Anda di halaman 1dari 38

MODUL 2

HUBUNGAN YANG MEMBANTU


Hubungan yang Membantu (Terapeutik)

 Hubungan antara seorang konselor dengan


klien yang bermakna dengan cara-cara
dimana profesional berharap untuk dapat
membina hubungan, dukungan, serta
memfasilitasi suatu perubahan dari klien.

2.2
Modul 2 Objektif Pembelajaran

 Mendefinisikan hubungan yang terapeutik


 Mendiskusikan manfaat-manfaat yang potensial dan
permasalahan dari pengungkapan-diri dari konselor.
 Mendefinisikan dan memberikan setidaknya 3
contoh dari hubungan ganda.
 Mendefinisikan transference dan counter-
transference
 Mendiskusikan setidaknya 3 elemen dari
komunikasi non-verbal

2.3
Hubungan Terapeutik

• Seseorang yang
Klien
bermasalah

• Seseorang yang
Hubungan Konselor berperan sebagai
penolong/fasilitator

• Membantu klien
Tujuan mengerahkan
dari suatu kekuatannya untuk
hubungan memecahkan
permasalahan 2.4
Konseling

 Suatu proses pemberdayaan:


 Memfasilitasi
 Mengajarkan
 Mendukung

2.5
Pemberdayaan

 Memilikikekuatan, keyakinan, serta


ketrampilan dapat membuat pilihan yang
sehat dan produktif, serta memiliki beragam
pilihan dalam rangka membantu untuk
menentukan pilihan tersebut.

2.6
Batasan Hubungan

 Tetapkan batas perilaku


 Membantu untuk
menetapkan tentang “siapa
kita” dan “hubungan kita”
 Mengklarifikasi harapan
dan memberikan aturan
dari peran kita
 Melindungi diri kita dan
orang lain

2.7
Pengungkapan Diri Konselor:
Aspek Positif

 Mengurangi perasaan kesepian klien dalam


situasi tertentu
 Mendorong empati seorang konselor
 Meningkatkan persepsi klien terhadap
konselor sebagai seseorang yang terpercaya
 Meningkatkan pengungkapan diri klien

2.8
Pengungkapan Diri Konselor:
Aspek Positif (lanjutan)

 Meningkatkan ekspresi perasaan serta


eksplorasi diri klien
 Menimbulkan persepsi baru dari klien
 Dapat digunakan sebagai contoh perilaku dan
peran baru

2.9
Pengungkapan Diri Konselor:
Aspek Negatif

 Dapat dilihat sebagai suatu ancaman dan


dapat mengaburkan batasan hubungan
 Konselor dapat dirasakan sebagai seseorang
yang tidak dapat menjaga kerahasiaan, tidak
dipercaya atau “sibuk sendiri”, dan/atau
memerlukan terapi.

2.10
Pengungkapan Diri Konselor:
Aspek Negatif (lanjutan)

 Dapat menyebabkan umpan balik yang


prematur mengenai sikap/perilaku klien
 Dapat menyebabkan klien menjadi merasa
rendah atau ditolak
 Tidak mengizinkan klien untuk bicara

2.11
Pengungkapan Diri Konselor

 Demi kepentingan klien, bukan kebutuhan


atau keinginan konselor
 Konselor semestinya merasa nyaman untuk
berbagi
 Berbagi pengalaman pemulihan pribadi
dengan klien bukanlah suatu hal yang perlu
 Semakin banyak konselor bicara, semakin
sedikit waktu yang tersedia untuk klien

Sumber: Lawson, G. W., Lawson, A. W., & Rivers, P. C. (2000). Essentials of chemical dependency counseling
(3rd ed.) Rockville, MD: Aspen Publications.
2.12
Tanya Dirimu

 Apakah saya merasa nyaman menceritakan


tentang diri saya kepada klien?
 Apakah aman bagi saya untuk mengungkapkan
informasi ini?
 Apakah pengungkapan ini memberikan manfaat
bagi klien?
 Dapatkah klien saya menggunakan informasi ini
demi kemajuan terapinya?
 Akankah klien saya melihat pengungkapan ini
sebagai hal yang membantu?
2.13
Pengungkapan?

 Jika jawaban dari salah satu pertanyaan ini


adalah tidak,

JANGAN DIUNGKAPKAN

2.14
Pengungkapan?

 Masa pengungkapan diri akan ada beberapa


kali dalam proses konseling; tidak perlu
terburu-buru!
 Untuk konselor baru sebaiknya tidak perlu
melakukan pengungkapan diri

2.15
Latihan Kelompok Kecil: Pengungkapan Diri

 Siapkan kertas untuk tugas Anda:


Pengungkapan-diri tepat atau tidak
 Jangan beritahu kelompok lainnya tentang tipe
tugas Anda!
 Buat skenario 2 menit mengenai sesi
konseling, dimana konselor tersebut
mengungkapkan dirinya 
 Tugaskan seseorang untuk mencatat, untuk
menjadi “konselor”, dan menjadi “klien”
2.16
Ishoma
60 menit

2.17
Latihan Kelompok Kecil: Pengungkapan Diri

 Siapkan kertas untuk tugas Anda:


Pengungkapan-diri tepat atau tidak
 Jangan beritahu kelompok lainnya tentang tipe
tugas Anda!
 Buat skenario 2 menit mengenai sesi
konseling, dimana konselor tersebut
mengungkapkan dirinya 
 Tugaskan seseorang untuk mencatat, untuk
menjadi “konselor”, dan menjadi “klien”
2.18
Hubungan Ganda

 Ketika konselor berperan ganda baik dalam


kapasitasnya sebagai konselor dan setidaknya
satu peran lainnya terhadap klien yang sama.
 Contoh:
 Sosial
 Finansial
 Profesional

2.19
Hubungan Ganda

 Berjejaringatau membuat jaringan hubungan


adalah sifat dasar (hakikat) dari masyarakat

2.20
Mengelola Hubungan Ganda yang Mungkin
Terjadi

 Sedapat mungkin dihindari


 Meminimalisir keterlibatan ketika hubungan
ganda tidak mungkin dihindari
 Buatlah pilihan secara sadar dan saling
menghargai

2.21
Latihan Kelompok Kecil: Hubungan Ganda

 Dua kelompok: Desa dan Kota


 Pilih seseorang untuk mencatat
 Diskusikan:
 Tipe-tipe hubungan ganda yang Anda alami,
Anda dengar, atau Anda pikirkan, yang mungkin
terjadi di dalam lingkungan anda
 Bagaimana tiap situasi tersebut dapat dihindari
atau diminimalisir

2.22
Transference dalam Konseling: Definisi

 Suatu proses dimana klien mentransfer sikap,


perasaan, dan hasrat dari hubungan bermakna
lainnya kepada konselor
 Sering terjadi secara tidak sadar dan bisa juga
didasarkan karena hubungan masa kanak-
kanaknya

Sumber: Corey, G., Corey, M., & Callanan, P. (2011). Issues and ethics in the helping professions.
Pacific Grove, CA: Brooks/Cole. 2.23
Transference

 Transference dapat mendistorsi persepsi dan


reaksi klien kepada konselor

2.24
Contoh: Distorsi Klien terhadap Konselor

 Klien mungkin melihat konselor sebagai sosok


yang sempurna dalam segala hal dan melihat
dirinya sebagai sosok yang “selalu merasa
kurang”
 Klien mungkin melihat konselor sebagai seorang
pengasuh yang membuat klien merasa tidak
berdaya dan menciptakan ketergantungan yang
berlebihan
 Klien mungkin melihat konselor sebagai figur
otoritas dan beranggapan bahwa konselor
menghakiminya 2.25
Sumber: Corey, G., Corey, M., & Callanan, P. (2011). Issues and ethics in the helping professions. Pacific Grove, CA: Brooks/Cole.
Transference

 Konselor yang sadar dapat menggunakan


transference untuk memperoleh tilikan tentang
kepribadian klien dan interaksinya dengan
anggota keluarga serta rekan-rekannya
 Jika konselor tidak menyadari adanya
transference, reaksinya terhadap perilaku klien
dapat menjadi kontra-terapeutik

2.26
Counter-Transference: Definisi

 Counter-transference terjadi ketika konselor


mentransfer ke dalam perasaan dan sikap klien
mengenai orang lain dari kehidupan masa lalu
atau masa sekarang konselor
 Counter-transference juga dapat terjadi sebagai
respon terhadap isu klien, yang juga pernah atau
menjadi masalah bagi konselor

2.27
Counter-Transference

 Counter-transference adalah normal; semua


konselor mengalaminya!
 Konselor hanya perlu mengenali dan secara
efektif memproses hal tersebut, sehingga tidak
berdampak negatif bagi klien

2.28
Counter-Transference

 Untuk mencegah counter-transference:


 Hadapi/atasi permasalahan emosional anda
 Waspada
 Gunakan supervisi/konsultasi

2.29
Rehat
15 menit

2.30
Komunikasi Non-Verbal

 Ekspresiwajah, kontak
mata, gestur, sikap
tubuh, dan posisi dapat
mengkomunikasikan
pesan sama seperti
(bahkan melebihi)
komunikasi verbal

2.31
Komunikasi Non-Verbal

 Sebagian besar tidak disadari


 Dipelajari saat masa kanak-kanak dari keluarga
dan budaya
 Konselor harus:
 Memperhatikan petunjuk (simbol) non verbal dari
klien
 Mawas diri

2.32
Komunikasi Non-Verbal: Ekspresi Wajah

 Ekspresi wajah adalah universal

2.33
Komunikasi Non-Verbal Berdasarkan
Budaya

 Kontak mata: Pertanda “ketertarikan dan


menghormati” atau mengganggu,
mendominasi, dan tidak sopan?
 Gerak tubuh: Ekspresif sesuai norma atau
bahkan mengintimidasi?

2.34
Komunikasi Non-Verbal Berdasarkan
Budaya

 Posisi spasial dan sentuhan

ATA
U

2.35
Sentuhan

 Untuk sebagian orang, sentuhan ringan pada


tangan atau pundak akan membuat merasa lebih
nyaman dan merasa dipedulikan; namun untuk
sebagian lainnya, hal tersebut dapat dimaknai
sebagai sebuah intimidasi atau hal negatif lainnya
 Orang yang pernah mengalami pelecehan fisik atau
seksual sering membatasi jarak dengan orang lain
 Orang dengan gangguan jiwa tertentu mungkin
memiliki batasan ruang pribadi yang sangat kuat
ataupun lemah
 Jadi…Berhati-hatilah! 2.36
Komunikasi Non-Verbal Lainnya

 Beberapa komunikasi non-verbal yang


cenderung berlaku di berbagai macam tatanan
budaya, seperti:
 Respon kecemasan
 Tanda kemarahan
 Tanda ketertarikan

2.37
Latihan Jurnal

 Apa yang informasi dari pelatihan ini yang


merupkan hal baru bagi Anda?
 Bagaimana hal tersebut dapat berkaitan dengan
pekerjaan Anda?

2.38

Anda mungkin juga menyukai