Anda di halaman 1dari 26

“1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)”

Bogor, 6 Juni 2022


Latar Belakang
• Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009, bahwa upaya
perbaikan gizi ditujukan untuk peningkatan mutu gizi
perorangan dan masyarakat.
• Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus
pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).
Pengertian
• Periode 1000 HPK yang dimulai sejak 270 hari masa
kehamilan sampai dengan 730 hari (2 tahun) setelah
seorang anak dilahirkan
• window of opportunity atau periode kritis yaitu sejak
embrio sampai dua tahun pertama kehidupan untuk
medapatkan generasi yang sehat dan kuat dan
mewujudkan Indonesia Prima.
• 5 periode kritis perkembangan yang menentukan kualitas
balita dalam mencegah stuntng
POLA MAKAN DAN POLA ASUH
PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
(MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP)

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal =
Mencegah SALAH GIZI 2/15/2018
Periode Tumbuh Kembang
MASA PRENATAL / INTRA UTERIN
• Masa zigot
• Masa embrio
• Masa janin (kehamilan 9/12 mgg– 40 mgg)
• Pada periode ini yg terpenting adalah trimester pertama
kehamilan
• Pertumbuhan otak janin sangat pesat dan peka terhadap
pengaruh lingkungan
6
7

Umur ~ otak

20 mgg ~ 100 g
Lahir ~ 400 g
18 bln ~ 800 g
3 th ~ 1100 g
Dewasa ~ 1400 g
8

38
9

Mengapa Tumbuh Kembang Janin dan Bayi Penting?

DAMPAK JANGKA PENDEK DAMPAK JANGKA PANJANG

Perkembangan Kognitif dan


otak prestasi
Gizi pada belajar
1000 hari pertama
kehidupan
(janin dan
Pertumbuhan
bayi 2 tahun) Kekebalan
massa tubuh
dan komposisi badan Kapasitas kerja

Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Hormon/receptor/gen kanker, stroke,
Mati dan disabilitas lansia

Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
Intervensi Gizi pada masa 1000 HPK
• Upaya percepatan perbaikan gizi dilakukan melalui
intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif secara
terpadu dan saling bersinergi.
• Intervensi gizi spesifik adalah kegiatan yang dilakukan
oleh sektor kesehatan ditujukan langsung kepada sasaran
periode 1000 HPK dan bersifat jangka pendek.
• Intervensi gizi sensitif merupakan berbagai kegiatan
pembangunan di luar sektor kesehatan yang sasarannya
adalah masyarakat umum.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

Intervensi Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)


Gizi
Spesifik Pemberian makanan tambahan pada ibu
pada hamil KEK
sasaran
Ibu Hamil Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil

Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan


bagi ibu hamil yang positif malaria
Intervensi Gizi Spesifik pada sasaran Ibu
menyusui 0 – 6 bulan
1. Pemberian Vitain A pada ibu Nifas
2. Praktik IMD
3. Promosi pemberian ASI yang dilakukan melalui
konseling individu dan kelompok
4. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
5. Komunikasi perubahan perilaku persiapan pemberian
MP ASI
6. Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
7. Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan
bagi bayi yang positif malaria
Intervensi Gizi Spesifik pada sasaran
anak usia 6 – 24 bulan
1. Komunikasi perubahan perilaku untuk perbaikan MP
ASI
2. Zink untuk manajemen diare
3. Pemberian Obat Cacing untuk usia diatas 1 tahun
4. Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan
bagi balita yang positif malaria
5. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
6. Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
7. Pemberian Imunisasi Lanjutan
8. Pemberian Vitamin A
9. Manajemen/pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi
INTERVENSI GIZI SENSITIF
1. Penyediaan dan akses air bersih
2. Penyediaan dan akses sanitasi
3. Ketahanan pangan dan gizi
4. Layanan kesehatan dan Keluarga Berencana
5. Jaminan Kesehatan Nasional
6. Jaminan Persalinan Universal
7. Fortifikasi Bahan Pangan
8. Pendidikan gizi masyarakat
9. Edukasi kesehatan
Rekomendasi WHO
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir,
• Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan,
• Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)
mulai usia 6 bulan,
• Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun
atau lebih
STRATEGI PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK

1. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap


perilaku menyusui melalui peraturan perundang-
undangan dan kebijakan.
2. Penguatan fasilitas pelayanan kesehatan dalam
menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan
menyusui.
3. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder
dalam meningkatkan, melindungi dan mendukung
PMBA
4. Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat dalam
praktik PMBA
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
1. Kebijakan Rumah Sakit (RS) dan fasilitas kesehatan yang
memberikan pelayanan maternitas dan bayi baru lahir. Rumah
sakit dan fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan
maternitas dan bayi baru lahir, mendukung ibu untuk menyusui
dengan tidak mempromosikan formula bayi, botol-dot dan empeng,
membuat panduan layanan dukungan menyusui, menjaga
kesinambungan dukungan menyusui.
2. Kompetensi Staf Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang
memberikan pelayanan maternitas dan bayi baru lahir, mendukung
ibu untuk menyusui dengan melatih staf agar kompeten
mendukung ibu menyusui, menilai pengetahuan dan keterampilan
tenaga kesehatan.
3. Pemeriksaan Kehamilan. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan
yang memberikan pelayanan maternitas dan bayi baru lahir,
mendukung ibu menyusui dengan berdiskusi tentang manfaat
menyusui bagi ibu dan bayi, mempersiapkan calon ibu cara
menyusui bayi.
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
4. Perawatan setelah melahirkan. Pedoman Pemberian Makan Bayi
dan Anak 15 Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan maternitas dan bayi baru lahir, mendukung ibu menyusui
dengan memfasilitasi ibu untuk melakukan kontak kulit ke kulit
sesegera mungkin setelah kelahiran, membantu ibu untuk
meletakkan bayi di dada ibu sesegera mungkin.
5. Mendukung ibu untuk menyusui. Rumah sakit dan fasilitas
kesehatan yang memberikan pelayanan maternitas dan bayi baru
lahir, mendukung ibu untuk menyusui dengan memeriksa posisi,
pelekatan, dan hisapan bayi, memberikan bantuan praktis untuk
menyusui, membantu ibu untuk mengatasi permasalahan umum
menyusui.
6. Pemberian Pengganti ASI dengan Indikasi Medis. Rumah sakit dan
fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan maternitas dan bayi
baru lahir, mendukung ibu untuk menyusui dengan hanya
memberikan ASI kepada bayi kecuali ada indikasi medis,
memprioritaskan donor ASI jika pemberian suplemen dibutuhkan,
membantu ibu yang bayinya membutuhkan formula agar diberikan
dengan aman.
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
7. Rawat gabung. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan maternitas dan bayi baru lahir, mendukung ibu untuk
menyusui dengan merawat ibu dan bayi di ruangan yang sama
sepanjang hari, memastikan bayi sakit selalu dekat dengan ibunya.
8. Pemberian makan yang responsive. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan
yang memberikan pelayanan maternitas dan bayi baru lahir, mendukung
ibu untuk menyusui dengan membantu ibu mengenali dan menanggapi
isyarat bayi untuk menyusui, tidak membatasi waktu menyusui.
9. Botol dot dan empeng. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang
memberikan pelayanan maternitas dan bayi baru lahir, mendukung ibu
untuk menyusui dengan memberi konseling pada ibu tentang
penggunaan dan risiko pemberian botol dot dan empeng.
10. Kepulangan dari RS dan fasilitas kesehatan. Rumah sakit dan fasilitas
kesehatan yang memberikan pelayanan maternitas dan bayi baru lahir,
mendukung ibu untuk menyusui dengan merujuk ibu kepada komunitas
pendukung menyusui, bekerjasama dengan komunitas untuk
meningkatkan dukungan menyusui.
PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
• Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran fisik atau
organ tubuh, misalnya pertambahan berat badan, tinggi
badan dan lingkar kepala.
• Perkembangan merupakan perkembangan fungsi organ
yang memerlukan stimulasi agar tercapai fungsi secara
optimal (motorik kasar, halus dan kognitif).
• Pemantauan pertumbuhan adalah suatu kegiatan
penilaian pertumbuhan balita yang dilakukan secara terus
menerus dan teratur melalui pengukuran antropometri,
agar dapat diketahui adanya gangguan pertumbuhan
pada balita.
Pertumbuhan
Perkembangan
Tujuan Pemantauan Tumbuh Kembang
1. Memantau pertumbuhan Berat Badan (BB) dan Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) anak
dengan cara yang benar
2. Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak
3. Melakukan rujukan ke Puskesmas bila terjadi gangguan pertumbuhan pada anak
4. Identifikasi masalah gangguan pertumbuhan berdasarkan indikator sebagai berikut:
a. Weight faltering dengan menggunakan tabel weight increment WHO jika kurang dari persentil
5 diklasifikasikan berisiko gagal tumbuh.
b. PB/U atau TB/U: Sangat Pendek, Pendek, Normal, Tinggi.
c. BB/U: Berat Badan Sangat Kurang, Berat Badan Kurang, Normal, Risiko Berat Badan Lebih
d. BB/PB atau BB/TB: Gizi Buruk, Gizi Kurang, Normal, Risiko Gizi Lebih, Gizi Lebih, Obesitas
e. IMT/U: Gizi Buruk, Gizi Kurang, Normal, Berisiko Gizi Lebih, Gizi Lebih, Obesitas
5. Anak yang dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan berdasarkan antropometri dan atau
tanda klinis perlu segera dirujuk ke tenaga medis (dokter umum atau dokter spesialis anak)
untuk dicari penyebabnya dan mendapatkan penanganan segera.
6. Tindak lanjut terhadap gangguan pertumbuhan yang dialami anak disesuaikan dengan
penyebab gangguan pertumbuhan yang dialami, antara lain:
a. Tatalaksana medis sesuai dengan penyebab masalah pertumbuhan oleh tenaga medis.
b. Konseling pada orang tua dan pengasuh anak mengenai pola makan dan pola asuh serta
dipantau apakah masalah sudah teratasi atau belum di bulan berikutnya.
c. Tatalaksana gizi buruk rawat jalan atau rawat inap disertai dengan pemantauan kasus paska
rawat bagi anak
• Kegiatan pemantauan dan stimulasi perkembangan
meliputi 4 aspek, yaitu:
• gerak kasar,
• gerak halus,
• bicara bahasa,
• dan sosialisasi kemandirian.
Prinsip Dasar Stimulasi Perkembangan Anak
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan
meniru tingkah laku orang terdekatnya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur dan jenis kelamin
anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak terhadap 4 aspek perkembangan.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di
sekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberikan pujian, bila perlu diberikan hadiah atas
keberhasilannya.
Sekian
dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai