjie 2011
1. Bagaimana jika dalam praktek
kenegaraan terjadi perang
antardua kekuasaan dan kalau
sepihak kalah, kekuasaan
manakah lagi yang diyakini
sebagai kekuasaan atas kehendak
Tuhan ?
2. Bagaimana pula kalau dalam
suatu negar berdiri lebih dari satu
pemegang kekuasaan ?
Habib Adjie 2011 44
2.Teori Perjanjian
Teori ini berpendapat, bahwa
negara terbentuk karena antara
sekelompok manusia yang tadinya
masing-masing hidup sendiri-
sendiri, diadakan suatu perjanjian
untuk mengadakan suatu
organisasi yang dapat
menyelenggarakan kehidupan
bersama.
Habib Adjie 2011 45
Permufakatan bersama  organisasi
kekuasaan bersama  Negara.
- PACTUM UNIONIS  perjanjian antarkelompok
masyarakat/manusia yang melahirkan negara.
-PACTUM SUBJECTIONIS  perjanjian antar
kelompok masyarakat dengan penguasa yang diangkat
dalam perjanjian pertama (pactum unionis).

46
Habib Adjie 2011
Isi Pactum Subjectionis  pernyataan
manusia untuk menyerahkan hak-haknya
(hak-hak yang diberikan alam) kepada
penguasa dan berjanji akan taat
kepadanya.
Perjanjian tsb melahirkan sejumlah hak dan
kewajiban antara individu atau kelompok
individu (masyarakat) dengan negara di
satu sisi, dan antara individu dengan
individu atau kelompok individi disisi yang
lain.

Habib Adjie 2011 47


Berdasarkan perjanjian tsb ada
persoalan, yaitu :
a.Bagaimana hak yang diperoleh
individu-individu atau masyarakat
yang melakukan perjanjian.
b.Bagaimana hak-hak yang dimiliki
negara sebagai organisasi
kekuasaan yang dilahirkan dari
sebuah perjanjian ?

Habib Adjie 2011 48


Permasalahan tersebut menurut :
1. Thomas Hobbes  dengan
kesepakatan membentuk negara, rakyat
menyerahkan semua hak mereka secara
alamiah (sebelum adanya negara), untuk
diatur sepebuhnya oleh kekuasaan negara.
Hak yang sudah diserahkan tersebut tidak
dapat ditarik kembali.
Negara seperti ini berbentuk kerajaan
mutlak (monarkhi absolut).

Habib Adjie 2011 49


2. John Locke  bahwa dalam pactum
subjectionis, tidak semua hak manusia
diserahkan pada raja, tetapi ada beberapa
hak tertentu yang diberikan alam tetap
melekat padanya, seperti hak hidup, hak
kebebasan, hak milik.
Hak manusia inilah yang harus dilindungi
oleh negara dan dijamin dalam undang-
undang dasar negara.
Negara ini seharusnya monarkhi
konstitusional.
Habib Adjie 2011 50
3. Jean Jaques Rousseau  bahwa dalam
pactum unionis bukan sekaligus berarti
menyerahkan hak masing-masing orang
untuk diatur negara. Justru rakyat yang
memilih wakil-wakilnya, sderta menyusun
aparatur pemerintah.
Penguasa hanya sebagai wakil rakyat yang
dibentuk berdasarkan kehenfdak rakyat.
Jika penguasa tidak mampu menjamin
kebebasan dan persamaan, penguasa tsb
dapat diganti.

51
Habib Adjie 2011
3. Teori Kekuasaan
Kekuasaan adalah
ciptaan mereka-mereka
yang paling kuat dan
berkuasa

52
Habib Adjie 2011
Leon Duguit  yang dapat
memaksakan kehendaknya kepada suatu
pihak lainnya, ialah mereka yang paling
kuat (les plus forts), kekuatan mana
didalamnya karena beberapa faktor,
misalnya keistimewaan fisik, intelegensia,
ekonomi dan agama.

Habib Adjie 2011 53


4. Teori Kedaulatan
Setelah asal usul negara
itu jelas maka orang-orang
tertentu didaulat menjadi
penguasa (pemerintah).
Teori kedaulatan ini
meliputi:
54
Habib Adjie 2011
a.Teori Kedaulatan Tuhan
Menurut teori ini kekuasaan tertinggi
dalam negara itu adalah berasal dari
Tuhan.

Kekuasaan tertinggi dalam negara berasal dari


Tuhan.
Kalau pemerintah negara berbentuk monarkhi,
maka dinasti yang memerintah dianggap
turunan dan mendapat kekuasaan dari Tuhan.

Habib Adjie 2011 55


b Teori Kedaulatan Hukum
Menurut teori ini bahwa hukum adalah
pernyataan penilaian yang terbit dari
kesadaran hukum manusia dan bahwa
hukum merupakan sumber kedaulatan.

Negara harus menaati tata tertib hukum,


karena hukum terletak di atas negara.

Habib Adjie 2011 56


Negara menjadi organisasi sosial yang juga
tunduk pada sesuatu yang derajatnya lebih
tinggi, dan sesuatu itu disebut Hukum.
Kekuasaan negara berdasarkan hukum.
Sering terjadi digugat dimuka pengadilan, karena
suatu perbuatan negara terlah merugikan warga
negaranya.
Krabbe  negara seharusnya negara hukum
(rechtsstaat) dan setiap tindakkan negara harus
didasarkan pada hukum atau harus
dipertanggungjawabkan pada hukum.

57
Habib Adjie 2011
c. Teori Kedaulatan Rakyat
Teori ini berpendapat
bahwa rakyatlah yang berdaulat
dan mewakili kekuasaannya
kepada suatu badan, yaitu
pemerintah.

Habib Adjie 2011 58


Bilamana pemerintah melaksanakan
tugasnya tidak sesuai dengan kehendak
rakyat, maka rakyat akan bertindakl
mengganti pemerintah.
Kedaulatan rakyat didasarkan pada
kehendak umum (volontre generale).
J.J. Rousseau  raja memerintah hanya
sebagai wakil, sedengkan kedaulatan
penbuh ditangan rakyat dan tidak dapat
dibagikan kepada pemerintah.

59
Habib Adjie 2011
d. Teori Kedaulatan negara
Teori ini berpendapat bahwa
negara merupakan sumber
kedaulatan dalam negara.
Negara (dalam arti pemerintah)
 dianggap mempunyai hak
yang tidak terbatas terhadap
life, liberty and property dari
warganya.
Habib Adjie 2011 60
Warga negara bersama-sama hak
miliknya tersebut, bila perlu dapat
dikerahkan untruk kepentingan
kebesaran negara. Mereka taat
kepada hukum tidak karena suatu
perjanjian tapi karena hukum itu
adalah kehendak negara.

Habib Adjie 2011 61


1. George Jellinek  negara adalah
organisasi yang dilengkapi dengan
sesuatu kekuatan asli, kekuatan tsb
bukan didapat dari sesuatu kekuatan
yang lebih tinggi derajatnya.
Hukum diciptakan oleh negara sendiri dan
setiap gerak-gerik manusia dalam negara
harus menurut kehendak negara.
Sedangkan negara sendiri tidak perlu
takluk dibawah hukum, katrena negara
sendirilah yang membuat hukum.

62
Habib Adjie 2011
2. Paul Laband
(1838 – 1918)  bahwa
tidak ada negara tidak
kekuasaan tertinggi.
Negara satu-satunya sumber
dari segala kekuasaan.

63
Habib Adjie 2011
Prespektif Teori Lahirnya Negara :
Perjajian Masyarakat :
Menggap Perjajian sbg dasar terbentuknya
negara
Teokratis :
Negara sebagai buatan Illahi (tuhan)
karena terjadinya atas kehendak tuhan.
Kekuasaan :
Merupakan hasil dominasi dari kelompok
yang kuat terhadap yang lemah.
(penaklukan)
Habib Adjie 2011 64
 Patriakal dan Matriakal :
 Patriakal = Terjadinya negara dari
kekuasaan asli kepala keluarga yang
pertama kemudian turun temurun.
 Matriakal = tidak berdasarkan garis
keturan pria tetapi wanita (ibu)
 Organis :
 Negara disamakan sebagai makhluk hidup
(manusia atau binatang) yang mempunya
tempat dan fungsi sendiri
Habib Adjie 2011 65
 Idealis :
 Negara sebagai kesatuan yang
mistis yang bersifat
supranatural (negara sebagai
ide)
 Naturalis :

 Negara merupakan ciptaan


alam.
Habib Adjie 2011 66
 Hilangnya negara :
 a. Hilangnya karena Faktor Alam
 b. Hilangnya karena Faktor Sosial
 - Karena adanya penaklukan
 - Karena adanya revolusi
 - Karena adanya penggabungan

Habib Adjie 2011 67


PERTANYAAN :
1. Apakah yang dimaksud dengan Teori
Tujuan Negara ?
2. Uraikanlah Teori Tujuan Negara secara
umum.
3. Jelaskan secara Teoritis dan Faktual
mengenai asal mula negara.
4. Uraikanlah alasan-alasan negara bisa
hilang.

Habib Adjie 2011


5. Jelaskan yang dimaksud dengan :
a. Teori Kontrak Sosial.
b. PACTUM UNIONIS dan PACTUM
SUBJECTIONIS
c. HOMO HOMONI LUPUS dan BELLUM
OMNIUM CONTRA OMNES.
d. Power tend to corrupt; absolutely power
corrupts absolutely.
------------

Habib Adjie 2011

Anda mungkin juga menyukai