Anda di halaman 1dari 19

ASKEP LUKA KANKER

DAN PERAWATAN
PALIATIF
Kelompok 1
Ade Ardi Yusrizal Muhamad Nurdin
Agung Budi Hartanto Safitri Endriani
Annisa SolihahSri Wahyuni
Dwi Suharjo Supriyadi
Endri Kurniadi Suroto
Fajar Dwi Rohmad Yayuk Supanda
Fredy Ardanto
• Data Global Cancer Observatory tahun 2018 menunjukkan angka kejadian penyakit
kanker di Indonesia (136,2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia
Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. (https//:www.kompas.com)

• Di Indonesia, sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut,


ditambah dengan ditemukannya kasus-kasus yang tidak mendapatkan pengobatan
kanker menyebabkan angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien-pasien dengan
kondisi tersebut mengalami penderitaan yang memerlukan pendekatan terintegrasi
berbagai disiplin agar pasien memiliki kualitas hidup yang baik dan pada akhirnya
meninggal secara bermartabat.
• Pelayanan paliatif pasien kanker adalah pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan memberikan dukungan bagi keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan kondisi pasien dengan mencegah
dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta
pengobatan nyeri dan masalah masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dan
spiritual (WHO, 2002), dan pelayanan masa duka cita bagi keluarga (WHO 2005).
Tujuan Pelayanan Paliatif
• Umum
• meningkatkan kualitas hidup pasien kanker dan keluarganya

• Khusus
• Tersosialisasinya pelayanan paliatif pasien kanker di semua tingkat layanan
kesehatan
• Terkoordinasinya pelayanan paliatif pasien kanker sehingga terwujud
pelayanan paripurna
• Terlaksananya pelayanan paliatif sesuai pedoman
• Terlaksananya sistem rujukan pelayanan paliatif pasien kanker
Prinsip pelayanan paliatif pasien kanker
• Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain
• Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal
• Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian
• Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial dan spiritual
• Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
• Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita
• Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya
• Menghindari tindakan yang sia sia
Indikasi pelayanan paliatif
• Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang tidak dapat diatasi
• Stres berat sehubungan dengan diagnosis atau terapi kanker
• Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya
• Permasalahan dalam pengambilan keputusann tentang terapi yang akan atau
sedang dilakukan
• Pasien/keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif
• Angka harapan hidup < 12 bulan (ECOG > 3 atau kanofsky < 50%, metastasis
otak, dan leptomeningeal, metastasis di cairan interstisial, vena cava superior
sindrom, kaheksia, serta kondisi berikut bila tidak dilakukan tindakan atau
tidak respon terhadap tindakan yaitu: kompresi tulang belakang, bilirubin ≥2,5
mg/dl, kreatinin ≥3 mg/dl ). *tidak berlaku pada pasien kanker anak
• Pada pasien kanker stadium lanjut yang tidak respon dengan terapi yang
diberikan .
Langkah-langkah dalam pelayanan paliatif :
• Menentukan tujuan perawatan dan harapan pasien
• Membantu pasien dalam membuat Advanced care planning (wasiat atau keingingan
terakhir)
• Pengobatan penyakit penyerta dan aspek sosial yang muncul
• Tata laksana gejala ( sesuai panduan dibawah )
• Informasi dan edukasi perawatan pasien
• Dukungan psikologis, kultural dan sosial
• Respon pada fase terminal: memberikan tindakan sesuai wasiat atau keputusan keluarga
bila wasiat belum dibuat, misalnya: penghentian atau tidak memberikan pengobatan
yang memperpanjang proses menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dll)
• Pelayanan terhadap pasien dengan fase terminal
Pelayanan terhadap pasien dengan fase terminal
EVALUASI, apakah ??
• Nyeri dan gejala lain teratasi dengan baik
• Stress pasien dan keluarga berkurang
• Merasa memiliki kemampuan untuk mengontrol kondisi yang ada
• Beban keluarga berkurang
• Hubungan dengan orang lain lebih baik
• Kualitas hidup meningkat
• Pasien merasakan arti hidup dan bertumbuh secara spiritual
• Jika Pasien MENINGGAL
• Perawatan jenazah
• Kelengkapan surat dan keperluan pemakaman
• Dukungan masa duka cita ( berkabung )
WOC (web of caution)
Identitas pasien

• Nama : Ny S
• Umur : 53 th
• Jenis kelamim : Perempuan
• Status perkawinan : Janda
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• No.RM : 071776
Riwayat Kesehatan
• nyeri pada payudara kiri dan saat pengkajian tanggal 8 Oktober 2021 klien
mengeluh nyeri pada jahitan bekas operasi.

• Riwayat Penyakit Sekarang


• Saat ini pasien mengeluh nyeri pada area luka pada payudara kanan dan nyeri
menyebar sampai ke belakang seperti tertusuk - tusuk dengan skala nyeri 5 (nyeri
sedang), pasien tampak meringis kesakitan, nyeri muncul saat bergerak dan
beraktivitas. Selain nyeri, pasien juga mengeluh pusing dan mudah capek dan
semua aktivitas dibantu oleh keluarga. Pasien mengatakan mulai timbul keluhan
sejak bulan januari setelah mengikuti acara pesta. Pasien mengalami sakit demam,
sesak napas dan teraba benjolan sebesar biji kelereng pada payudara kanan tidak
sakit saat disentuh.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien mengatakan pernah sakit DM pada tahun 2015 tetapi tidak


minum obat secara rutin. Pasien juga tidak pernah minum alkohol,
maupun merokok dan tidak mengkonsumsi kopi dan obat-obatan. Di
dalam keluarga, orang tua pasien sudah meninggal dunia
• Pemeriksaan Fisik
• Keluhan Umum :
• Umum sedang, wajah klien tampak lemas dan pucat.
• TTV : TD : 130/90 MMHg RR : 22 x / mnt N: 89/menit S : 36,8 Oc

• Thorax Dada Payudara :


• Payudara sebelah kiri terdapat bekas luka operasi dan dibalut, keadaan luka
bersih, tidak ada nanah, kedalaman luka ± 4 cm dan panjang ± 12 cm,
terpasang drain payudara kanan putingnya mendelep ke dalam

• Ekstremitas Atas :
• Kekuatan otot penuh dan akral teraba hangat terpasang infuse RL 20 tpm sejak
tanggal 27 April 2013.
• Bawah: Kekuatan otot penuh ekstremitas bawah lengkap, tidak ada verises dan
tidak nampak oedem pada ekstremitas bawah
HEMATOLOGI      
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hemoglobin 10,5 6r/dl P = 14 – 18 W
= 12 – 16

Eritrosit 5,7 X106 /mm P = 4,5 – 6 W =


3,5 – 5

Leukosit 7000 X103 /mm3 4-10


Hematokrit 36 % P = 40 – 50 W
= 36 – 47

Trombosit 487 X103 /mm3 150 - 4000


• Terapi tanggal 8 Oktober 2021
• Ceftazidine = 25 g/12 jam
• Ketorolac 1A = 30 mg/8 jam
• Kalnek = 1A /8 jam
• Infus RL =20 tpm
• Transfusi darah = 3 Kolf
DATA FOKUS
• Data Subjektif :
• Klien mengatakan nyeri pada jahitan bekas operasi
• P : nyeri saat bergerak
• Q : nyeri seperti ditusuk jarum
• R : nyeri dirasakan dipayudara kiri
• S : skala nyeri 5
• T :nyeri dirasakan kadang-kadang
• Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
Data Objektif :
• 1. Klien tampak kesakitan dan memegang daerah yang sakit
• 2. Adanya luka bekas operasi dipayudara bagian kiri
• 3. Pasien tampak kurang mengerti tentang penyakitnya
• 4. TTV : TD : 130/90 MMHg RR : 22 x / mnt N : 86x/menit S : 36,8 oC
• 5. Tidak ada tanda infeksi sepeti : kemerahan, panas, bengkak, terasa gatal,
leukosit lebih
• dari batas normal.
• 6. Terdapat luka: dengan kedalaman 4 cm, panjang 12 cm, luka bersih
• 7. Terpasang infuse dari tanggal 8 Oktober 2021
• 8. Terpasang drain dari tanggal 8 Oktober 2021
Diagnosa Keperawatan
• Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan yang muncul pada pasien
adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi
3. Resiko infeksi berhubungan denganProsedur infasif pembedahan
Intervensi Keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan keganasan penyakit.
• Outcame setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15-30 menit
diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri dengan kriteria hasil : dapat
mengenali kapan nyeri terjadi dengan skala 5 (secar konsistensi
menunjukkan) mampu menjelaskan faktor penyebab terjadinya nyeri
(skala 5) mampu menggunakan teknik pengurangan nyeri, (teknik
relaksasi) melaporkan nyeri yang terkontrol (5), TTV dalam batas normal :
TD 120/ 80 mmHg, N 80 x / menit, S 360C .
• Intervensi yang dapat dilakukan yaitu: Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif yang meliputi: lokasi, durasi, karakteristik danfrekwensi.
Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan,
ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya relaksasi dan
distraksi) kolaborasi pemberian obat analgetik yaitu ketorolaks, anjurkan
pasien untuk beristirahat yang cukup, bantu pasien untuk mendapatkan
posisi yang nyaman, gunakan bantal untuk menopang area nyeri.
Evaluasi Keperawatan

• Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang


gunakan untuk menilai keberhsilan asuhan keperawatan atas tindakan
yang diberikan. Mahasiswa melakukan evaluasi pada tindakan
berdasarkan diagnosa yang ditetapkan dengan menggunakan metode
SOAP. Evaluasi hasil pada diagnosa pertama nyeri akut berhubungan
dengan faktor keganasan penyakit belum teratasi, pasien mengatakan
nyeri pada mamae kanan masih nyeri hilang timbul skala nyeri 5 (nyeri
sedang) evaluasi pada diagnosa kedua yaitu pasien dan keluarga
sudah tahu dan mengerti tentang penyakit yang diderita

Anda mungkin juga menyukai