Kepantasan Pemeriksaan Ekokardiografi Pada Pasien Kelainan Katup Mitral
Kepantasan Pemeriksaan Ekokardiografi Pada Pasien Kelainan Katup Mitral
STENOSIS MITRAL
• Merupakan kelainan katup mitral dalam bentuk penyempitan katup
yang bersifat progresif. adanya fusi komisura dan gangguan
pergerakan katup tanpa kalsifikasi, namun pada usia lanjut
didapatkan fusi komisura dengan daun katup yang fibrosis dan
kalsifikasi disertai keterlibatan apparatus subvalvular
TUJUAN PEMERIKSAAN
EKOKARDIOGRAFI PADA 1. TTE diindikasikan untuk menegakkan diagnosis, menilai severitas katup, menilai
PASIEN DENGAN STENOSIS lesi valvular lainnya serta melihat morfologi katup untuk menentukan indikasi
intervensi mitral perkutan.
MITRAL
“
2. Menentukan kebutuhan pemberian antikoagulan pada kondisi irama sinus bila
ditemukan adanya spontaneous echo contrast dengan diameter LA > 50 mm.
”
4. Mengevaluasi adanya trombus dan severitas regurgitasi mitral pada kasus SM
yang diindikasikan untuk dilakukan tindakan komisurotomi (percutaneous mitral
balloon commissurotomy).
Pemeriksaan rutin (1-2 tahun) pada stenosis mitral ringan hingga sedang dengan MVA 1.5 cm2 P
Pemeriksaan ulang (<1 tahun) pada stenosis mitral sedang hingga berat yang sedang/akan mengalami peningkatan D
kebutuhan hemodinamik (contoh: operasi nonkardiak, kehamilan)
Pemeriksaan ulang (3-6 bulan) pada stenosis mitral dengan trombus untuk evaluasi trombus P
P: Pantas;
D: Dapat Pantas;
J: Jarang Pantas.
6
REGURGITASI MITRAL
• Merupakan kelainan katup mitral dalam bentuk penyempitan katup
yang bersifat progresif. adanya fusi komisura dan gangguan
pergerakan katup tanpa kalsifikasi, namun pada usia lanjut
didapatkan fusi komisura dengan daun katup yang fibrosis dan
kalsifikasi disertai keterlibatan apparatus subvalvular
KRONIS
PENYEBAB:
AKUT
PENYEBAB: 1. Endokarditis infektif
1. Endokarditis infektif 2. Myxomatous katup mitral
2. Myxomatous katup 3. Ruptur muskulus papilaris krn
mitral STEMI inferior
RM Kronis Primer/Degeneratif RM Kronis Sekunder/ Struktur Katup
3. Ruptur muskulus
Akibat kelainan komponen katup Normal
papilaris krn STEMI
inferior PENYEBAB: PENYEBAB:
1. NEGARA BARAT : DEFISIENSI 1. KARDIMIOPATI DILATASI ATAU
FIBROELASTIN SAMPAI KE BARLOW ISKEMIK
DISEASE. 2. PEMBESARAN ATRIUM
2. NEGARA BERKEMBANG : DISEBABKAN
OLEH PENYAKIT JANTUNG REMATIK
Presentation title 8
TUJUAN PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAFI PADA PASIEN DENGAN REGURGITASI MITRAL
RM KRONIS
SEKUNDER
RM AKUT RM KRONIS
PRIMER
1. Ukuran dan fungsi ventrikel
1.Evaluasi fungsi ventrikel, p.
dan atrium, p. arteri pulmonal,
arteri pulmonal dan mekanisme dan severitas RM. 1.Menegakkan etiologi dan
mekanisme RM. menilai beratnya remodelling 2. Menilai indikasi intervensi
2.Mencari kemungkinan 2. Exercise test dan hemodinamik 3. Sebagai guidance intra
global dan regional beserta katup mitral transkateter
dengan TTE dapat prosedural.
rupturM.papilaris/korda disfungsi sistolik ventrikel kiri,
dipertimbangkan sbg tambahan
tendinea pd pasca IMA dgn severitas regurgitasi dan
informasi diagnostik dan
hemodinamik tdk stabil hipertensi pulmonal.
prognostik.
Presentation title 9
Pemeriksaan AUC
Pemeriksaan ulang setiap 3-5 tahun pada regurgitasi mitral kronis derajat ringan asimptomatik P
Pemeriksaan ulang (1-2 tahun) regurgitasi mitral ringan tanpa perubahan dari status klinis atau hasil pemeriksaan D
jantung
Pemeriksaan ulang (1-2 tahun) pada regurgitasi mitral kronis derajat sedang dengan FEVK > 60% asimptomatik P
Pemeriksaan ulang (6-12 bulan) pada regurgitasi mitral kronik derajat berat asimptomatik dengan FEVK > 60% P
Pemeriksaan ulang (1 tahun) pada regurgitasi mitral kronik berat untuk menentukan waktu intervensi D
Pemeriksaan ulang pada AR (derajat apapun) dengan perubahan dari status klinis atau hasil pemeriksaan P
jantung atau untuk menuntun pemilihan terapi
P: Pantas;
D: Dapat Pantas;
J: Jarang Pantas.
10
STENOSIS/ REGURGITASI
AORTA
• Prevalensi Berdasarkan studi di Amerika Serikat, prevalensi stenosis
aorta/aortic stenosis (AS) mencapai 5% pada usia di atas 75 tahun.
• Di negara maju, stenosis aorta adalah penyakit katup jantung
tersering yang memerlukan intervensi bedah atau perkutan
• Di negara berkembang, AR juga cukup sering ditemukan pada usia
muda akibat penyakit jantung rematik atau endokarditis.
11
1. Pada pasien dengan gejala/tanda AS atau dengan BAV, TTE diindikasikan untuk mendiagnosis dan
menentukan penyebab, stabilitas hemodinamik, penilaian fungsi ventrikel kiri, serta menentukan prognosis
dan waktu yang tepat untuk intervensi (Kelas 1 A).
2. Pada pasien dewasa, pemeriksaan fisik umumnya tidak akurat dalam mendiagnosis dan menentukan
derajat AS. Pemeriksaan TTE dapat mengevaluasi anatomi dan gerakan katup, derajat obstruksi katup
aorta, adanya regurgitasi aorta/mitral, dan memperkirakan tekanan sistolik pulmonal.
3. Pada pasien dengan kecurigaan AS berat low flow-low gradient dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri/left
ventricular ejection fraction (LVEF) yang normal, optimalisasi kontrol tekanan darah direkomendasikan
sebelum evaluasi derajat AS melalui TTE (Kelas 1B-NR).
4. Pada pasien dengan hipertensi, ekokardiografi dapat mengakibatkan kesalahan pengukuran derajat
stenosis aorta.
5. Pada pasien dengan kecurigaan AS berat low flow-low gradient dengan LVEF yang menurun, dobutamine
stress test dosis rendah dengan ekokardiografi dapat dilakukan untuk mengevalusi derajat dan contractile
reserve (Kelas 2a B-NR).
6. Pada pasien dengan kecurigaan AS berat low flow-low gradient dengan LVEF yang normal atau menurun
(Stage D2 dan D3), perhitungan rasio outflow tract terhadap aortic velocity dapat dipertimbangkan untuk
menentukan derajat lebih lanjut (Kelas 2a B-NR).
KRITERIA KEPANTASAN PENGGUNAAN UNTUK PEMERIKSAAN TTE RUTIN PADA PASIEN AS
2. Pemeriksaan rutin (3-5 tahun) pada pasien BAV atau sklerosis aorta tanpa AS dan dengan AR trivial/ringan P
(stage A)
3. Pemeriksaan rutin (3-5 tahun) pada AS ringan dengan kalsifikasi ringan P
4. Pemeriksaan rutin (2 tahun) pada BAV dengan penebalan katup dan AS ringan P
5. Pemeriksaan rutin (1-2 tahun) pada AS ringan (stage B) tanpa perubahan status klinis atau pemeriksaan D
jantung
6. Pemeriksaan rutin (1-2 tahun) pada AS sedang (stage B) tanpa perubahan status klinis atau pemeriksaan P
jantung
7. Pemeriksaan ulang (<1 tahun) pada AS sedang hingga berat (stage B) yang sedang/akan mengalami D
peningkatan kebutuhan hemodinamik (contoh: operasi nonkardiak, kehamilan)
8. Pemeriksaan rutin (6-12 bulan) pada AS sedang dan kalsifikasi berat atau AS berat asimptomatik (stage C) P
tanpa perubahan status klinis atau pemeriksaan jantung
9. Pemeriksaan ulang pasien AS berat low-flow/low-gradient dengan LVEF normal (>50%) setelah hipertensi P
terkontrol
10. Pemeriksaan ulang pada AS (derajat apapun) dengan perubahan status klinis atau pemeriksaan jantung, atau P
untuk menuntun pemilihan terapi
Presentation title 15
3. Pemeriksaan ulang (1-2 tahun) AR ringan (stage B) tanpa perubahan dari status klinis atau hasil D
pemeriksaan jantung
4. Pemeriksaan ulang (1-2 tahun) AR sedang (stage B) tanpa perubahan dari status klinis atau P
hasil pemeriksaan jantung
5. Pemeriksaan ulang (6-12 bulan) AR berat asimptomatik (stage C1) dengan LVEF normal P
(>50%) dan ukuran LV normal
6. Pemeriksaan ulang (1 tahun) untuk ukuran dan morfologi sinus aorta dan aorta ascendens pada P
pasien bikuspid aorta dengan aorta ascendens berdiameter >4 cm dengan salah satu dari:
diameter aorta >4.5 cm, perubahan diameter aorta yang cepat, riwayat diseksi aorta di keluarga
(first-degree relative)
7. Pemeriksaan ulang pada AR (derajat apapun) dengan perubahan dari status klinis atau hasil P
pemeriksaan jantung atau untuk menuntun pemilihan terapi
KEPANTASAN PEMERIKSAAN
EKOKARDIOGRAFI PADA PASIEN DEWASA
DENGAN KATUP PROSTETIK
Parameter Evaluasi
Informasi Klinis Tanggal penggantian katup
Tipe dan ukuran katup prostetik
Tinggi badan/berat badan/body surface area
Gejala dan temuan klinis yang terkait
Tekanan darah dan detak jantung
Pencitraan katup Gerakan katup dan okluder
Kalsifikasi atau struktur abnormal pada berbagai komponen prostesis
Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture
1 2 3
Nilai Referensi Normal Dari Effective Orifice Area (EOA) Pada Katup Mitral Prostetik
Katup Mekanis
3 Pemeriksaan rutin (>3 tahun setelah implantasi katup) jika tidak diketahui atau kecurigaan adanya disfungsi katup P7
4 Evaluasi katup prostetik dengan kecurigaan adanya disfungsi atau adanya perubahan pada status klinis atau pemeriksaan Jantung P9
5 Evaluasi ulang dari disfungsi katup prostetik yang telah diketahui ketika diperlukan perubahan pada tatalaksana atau untuk P9
memandu terapi
Endokarditis Infektif Katup Prostetik dengan TTE
6 Evalusi dasar dari kecurigaan endokarditis infektif dengan hasil kultur darah positif atau murmur baru P9
17 Karakterisasi dari katup Bioprostetik jika secara klinis menunjukkan tanda dan gejala atas kecurigaan disfungsi katup P9
KEPANTASAN PEMERIKSAAN
2 Pemeriksaan TEE untuk menilai anatomi VSD dengan lebih baik bila hasil pemeriksaan TTE belum P
dapat memberikan kesimpulan apakah memungkinkan penutupan secara perkutan atau bila terdapat
kelainan struktural jantung lain yang membutuhkan evaluasi dengan TEE
3 Pemeriksaan TEE yang dilakukan bila dari pemeriksaan TTE sudah dapat diambil kesimpulan bahwa J
tidak memungkinkan dilakukan penutupan secara perkutan atau ditemukan kelainan struktural
jantung lain yang membutuhkan prosedur pembedahan, kecuali bila terdapat kelainan jantung lain
yang membutuhkan evaluasi dengan TEE
Saat Prosedur
4 Pemeriksaan TTE atau TEE untuk mengevaluasi posisi device, residual shunt, serta ada atau tidaknya P
komplikasi Pada prosedur penutupan VSD perkutan dengan panduan fluoroskopi
5 Pemeriksaan TTE dan TEE dari awal tindakan untuk memandu jalannya kateter dan wire, proses P
pemasangan alat serta mengevaluasi posisi device, residual shunt, serta ada atau tidaknya komplikasi
setelah alat dipasang pada prosedur penutupan VSD perkutan dengan teknik zero fluoroskopi
Pasca Prosedur
6 Pemeriksaan TTE dalam 24 jam pasca prosedur penutupan VSD perkutan untuk evaluasi hasil P
prosedur dan menilai ada atau tidaknya komplikasi
7 Pemeriksaan rutin TEE pasca prosedur penutupan VSD perkutan, tanpa ada kecurigaan dari hasil J
pemeriksaan TTE terdapat temuan tertentu yang membutuhkan evaluasi lebih detail dengan TEE
Sebelum Prosedur
2 Pemeriksaan TEE untuk menilai anatomi ASD dengan lebih baik, terutama ukuran dan rim-rim, serta kelainan struktural jantung lain P
3 Pemeriksaan TEE yang dilakukan bila dari pemeriksaan TTE sudah dapat diambil kesimpulan bahwa tidak memungkinkan dilakukan penutupan secara J
perkutan atau ditemukan kelainan struktural jantung lain yang membutuhkan prosedur pembedahan, kecuali bila terdapat kelainan jantung lain yang
membutuhkan evaluasi dengan TEE
Saat Prosedur
4 Pemeriksaan TTE atau TEE untuk mengevaluasi posisi device, residual shunt, serta ada atau tidaknya komplikasi Pada prosedur penutupan ASD perkutan P
dengan panduan fluoroskopi
5 Pemeriksaan TTE dan TEE dari awal tindakan untuk memandu jalannya kateter dan wire, proses pemasangan alat serta mengevaluasi posisi device, P
residual shunt, serta ada atau tidaknya komplikasi setelah alat dipasang pada prosedur penutupan ASD perkutan dengan teknik zero fluoroskopi
Pasca Prosedur
6 Pemeriksaan TTE dalam 24 jam pasca prosedur penutupan ASD perkutan untuk evaluasi hasil prosedur dan menilai ada atau tidaknya komplikasi P
7 Pemeriksaan rutin TEE pasca prosedur penutupan ASD perkutan, tanpa ada kecurigaan dari hasil pemeriksaan TTE terdapat temuan tertentu yang J
membutuhkan evaluasi lebih detail dengan TEE
TABEL PDA
No Tahapan Klinis Jenis Evaluasi Kepantasan
1 Diagnostik dan pra Evaluasi awal pada pasien yang sudah diketahui atau dicurigai penyakit S
intervensi non-bedah jantung bawaan pada dewasa.(8)
2 dan bedah Pasien yang sudah diketahui dengan penyakit jantung bawaan pada dewasa S
dengan perubahan status klinis atau pemeriksaan jantung.(8)
4 Re-evaluasi untuk arahan terapi pasien penyakit jantung bawaan pada S
dewasa yang sudah diketahui.(8)
5 Transesophageal echocardiography (TEE) dilakukan jika dicurigai penyakit S
jantung bawaan dan diagnosa belum dapat ditegakan dengan
transesophageal echocardiography (TTE) akibat karaketeristik pasien atau
visualisasi tidak adekuat.(8,9)
6 TEE dilakukan ketika TTE sudah cukup untuk mendiagnosa dan JS
menentukan tatalaksana.(8)
7 Pemeriksaan ekokardiografi atau pemeriksaan pencitraan lain seperti BS
Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau Computed Tomography (CT)
diindikasikan sebelum tindakan invasif kateterisasi jantung untuk
mengumpulkan data dan melakukan tindakan intervensi.(6)
16 Evaluasi Berkala Pemeriksaan rutin direkomendasikan pada pasien dengan PDA kecil BS
tanpa adanya volume overload jantung kiri. Pemeriksaan rutin dapat
dilakukan setiap 3-5 tahun pada pasien dengan PDA kecil tanpa
adanya volume overload jantung kiri.(7)
17 Pasien dewasa dengan PDA besar, kemungkinan akan BS
mengalami fisiologis Eisenmenger. Pasien ini membutuhkan
evaluasi berkala untuk memantau perjalanan atau perburukan
penyakitnya.(7)
18 Pemeriksaan rutin setiap 5 tahun pada pasien yang telah BS
dilakukan pemasangan device occluder direkomendasikan
untuk dilakukan karena belum adanya data jangka panjang
tentang intevensi non-bedah dengan device occlude. (7)
TTE
TEE 3 Ekokardio-grafi
(dengan injeksi
TEE (dengan dimensi intrakardiak
No Indikasi salin: dengan
injeksi salin) (dengan (dengan tanpa 3
atau tanpa 3
injeksi salin) dimensi)
dimensi)
1 Memandu intraprosedural
pada pasien dengan:
Dengan atau tanpa
aneurisma septum
atrial
PFO dengan saluran
yang pendek atau Jarang Pantas Pantas Pantas Pantas
panjang
EVALUASI EKOKARDIOGRAFI SETELAH PROSEDUR PENUTUPAN PFO
1
Evaluasi 6 bulan setelah prosedur penutupan PFO
untuk menilai posisi dan integritas alat
Pantas Mungkin Pantas
Patensi PFO
Trombus
2
Evaluasi tidak rutin setelah penutupan PFO dan
penilaian klinis infeksi, malposisi, embolisasi atau Pantas Pantas
pirau persisten
LEFT ATRIAL
APPENDAGE
Sebelum Prosedur
1 TTE dan TEE direkomendasikan (appropriate) untuk dilakukan sebelum prosedur penutupan LAA perkutan untuk: P
menilai anatomi dan ukuran LAA
mencari thrombus di LA, LAA dan ruang jantung lainnya
menilai kelainan struktural jantung lain beserta derajat keparahannya
Saat Prosedur
4 Pada prosedur penutupan LAA perkutan dengan panduan fluoroskopi, pemeriksaan TEE direkomendasikan P
(appropriate) untuk mengevaluasi posisi device, residual shunt, serta ada atau tidaknya komplikasi
5 Pada prosedur penutupan LAA perkutan dengan kombinasi panduan fluoroskopi dan ekokardiografi, pemeriksaan P
TEE direkomendasikan (appropriate) untuk mengevaluasi posisi device, residual shunt, serta ada atau tidaknya
komplikasi
Pasca Prosedur
6 TTE direkomendasikan (appropriate) untuk dilakukan dalam 24 jam pasca prosedur penutupan LAA perkutan P
untuk evaluasi hasil prosedur dan menilai ada atau tidaknya komplikasi.
7 Pemeriksaan TEE rutin dalam jangka waktu yang lebih lama pasca tindakan dapat dipertimbangkan (uncertain B
appropriatness) sesuai dengan ketersediaan alat, sumber daya manusia, serta preferensi operator karena terdapat
beberapa studi yang melaporkan komplikasi yang timbul lebih lambat dari prosedur ini
HIPERTENSI
PULMONAL
PROBABILITAS PH DARI PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAFI PADA
PASIEN DENGAN KECURIGAAN PH.
HIPERTENSI PULMONAL
No Indikasi Rekomendasi
1 Evaluasi kecurigaan hipertensi pulmonal meliputi Pantas
evaluasi fungsi RV dan estimasi PAP
2 Pemeriksaan evaluasi (<1 tahun) pada hipertensi Tidak Pantas
pulmonal tanpa perubahan status klinis
3 Pemeriksaan evaluasi (>= 1 tahun) pada hipertensi Pantas
pulmonal tanpa perubahan status klinis
4 Evaluasi ulang pada hipertensi pulmonal jika Pantas INDIKASI DILAKUKAN PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAFI PADA PASIEN PH
terdapat perubahan status klinis atau untuk panduan
terapi
5 Stress ekokardiografi pada pasien dengan Tidak Yakin
kecurigaan hipertensi pulmonal
6 Stress ekokardiografi pada pasien dengan normal Tidak Yakin
atau peningkatan estimasi RVP saat istirahat dari
hasil ekokardiografi
7 Evaluasi ulang pada pasien dengan hipertensi Tidak Yakin
pulmonal yang diinduksi oleh aktivitas untuk
mengevaluasi terapi
8 Evaluasi stress ekokardiografi secara rutin pada Tidak Sesuai
pasien hipertensi pulmonal (saat istirahat)
9 Pemeriksaan ekokardiografi evaluasi (dengan atau Pantas
tanpa 3D dan atau dengan kontras) pada pasien
kecurigaan hipertensi arteri pulmonal asimptomatik
meliputi evaluasi fungsi RV dan estimasi PAP pada
pasien dengan resiko terjadi hipertensi arteri REKOMENDASI EKOKARDIOGRAFI
pulmonal PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
10 Pemeriksaan ekokardiografi transesofageal evaluasi Jarang Pantas PULMONAL
(dengan atau tanpa 3D) pada pasien kecurigaan
13 Pemeriksaan ekokardiografi transesofageal evaluasi (dengan atau tanpa 3D) pada pasien Jarang Pantas
kecurigaan hipertensi pulmonal simptomatik termasuk evaluasi fungsi RV dan estimasi PAP
14 Pemeriksaan stress ekokardiografi evaluasi pada pasien kecurigaan hipertensi pulmonal simptomatik Jarang Pantas
termasuk evaluasi fungsi RV dan estimasi PAP
15 Pemeriksaan ekokardiografi transesofageal evaluasi (dengan atau tanpa 3D) pada pasien yang tegak Dapat Pantas
hipertensi pulmonal tanpa kelainan katup jantung
16 Pemeriksaan strain/strain rate imaging dengan speckle atau tissue doppler pada pasien yang tegak Dapat Pantas
hipertensi pulmonal tanpa kelainan katup jantung
17 Pemeriksaan stress ekokardiografi pada pasien yang tegak hipertensi pulmonal tanpa kelainan katup Dapat Pantas
jantung
18 Pemeriksaan evaluasi ulang ekokardiografi (< 1 tahun) pada pasien dengan hipertensi pulmonal Dapat Pantas
moderate-severe yang asimtomatik atau stabil symptom tanpa perubahan klinis atau pemeriksaan
jantung
19 Pemeriksaan evaluasi ulang ekokardiografi transesofageal (< 1 tahun) pada pasien dengan hipertensi Jarang Pantas
pulmonal moderate-severe yang asimtomatik atau stabil symptom tanpa perubahan klinis atau
pemeriksaan jantung
20 Pemeriksaan evaluasi ulang strain/strain rate imaging dengan speckle atau tissue doppler (< 1 tahun) Jarang Pantas
pada pasien dengan hipertensi pulmonal moderate-severe yang asimtomatik atau stabil symptom tanpa
perubahan klinis atau pemeriksaan jantung
21 Pemeriksaan evaluasi ulang ekokardiografi ( 1 tahun) pada pasien dengan hipertensi pulmonal Pantas
moderate-severe yang asimtomatik atau stabil symptom tanpa perubahan klinis atau pemeriksaan
jantung
22 Pemeriksaan evaluasi ulang ekokardiografi transesofageal (1 tahun) pada pasien dengan hipertensi Jarang Pantas
pulmonal moderate-severe yang asimtomatik atau stabil symptom tanpa perubahan klinis atau
pemeriksaan jantung
23 Pemeriksaan evaluasi ulang strain/strain rate imaging dengan speckle atau tissue doppler (>=1 tahun) Jarang Pantas
pada pasien dengan hipertensi pulmonal moderate-severe yang asimtomatik atau stabil symptom tanpa
perubahan klinis atau pemeriksaan jantung
Presentation title 44
Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture
2-dimensional strain dari <10% longitudinal Prediktor untuk prognosis yang buruk
segmen basal RV free wall sistolik deformasi
MASSA
KARDIAK
Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture
menilai
Diagnosis awal Komplikasi cth:
(jenis, penekanan ruang
karakteristik, jantung atau memandu terapi evaluasi terapi
bentuk dan obstruksi aliran
ukuran darah
Presentation title 48
Jenis massa kardiak Waktu pemeriksaan ekokardiografi Tujuan dan hal yang dinilai
Varian anatomik ekokardiografi dapat dilakukan jika terjadi
tidak diperlukan evaluasi atau pemeriksaan lanjutan
perubahan klinis.
jika tidak ditemukan abnormalitas yang menyertai
seperti trombus dan vegetasi
Peralatan implan jantung
dilakukan pada saat sebelum, intra-tindakan (jika menilai alat terpasang baik di tempat yang
sesuai.
diperlukan) dan sesudah pemasangan alat. Evaluasi
menilai kesesuaian gerakan kontraksi jantung
dapat dilakukan setelah pasien pulang, pada saat
pada ICD/CRT
terjadi perubahan klinis pasien dan per 6 bulan menilai ada tidaknya komplikasi
secara rutin. menilai ada tidaknya trombus/vegetasi.
Trombus dapat dilakukan setiap saat jika terjadi perubahan menilai bentuk, karakteristik, ukuran dan regresi
klinis pasien, dan dilakukan per 3 bulan pada pasien trombus sesuai dengan evaluasi antikoagulan.
stabil/rawat jalan.
Vegetasi dapat dilakukan setiap saat jika terjadi perubahan menilai bentuk, karakteristik, ukuran dan regresi
klinis pasien, setelah pemberian rejimen antibiotik, vegetasi sesuai dengan pengobatan antibiotik.
dan dapat dilakukan perbulan menunggu jadwal
tindakan evakuasi.
Tumor jantung dapat dilakukan setiap saat jika terjadi perubahan menilai bentuk, karakteristik, ukuran dan regresi
klinis pasien, setelah pemberian kemoterapi pada tumor.
tumor maligna, dan dapat dilakukan perbulan
menunggu jadwal tindakan evakuasi.
Massa ekstrakardiak dapat dilakukan setiap saat jika terjadi perubahan menilai bentuk, ukuran dan karakterikstik
klinis pasien misal saat menimbulkan effusi perikard massa.
atau penekanan ruang jantung. Menilai komplikasi yang ditimbulkan seperti
Tidak diperlukan evaluasi ulangan pada lemak effusi perikard, tamponade atau penekanan
perikardial ruang jantung.
KEPANTASAN PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAFI
PENGGUNAAN TTE PADA PASIEN DENGAN KECURIGAAN ATAU SUDAH TERDIAGNOSIS DENGAN PENYAKIT
PERIKARDIAL
Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture
Peyakit perikardial
5 Evaluasi ulang efusi perikard asimtomatik kronik dalam 3 bulan, dan dapat dilakukan lebih cepat jika P
terdapat perubahan klinis
6 Evaluasi ulang efusi perikard dan penyakit perikardial untuk pemanduan manajemen terapi dalam 3 bulan, P
dan dapat dilakukan lebih cepat jika terdapat perubahan klinis
7 Evaluasi ulang progresifitas ukuran efusi perikard atau kecurigaan tamponade jantung dalam 3 bulan, dan P
dapat dilakukan lebih cepat jika terdapat perubahan klinis
8 Evaluasi ulang progresifitas perikarditis konstriksi dalam 3 bulan, dan dapat dilakukan lebih cepat jika P
terdapat perubahan klinis
9 Evaluasi kecurigaan masa perikardial P
10 Evaluasi ulang masa perikardial dengan kecurigaan ekspansi masa perikardial dalam 3 bulan, dan dapat P
dilakukan lebih cepat jika terdapat perubahan klinis
KEPANTASAN PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAFI PADA
PASIEN DEWASA DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
PFO
1 Pemeriksaan rutin pasien PFO yang tidak bergejala J
ASD dan PAPVC
Belum Terkoreksi
2 Pemeriksaan rutin (1-2 tahun) pada pasien ASD atau PAPVC dengan keterlibatan satu vena pulmonal yang tidak bergejala M
3 Pemeriksaan rutin (3-5tahun) pada pasien ASD atau PAPVC dengan keterlibatan satu vena pulmonal yang tidak bergejala P
4 Pemeriksaan rutin (1-2 tahun) pada pasien ASD atau PAPVC ≥ moderat, dengan keterlibatan lebih dari satu vena pulmonal yang tidak P
bergejala
5 Evaluasi karena adanya perubahan status klinis dan/atau gejala maupun tanda yang memerlukan perhatian
P
6 Evaluasi untuk menentukan metode penutupan isolated ASD sekundum P
7 Evaluasi sebelum koreksi defek sinus venosus dan/atau PAPVC yang terencana P
Pasca Prosedur: Pembedahan atau Kateterisasi
8 Evalusi rutin pasca prosedur (dalam 30 hari) P
9 Evaluasi akibat adanya perubahan pada status klinis dan/atau gejala maupun tanda yang memerlukan perhatian P
10 Pemeriksaan rutin dalam 1 minggu, 1 bulan, 3-6 bulan, dan 1 tahun setelah penutupan ASD dengan device pada pasien yang tidak P
bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
11 Pemeriksaan rutin (2-5 tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan ASD dengan device pada pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan P
sekuele ringan
12 Pemeriksaan rutin dalam 1 tahun pasca penutupan ASD dengan pembedahan atau perbaikan PAPVC pada pasien yang tidak bergejala, P
tanpa atau dengan sekuele ringan
13 Pemeriksaan rutin (setiap tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan ASD dengan pembedahan atau perbaikan PAPVC pada pasien yang M
tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
14 Pemeriksaan rutin (2-5 tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan ASD dengan pembedahan atau perbaikan PAPVC pada pasien yang tidak P
bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
15 Pemeriksaan rutin pada 3-12 bulan pasca penutupan ASD dengan device atau pembedahan pada pasien dengan sisa pirau yang P
signifikan, disfungsi ventrikel atau katup, aritmia, dan/atau hipertensi paru
16 Pemeriksaan rutin pada 3-12 bulan setelah perbaikan PAPVC pada pasien dengan obstruksi vena pulmonal atau sistemik, disfungsi P
ventrikel atau katup, aritmia, dan/atau hipertensi paru
Presentation title 53
Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture
Evaluasi
Memandu terapi Tindak lanjut
perubahan status Tindak lanjut awal
atau manajemen, berikutnya tanpa
Diagnosis awal klinis atau hasil tanpa perubahan
terlepas dari perubahan status
pemeriksaan status klinis
adanya gejala; klinis
jantung
PFO
1 Pemeriksaan rutin pasien PFO yang tidak bergejala J
ASD dan PAPVC
Belum Terkoreksi
2 Pemeriksaan rutin (1-2 tahun) pada pasien ASD atau PAPVC dengan keterlibatan satu vena pulmonal yang M
tidak bergejala
3 Pemeriksaan rutin (3-5tahun) pada pasien ASD atau PAPVC dengan keterlibatan satu vena pulmonal yang P
tidak bergejala
4 Pemeriksaan rutin (1-2 tahun) pada pasien ASD atau PAPVC ≥ moderat, dengan keterlibatan lebih dari P
satu vena pulmonal yang tidak bergejala
5 Evaluasi karena adanya perubahan status klinis dan/atau gejala maupun tanda yang memerlukan perhatian
P
6 Evaluasi untuk menentukan metode penutupan isolated ASD sekundum P
7 Evaluasi sebelum koreksi defek sinus venosus dan/atau PAPVC yang terencana P
Pasca Prosedur: Pembedahan atau Kateterisasi
8 Evalusi rutin pasca prosedur (dalam 30 hari) P
9 Evaluasi akibat adanya perubahan pada status klinis dan/atau gejala maupun tanda yang memerlukan P PFO, ASD, dan
perhatian PAPVC
10 Pemeriksaan rutin dalam 1 minggu, 1 bulan, 3-6 bulan, dan 1 tahun setelah penutupan ASD dengan P
device pada pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
11 Pemeriksaan rutin (2-5 tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan ASD dengan device pada pasien yang tidak P
bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
12 Pemeriksaan rutin dalam 1 tahun pasca penutupan ASD dengan pembedahan atau perbaikan PAPVC pada P
pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
13 Pemeriksaan rutin (setiap tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan ASD dengan pembedahan atau perbaikan M
PAPVC pada pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
14 Pemeriksaan rutin (2-5 tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan ASD dengan pembedahan atau perbaikan P
PAPVC pada pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
15 Pemeriksaan rutin pada 3-12 bulan pasca penutupan ASD dengan device atau pembedahan pada pasien P
dengan sisa pirau yang signifikan, disfungsi ventrikel atau katup, aritmia, dan/atau hipertensi paru
16 Pemeriksaan rutin pada 3-12 bulan setelah perbaikan PAPVC pada pasien dengan obstruksi vena pulmonal P
atau sistemik, disfungsi ventrikel atau katup, aritmia, dan/atau hipertensi paru
Belum Terkoreksi
1 Pemeriksaan rutin (3-5 tahun) pada pasien VSD muskular kecil yang tidak bergejala P
2 Pemeriksaan rutin (3-5 tahun) pada pasien VSD kecil dengan lokasi selain septum muskular yang tidak P
bergejala
3 Evaluasi akibat adanya perubahan status klinis dan/atau gejala atau tanda yang memerlukan perhatian P
4 Evaluasi sebelum koreksi terencana P
Pasca Prosedur: Pembedahan atau Kateterisasi
5 Evalusi rutin pasca prosedur (dalam 30 hari) P
6 Evaluasi akibat adanya perubahan status klinis dan/atau gejala atau tanda yang memerlukan perhatian P
7 Pemeriksaan rutin dalam 1 tahun pasca penutupan VSD dengan device atau pembedahan pada pasien yang P
tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
8 Pemeriksaan rutin (2-3 tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan VSD dengan device pada pasien yang tidak P
bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
9 Pemeriksaan rutin (setiap 1 tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan VSD dengan pembedahan pada pasien yang M
tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
10 Pemeriksaaan rutin (2-3 tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan VSD dengan pembedahan pada pasien yang P
tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
11 Pemeriksaan rutin (2-3 tahun) setelah 1 tahun pasca penutupan ASD dengan device pada pasien yang tidak P
12
bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
Pemeriksaan rutin (2-3 tahun) pasca penutupan dengan device atau pembedahan pada pasien dengan sisa pirau P
Tabel VSD
yang kecil, disfungsi katup ringan, tanpa disfungsi ventrikel, aritmia, atau hipertensi paru
13 Pemeriksaan rutin (2-3 tahun) pasca penutupan dengan device atau pembedahan pada pasien dengan sisa pirau P
yang signifikan, disfungsi katup dan ventrikel, aritmia, dan/atau hipertensi paru
Belum Terkoreksi
1 Pemeriksaan rutin (3-5 tahun) pada pasien PDA trivial yang tidak bergejala J
2 Pemeriksaan rutin (3-5 tahun) pada pasien PDA kecil yang tidak bergejala P
3 Evaluasi akibat adanya perubahan status klinis dan/atau gejala atau tanda yang memerlukan perhatian P
Pemeriksaan rutin (setiap 1 tahun) dalam 2 tahun pasca penutupan PDA pada pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
8 J
Pemeriksaan rutin (5 tahun) setelah 2 tahun pasca penutupan dengan pembedahan pada pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan
9 Pemeriksaan rutin (5 tahun) setelah 2 tahun pasca penutupan dengan device pada pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan P
10 P
Pemeriksaan rutin (1-2 tahun) pada pasien dengan stenosis arteri pulmonalis kiri atau obstruksi aorta pasca prosedur
5 Pemeriksaan rutin (setiap 1 tahun) pada pasien yang tidak bergejala, tanpa atau dengan sekuele ringan atau PR pada semua P
derajat keparahan
6 Pemeriksaan rutin (6-12 bulan) pada pasien dengan disfungsi katup selain katup pulmonal, obstruksi RVOT, stenosis P
cabang arteri pulmonalis, aritmia atau adanya konduit RV-PA
7 Pemeriksaan rutin (2-3 tahun) pada pasien dengan PR dan fungsi ventrikel yang baik P
8 Pemeriksaan rutin (3-12 bulan) pada pasien dengan gejala gagal jantung P
12 Evaluasi pada 1 tahun setelah penggantian katup pulmonal dengan pembedahan atau kateterisasi P
13 Pemeriksaan rutin pada 1, 6 bulan, setiap 1 tahun pada pasien pasca penggantian katup pulmonal dengan kateterisasi yang P
tidak bergejala
14 Pemeriksaan rutin setiap 1 tahun pada pasien yang tidak bergejala tanpa atau dengan sekuele ringan P
15 Pemeriksaan rutin (6-12 bulan) pada pasien dengan disfungsi konduit RV-PA, disfungsi katup atau ventrikel, stenosis P
cabang arteri pulmonal, atau aritmia
16 Pemeriksaan rutin (2-3 tahun) pada pasien dengan difungsi katup atau ventrikel, obstruksi RVOT, stenosis cabang arteri P
pulmonalis, aritmia atau adanya konduit RV-PA
17 Pemeriksaan rutin (3-12 bulan) pada pasien dengan gejala gagal jantung P
EKOKARDIOGRAFI PADA PENYAKIT AORTA
Ekokardiografi transtrokal (TTE) baik untuk melihat bagian bagian aortic root, dan bagian
proksimal dari aorta ascendens., transeofageal ekokardiografi (TOE) untuk melihat arcus aorta,
aorta thorakalis descendens, dan probe abdomen untuk visualisasi aorta abdominalis khususnya
pada segmen infrarenalis.
Gambaran left parasternal long axis
dengan fokus pada segmen aorta: 1.
diameter outflow tract ventrikel kiri; 2.
sinus valsava; 3. sinotubular junction; 4.
aorta ascendens bagian proximal;
Screening dan Diagnostik Diseksi Aorta
1 Pemeriksaan screening evaluasi pada aorta ascendens pada pasien dengan kecurigaan P
penyakit jaringan ikat yang merupakan predisposisi terjadinya diseksi atau aneurisma aorta
2 Pemeriksaan screening evaluasi pada aorta ascendens pada pasien dengan riwayat penyakit P
keluarga diseksi atau aneurisma aorta KEPANTASAN EKOKARDIOGRAFI PADA
3 Pasien dengan kecurigaan acute aortic syndrome P
TTE untuk Pemeriksaan Lanjutan DISEKSI AORTA DAN ANEURISMA AORTA
1 Pemeriksaan komprehesif pada pasien dengan dilatasi sinus aorta atau aorta ascendens yang P
teriidentifikasi dengan TTE
2 Pemeriksaan evaluasi sinus aorta, sinotubular juction, dan aorta ascendens pada pasien P
dengan aorta bikuspis ketika morfologi sulit teriidentifikasi dengan TTE
Follow Up
1 Pemeriksaan reevalusi rutin kurang dari 1 tahun pasca terdiagnosis adanya dilatasi aorta J
pada pasien tanpa aorta bikuspis untuk menilai expansion rate menggunakan TTE
2 Pemeriksaan reevalusi rutin kurang dari 1 tahun pasca terdiagnosis adanya dilatasi aorta J
pada pasien tanpa aorta bikuspis untuk menilai expansion rate menggunakan TOE
3 Pemeriksaan reevalusi rutin kurang dari 1 tahun untuk menilai morfologi sinus aorta dan J
aorta ascendens pada pasien dengan aorta bikuspis dengan aorta diameter > 4 cm
menggunakan TTE
4 Pemeriksaan reevalusi rutin kurang dari 1 tahun untuk menilai morfologi sinus aorta dan J
aorta ascendens pada pasien dengan aorta bikuspis dengan aorta diameter > 4 cm
menggunakan TOE
5 Pemeriksaan reevalusi rutin kurang dari 1 tahun untuk dengan menggunakan TEE menilai J
morfologi dan ukuran sinus aorta dan aorta ascendens pada pasien dengan bikuspi aorta yang
memiliki diameter aorta > 4cm yang memiliki salah satu kriteria :
a. Dilatasi aorta >4,5 cm
b. Progresivitas peningkatan diameter yang cepat
c. Riwayat keluarga diseksi
6 Pemeriksaan reevalusi rutin kurang dari 1 tahun untuk dengan menggunakan TOE menilai J
morfologi dan ukuran sinus aorta dan aorta ascendens pada pasien dengan bikuspi aorta yang
memiliki diameter aorta > 4cm yang memiliki salah satu kriteria :
a. Dilatasi aorta >4,5 cm
b. Progresivitas peningkatan diameter yang cepat
c. Riwayat keluarga diseksi
7 Reevaluasi segmen aorta kapapun dengan menggunakan TEE dan TOE bila ditemukan A
Tipe morfologi aneurisma aorta; A: Normal; B: Marfanoid; C, D: Dua morfologi
dilatasi yang melibatkan anulus, sinus valsava dan aorta ascendens; E:
Aneurisma pada STJ tanpa melibatkan anulus aorta dan sinus valsava
View parasternal long axis pada transtorakal
ekokardiografi. A. Annuloaortic ectasio dengan morfologi
piriform; B. Aneurisma aorta ascendens pada perbatasan
sinotubular junction
TERIMA KASIH