Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN PELAYANAN

RADIOLOGI ….. (Diagnostik)


27 NOVEMBER 2012

Dr. GOGOT SUYITNO Sp.RAD., Sp.KN, MBA


LINGKUP BAHASAN :

 SOTK (Struktur Organisasi & Tatakerja)


 AnJab Radiologi (diagnostik)
 Manajemen Instalasi
STRUKTUR ORGANISASI & TATAKERJA (SOTK)
VISI : Adalah gambaran tentang keadaan ideal yang ingin dicapai.
Dalam penetapan visi, PERLU memperhatikan hal-hal antara lain :
 Mengacu pada visi Org.Induk (DepKes. …. Utk RS Pemerintah)
 Menjadi acuan dari setiap kegiatan pelayanan radiologi
 Secara umum visi yang ditetapkan mencapai pelayanan radiologi
prima (excellence services)
 SHARE VISION !!

MISI : Misi merupakan pernyataan (rumusan) tentang apa yang akan


diwujudkan oleh organisasi dalam rangka mencapai visi yang telah
ditetapkan.
Penetapan misi harus mempertimbangkan :
1. Kebutuhan dan harapan masyarakat di masa kini dan akan datang.
2. Kemampuan atau potensi yang dimiliki saat ini.
3. Ruang lingkup dari peran dan fungsi pelayanan radiologi diagnostik.
STRUKTUR ORGANISASI & TATALAKSANA KERJA (SOTK)
… con’t)
Struktur Organisasi Instalasi
 Pengorganisasian untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan
 Bagan dan komponen Org. disesuaikan dengan jenis kegiatan yang
dilakukan struktur organisasi induk (Org RS)
 Komponen yang ada dalam struktur organisasi adalah :
– Kepala Instalasi
– Koordinator Pelayanan (pimpinan kelompok kerja)
– Staf fungsional (administratif dan non administratif)
 Koord.pelayanan, jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan (mempertimbangkan unsur efisiensi dan efektivitas)
 Ditetapkan ANJAB setiap SDM dan di EVALUASI PELAKSANAANYA.
ORGANISASI dalam perspektif PERENCANAAN
& PENGENDALIAN
“Organisasi adalah salah satu instrumen untuk mencapai tujuan”

Desain Organisasi :
I. Hirarki Struktural : BIROKRATIS susunan Org. bentuk pyramid
“cenderung tinggi”  proses komunikasi internal berjenjang 
pengambilan keputusan “potensial” menjadi lambat.

II. Hirarki Fungsional : MATRIX, susunan Org. “Cenderung flat”, simless,


span of control “potensial” terlalu “luas”.

universal principle “ structure follow function”, taylormade,


by design !!
PENDESAINAN ORGANISASI

OH
I. Pendekatan HIRARKI STRUKTURAL

NT
CO
 Bentuk PYRAMID
 Pilihansesuai utk lingkungan bisnis yang stabil, kompetisi tidak tajam, dan
kendali bisnis ditangan produsen
 Terbentuk pusat-pusat pertanggung jawaban kendali ketat, efisien
 Sikap dan tanggung jawab manajer terpecah-pecah, sempit, dan cenderung tidak
berkerja berbasis Tim (kurang terintegrasi)
 Ukuran kinerja pada umumnya cenderung dititik beratkan pada keuangan dan
jangka pendek.
II. Pendekatan OWNERSHIP SYSTEM

OH
NT
DIREKSI ORG.FUNGSION

CO
AL PENDUKUNG

ORG.FUNGSI
KEU SEKRET
UMUM
HRD ONAL UTAMA  Cross-functional
system
PEMASA-
RAN
LOGISTIK MAINTE -
NANNCE  Product focus
C system
(FRONT
U LINER)  Customer focus
S system
(FRONT
T
LINER)  Organisasi
O
Cross M (FRONT cenderung flat
Functional
E
LINER)
 Utk lingk. bisnis
TEAM
R (FRONT dgn persaingan
LINER)
S ketat dan kendali
bisnis ditangan
ACCORDION PRINCIPLE
pelanggan
Ways to Assess Organizational Effectiveness

Organisasi adalah ALAT bukan


3 M  Efektifitas org diten Tujuan  Org. dibangun utk
tukan oleh pendekatan Pencapaian mencapai tujuan
pengelolaan sumberdaya tujuan

Perolehan &
penggunaan Proses internal
Sumber daya

Strategi untuk MS & MO  BSC : kerangka


memuaskan
anggotanya
komprehensif yg
Customers Focus  kendali menerjemahkan tujuan
bisnis ada ditanggan custo - stratejik kedalam serangkaian
mers (Ext & Int customers) ukuran kinerja

8
LEGAL LANDING DALAM MANAJEMEN PELAYANAN RADIOLOGI
1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
6. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
7. PP No.63 tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaatan
Radiasi Pengion
8. KepMenKes RI No.410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan atas Kep.
Men.Kes.RI No.1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
9. PerMenKes RI No.780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Radiologi (tentang Radioterapi , Bag. Kedua, Psl 10)
10. KepMenKes RI No, 008/MENKES/SK/I/2009 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
Nuklir di Sarana Pelayanan Kesehatan
MANAJEMEN & MANAJER
 Manajemen : seni melaksanakan dan mengatur  seni menyele-
saikan pekerjaan melalui orang lain
Manajemen, adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien (Ricky W. Griffin) 
POSCORBE
 Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan.
 Efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir  proporsional input - output
• “Manajer”  seorang yang bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. (Mary Parker Follet)
RUMAH SAKIT
 Rumah Sakit : “Institusi” pelayanan kesehatan yang menyeleng-garakan
pelayanan kesehatan perorangan (UKP) secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat  UU
RS (No.44/2009 Psl 1, ayat (1)

Hospital Management Principles


 Team Based Care
 Seamless Access to Services
 Medical Leadership
 Ethical & Evidence Based Care
 Service Orientation
 Concept of Care Continuity
GOOD GOVERNANCE
 Good Corporate Governance
RS GC2G  Good Clinical Governance

Governance :
1. To direct and control the action or conduct of ... by established
laws or arbitrary will
2. To direct and control … by authority

Mekanisme kendali suatu pranata sosial (korporasi atau


komunitas) terhadap unsur-unsur nya, agar berperilaku
secara adekuat untuk memelihara eksistensi pranata
tersebut
Cakupan Clinical Governance

• Clinical performance
• Clinical leadership
• Clinical audit
• Clinical risk management
• Complaints (manajement)
• Continuing health needs assessment
• Changing practices through evidence
• Continuing education
• Culture excellence
• Clear accountability
SISTEM KETERPADUAN FUNGSIONAL DALAM GC2G
“TRIAD” (Tiga Tungku Sejarangan)
BASIS PENYUSUNAN HBL

CORPORATE
PEMILIK GOVERNANCE
HOSPITAL
MANAGEMENT CLINICAL
GOVERNANCE
PENGE STAFF
LOLA MEDIK

SHARED CORPORATE ACCOUNTABILITY,

AKUNTABILITAS BERSAMA TTG PELAKSANAAN MISI DAN STRATEGI


PENCAPAIAN TUJUAN, DALAM PROSES MEWUJUDKAN VISI RS
CLINICAL GOVERNANCE
PERAN & FUNGSI INSTALASI RADIOLOGI
• Instalasi Radiologi adalah sub sistem dalam organisasi Rumah Sakit
• Instalasi Radiologi (diagnostik) merupakan satuan kerja penunjang
dengan tugas pokok dan fungsi menyiapkan/ menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan Radiologi
(.... Radiodiagnostik, Radioterapi, Kedokteran Nuklir)

 Sistem Produksi Layanan Radiodiagnostik (penunjang)


 Sistem Produksi Layanan Radioterapi (non penunjang)
 Sistem Produksi Layanan Kedokteran Nuklir (non penunjang)
AnJab Radiologi
Sistem Pelayanan “Satker” Radiologi (1/2/3)
Tugas Pokok dan Fungsi Sistem Produksi Layanan :
 Memproduksi layanan radiologi sesuai dengan bidang layanan masing-
masing.
 Menjaga mutu produk layanan.
 Melakukan inovasi & continues improvement ttg jenis produk dan
prosedur layanan.
 Organisasi sistem layanan dipimpin oleh seorang Koord. Pelayanan
dan dibantu oleh staf medis dan non medis.
 Koord. Pelayanan bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
proses produksi layanan.
 Masing-masing Koord. menyiapkan laporan kegiatan sistem layanan
secara berkala kepada Ka.Inst. Radiologi.
STANDAR LAYANAN DAN FASILITAS INSTALASI
RADIOLOGI

Integrasi dalam Perspektif “legal” dan “fungsional” :


 Perizinan Instalasi Radiologi
 Standar bangunan Instalasi Radiologi
 Standar peralatan Radiologi
 Standar SDM
Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
dan Bahan Nuklir ….. 1)
• Setiap sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi
harus mempunyai izin pelayanan dari Departemen Kesehatan cq Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi sesuai peraturan yang berlaku.
• Setiap peralatan yang menggunakan radiasi pengion harus mempunyai izin
pemanfaatan alat dari BAPETEN.
• Peralatan yang dicabut izin penggunaannya oleh BAPETEN tidak dapat
digunakan untuk pelayanan radiologi diagnostik  KONSEKWENSI LEGAL
• Penambahan alat baru yang menyebabkan perubahan denah ruangan, harus
dikaporkan ke Dinas Kesehatan Propinsi dengan melampirkan :
– Fotokopi legalisir asli izin penggunaan alat dari BAPETEN beserta dokumen
penyertanya.
– Fotokopi legalisir asli izin edar peralatan kesehatan dari Departemen
Kesehatan.
• Sarana pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan nama dan kepemilikan,
pindah lokasi harus memperbaruhi izin.
Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
dan Bahan Nuklir 2)
Pasal 12 dan 14 PP No. 29 Tahun 2008 tentang persyaratan Perizinan
Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir :
a. Administratif;
 Identitas pemohon izin;
 Akta pendirian badan hukum atau badan usaha;
 Izin dan/atau persyaratan yang ditetapkan oleh instansi lain yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
 Lokasi Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir.
b. Teknis; dan/atau prosedur operasi;
 Spesifikasi teknis Sumber Radiasi Pengion atau Bahan Nuklir yang
digunakan, sesuai dengan standar keselamatan radiasi;
 Perlengkapan proteksi radiasi dan/atau peralatan keamanan Sumber
Radioaktif;
Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
dan Bahan Nuklir ….. 3)
 Program proteksi dan keselamatan radiasi dan/atau program keamanan
Sumber Radioaktif;
 Laporan verifikasi keselamatan radiasi dan/atau keamanan Sumber Radioaktif; 
 Hasil pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi yang dilakukan oleh dokter yang
memiliki kompetensi, yang ditunjuk pemohon izin, dan disetujui oleh instansi
yang berwenang di bidang ketenagakerjaaan; dan/atau data kualifikasi personil,
yang meliputi:
– petugas proteksi radiasi yang memiliki kompetensi (PPR);
– personil yang menangani Sumber Radiasi Pengion (PR)
SARANA FISIK INSTALASI RADIOLOGI
 Terkait potensi bahaya radiasi RESIKO terhadap pekerja, pasien
dan lingkungan
 Syarat konstruksi harus memenuhi ketentuan/ perundangan yang
berlaku (luas, dinding, alur pasien, alur pekerja, panel kontrol, Km/WC,
ruang ganti, ruang tunggu, dll……….. ?

Detil VARIABEL persyaratan tergantung pada :


1. Jenis peralatan yang terpasang dan “positioning”  …..?
2. Rencana peruntukan alat  …..?
3. Tataruang RS termasuk rencana pengembangan  ….?
PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI
KLASIFIKASI
 Sebelum bekerja (pre employment)
 Selama masa bekerja (during employment)  RUTIN BERKALA
 Sesudah masa kerja (post employment)
(PP No.63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap
Pemanfaatan Radiasi Pengion)
Psl. 19 (ayat 1 s/d 4) …. Syarat menjadi pekerja radiasi
Psl. 20 (ayat 1 dan 2) …. Kewajiban pengusaha instalasi
Psl. 21 (ayat 1 dan 2) …. Pemeriksaan kesehatan sesudah masa kerja
Psl. 22 …. Medical record pekerja radiasi
Psl. 23 …. Pemeriksaan khusus (diluar pemeriksaan rutin.
Psl. 24 …. Tanggung jawab pembiayaan pemeriksaan.
Psl. 25 …. Penyimpanan dokumen  (30 thn. TMT mulai bekerja).
Pemenuhan Standar Peralatan Radiologi
 Men.Kes.RI No. 410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan atas Kep.
Men.Kes.RI No.1014/MENKES/SK/IXI2009 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik
Untuk pemenuhan kebutuhan peralatan :
1. Pertimbangan STRATEJIK :
 Kebutuhan fungsi  termasuk rencana pengembangan
 Resources yang tersedia (Dana, SDM, Tata Ruang)
 Persaingan “usaha”  perspektif “demand”
 Perencanaan Usaha :  leverage factor terhadap “kinerja RS“ sebagai
lembaga pelayanan publik sektor kesehatan
2. Pertimbangan Operasional :
 Jenis Alat dan kelengkapan Komponen Pendukung (Option) :
 Injector, printer film, CD/DVD copy, dll
 Jenis dan Tipe RS :
 RS Khusus atau RSU
 RS Tipe A,B,C.D
 Alat monitoring Keselamatan Kerja Radiasi dan Proteksi Radiasi :
 Personal dosimeter (TLD, Pocket dosimeter, film badge, dll)
 Apron, gonad shield, thyroid shield, Goggle Pb
 Parameter kendali mutu :
 faktor eksposi (kV, kVp, mA, s, mAs)
 Dosis paparan, nilai dosis, dynamic range and dose measurement, dll
 Alat kendali mutu :
 survey meter,
 densitometer,
 dll
STAFFING INSTALASI RADIOLOGI

Persyaratan UMUM :
 Syarat yg ditentukan lembaga RS
 Syarat disesuaikan dengan level “skill” yang diperlukan.

Persyaratan KHUSUS :
 Syarat sebagai pekerja Radiasi (UU)
 Pembekalan “khusus” sebagai pekerja radiasi (kursus PR sesuai
tingkatan dan jenis tupoksinya)
…… (Mengapa ada pesyaratan khusus ??)
Human capital …. (SDM) di RS)
 RS sebagai Organisasi  komunitas intelektual dan tempat bekerja berbagai
profesi.
 Human Capital menempati posisi sentral sebagai bagian Intelectual Capital dalam
organisasi (Coff, 1997) :

INTELECTUAL CAPITAL … merupakan representasi sumberdaya yang bernilai dan


berkemampuan untuk bertindak berdasarkan pada pengetahuan (tacit & explicit
knowledge) (Ghosal,1998)

INTELECTUAL CAPITAL : (Stewart & Thomas,1997)


 Human capital (jumlah, jenis, perilaku, skill, knowledge dll.)
 Structural capital (kemampuan managing)
 Customer capital (hubungan organisasi dgn pelanggan : segmen penetrasi,
cakupan & loyalitas)
PERAN DAN NILAI TAMBAH SDM
PERAN Sulit digantikan Sulit digantikan
Nilai tambah rendah Nilai tambah tinggi

Mudah digantikan Mudah digantikan


Nilai tambah rendah Nilai tambah tinggi

0
NILAI TAMBAH

Skill ketenagaan
• Commodity skill Bagaimana peta skill
• Leverage skill ketenagaan di RS (Inst. Rad ?
• Propietary skill

Sumber : Intelectual capital, Stewart, 1997


Kanan BAWAH :
• Karyawan dengan leverage skill
• Memiliki nilai tambah tinggi bagi pelanggan
• Sebagai individu perannya tidak besar

Kanan ATAS :
• Karyawan dengan leverage skill dan propietary skill
• Memiliki nilai tambah tinggi bagi pelanggan
• Tidak tergantikan dalam organisasi dan sulit digantikan
sebagai individu.
• Memiliki kemampuan dalam menciptakan produk/jasa.
KIRI BAWAH :
• Pekerja terampil dan setengah terampil
• Dibutuhkan & mungkin jumlahnya banyak
• Tidak menentukan Kinerja perusahaan (RS) sebagai
individu dan nilai tambah bagi pelanggan rendah

KIRI ATAS :
• Pekerja terampil
• Jumlah terbatas dan bukan pekerja utama
• Sulit digantikan tetapi nilai tambah rendah bagi
pelanggan
Semakin besar intensitas human capital sebuah bisnis :
• Semakin besar prosentase karyawan yang sulit digantikan
• Menghasilkan nilai tambah yang tinggi bagi pelanggan
• Semakin tinggi karyawan tersebut menuntut upah (reward)
atas jasanya
• Semakin kuat perusahaan (RS) tersebut dalam mengahadapi
persaingan

Tantangan manajemen paling sulit : kelompok kuadran KIRI ATAS


dan KIRI BAWAH  dibutuhkan tetapi nilai tambah bagi
pelanggan rendah
MEMBANGUN KOMITMEN & KEPUASAN PELANGGAN
“BISNIS” RUMAH SAKIT :
 Adalah bisnis kepercayaan (Value business) yang berorientasi kepada
COMPETENCY & CAPACITY SDM SDM merupakan kunci sukses
utama (CSF) dalam bisnis RS.
 Indikator KEPUASAN PELANGGAN : Berkaitan dengan indikator MUTU
PELAYANAN
 Memberikan pelayanan dengan mutu sesuai standar atau melebihi
standar  PELAYANAN PRIMA
 Tingkat KEPUASAN terhadap PELAYANAN RS : 90% ditentukan oleh
pelanggan dan hanya 10% bisa diprediksi oleh provider, melalui indikator-
indikator tertentu  PELAYANAN PRIMA ~ ZERO COMPLAIN
MENINGKATKAN KOMITMEN KARYAWAN
Komitmen & Kompetensi  diukur pada berbagai level dalam
organisasi s/d level perorangan (individual)

1. KOMITMEN TINGGI tuntutan RENDAH


2. KOMPETENSI TINGGI  kemampuan TINGGI

Komitmen X Kompetensi = Intelectual capital


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai