Anda di halaman 1dari 12

PROSES KEDATANGAN BANGSA BARAT

SAMPAI TERBENTUKNYA KOLONIALISME


DI INDONESIA

Proses kedatangan bangsa barat

Kebijakan pemerintah Kolonial

Perlawanan terhadap Kolonial Belanda


KEBIJAKAN PADA MASA PEMERINTAHAN
DAENDELS (1808-1811)

Kebijakannya meliputi :
- kerja Rodi (membuat Jalan Raya Pos /Grote
Postweg dari Anyer-
Panarukan)
- membangun armada laut di Merak dan Ujung Kulon
- membagi P. Jawa menjadi 9 karisidenan
- mengubah kedudukan bupati dari penguasa
tradisional menjadi
aparat pemerintahan
- mencampuri masalah keraton
Aturan yang menyengsarakan
rakyat :

- Contingenten (pajak yang harus
dibayar dengan hasil bumi)
- Verplichte leveraties (penjualan paksa
hasil bumi dengan harga yang
ditentukan.
- Preanger stelsel (wajib tanam kopi)
Pemerintahan Janssen (1811)
• Thomas Stamford Raffles di Penang,
diperintahkan oleh pimpinan Inggris di
India, Lord Minto untuk menguasai Jawa.
Tanggal 26 Agustus 1811 itu Batavia dan
daerah sekitarnya seperti Jatinegara
sudah jatuh ke tangait Inggris.
• Kapitulasi Tuntang tanggal 18 September
1811.
KEBIJAKAN PADA MASA PEMERINTAHAN
RAFFLES (1811-1816)

PEMERINTAHAN : : EKONOMI & KEUANGAN


- P. Jawa dibagi 16 karisiden -Sgala bentuk penyerahan wajib
- megurangi kekuasaan dihapuskan
bupati - Sewa tanah sedapat mungkin
- bertindak sewenang-we dibayar dengan uang
nang terhadap raja di Ind. - menjalankan sistem pajak
tanah (landrent system)
- Menghapus kerja Rodi
- menghapus “Pelayaran Hongi”

ILMU PENGETAHUAN : PEMUNGUTAN PAJAK :


- menyusun buku - Pungutan wajib dihapus
“History of Java” - semua tanah milik kolonial
- istrinya Olivia Marianne - sewa tanah di beberapa
berjasa dalam mrintis Ke daerah dengan dasar kon
bun Raya Bogor trak
KEBIJAKAN PEMERINTAH HINDIA BELANDA

Penjualan tanah partikelir


(Particuliere Landerijen)

Sistem tanam paksa


(Culture Stelsel)

Penanaman modal asing


Adalah penjualan tanah yang dilakukan
pemerintah kolonial kepada pihak
swasta / pertikelir

Contoh : tanah di Probolinggo pada masa


Daendela dijual kepada pengusaha swasta
Cina Han Tie Koo
Adalah tanam paksa untuk menanam tanaman
tertentu yang sangat laku di Eropa (cengkeh,
lada, tebu, dan tembakau).
Pelaksana Van Den Bosch
Tokoh penentang tanam paksa :
- Dr. Eduard Douwes Dekker
- Baron Van Hoevel
- Fransen Van der Putte
- P. Markus
- L. Vitalis
- Dr. W. Bosch
Sistem Tanam Paksa dan Usaha Swasta

Staatblat 1834, No. 22


• Menyediakan sebagian dari tanahya untuk penanaman tanaman yang
hasilnya dapat dijual di pasaran dunia, tidak lebih 1/5.
• Waktu pengerjaan tidak boleh melebihi untuk menanam padi.
• Tanah dibebaskan dari pajak tanah.
• Hasil tanaman dagangan itu wajib diserahkan kepada pemerintah
Hindia Belanda, kelebihan nilai pajak dikembalikan.
• Kegagalan panen yang bukan disebabkan oleh kesalahan rakyat
petani, menjadi tanggungan pemerintah.
• Penduduk desa bekerja di tanah-tanah untuk pelaksanaan Tanam
Paksa itu di bawah pengawasan langsung oleh para penguasa pribumi
• Penduduk yang bukan petani, diwajibkan bekerja di ladang-ladang
Pemerintah selarna 6 hari dalam satu tahun.
Latar belakang pemberlakuan UU Agraria tahun 1870
Sebagai pengganti aturan tanam paksa maka diberlakukannya
UU Agraria (Agrarische Wet) tahun 1870 yang dikeluarkan oleh
parlemen Belanda.
Tokohnya adalah De Wall
Tujuan UU Agraria :
- melindungi para petani di tanah jajahan
- memberi kesempatan kepada para pengusaha dan modal asing
untuk menyewa tanah penduduk
- membuka lap. Kerja bagi penduduk yang tidak memiliki tanah
PENGARUH KEBIJAKAN KOLONIAL :
1. Bidang Ekonomi
kesejahteraan rakyat rendah, tertekan oleh pajak
dan kehilangan tanah
2. Bidang Sosial
kedudukan daerah makin lemah, pendiudikan
mengalamim perkembangan pesat
3. Bidang politik
pengaruh Belanda makin kuat, penguasa
tradisional makin tergantung Belanda,
pengambilan wilayah secara paksa
4. Bidang budaya
budaya eropa merusak budaya lokal, pemimpin
agama menentang kears masuknya budaya barat.

Anda mungkin juga menyukai