Anda di halaman 1dari 13

GAGAL GINJAL KRONIK

Agus Triyani Laia (200204002)


Awidya (200204005)
Ayu Andira ( 200204006 )
Desy Mawinda(200204013)
Egi ananta (200204015) Kholila Ritonga (200204030)
Estovani Jesica Titania (200204018) meliana Dewi Pakpahan(200204033)
evelyn ruth sani (200204019) Mukhlis laia (200204035)
Icce Triwani Sitompul ( 200204025) Oswald Hutagalung(200204089)
Indah Anggraini Togatorop (200204026) Sri Yohana Hutahaean (200204049)
Sulandari (200204050)
wildar oftariang waruwu (200204054)
Yogi Ufanda (200204055)

BY KELOMPOK 2
KONSEP TEORI GAGAL GINJAL KRONIK
Gagal ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan
komposisi cairan tubuh dlam keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi
menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut (Nurarif & Kusuma, 2013).

Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana organ ginjal sudah tidak mampu
mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang biasanya dieliminasi melalui urin
dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan
fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa (Abdul, 2015).
KLASIFIKASI GAGAL GINJAL KRONIK

Menurut Wijaya & Putri (2013) dalam buku Keperawatan Medikal Bedah, gagal ginjal kronik dibagi menjadi 3 stadium
yaitu:

STADIUM I STADIUM II STADIUM III

Pada stadium I, didapati ciri yaitu Pada stadium II, terjadi Gagal ginjal stadium III, atau lebih
menurunnya cadangan ginjal. insufisiensi ginjal, dimana lebih dikenal dengan gagal ginjal stadium
pada stadium ini kadar kreatinin dari 75% jaringan telah rusak, akhir. Pada keadaan ini kreatinin
serum berada pada nilai normal Blood Urea Nitrogen (BUN) dan serum dan kadar BUN (Blood Urea
dengan kehilangan fungsi nefron kreatinin serum meningkat Nitrogen) akan meningkat dengan
40 sampai 75%. Pasien biasanya akibatnya ginjal kehilangan menyolok sekali sebagai respon
tidak menunjukkan gejala kemampuannya untuk terhadap GFR (Glomerulo Filtration
khusus, karena sisa nefron yang memekatkan urin dan terjadi Rate) yang mengalami penurunan
tidak rusak masih dapat azotemia. sehingga terjadi ketidakseimbangan
melakukan fungsi-fungsi ginjal kadar ureum nitrogen darah dan
secara normal. elektrolit sehingga pasien
diindikasikan untuk menjalani terapi
dialisis atau bahkan perlu dilakukan
transplantasi ginjal.
ETIOLOGI GAGAL GINJAL
KRONIK

A. GANGGUAN PEMBULUH DARAH GINJAL


B. GANGGUAN IMUNOLOGIS
C. INFEKSI
D. GANGGUAN METABOLIK
E. GANGGUAN TUBULUS PRIMER
F. OBSTRUKSI TRAKTUS URINARIUS
G. KELAINAN KONGENITAL DAN HEREDITER
KOMPLIKASI GAGAL GINJAL KRONIS

1. PENYAKIT TULANG 2. PENYAKIT KARDIO VASKULAR

3. ANEMIA
4. DISFUNGSI SEKSUAL
ASUHAN KEPERAWATAN
GAGAL GINJAL KRONIK
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Dasar data pengkajian keperawatan pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronik, yaitu (Doenges,
Moorhouse dan Geissler, 2014):

1. Aktivitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
6. Neuropsensoris
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
10. Seksualitas
11. Interaksi social
12. Penyuluhan/pembelajaran
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien


terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yangberlangsung aktual maupun potensial (Doenges et al., 2014):

1. Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi (uremia)


2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
4. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
5. Gangguan integritas kulit jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi
INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi dilakukan sesuai dengan diagnosis yang sudah ditentukan (PPNI, 2018):

• Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi (uremia)


Tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka tingkat nausea menurundengan kriteria hasil 1) Selera makan
meningkat
2) Keluhan mual menurun
3) Perasaan ingin muntah menurun
4) Warna kulit klien tidak pucat

Intervensi:
1) Identifikasi pengalaman mual. Rasional: untuk mengetahui karakteristik yang terjadi.
2) Monitor mual. Rasional: menyediakan datadasaruntukmemantauperubahandanmengevaluasi intervensi
3) Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual. Rasional: karena bau yang menyengat dan situasi yang tidak
menyenangkanakan menimbulkan terjadinya mual.
4) Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup. Rasional: istirahat yang cukup dapat meminimalisasi timbulnya mual.
5) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual. Rasional: dengan salah satu cara nonfarmakologis
dilakukan akan membantu mengurangi timbulnya mual.
6) Kolaborasi pemberian antiemetic. Rasional: untuk mencegah munculnya mual dan muntah
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan adalah proses keperawatan dimana rencana keperawatan


dilaksanakan. Pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas
yang telah dicatat direncana keperawatan klien. Agar implementasi dan perencanaan ini
dapat tepat waktu dn efektif terhadap biaya, perlu mengidentifikasi prioritas perawatan
klien kemudian bila telah dilaksanakan pantau dan catat respon klienterhadap setiap
intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan
(Sagala, 2018).
EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelayanan


asuhan keperawatan yang telah dilakukan, tahap ini akan terlihat
apakah tujuan yang telah disusun tercapai atau tidak (Sagala,
2018).
By kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai