Anda di halaman 1dari 31

PERBANDINGAN EFEK HIDRASI ORAL DAN

INFUS INTRAVENA PADA INDEKS CAIRAN


AMNION PADA OLIGOHIDRAMNION
TERISOLASI TRIMESTER TIGA

Rizky Silvianingrum
201704200331
TUJUAN
Untuk membandingkan hidrasi oral dan infus intravena wanita
dengan oligohidramnion terisolasi pada trimester ketiga kehamil
dalam hal perubahan rata-rata dalam cairan ketuban. .

DESAIN STUDI
Ini adalah Studi Banding.

LOKASI
Studi dilakukan di Departemen dari Ginekologi, Institut Ilmu
Kedokteran Pakistan, Islamabad.

PERIODE
Abstrak Antara 1 Mei,2015 hingga 31 Juli 2016
BAHAN & METODE
•114 wanita hamil dengan kehamilan tunggal dengan usia
kehamilan > 28 minggu dan AFI <5cm dimasukkan dalam
penelitian.

•Insufisiensi plasenta pada USG Doppler arteri umbilikalis


tidak dimasukkan dalam penelitian . AFI basal dan asupan
cairan rutin dari semua pasien dicatat.

Z
•Pasien diacak untuk menerima hidrasi oral atau infus
intravena.

•Pengukuran AFI diulangi pada hari ke 6 setelah terapi


hidrasi.

•Data dikelompokkan untuk perbedaan rata-rata dalam


peningkatan indeks cairan ketuban.
HASIL
•114 pasien dengan usia rata-rata 27,33 ± 3,87 tahun dimasukkan. 52
pasien (45,6%) adalah primigravida dan 62 pasien lainnya (54,4%)
adalah multipara.

•Rata-rata Nilai AFI sebelum perlakuan pada populasi sampel adalah


3,35 ± 0,744 pada hidrasi oral dan 3,33± 0,787 dalam hidrasi
intravena (p = 0,903).

•Nilai rata-rata AFI setelah perlakuan adalah 5,53 ± 0,966 pada


hidrasi oral dan 5,68 ± 1,490 dalam hidrasi intravena, uji sampel
independen menunjukkan perbedaan tidak signifikan (p = 0,903).

•Rata-rata peningkatan AFI sebelum dan sesudah pengobatan dengan


perhitungan tabulasi silang ditemukan perbedaan resultan yang
signifikan (nilai p = 0,001).

•Tidak ada efek pada usia, usia kehamilan, riwayat oligohidramnion


pada peningkatan indeks cairan ketuban.
INTRODUCTION
INTRODUCTION
Cairan ketuban adalah cairan bening yang berada
di dalam kantung ketuban dan mengelilingi janin.
Amnion, kulit janin, tali pusat, ginjal dan paru-
paru berkontribusi dalam pembentukan cairan
ketuban diberbagai tahap kehidupan janin dan
dikeluarkan oleh janin . Volume cairan ketuban
secara progresif meningkat menjadi 1000ml
dalam 38 minggu gestasi dan menurun setelahnya
mencapai 350ml selama 42 minggu.

Volume cairan ketuban diukur dengan Amniotic


Fluid Index (AFI) dan Maximum Vertica Pool
(MVP). AFI adalah suatu metode dengan
ultrasound yang memperkirakan cairan ketuban
dengan cara menjumlahkan yang paling dalam
kolam vertikal, bagian bebas dari janin, dalam 4
kuadran uterus . Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi Indeks cairan ketuban termasuk
volume darah ibu,status hidrasi dan osmolalitas
plasma ibu
INTRODUCTION
Oligohidramnion didefinisikan sebagai Indeks cairan ketuban
yang kurang dari 5 persentil untuk kehamilan, atau indeks
cairan ketuban <5cm atau tidak ada kantong cairan ketuban
≥2cm. Kejadian ini serinng ditemukan sekitar 1-5% kehamilan.
Cairan ketuban yang cukup memungkinkan gerakan dan
pertumbuhan janin yang normal serta sebagai bantalan (pereda
getaran) janin dan tali pusat. Oligohidramnion dapat
menghambat proses tersebut dan dapat berujung pada defek
tungkai pada janin, hipoplasia paru, IUGR, kompresi tali pusat,
gawat janin, persalinan operatif, aspirasi mekonium dan lahir
mati.

Oligohidramnion mungkin disebabkan oleh kelainan saluran


kencing janin, insufisiensi uteroplasenta, restriksi
pertumbuhan janin, berbagai obat dan ruptur dari membran.
INTRODUCTION
• Banyak penelitian telah melaporkan terjadi peningkatan
indeks cairan ketuban dengan pemberian hidrasi pada
kehamilan normal dan kehamilan dengan oligohidramnion.

• Shahnazi dkk. melaporkan sebuah peningkatan indeks


cairan ketuban (dari 4,70 menjadi 6,25cm) setelah hidrasi
dengan satu liter cairan isotonik infus NaCl.

• Namun, dalam Cochrane baru-baru ini ulasan dari


Hofmeyr et al. melaporkan peningkatan volume ketuban
dengan oral (MD 1.35,95%confidence interval (CI) 1,43 -
2,60) dan juga hidrasi hipotonik intravena (MD 1,35,
95%CI 0,61 hingga 2,10), akan tetapi tidak ada efek yang
terlihat dengan hidrasi isotonik intravena (MD1,35,95% CI
-0,67 hingga 0,67) .
INTRODUCTION
• Sebuah studi oleh Momina et al. membandingkan hidrasi
oral dan intravena pada kehamilan trimester ketiga dengan
oligohidramnion dan mencatat indeks cairan ketuban (7,48
± 0,303) pada kelompok oral dan (5,89 ± 0,373) pada
kelompok intravena setelah hidrasi.

• Qureshi dan Yusuf mempelajari pengaruh asam amino dari


larutan intravena dalam isolated oligohidramnion dan
ditemukan bahwa asam amino itu menjadi terapi yang
efektif dalam meningkatkan AFI dari rata-rata AFI pra-
infus 4.7cm  5.8cm satu minggu pasca infus.

• Namun masih sedikit uji coba yang membandingkan


hidrasi oral dengan infus intravena (asam amino intravena
dan larutan Hartmann) dalam oligohidramnion yang
terisolasi. Sekarang studi dilakukan untuk menilai
keefektifan hidrasi oral versus infus intravena dalam
meningkatkan AFI dimana untuk memperjelas peran dari
intervensi ini pada oligohidramnion terisolasi.
METODOLOGI
Penelitian dilakukan di Departemen Ginekologi , Pakistan
science of medical science , Islamabad, antara 1 Mei KRITERIA EKSKLUSI
2015hingga 31 Juli 2016
•ketuban pecah dini, •pertumbuhan intrauterin
•perdarahan antepaRtum, terhambat,
•kehamilan lewat waktu , •sedang persalinan,
•kelainan kongenital, •maternal yang memiliki
Kami memilih secara acak 114 pasien pada trimester ketiga •kehamilan ganda, komorbid berat (pre-
dengan oligohidramnion yang terisolasi (di mana penyebab eklamsia,eklamsia,
dari ibu atau janin oligohidramnion tidak terbukti). gangguan kardiovaskular,
dll).

• Para pasien yang melakukan perawatan di luar Pasien yang masuk kriteria inkulsi adalah usia 20-40 tahun
dengan kehamilan tunggal lebih dari 28 minggu
departemen telah diambil melalui persetujuan tertulis
• Persetujuan dari komite etik juga sudah kami dapat kehamilan, dengan AFI kurang dari 5cm .
METODOLOGI

•Penelitian ini menghitung AFI


menurut metode Phelan et al9, yang
menambahkan ukuran panjang
vertikal maksimum pada kantong
cairan yang bebas dari tali pusat dan
bagian janin yang diambil pada 4
kuadran uterus.

•Pengukuran AFI telah dilakukan


hanya oleh 1 orang sonografer
tunggal untuk menghindari variabilitas
interobserver.
METODOLOGI
PROSES PENGAMBILAN SAMPEL

SELEKSI SELEKSI MULAI TERAPI AKHIR TERAPI

•Dengan teknik probability


•Semua informasi terkait •Insufisiensi plasenta Pengukuran AFI
studi dikumpulkan pada sampling pasien dibagi
yang dikur dengan USG menjadi dua kelompok : diulangi pada hari ke-
proforma yang telah
doppler pembuluh darah • kelompok A (57 pasien) 6 setelah terapi
dirancang sebelumnya.
umbilical dikeluarkan diberikaN 1,5 liter cairan
dari penelitian. oral seperti air, jus dan teh hidrasi oleh
•Sejarah demografis diambil.
• kelompok B (57 pasien) sonografer yang
•AFI basal dan asupan cairan menerima pengobatan sama.
rutin dari semua pasien dengan 500ml asam amino
dicatat. intravena (Panamin-G) dan
1000ml larutan Hartmann
•Riwayat oligohydramnion setiap hari selama 6 hari,
juga di ambil selain asupan cairan rutin
normal mereka.
METODOLOGI
•Semua data yang terkumpul dimasukkan ke dalam
SPSS versi 16 dan dianalisis. Rata-rata dan standard
deviasi untuk usia, paritas dan usia kehamilan telah
dihitung.

•Perbedaan rata-rata amniotic fluid index ( Indeks cairan


ketuban ) kedua kelompok dibandingkan dengan uji t-
test independent.
•Nilai p <0,05 akan dianggap signifikan secara statistik

•Efek pengubah seperti usia, usia kehamilan, paritas dan


riwayat oligohidramnion telah distratifikasi. Post-
stratification Independent sample t-t test juga
diterapkan.
HASIL
HASIL
Dalam penelitian kami 114 pasien dengan usia rata-rata berkisar
antara 27,33 ± 3,876 dari usia 20 hingga 40 tahun, rata-rata skor
AFI sebelum pengobatan 3,34 ± 0,762 dan setelah pengobatan
5,61± 1,252. (Tabel-I).

81 pasien (71,1%) dalam populasi penelitian kami di bawah 30


tahun sedangkan 33 pasien (28,9%)berusia 30 tahun atau lebih.

Populasi sampel dikelompokkan berdasarkan jumlah paritas, 52


pasien (45,6%) primipara dan 62 pasien sisanya (54,4%) adalah
multipara.
Usia kehamilan pada 70 pasien (61,4%) di bawah 38 minggu
sedangkan sisanya 44 (38,9%)baik 38 minggu atau lebih.

Hanya 41 (36%) pasien di antara populasi sampel memiliki


riwayat oligohidramnion.
.
HASIL
Populasi sampel didistribusikan secara merata menjadi dua kelompok.
Nilai rata-rata AFI pada populasi sebelum perlakuan adalah 3,35 ± 0,744
pada hidrasi oral dan 3,33 ± 0,787 pada hidrasi intravena dilakukan uji
sampel independent t test muncul di hasil yang tidak signifikan. (p =
0,903).
.
Rata-rata nilai AFI setelah perlakuan di populasi sampel adalah 5,53 ±
0,966 pada hidrasi oral dan 5,68 ± 1,490 pada hidrasi intravena, uji
sampel independen menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan.(p =
0,503) (Tabel-II)

AFI sebelum dan sesudah pengobatan disilangtabulasikan dan terdapat


perbedaan resultan signifikan (nilai p = 0,001) saat menggunakan uji
sampel berpasangan.(Tabel-III)
HASIL
Ketika hasil perbedaan Indeks cairan ketuban dengan
kelompok usia dilakukan tabulasi silang menimbulkan hasil p
yang tidak signifikan (nilai p = 0,48). Skor rata-rata untuk
81pasien di bawah usia 30 tahun adalah -2,32 ± 1,312dan
untuk pasien di atas 30 tahun adalah -2,12 ±1.409.
.
Ketika hasil perbedaan indeks cairan ketuban dengan jumlah
paritas dilakukan tabulasi silang menimbulkan hasil p yang
tidak signifikan (p = 0,708). Perbedaan skor rata-rata untuk 52
pasien primipara adalah -2.21 ± 1.319 dan untukpasien
multipara itu -2,31 ± 1,362.

Ketika hasil perbedaan indeks cairan ketuban dengan usia


kehamilan dilakukan tabulasi silang menimbulkan hasil p yang
tidak signifikan (p = 0,712). Skor rata-rata untuk 70 pasien di
bawah usia kehamilan 38 minggu itu-2,30 ± 1,376 dan untuk
minggu ke atas 38 adalah -2,12± 1,286.

Ketika indeks cairan ketuban dengan sejarah oligo


hidramnion dilakukan tabulasi silang menimbulkan hasil p
yang tidak signifikan (p = 0,541).Skor rata-rata untuk 41
pasien dengan riwayat oligohidramnion adalah -2,37 ±
1,299. .
DISKUSI
DISKUSI 01
Dalam studi kami, rata-rata skor amniotic fluid index
(AFI) sebelum pengobatan 3.34 ± 0.762 dan setelah
pengobatan 5.61 ± 1.25, perbedaan yang dihasilkan
signifikan (p value=0.001).

Rata-rata nilai AFI setelah pengobatan pada populasi


sampel adalah 5.53 ± 0.966 pada hidrasi oral dan 5.68
± 1.490 pada grup hidrasi intravena. Perbedaan antara
02 hidrasi oral dan hidrasi intravena secara statistic tidak
signifikan (p value > 0.05).
PERBANDINGAN EFEK HIDRASI ORAL DAN
INFUS INTRAVENA PADA INDEKS CAIRAN
AMNION PADA OLIGOHIDRAMNION
TERISOLASI TRIMESTER TIGA Hasil kami sebanding dengan penelitian sebelumnya.
Dalam sebuah ulasan, Hofmeyr et al. melaporkan
peningkatan volume ketuban dengan hidrasi oral (MD
1,35, interval kepercayaan 95% (CI) 1,43-2,60) seperti
dalam penelitian kami. Namun tidak ada efek terukur
03 yang terlihat dengan hidrasi isotonik intravena (MD
1,35.95% CI -0,67 hingga 0,67) yang bertentangan
dengan penelitian kami.
DISKUSI 04
Shahnazi dkk. melaporkan peningkatan indeks cairan
ketuban (dari 4,70 cm menjadi 6,25 cm) setelah
hidrasi dengan satu liter infus garam isotonik yang
serupa dengan temuan kami.

Namun hasil kami bertentangan dengan penelitian


Momina et al. yang membandingkan hidrasi oral dan
intravena pada oligohidramnion trimester ketiga dan
mencatat indeks cairan ketuban 7,48 ± 0,303 pada
05 kelompok oral dan 5,89 ± 0,373 pada kelompok
intravena setelah hidrasi, menyimpulkan bahwa
PERBANDINGAN EFEK HIDRASI ORAL DAN hidrasi ibu oral lebih efektif daripada hidrasi IV
INFUS INTRAVENA PADA INDEKS CAIRAN
AMNION PADA OLIGOHIDRAMNION
TERISOLASI TRIMESTER TIGA
Qureshi dan Yusuf mempelajari efek larutan asam
amino intravena dalam oligohidramnion yang
diisolasi dan menemukan bahwa terapi tersebut
06 efektif dalam meningkatkan AFI dari rata-rata AFI
pra-infus 4,7 cm menjadi 5,8 cm rata-rata satu minggu
setelah infus.
DISKUSI 07
Patrelli dan kolega mempelajari efek hidrasi pada
oligohidramnion dengan memberikan intravena
selama 6 hari diikuti dengan terapi hidrasi oral di
rumah dari 1500 mL / hari subkelompok A1 dan 2500
mL / d subkelompok A2. Mereka melaporkan
peningkatan yang signifikan dalam indeks cairan
ketuban di kedua subkelompok (P <.001)

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Nahid


lorzadeh dan koleganya (2008), membandingkan
terapi cairan oral dan intravena, kelompok hidrasi
08 oral (p <0,0001) memiliki peningkatan AFI yang
signifikan, tetapi tidak pada kelompok isotonik atau
PERBANDINGAN EFEK HIDRASI ORAL DAN hipotonik intravena yang bertentangan dengan hasil
INFUS INTRAVENA PADA INDEKS CAIRAN
kami.
AMNION PADA OLIGOHIDRAMNION
TERISOLASI TRIMESTER TIGA
DISKUSI
•Mekanisme yang bertanggung jawab atas perubahan indeks cairan
ketuban setelah hidrasi ibu dan lamanya peningkatan tersebut masih
belum jelas

•Studi klinis yang lain menunjukkan bahwa janin dapat


merespons perubahan volume atau osmolalitas intravaskular
ibu.

Dengan menurunkan osmolalitas plasma ibu dan janin, Ross dan kolega,
mengamati peningkatan volume cairan ketuban. Mereka memberikan
pemuatan air oral (20 ml / kg) dan 1-deamino- [8-D-arginin] intravena
vasopresin (2 μg), antidiuretik, dan ditemukan osmolalitas plasma ibu
menurun secara signifikan (285 ± 4 menjadi 265 ± 4 mOsm / kg) dan
indeks cairan ketuban meningkat secara signifikan (4,1 ± 0,6 menjadi 8,2 ±
1,5 cm).
DISKUSI
Dalam penelitian kami, kami menemukan bahwa terapi hidrasi
oral dan hidrasi intravena sama efektifnya dalam meningkatkan
AFI. Karena ada perawatan di rumah sakit yang berkepanjangan
dan risiko komplikasi seperti tromboflebitis dan kelebihan cairan
dengan hidrasi intravena oleh karena itu tidak disukai oleh banyak
pasien. Jadi hidrasi oral dapat disarankan dalam kasus seperti itu.
Hidrasi ibu pasti memainkan peran penting dalam meningkatkan
volume cairan ketuban pada pasien dengan oligohidramnion.
KESIMPULAN

Kedua modalitas pengobatan yaitu hidrasi oral dan


infus intravena efektif dalam hal peningkatan indeks
cairan ketuban tetapi tidak ada perbedaan dalam
kedua pengobatan pada wanita hamil dengan
oligohidramnion terisolasi pada trimester ke-3
dengan ukuran sampel saat ini.
 
CRITICAL
APPRAISAL
A. Apakah studi ini valid ?
1. Apakah studi tersebut merupakan masalah yang terfokus dengan √ Ya
jelas  ? Tidak
Ya, pada bagian pendahuluan dijelaskan masih sedikit uji coba Tidak dijelaskan
yang membandingkan hidrasi oral dengan infus intravena (asam
amino intravena dan larutan Hartmann) pada oligohidramnion
yang terisolasi. Studi ini dilakukan untuk menilai keefektifan
hidrasi oral versus infus intravena dalam meningkatkan AFI
dimana untuk memperjelas peran dari intervensi ini pada
oligohidramnion terisolasi.

2. Apakah kelompok pada studi yang diseleksi dapat diterima? Ya


Tidak √Tidak
Karena menurut say ajika peneliti ingin membandingkan hidrasi Tidak dijelaskan
oral dengan hidrasi intravena. Seharusnya pada kelompok B
( kelompok yang diberikan hidrasi intravena) hanya diberikan
cairan hidrasi intravena isotonic saja. Pada penelitian ini
kelompok B di berikan Asam amino yang mungkin
mengakibatkan perbedaan antara hidrasi oral dengan hidrasi
intravena tidak terdapat perbedaan yang secara signifikan.
3. Apakah penjelasan akurat dengan pengukuran bias minimal? √ Ya
Ya, Tujuan dari studi ini adalah membandingkan indeks cairan amnion sebelum Tidak
dan sesudah pemberian hidrasi . Tidak dijelaskan
Penelitian ini menghitung AFI menurut metode Phelan et al9, yang
menambahkan ukuran panjang vertikal maksimum pada kantong cairan yang
bebas dari tali pusat dan bagian janin yang diambil pada 4 kuadran uterus.
Pengukuran AFI telah dilakukan hanya oleh 1 orang sonografer tunggal
untuk menghindari variabilitas interobserver..

4. Apakah hasil paparan diukur secara akurat untuk meminimalisir bias?  √ Ya


Ya, Pengukuran AFI telah dilakukan hanya oleh 1 orang sonografer tunggal Tidak
untuk menghindari variabilitas interobserver.. Tidak dijelaskan

5. A)Apakah penulis mengidentifikasi faktor perancu yang penting pada √Ya


penelitian? Tidak
Ya. Penulis membandingkan hasil perubahan indeks cairan amnion sebelum dan Tidak dijelaskan
sesudah pengobat disilang tabulasikan dengan umur, jumlah paritas, sejarah
oligohidramnion, dan usia kehamilan . dimana hasil perbuahan indeks cairan
amnion dengan 4 faktor perancu di atas tidak menimbulkan hasil yang
signifikan
B) Apakah penelitian mempertimbangkan faktor perancu pada desain / analisis
penelitian ?
Ya
6. A). Apakah follow up dari subjek penelitian cukup  Ya
lengkap ? Tidak
Tidak dijelaskan  √Tidak
B). Apakah follow up dari subjek penelitian cukup dijelaskan
lama?
Tidak dijelaskan
A. Apakah hasil penelitian
1.  Apa hasil penelitian ini ?
Pengobatan hidrasi oral dan infus intravena efektif dalam hal peningkatan indeks cairan
ketuban tetapi tidak ada perbedaan dalam kedua pengobatan pada wanita hamil dengan
oligohidramnion terisolasi pada trimester ke-3 dengan ukuran sampel saat ini.

2. Seberapa tepat hasil penelitian ini?


Tepat. Karena penelitian sebelumnya juga menghasilkan kurang lebih hasil yang sama
dengan penelitian ini. Dimana pada penelitian sebelumnya ada yang mengatakan hidrasi
oral lebih baik atau tidak jauh berbeda dengan hidrasi intravena. Sehingga itu Saya setuju
dengan hasil penelitian di atas

3. Apakah kamu percaya dengan hasil penelitian ini?


Percaya. Karena metode yang dipaparkan sudah cukup untuk menyingkirkan bias yang
dapat terjadi pada penelitian. Selain itu dengan tidak adanya perbedaan antara hidrasi oral
dan hidrasi intravena, maka saya setuju kesimpulan hasil penelitian yang mengatakan
hidrasi oral lebih diutamakan dibanding hidrasi intravena. Mengingat komplikasi
intravena lebih banyak dibandingkan hidrasi oral
A. Apakah hasil penelitian dapat membantu secara lokal ?
1. Apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada populasi lokal ? √ Ya
Ya dapat diterapkan karena pasien yang mengalaim oligohidramnion Tidak
terisolasi cukup banyak. Pada saat era pandemic seperti sekarang ini, Tidak dijelaskan
maka atas dasar penelitian ini terapi hidrasi oral di rumah dapat
dilakukan dibandingkan dengan terapi hidrasi intravena. Karena
mengetahui jika ibu hamil bepergian ke pusat kesehatan untuk hidrasi
intravena dapat meningkatkan resiko pasien untuk terkena covid-19

2. Apakah hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian lain √ Ya


sebelumnya yang serupa? Tidak
Untuk oral hidrasi sejalan dengan peneletian sebelumnya yang serupa. Tidak dijelaskan
Akan tetapi untuk penelitian yang menggunakan intravena hidrasi
terdapat ketidak cocokan dengan penelitian ini. Hal ini mungkin
dikarenakan penelitian ini memberikan hidrasi intravena + asam
amino. Dimana asam amino sendiri memperbaiki komponen nutrisi
asam amino di dalam cairan amnion sehingga dapat memperbaiki
keadaan oligohidramnion dari pasien.
THANK YOU
Insert the SubTitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai