Anda di halaman 1dari 20

INFEKSI HPV

Nada Maulida Tsani/2020270026


Anatomi Fisiologi system reproduksi wanita
 Anatomi system reproduksi wanita  Fisiologi Genitalia eksternal
• Glandula vestibularis mayor, berfungsi melubrikasi bagian
eksternal
. distal vagina.
• Mons pubis
• Labia mayora • Glandula vestibularis minor, berfungsi mengeluarkan lendir
• Labia minora untuk melembabkan vestibulum vagina dan labium pudendi.
• Klitoris
 Fisiologi Genitalia internal
• Glandula vestibularis mayor
.
• Glandula vestibularis minor • Vagina, sebagai organ kopulasi, jalan lahir dan menjadi duktus
 Anatomi system reproduksi wanita internal ekskretorius darah menstruasi.
• Vagina
• Tuba uterine, berfungsi membawa ovum dari ovarium ke
• Himen
kavum uteri dan mengalirkan spermatozoa dalam arah
• Tube uterine
berlawanan dan tempat terjadinya fertilisasi.
• Uterus
• ovarium • Uterus, sebagai tempat ovum yang telah dibuahi secara normal
. tertanam

• Ovarium, sebagai organ eksokrin (sitogenik) dan endokrin.


Anatomi Fisiologi system reproduksi pria
 Fisiologi Genitalia eksternal
 Anatomi system reproduksi pria eksternal • Penis, berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma kepada

.
• Penis vagina wanita.
• Skrotum • Skrotum, berfungsi sebagai kantung kulit khusus yang melindungi
 Anatomi system reproduksi pria internal testis dan epididimis dari cedera fisik.
• Testis
 Fisiologi Genitalia internal
• Epididimis
• Ductus deferens (vas deferens) • Testis,berfungsi sebagai penghasil sperma dan mensekresikan
.
• Vesikula seminalis hormon testosteron.
• Duktus ejakulatorius • Epididimis, berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis.
• Glandula prostatica
• Glandula bulbourethralis (glandula • Duktus deferens (Vas Deferens),berfungsi sebagai pembawa
cowperi) spermatozoa dari epididimis ke duktus ejakulatorius
.
• Vesikula seminalis, berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk
memberi nutrisi sperma yang dikeluarkan,

• Duktus ejakulatorius,berfungsi membawa spermatozoa dari vas


deferens menuju ke basis prostat.

• Glandula prostatica,berfungsi mengeluarkan cairan basa yang


menetralkan sekresi vagina yang asam,

• Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi),berfungsi


mengeluarkan mucus untuk pelumasan.
PENGERTIAN HPV
Human papillomavirus atau HPV adalah virus
yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan
kulit, serta berpotensi menyebabkan kanker
serviks. Virus ini paling umum menyebabkan
infeksi menular seksual. Jika diketahui lebih
dini maka infeksi ini bisa disembuhkan dalam
waktu 1-2 tahun, tapi jika berlarut-larut maka
dapat menyebabkan kanker.
ETIOLOGI
Penyebab HPV adalah virus human
papillomavirus tipe 6, 11, 16, dan 18,
yang menyebabkan kutil kelamin dan
kanker serviks. Ada beberapa kondisi
yang dapat meningkatkan risiko infeksi
virus HPV, yaitu:
a) Sering berganti pasangan seksual
b) Memiliki sistem kekebalan tubuh
yang lemah
c) Memiliki luka terbuka pada kulit.
d) Menderita penyakit menular seksual,
seperti gonore atau chlamydia.
e) Melakukan hubungan seksual melalui
anal.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi human papillomavirus (HPV) dimulai dari infeksi
virus ke dalam mukosa atau keratinosit basal epidermis akibat
adanya defek pada kulit atau permukaan mukosa. Di lokasi ini,
virus tetap laten di dalam sel sebagai episom melingkar dalam
jumlah salinan rendah.
Manifestasi Klinis
a) Kondiloma akuminata

b) Kutil popular
Ditandai dengan lesi berbentuk kubah dengan
keratinisasi penuh

c) Kutil keratorik
Ditandai dengan lapisan tanduk tebal yang mirip kutil biasa
dan keratinisasi penuh

d) Papul datar
Tampak seperti macula/lesi yang sedikit meninggi di
kulit dengan kerartinisasi parsial/penuh
PENCEGAHAN INFEKSI HPV
A. B. C. D.

Vaksinasi untuk Hindari Segera mencuci Hindari berganti-


membantu tangan dengan ganti pasangan
menyentuh
mencegah kutil sabun apabila dan setialah pada
kelamin serta kutil secara tidak sengaja pasangan
kanker serviks langsung menyentuh kutil

E. F. G.

Gunakan kondom Menjaga kebersihan, Hindari berbagi


seperti mengenakan alas pemakaian barang
setiap kali kaki di tempat umum pribadi, seperti pisau
berhubungan intim yang lembap dan
memakai kaus kaki yang
cukur atau gunting
bersih. kuku
Pemeriksaan Diagnostik
Prosedur ini dilakukan dengan meneteskan cairan khusus asam asetat pada area kelamin atau
01 Tes IVA genital. Jika mengalami infeksi HPV, warna kulit akan berubah menjadi putih setelah diolesi
larutan asam asetat, sehingga dapat dideteksi

Pap smear bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi serviks yang mengarah pada
02 Papsmear
kanker akibat infeksi HPV. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel serviks untuk
selanjutnya diperiksa di laboratorium.

Tes HPV Tes HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi adanya unsur genetik (DNA)
03 DNA dari virus HPV yang berisiko tinggi menimbulkan kanker serviks
Penatalaksanaan Medis
Tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk
mengangkat kutil sebagai berikut:
1. Pemberian obat oles
85% 35% 65% 45%
Untuk kutil di kulit, dokter dapat memberikan obat
oles yang berisi asam salisilat. Asam salisilat
berfungsi mengikis lapisan kutil secara bertahap.
2. Pengangkatan kutil
Jika obat oles tidak berhasil menghilangkan kutil,
dokter dapat melakukan pengangkatan kutil dengan
cara:
• Krioterapi, yaitu membekukan kutil dengan cairan
nitrogen.
• Kauter, yaitu pembakaran kutil dengan aliran
listrik.
• Operasi.
• Sinar laser.
Komplikasi Infeksi HPV

Upaya penanganan infeksi HPV


wajib dilakukan. Karena jika tidak
ditangani dengan baik, infeksi HPV
dapat menyebabkan komplikasi berupa:
a)Luka pada mulut dan saluran
pernapasan atas
b)Kanker serviks, kanker anus dan
kanker pada saluran pernapasan atas
c)Gangguan kehamilan dan persalinan
PERENCANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Data subjektiv
1. Identifikasi identitas klien dan penanggung jawab
2. Keluhan utama klien
3. Riwayat Kesehatan sekarang
4. Riwayat Kesehatan dahulu
5. Riwayat Kesehatan keluarga
6. Integritas Ego
7. Pola aktivitas sehari-hari
b. Data objektiv
TTV, Status gizi, status kardiovaskuler, status hidrasi,
keadaan abdomen, genitourinaria, status eliminasi
Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri kronis b.d penekanan saraf
2) Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
3) Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (imunosupresi)
4) Gangguan integritas kulit/jaringan b.d penurunan
mobilitas
5) Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh
Intervensi
1) Nyeri Kronis b.d penekanan saraf
Kriteria Hasil:
a) Keluhan nyeri menurun
b) Rasa ingin mual dan muntah menurun
c) Nafsu makan membaik
Intervensi:
manajemen nyeriPowerPoint
2) Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
Presentation

Kriteria hasil:
a) Merbalisasi kemauan memenuhi program perawatan atau
pengobatan meningkat
b) Verbalisasi mengikuti anjuran
c) Risiko komplikasi penyakit/masalah Kesehatan menurun
d) Perilaku mengikuti program perawatan/pengobatan
membaik
e) Perilaku menjalankan anjuran membaik
f) Tanda dan gejala penyakit membaik
Intervensi:
edukasi proses penyakit
Lanjutan Intervensi
3) Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (imunosupresi)
Kriteria hasil:
a) Kebersihan tangan meningkat
b) Kebersihan badan meningkat
c) Kemerahan pada luka menurun
d) Kultur area luka membaik
Intervensi:
pencegahan infeksi
4) Gangguan integritas kulit/jaringan b.d penurunan mobilitas
Kriteria hasil:
a) Kerusakan jaringan menurun
b) Kerusakan lapisan kulit menurun
c) Nekrosis menurun
d) Suhu kulit membaik
e) Testur kulit membaik
Intervensi:
perawatan integritas kulit
Lanjutan Intervensi
5) Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh
Kriteria hasil:
a) Melihat bagian tubuh meningkat
b) Verbalisasi perasaan negative tentang perubahan tubuh
menurun
c) Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang
lain menurun
d) Focus pada penampilan masa lalu menurun
e) Respon nonverbal pada perubahan tubuh membaik
f) Hubungan social membaik
Intervensi:
promosi citra tubuh
Evaluasi

 Tingkat nyeri kategori kronis


 Melakukan perawatan luka pada daerah yang terkena infeksi
 Kemauan dan kesanggupan klien dalam memenuhi program perawatan
atau pengobatan
 Kerusakan lapisan jaringan dan kulit akibat luka infeksi
 Mempunyai perasaan negative terhadap perubahan tubuh
 
Human Papiloma Menginvesi sel epitel Virus memasukkan
•Sering berganti Virus (HPV) melalui abrasi mikro DNA-nya ke dalam sel
pasangan seksual
•Memiliki sistem
kekebalan tubuh yang Proliferase sel
Terjadi replikasi DNA
HPV 6 dan 11 tidak terkontrol Mutasi gen
lemah virus di dalam sel
dan virus
•Memiliki luka terbuka
menjadi laten
pada kulit. dalam tubuh
•Menderita penyakit Displasia jaringan

PATHWAYS
menular seksual, seperti
gonore atau chlamydia. HPV
•Melakukan hubungan Tumor jinak(kutil) 16,18,31,33,45,51,52,56,68, 89
seksual melalui anal. genital

Displasia serviks
Kondiloma
akuminata
Kanker serviks Terjadi penekanan saraf
Kutil popular (lesi
Resiko infeksi
berbentuk kubah
dengan Nyeri kronis
keratinisasi
penuh) Tidak nyeri Gangguan
integritas
kulit/jaringan
Kutil keratorik (lapisan
Kurang percaya diri
tanduk tebal yang mirip dengan kondisinya
kutil biasa dan
keratinisasi penuh
Gangguan
citra tubuh
Papul datar (ampak
seperti macula/lesi yang
sedikit meninggi di kulit Kurang pengetahuan Defisit
dengan kerartinisasi tentang kondisinya pengetahuan
parsial/penuh)
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai