Anda di halaman 1dari 41

Pendahuluan

Ketajaman penglihatan dipengaruhi


oleh refraksi, kejernihan media
refrakta dan saraf. Bila terdapat
kelainan atau gangguan pada salah
satu dari komponen tersebut, akan
dapat mengakibatkan penurunan
tajam penglihatan, salah satunya
adalah katarak
Laporan Kasus

Nama :Tn. H

Jenis kelamin : Laki-Laki


Umur :56tahun

Agama : Kristen Protestan


Pekerjaan : Petani
Alamat : Bangun Seranten
• Penglihatan mata kiri kabur sejak kurang
lebih 3 tahun yang lalu

RMi <eeabutangekal<RS d engahUeluhag


mats
Keluhan terasa semakin memberat dalam 1
tahun sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya sekitar 3 tahun yll mata kiri kabur -
>berkabut namun masih belum mengganggu
aktivitas. dirasakan terus menerus sepanjang hari
saat melihat dekat maupun jauh.

mata terasa silau seperti ada kilatan cahaya jika


berada di tempat yang terang. Keluhan tidak disertai
dengan mata merah, nyeri pada mata, penglihatan
ganda, gatal, berair, dan banyak kotoran.

Keluhan semakin memberat sejak 1 tahun ini dan mata


kiri tidak bias melihat selain cahaya.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat trauma pada mata (-)


Riwayat operasi katarak (+) 4 bulan yll
Riwayat penyakit mata lain sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

TidaK ada Keluarga


yang t^^luH'rga ^larga
menderita dengan dengan
penyaKit Hipertensi Diabetes
disangKal Meilitus
seperti pasien disangKal.
- Riwayat Gizi : Baik
- Riwayat Kebiasaan :
- Pasien memiliki kebiasaan merokok,
menghabiskan sekitar 1-2 bungkus per hari
sejak berusia 25 tahun. Pasien berhenti
merokok pada usia 50 tahun
Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata

Kesadaran : kompos mentis


TB/BB : 160 cm/55 kg
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respiratory rate: 20 x/menit
Suhu : Afebris
- Neurologi
- Trac. Respiratorius
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
- THT
- Trac. Digestivus Tidak ada keluhan
- Tidak ada keluhan - Kulit
_ Kardiovaskuler
Hipertensi Tidak ada keluhan
- Endokrin

- Tidak ada keluhan


Silra Trichiasis {-) Trichiasis {-)

Palpebra |£ uperior edema (-) edema (-)

edema (-) edema (-)


Palpehra Infen or

Kbcjimgtiva tarsus Papil (-), fclikel (-k lytiasis Papil (-), fclitel (-)„

(-), hiperemk (-) [ythiasis (-), hiperemis (-)

Koujutigtiva Eulbi Injeksi f-)? hiperemis (-) Injeksi (-}* hiperemU (-}

Komea Janih J emih

Bilik Mata Depan Sedarb^ Sedans

Iris Ccklat Eripta iris normal Cckiat Kripts iri^ normal

Pupil Bulat Bulat

Diameter 3 mm 3 mm

Lensa Jemili Keruh selumhiiya


PemexikEaan Slit Lamp

Siiia TrLtdasis (-) Tritiasis (-)

Ccnjinigtiva tarsus Papil (-), folikel (-). Papil (-)= folikel (-)

Coujungtiva bulti Ihjeksi (-). hipsremis (-) Injeksi (-): hipereims. (-)

Kcrnea Jemih Jemih

S kie r a Hiperemis f-) Hiperemis (-)

Bilik mata depan S e-dans Sedans


i_ u

Im Kripta ifis normal Kripta iris normal

Leii3-a Jemih
Keruh selumfiya iris shadow test (-)

TONOMETRI

DIGITAL
1AJ 133

TONOMETRI

SGHIQIZ
UDAK DILAKUKAH

VISUAL FIELD TTDAK DILAKUKAN

FUKDUSKOPI TTDAK DILAKUKAN


A

Diagnosis Katarak senilis imatur OS + pseudofakia OD


kerja

ttN1URAN
ftBeegian?im<!nrek?PhKd?USG fMtiftdan GDS
PEMERIKSAAN

•Rencana Ekstraksi katarak + pemasangan IOL


PENATALAKSA OS NAAN
Prognosis

OS

Quo ad vitam Dubia ad bonam

Quo ad fungtionam Dubia ad bonam


Quo ad sanationam Dubia ad bonam
Eye III!

Lscrirnal ca runcle

Tear duct
Lateral rectum rrnisde
--
s•V

Chorcid

Pnpil Maculacenl'^l
lutes
rcvjo-a
is
C&rnea {cental
Anterior d^preaslon)
Camber -[filled
wrth £iqireou&
humor)
Posterior chamber Op-tic nsirve and
Su&jKfl&Cfy ||Q3merits retina* blothd uasst?a

Ciliary body ttii r^uiCie

Medial fecius muscie

Rig fist Eye [viewed fmiti above)


«ERIGB POLE

SMflfllJUHGttRliE

EPlIHEU/illJBlS

GCHKGlON

CGFl'ICAL fIBEFS

ROSIER!® POLE
KATARAK

Lensa yg normal, jernih Lensa keruh karana kartarak

Katarak adaiah suatu kekeruhan pads iensa mala yg bisa terjadi akibai penuaan,
kelsinan metaboiisrne, trauma atau keturunan
FAKTOR RISIKO

Faktor risiko tarsaring yaitu diabetes


melitus, penggunaan kortikosteroid
jangka panjang topikal, sistemik,
inhalasi maupun oral, dan
riwayat operasi intraokular
sebelumnya
Klasifikasi katarak

Katarak Katarak Katarak


kongenit juvenile senilis
al
KATARAK SENILIS
Katarak senilis -> katarak primer yang terjadi pada usia
>50 tahun. Namun, jika disertai dengan penyakit lainnya
seperti DM yang akan terjadi lebih cepat. Kedua mata
dapat terlihat derajat kekeruhan yang sama atau berbeda

Lens clouded
Normal lens
ETIOLOGI

Penyebab katarak
Anifirror csp^ulrr

senilis belum diketahui


secara pasti. Diduga
Anterior epithelium

Cortex

terjadi karena:
Ackiir
Infantile

1. Proses pada Foetal


Embryonic

nukleus
2. Proses pada
korteks
STADIUM
Insipid^ Imatnr Matur Hipermatur
Vis u s 6: (A
i(&'(j -
Vffi) ,i fl/300-IH !/•-)
Kekc-rulfian R'ngan Scbagian Sdiumh Maaif
Cajtran Lensa Normal Bertambah Normal Bcifcurang
Irli Nonna] Terdorang N ormal Ticmiilans
Norma] Dangka] Normal Da lam

Bilik Mata Drpara


Sudnt BJHk Mata Normai Sempit Normal Tabaka

Shadow Test Ncgatif Posidf Negatif t?scudapositLf


— -

Penyulit Gtaukonrm. Uveitis -


Glaukoina
Patofisiologi KataraK Senilis
TATALAKSANA

Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)

Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

Small Incition Cataract Surgery (SICS)

Phecoemulsifikasi
Pemasangan Lensa Tanam (IOL)

Pilihan utama
" untuk kasus Indikasi pemasangan
aphakia
^dptr^fdiisesap
Post
operatif
PSEUDOFAKIA

• Pseudofakiakeadaan dimana mata terpasang lensa


tanam setelah operasi katarak.
• Lensa ini akan memberikan penglihatan lebih baik.
• Lensa intraocular ditempatkan waktu operasi katarak
dan akan tetap disana untuk seumur
hidup.
• Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak perlu
perawatan khusus
Keadaan Setelah Pemasangan IOL

HYPER
METROPI
A
Pasien laki-laki berusia 56 tahun, datang dengan keluhan
utama mata kiri kabur sejak 1 tahun SMRS. Dari anamnesis
didapatkan bahwa tajam penglihatan
menurun perlahan tanpa disertai keluhan mata merah
dan nyeri. Dari keluhan utama dan riwayat perjalanan
penyakit ini dapat dipikirkan beberapa diagnosis banding
penyakit mata yang ditandai dengan penurunan visus
perlahan mata tenang, diantaranya yaitu katarak,
B
kelainan refraksi, glaukoma
Diagnosis ^pasti. kronis, dan retinopati. ,dengan
ditegakkan
cara .menyingkirkan iaghosis banding berdasarkan
Anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Selain itu untuk menyingkirkan diagnosis banding dari
katarak imatur,matur dan hipermatur, dapat di bedakan
dengan tabel sebagai berikut:

Visus 6/6 ^ (6/6 -1/60) ^ (1/300-1/~)

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh

Cairan Lensa Normal Bertambah Normal

Iris Normal Terdorong Normal


Bilik Mata Normal Dangkal Normal

Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal

Shadow Test Negatif Positif Negatif


• Dari hasil pemeriksaan tajam penglihatan
terhadap
penderita, didapatkan visus mata kanan 6/12 dan
visus mata kiri 2/60. Pada pemeriksaan segmen
anterior mata kiri ditemukan kekeruhan pada
sebagian lensa disertai shadow test (+) yang
menunjukkan tanda katarak imatur.

• Dari hasil anamnesis juga didapatkan jika pasien


pernah melakukan operasi katarak pada mata
kanan 4 bulan SMRS
Berdasarkan anamnesis dan _pemeriksan
fisik diatas, penderita ini diaiagnosis
dengan katarak senilis matur OS +
Pseudofakia OD.
Pada pasien ini telah direncanakan Small Incision Cataract
Surgery (SICS) dan penanaman intra okuler lens (IOL).
Pertimbangan pemilihan SICSadalah :
• Dapat dilakukan pada semua jenis katarak, termasuk
hard cataract grade IV dan V
• Prosedur yang lebih mudah untuk dipelajari
dibandingkan dengan teknik phacoemulsifikasi
• Keuntungan yang paling signifikan dari SICS adalah
tidak bergantung pada mesin dan dapat dilakukan di mana
saja
Komplikasi postoperasi lebih jarang
• Waktu operasi yang dibutuhkan relatif lebih singkat
Biaya yang dibutuhkan lebih murah
• Pemasangan IOL dilakukan karena dianggap lebih
praktis jika dibandingkan dengan lensa
honUak ata^kac,anaabi rsfokia ytrabsuflpasaa
kembali oleh pasien. Selain itu, pemasangan IOL tidak
ada kontraindikasi kecuali orang yang menderita
uveitis.

• Prognosis pasien katarak umumnya baik karena


katarak tidak mengancam kehidupan,
sehingga quo ad vitam bonam. Fungsi mata
pendernta dapat kembali tergantung
pembedahan dan penatalaksanaan yang tepat,
sehingga pada penderita ini prognosis quo ad
functionam dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA

1. Tsai James C. Oxford American Handbook of Ophthalmology. New York: Oxford University
Press; 2011. p 228 - 230, 625
2. K. Gerhard Lang, E. Gabriele Lang. Ophthalmology A Text Book Atlas. New York:
Thieme Stuttgart; 2006. p 169-174
3. Crick RP, Khaw PT. A Textbook Of Clinical Ophthalmology. 3 rdEdision. Singapore. World
Scientific; 2003. p 35,94
4. KhuranaA K.Comprehensive Ophthalmology. New Delhi: New Age International; 2007.
p167-170
5. Riordan Paul, Eva. AnatomidanEmbriologi Mata.Dalam: Vaughan & Asbury
OftalmologiUmum.Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2010. hal 11-12
6. IlyasSidarta, dkk. IlmuPenyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran.
Edisi ke-2. Jakarta: SagungSeto; 2010. hal. 6-7, 143-150
7. American Academy of Ophthalmology. Anatomy in Lens and Cataract. Section 11. Basic
and Clinical Science Course; 2007. p 5-6, 33, 50-54, 60-61

8. IlyasSidarta 0mpmya9it 50ata^ 08disi ke-3. Jakarta: FakultasKedokteranUniversitas


Indonesia;
9. Wva Riodan Paul, Eitcher P. Jhon. Ofthalmologi Umum. Edisi 17. Penerbit EGC. 2012
10. Sidarta I, Mailangkay H HB Hilman. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran. Jakarta. 2002. CV Sagung Seto. 2002.Hal: 491-6
11. Akura, J Kaneda, dkk. Manual Sutureles Cataract Surgery Using a Claw Vectis. J.

12. Vaught^Kcitifa S daHHT (yfthafir^ol^gj i Affirm. Jakarta. 2007. Hal: 169-171

Anda mungkin juga menyukai