Anda di halaman 1dari 123

BAB 3

PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN DAN
PENUNJANG
(UKPP)
3.1
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KLINIS
PERBANDINGAN STANDAR VERSI 2015
DAN VERSI REVISI
UKP UKP, LAB DAN
STANDAR VERSI TAHUN 2015 FARMASI STANDAR
VERSI REVISI
Bab VII – Layanan Klinis yang
BAB 3 -
Berorientasi Pasien (LKBP) PENYELENGGARAAN
Bab VIII – Manajemen Penunjang UPAYA KESEHATAN
Layanan Klinis (MPLK) PERSEORANGAN,
LABORATORIUM
DAN FARMASI
Bab IX – Peningkatan Mutu Klinis DIPINDAHKAN KE BAB 5
(PENINGKATAN MUTU
dan Keselamatan Pasien (PMKP) PUSKESMAS)
UKP UKPP
STANDAR VERSI 2015 STANDAR VERSI REVISI

BAB STD EP BAB STD EP


KRITERIA KRITERIA

BAB VII – LKBP 10 34 161

BAB 3 - UKPP 10 11 37
BAB VIII – MPLK 7 35 172

BAB IX – PMKP 4 12 58

Total 21 81 391 Total 10 11 37


PERBANDINGAN STANDAR TERDAHULU DAN
TERBARU
UKP - Standar Terdahulu UKP - Standar Terbaru
Standar Isi Standar Isi
7.1 Proses pendaftaran pasien 3.1 Hak dan kewajiban
7.2 Pengkajian 3.2 Proses pendaftaran
7.3 Keputusan layanan klinis 3.3 Pengkajian, rencana asuhan, dan
pemberian asuhan
7.4 Rencana layanan klinis
7.5 Rencana rujukan 3.7 Rujukan
7.6 Pelaksanaan layanan
7.7 Pelayanan anestesi lokal, sedasi, dan 3.4 Pelayanan anestesi lokal dan
pembedahan pembedahan minor
7.8 Penyuluhan/pendidikan kesehatan dan
konseling
7.9 Makanan dan terapi nutrisi 3.5 Pemberian makanan dan terapi gizi
7.10 Pemulangan dan tindak lanjut 3.6 Pemulangan dan tindak lanjut
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang
(UKPP)
3.2 Pengkajian, 3.4 Pelayanan 3.6 Pemulangan
3.10 Penyelenggaraan
Rencana anastesi dan tindak
Pelayanan
Asuhan, dan lokal dan lanjut pasien
kefarmasian
Pemberian tindakan di dilakukan
Asuhan Puskesmas sesuai dengan 3.8 dilaksanakan sesuai
dilaksanakan dilaksanakan prosedur yang Penyelengga dengan ketentuan
secara sesuai ditetapkan raan Rekam peraturan
paripurna. standar. Medis perundang-
undangan.
3.1 3.3 3.5 3.6 3.8 3.10

3.2 3.4 3.7 3.9


3.1 Penyelenggaraan 3.3 Pelayanan 3.7 Rujukan 3.9 Penyelenggaraan
3.5 Terapi gizi
pelayanan klinis mulai gawat Pelayanan
dilakukan
dari proses penerimaan darurat laboratorium
sesuai dengan
pasien sampai dengan dilaksanakan dilaksanakan sesuai
kebutuhan
pemulangan dengan dengan ketentuan
pasien dan
dilaksanakan dengan segera peraturan
ketentuan
memperhatikan sebagai perundang-
peraturan
kebutuhan mutu prioritas undangan.
perundang-
pelayanan. pelayanan. undangan
3.1
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KLINIS
Kriteria 1, EP 2
3.1. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KLINIS

Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari proses


penerimaan pasien sampai dengan pemulangan
dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan mutu
pelayanan.
3.1.1. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari
penerimaan dilaksanakan dengan efektif dan efisien
sesuai dengan kebutuhan pasien
3.1.2. Mempertimbangkan hak dan kewajiban pasien dan
keluarga.
ALUR PELAYANAN DI PUSKESMAS SKRINING DAN TRIASE UNTUK DETEKSI DINI
KASUS COVID-19
 
3.1.1. PENERIMAAN PASIEN/PENDAFTARAN

Meliputi :
- Pendaftaran pasien rawat jalan
- Pendaftaran Rawat inap
- Menahan pasien untuk observasi
atau stabilisasi
PROSES PENDAFTARAN PASIEN

Dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan


dan keselamatan pasien.
1. Pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan pelanggan, informasi tentang pendaftaran
dan fasilitas rujukan tersedia pada waktu pendaftaran
2. Pasien dengan kendala dan/ atau berkebutuhan khusus
diidentifikasi dan difasilitasi agar dapat memperoleh pelayanan
klinis yang optimal.
3. Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen
sebagai bentuk pelaksanaan triase.
 
3.1.1. PENERIMAAN PASIEN/PENDAFTARAN

3.1.1 Elemen Penilaian:


1. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan,
pedoman dan prosedur yang ditetapkan dengan
menginformasikan hak dan kewajiban serta
memperhatikan keselamatan pasien (R, O, W, S)

2. Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi


mengenai tindakan medis/pengobatan tertentu yang
berisiko yang akan dilakukan sebelum memberikan
persetujuan atau penolakan (informed consent)
termasuk konsekuensi dari keputusan penolakan
tersebut. (D)
ALUR
HAK & KEWAJIBAN
PENDAFTARAN PASIEN

• Jenis pelayanan Cara & Bahasa


• Jadwal pelayanan dipahami
• Proses-alur Pendaftaran Identifikasi
• Proses-alur Pelayanan Pasien
• Sarana yang tersedia (SKP 1) min 2
• Kerjasama rujukan ( nama legkap, tg
• Hak dan kewajiban pasien lahir, no RM)
ADAPTASI KEBIASAAN BARU PADA PELAYANAN PUSKESMAS
ADAPTASI KEBIASAAN BARU PADA PELAYANAN PUSKESMAS
ADAPTASI KEBIASAAN BARU PADA PELAYANAN PUSKESMAS
REKOMENDASI MODIFIKASI TATA LETAK SKRINING DAN TRIASE DI
DALAM GEDUNG PUSKESMAS PADA MASA PANDEMI COVID-19
REKOMENDASI MODIFIKASI TATA LETAK SKRINING DAN TRIASE DI
LUAR GEDUNG PUSKESMAS PADA MASA PANDEMI COVID-19
3.1.2. HAK DAN KEWAJIBAN

Hak dan Kewajiban Pasien diperhatikan dan dipenuhi oleh


penyelenggara pelayanan kesehatan
POKOK PIKIRAN:
1. Seluruh karyawan harus mengetahui dan mengerti hak dan
kewajiban pasien & keluarga, serta hak & kewajiban sebagai
karyawan Pkm dalam memberikan pelayanan sesuai dengan UU
& peraturan yg berlaku
2. Hak pasien tersebut perlu dipahami baik oleh pasien maupun oleh
petugas yang memberikan pelayanan, oleh karena itu pasien perlu
mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban pasien sejak
proses pendaftaran.
HAK DAN KEWAJIBAN MELIPUTI :

I. HAK-HAK PASIEN : 1 s/d 19


1. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi;
2. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional;
3. memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
4. memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Puskesmas;
dll.
II. KEWAJIBAN PASIEN : 1 s/d 9
1. mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas
2. memberikan ijin kepada fasilitas pelayanan kesehatan terhadap
akses rekam medis, baik rekam medis non elektronik maupun
rekam medis elektronik
3. menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggungjawab;
4. menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak
Tenaga Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Pkm
5. memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya; dll
3.1.2. HAK DAN KEWAJIBAN

Pokok Pikiran: EP 1:
a. Kepala Puskesmas melindungi hak kebijakan dan prosedur
pasien dan keluarga penyampaian hak dan kewajiban
b. Seluruh karyawan harus mengetahui pasien/keluarga selama proses
hak dan kewajiban pasien pendaftaran dengan cara dan bahasa
c. Kepala Puskesmas mengarahkan dan yang dipahami (R)
memastikan perlindungan oleh
petugas EP 2: Hak dan kewajiban pasien
d. Pasien perlu mendapat informasi diinformasikan selama proses
tentang hak dan kewajiban pendaftaran dengan cara dan bahasa
e. Hak (19 butir) dan kewajiban (8 yang dipahami oleh pasien/keluarga
butir) (D, O, W, S)

Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas dipertimbangkan dan


diinformasikan pada saat pendaftaran
Ep. 1. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang ditetapkan
dengan menginformasikan hak dan kewajiban serta memperhatikan keselamatan pasien (R, O, W, S)
ALUR PENDAFTARAN
Cara melibatkan
- diminta saat pertama kali pasien masuk rawat jalan dan setiap
kali masuk rawat inap
- pasien dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang
  diterimanya/persetujuan tindakan medik adalah dengan cara
memberikan informed consent atau informed choice Pasien dan
keluarga dijelaskan tentang tes/tindakan, prosedur, dan
pengobatan mana yang memerlukan persetujuan dan
bagaimana mereka dapat memberikan persetujuan
- Pelaksanaan general consent dan informed consent
didokumentasikan. (D)
3.2.
PENGKAJIAN,
RENCANA ASUHAN
Kriteria 1, EP 4
PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN, DAN PEMBERIAN ASUHAN
DILAKSANAKAN SECARA PARIPURNA.

INFORMASI

KAJIAN PASIEN
Anamnesis (data Subjektif = S), Pemeriksaan fisik dan
PPA: Pemeriksaan penunjang (data Objektif = O).
DOKTER
PERAWAT ANALISIS INFORMASI
BIDAN Menghasilkan masalah, kondisi, dan diagnosis
APOTEKER untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien
DIETISIEN
DLL RENCANA ASUHAN
solusi untuk mengatasi masalah atau memenuhi
kebutuhan pasien.
PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN, DAN PEMBERIAN ASUHAN
DILAKSANAKAN SECARA PARIPURNA.

3.2.1. Proses skrining dan proses Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana
dan pelaksanaan pelayanan oleh petugas kesehatan profesional dan/atau tim kesehatan antar
profesi yang digunakan untuk menyusun keputusan layanan klinis.
Pelaksanaan asuhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan sesuai rencana yang disusun,
dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku

SKRINING VISUAL :
• Pendekatan yg dilakukan sebagai Dilakukan sejak awal
upaya untuk dapat menilai kegawatan Untuk memilah pasien
upaya menyegerakan pasien untuk Termasuk risiko penularan
mendapatkan pertolongan melalui infeksi
penilaian secara visual
• Siapa saja yang perlu dilatih  frnt
liner, semua kita
PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN, DAN PEMBERIAN
ASUHAN DILAKSANAKAN SECARA PARIPURNA.

 Pada saat pasien pertama kali diterima dilakukan kajian awal, untuk
selanjutnya dilakukan kajian ulang secara berkesinambungan baik
pada pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap sesuai dengan
perkembangan kondisi kesehatannya

 Kajian awal dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan, dan


disiplin yang lain meliputi:
status fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, Riwayat
kesehatan, riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen risiko jatuh,
asesmen fungsional (gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi,
kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
Pelaksanaan Koordinasi
PENDAFTARAN Proses Kajian asuhan

CPPT

Hak & Kewajiban Pasien Isi


Kajian Regulasi
Cara & Bahasa
1.2.2
dipahami
Kebutuhan: D R
Privasi
Partisipasi
Asuhan nyeri
Keluhan
Kompeten Rencana pemulangan
3.2.1. PROSES SKRINING DAN PROSES KAJIAN PASIEN

ELEMEN PENILAIAN:
1. Dilakukan pengkajian awal secara paripurna oleh tenaga yang kompeten
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan sesuai panduan praktik klinis,
termasuk penangan nyeri dan dicatat dalam rekam medik (R, D, O, W)
2. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia tenaga medis, dapat dilakukan
pelimpahan wewenang tertulis kepada perawat dan/ atau bidan yang telah
mengikuti pelatihan, untuk melakukan kajian awal medis dan pemberian
asuhan medis sesuai kewenangan delegatif yang diberikan. (R,D)
3. Dilakukan asuhan pasien termasuk jika diperlukan asuhan secara kolaboratif
sesuai rencana asuhan dan panduan praktik klinis dan/atau prosedur-prosedur
asuhan klinis, agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan tercatat di
rekam medis. (D, W)
4. Dilakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan dan evaluasi serta tindaklanjut
bagi pasien dan keluarga dengan metode yang dapat dipahami oleh pasien
dan keluarga. (D,O)
KAJIAN AWAL TERINTEGRASI
Tanggung Jawab Dokter Tanggung Jawab Perawat
Anamnesis Awal – keluhan utama, RPS/D/K, Riwayat
psikososial
Tanda vital
Alergi
Skrining Gizi
Skrining Status Fungsional
Skrining Nyeri
Skrining Risiko Cedera – risiko jatuh
Pemeriksaan Fisik Multi Organ/Neurologis/Mental

Pengkajian Kulit
Pengkajian Kebutuhan Edukasi
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Daftar Masalah/Diagnosis Medik Daftar Masalah/Diagnosis Keperawatan
Rekonsiliasi Obat
Tanda Tangan Tanda Tangan
PENULISAN SOAP
SOAP Uraian
S - Subjective a. Keluhan subjektif pasien
b. Perkembangan atau penurunan gejala menurut pasien, termasuk gejala
kritis
c. Fungsi harian (tidur-bangun, makan, perawatan diri, aktivitas sosial)
d. Laporan terkait tatalaksana (obat, non obat, pemeriksaan, konsultasi)
e. Rencana atau upaya yang akan dilakukan oleh pasien
f. Follow up – perkembangan (peningkatan atau penurunan)

O - Objective Tanda vital (perlu perhatian), status fisik dan neurologis (perlu perhatian),
status mental
A - Assessment Masalah-masalah yang ditemukan
P – Plan Rencana tatalaksana
3.2.1 Elemen Penilaian:
1. Dilakukan pengkajian awal secara paripurna oleh tenaga yang kompeten untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan sesuai panduan praktik klinis, termasuk
penangan nyeri dan dicatat dalam rekam medik (R, D, O, W)
2. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia tenaga medis, dapat dilakukan
pelimpahan wewenang tertulis kepada perawat dan/ atau bidan yang telah
mengikuti pelatihan, untuk melakukan kajian awal medis dan pemberian asuhan
medis sesuai kewenangan delegatif yang diberikan. (R,D)
3. Dilakukan asuhan pasien termasuk jika diperlukan asuhan secara kolaboratif sesuai
rencana asuhan dan panduan praktik klinis dan/atau prosedur-prosedur asuhan
klinis, agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan tercatat di rekam medis.
(D, W)
4. Dilakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan dan evaluasi serta tindaklanjut bagi
pasien dan keluarga dengan metode yang dapat dipahami oleh pasien dan
keluarga. (D,O)
PELIMPAHAN WEWENANG

Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan


wewenang untuk melakukan tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi tertentu kepada perawat, bidan atau
tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain secara
tertulis. Pelimpahan wewenang tersebut hanya dapat
dilakukan dalam keadaan tenaga medis tidak berada
ditempat, dan/atau karena keterbasatan ketersediaan
tenaga medis.
PELIMPAHAN WEWENANG
DASAR : UU 38 TAHUN 2014, UU 4 TAHUN 2019
PERMENKES 26 TAHUN 2019

PMK 26 Tahun 2019 , Pasal 27 UU 4/2019 : Pasal 53


Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis dari dokter dapat Pelimpahan wewenang terdiri atas
berupa : a. pelimpahan secara mandat; dan
a. pelimpahan wewenang delegatif b. pelimpahan secara delegatif.
b. Pelimpahan wewenang mandat.
MANDAT & BIDAN
DOKTER
DELEGATIF

DOKTER MANDAT & PERAWAT


Pelimpahan wewenang secara MANDAT diberikan oleh
DELEGATIF DOKTER kepada Bidan sesuai kompetensinya.
Pelimpahan wewenang secara MANDAT diberikan oleh Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang secara
TENAGA MEDIS kepada Perawat untuk melakukan sesuatu MANDAT harus melakukan pengawasan dan evaluasi secara
tindakan medis di bawah pengawasan tenaga medis yang berkala
melimpahkan wewenang.
Pelimpahan wewenang secara DELEGATIF yang diberikan oleh
Pelimpahan wewenang secara DELEGATIF untuk melakukan Pemerintah Pusat atau PEMERINTAH DAERAH dalam rangka:
sesuatu tindakan medis diberikan oleh TENAGA MEDIS kepada a. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu; atau
Perawat dengan disertai pelimpahan tanggung jawab. b. program pemerintah.

Tugas sebagai pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan Pelirnpahan wewenang secara delegatif disertai pelimpahan
wewenang dilaksanakan berdasarkan: tanggung jawab.
Pelimpahan wewenang secara delegatif pada saat tidak bagi
1. pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis
dari dokter dan evaluasi pelaksanaannya; atau tenaga bidan tenaga medis dan nakes lain di tempat bidan
2. dalam rangka pelaksanaan program pemerintah. bertugas dan ditetapkan pemerintah pusat atau pemerintah
daerah
SURAT PELIMPAHAN
WEWENANG

• Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam


kemampuan dan keterampilan yang telah
dimiliki oleh penerima pelimpahan
• Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap
di bawah pengawasan pemberi pelimpahan
• Pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab
atas tindakan yang dilimpahkan sepanjang
pelaksanaan tindakan sesuai dengan
pelimpahan yang diberikan
• Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk
mengambil keputusan klinis sebagai dasar
pelaksanaan tindakan
• Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus
menerus.
SURAT PELIMPAHAN
WEWENANG

• Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam


kemampuan dan keterampilan yang telah
dimiliki oleh penerima pelimpahan
• Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di
bawah pengawasan pemberi pelimpahan
• Pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab
atas tindakan yang dilimpahkan sepanjang
pelaksanaan tindakan sesuai dengan
pelimpahan yang diberikan
• Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk
mengambil keputusan klinis sebagai dasar
pelaksanaan tindakan
• Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus
menerus.
3.3
PELAYANAN
GAWAT DARURAT
Kriteria 1, EP 2
PELAYANAN GAWAT DARURAT DILAKSANAKAN DENGAN SEGERA
SEBAGAI PRIORITAS PELAYANAN.

3.3.1 Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen dan


pelayanan sesegera mungkin sebagai bentuk pelaksanaan
triase. Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar
panduan praktik klinis untuk penanganan pasien gawat darurat
dengan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada
pedoman tata laksana triase sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Prinsip triase dalam memberlakukan sistem prioritas dengan penentuan
atau penyeleksian pasien yang harus didahulukan untuk mendapatkan
penanganan
• Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau
segera, termasuk melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit
menular misalnya infeksi melalui udara/airborne.
PELAYANAN GAWAT DARURAT

3.3.1 Elemen penilaian:


1. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawat daruratan sebagai
tahap triase sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur
yang ditetapkan. (W,O,S)

2. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL, diperiksa


dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai kemampuan
Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di FKRTL sesuai
dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang ditetapkan.
(D,O)
= 3.7.1
Dokumentasikan
dalam
Rekam Medis
= 3.7.1

Pasien gawat darurat yang


perlu dirujuk ke FKRTL k ke FKRTL

dilakukan stabilisasi
3.4
PELAYANAN
ANASTESI LOKAL
Kriteria 1, EP 2
PELAYANAN ANASTESI LOKAL

Pelayanan anastesi lokal dan tindakan di Puskesmas dilaksanakan


sesuai standar.

1. Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai


standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas


terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga
berencana kadang-kadang memerlukan tindakan tindakan yang
membutuhkan lokal anestesi. Pelaksanaan anestesi lokal tersebut
harus memenuhi standar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di Puskesmas.
PELAYANAN ANASTESI LOKAL

3.4.1 Elemen Penilaian:

1. Pelayanan anestesi lokal dilakukan oleh


tenaga kesehatan yang kompeten
sesuai dengan kebijakan dan
prosedur . (D, O, W)

2. Jenis, dosis dan teknik anestesi lokal


dan pemantauan status fisiologi
pasien selama pemberian anestesi
lokal oleh petugas dan dicatat dalam
rekam medis pasien (D)
3.5
TERAPI GIZI
Kriteria 1, EP 5
Terapi gizi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan
ketentuan peraturan perundang-undangan
1. Pemberian terapi makanan dan terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien
dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler.
• Terapi Gizi kepada pasien dengan resiko gangguan gizi di Puskesmas
diberikan secara reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil
penilaian status gizi dan kebutuhan pasien sesuai Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) yang tercantum di dalam Pedoman Pelayanan Gizi di
Puskesmas.

• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila


sesuai dan konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan
dengan sepengetahuan dari petugas kesehatan yang berkompeten dan
disimpan dalam kondisi yang baik untuk mencegah kontaminasi
Pemberian makanan dan terapi gizi sesuai dengan
kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan
perundangan
Pokok Pikiran: EP 1: kebijakan dan prosedur
pemberian makanan(R)
a. Pemberian makanan secara reguler sesuai
dengan rencana asuhan berdasarkan hasil EP 2: rencana asuhan gizi berdasarkan
penilaian status gizi dan kebutuhan pasien
kajian kebutuhan gizi (D)
sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
yang tercantum dalam Pedoman Pelayanan Gizi EP 3: distribusi dan pemberian
di Puskesmas makanan dilakukan sesuai jadwal dan
b. Dicatat dan didokumentasikan dengan baik pemesanan (D, W)
c. Keluarga pasien dapat berpartisipasi sesuai dan EP 4: edukasi pembatasan diet,
konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan
keamanan/kebersihan makanan 
rencana asuhan a d a edukasi (dilarang,
keluarga berpartisipasi (D)
kontraindikasi, interaksi) sepengetahuan
petugas kesehatan EP 5: dokumentasi asuhan gizi (D, W)
1. Elemen Penilaian
1. Disusun rencana asuhan gizi berdasar kajian kebutuhan gizi pada pasien sesuai
dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien. (D)
2. Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal dan pemesanan dan
didokumentasikan. (D, W)
3. Pasien dan/ atau keluarga diberi edukasi tentang pembatasan diit pasien dan
keamanan/kebersihan makanan, bila keluarga ikut menyediakan makanan bagi pasien.
(D)
4. Proses kolaboratif digunakan untuk merencanakan, memberikan dan
memantau terapi gizi. (D,W)
5. Respons pasien terhadap terapi gizi dipantau dan dicatat dalam
rekam medisnya. (D)
3.6
PEMULANGAN DAN
TINDAK LANJUT
Kriteria 1, EP 2
PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT

Pemulangan dan tindak lanjut pasien dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
3.6.1 Pemulangan dan tindak lanjut pasien yang bertujuan untuk kelangsungan
layanan dipandu oleh prosedur yang baku
• Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh dokter/dokter gigi yang bertanggung
jawab terhadap pasien untuk memastikan bahwa kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan akan
memperoleh tindak lanjut pelayanan sesudah dipulangkan, misalnya pasien rawat jalan yang tidak
memerlukan perawatan rawat inap, pasien rawat inap tidak lagi memerlukan perawatan rawat inap di
Puskesmas, pasien yang karena kondisinya memerlukan rujukan ke FKRTL, pasien yang karena kondisinya
dapat dirawat di rumah atau rumah perawatan, pasien yang menolak untuk perawatan rawat inap, pasien/
keluarga yang meminta pulang atas permintaan sendiri.

• Informasi tentang resume pasien pulang yang diberikan kepada pasien/ keluarga pada saat pemulangan
atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar pasien/keluarga memahami tindak lanjut yang
perlu dilakukan untuk mencapai hasil pelayanan yang optimal.
PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT

Pokok Pikiran:
a. Ditetapkan kriteria pemulangan rawat jalan, rawat inap tidak perlu, bisa
dirawat di rumah, penolakan, pulang atas permintaan sendiri
EP 1: kebijakan dan prosedur pemulangan dan/tindak lanjut dengan kriteria
pemulangan (R)

b. Resume medis: data umum, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisis dan


diagnostik indikasi rawat inap, diagnosis, komorbiditas, prosedur/tindakan,
terapi, obat yang telah diberikan, kondisi kesehatan, instruksi tindak
EP 5: resume medis diberikan kepada pasien saat pemulangan (D, O, W)
PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT

3.6.1 Elemen Penilaian:

1. Dokter/dokter gigi, perawat/bidan, dan pemberi asuhan


yang lain melaksanakan pemulangan, rujukan dan
asuhan tindak lanjut sesuai dengan rencana yang
disusun dan kriteria pemulangan. (D)
2. Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang
bekepentingan saat pemulangan atau rujukan. (D, O, W)
3.7.
RUJUKAN
Kriteria 2, EP 6
Pokok Pikiran:
d. Hak informasi rujukan alas an rujukan, fasilitas kesehatan yang dituju (termasuk
pilihan faskes lain) menyetujui dan kapan EP 2: pasien/keluarga pasien memperoleh
informasi rujukan dan memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan (D)
e. Kepastian pemenuhan kebutuhan EP 3: proses rujukan berdasarkan kebutuhan pasien
dan kriteria rujukan (D)
f. Identifikasi kebutuhan dan pilihan pasien kebutuhan transportasi, petugas kompeten yang
mendampingi, sarana medis, keluarga yang menemani

EP 6: jika pasien dan keluarga menolak tertulis setelah mendapatkan penjelasan


tentang ikonsekuensi jika menolak rujukan, tanggung jawab, dan alternatif
pelayanan (D)
RUJUKAN

3.7.1. Pelaksanaan rujukan dilakukan sesuai dengan ketentuan kebijakan


dan prosedur yang telah ditetapkan dan mengacu pada ketentuan
peraturan perundang- undangan.

• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan


yang kompeten terus memantau kondisi pasien, dan fasilitas
kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis mengenai
kondisi klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan.
• Pada saat serah terima di tempat rujukan, petugas yang
mendampingi pasien memberikan informasi secara lengkap (SBAR)
tentang kondisi pasien kepada petugas penerima transfer pasien.
3.7.1 Elemen Penilaian:

1. Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi rujukan


dan memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan
berdasarkan kebutuhan pasien dan kriteria rujukan untuk
menjamin kelangsungan layanan ke fasilitas kesehatan
yang lain (D, W)
2. Dilakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang
menjadi tujuan rujukan dan tindakan stabilisasi pasien
sebelum dirujuk sesuai kondisi pasien, indikasi medis dan
kemampuan dan wewenang yang dimiliki agar
keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan dapat
terjamin. (D,W)
3. Dilakukan serah terima pasien yang disertai dengan
informasi yang lengkap (SBAR) kepada petugas.
SERAH TERIMA PASIEN DISERTAI DENGAN SBAR
RUJUKAN

3.7.2. Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL

• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pasien yang dirujuk


balik dari FKRTL dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
umpan balik rujukan dan dicatat dalam rekam medis.

• Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari


fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut atau fasilitas kesehatan
lain, maka tindak lanjut dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
melalui proses kajian dengan memperhatikan rekomendasi
umpan balik rujukan.
3.7.2 Elemen Penilaian:

1. Dokter/dokter gigi penangggung jawab pelayanan melakukan


kajian ulang kondisi medis sebelum menindaklanjuti umpan balik
dari FKRTL sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan. (D,O)
2. Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan tindak
lanjut terhadap rekomendasi umpan balik rujukan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D,O,W)
3. Monitoring dalam proses rujukan balik harus di catat dalam form
monitoring. (D)
Umpan balik
dari FKRTL
3.8

3.8
REKAM MEDIS
Kriteria 1, EP 2
Penyelenggaraan Rekam Medis
Standar 3.8
1. Tata kelola penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Penyelenggaraan Rekam Medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien
pulang, dirujuk atau meninggal, meliputi kegiatan :
 Registrasi pasien
 Pendistribusian rekam medis
 Isi rekam medis dan pengisian informasi klinis
 Pengolahan data dan pengkodean
 Klaim pembiayaan
 Penyimpanan rekam medis
 Penjaminan mutu
 Pelepasan informasi kesehatan
 Pemusnahan rekam medis
• Efek obat, efek samping obat, dan kejadian alergi didokumentasikan dalam rekam medis.
3.8.1 Elemen Penilaian :

1. Penyelenggaraan rekam medis yang meliputi a


sampai dengan i termasuk riwayat alergi obat,
dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan. (D, O, W)

2. Rekam Medis diisi secara lengkap dan dengan


tulisan yang terbaca serta harus dibubuhi
nama, waktu dan tanda tangan Dokter, Dokter
Gigi dan atau Tenaga Kesehatan yang
melaksanakan pelayanan kesehatan
perseorangan, serta apabila ada kesalahan
dalam melakukan pencatatan di rekam medis
dilakukan koreksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. (D, O, W)
REGISTRASI PASIEN

• Isi Informasi klinis pada rawat jalan di FKTP, paling sedikit meliputi :
• Identitas pasien
• Tanggal dan waktu
• Hasil anamnesis
• Hasil pemeriksaan
• Diagnosis
• Rencana penatalaksanaan
• Pengobatan dan atau tindakan
• Persetujuan dan penolakan tindakan jika
diperlukan
• Nama dan tanda tangan Dokter, Dokter
gigi dan atau Tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
ISI REKAM MEDIS DAN PENGISIAN INFORMASI KLINIS

• Rekam medis diisi oleh setiap


Dokter, Dokter gigi, dan/atau
Tenaga Kesehatan yang
melaksanakan pelayanan
kesehatan perseorangan
• Apabila terdapat lebih dari satu
tenaga Dokter, Dokter gigi
dan/atau Tenaga Kesehatan
dalam satu fasilitas kesehatan,
maka rekam medis dibuat secara
terintegrasi
ADA PEMBAKUAN KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS,
KODE PROSEDUR, SIMBOL, DAN ISTILAH YANG DIPAKAI
PENGOLAHAN DATA DAN PENGKODEAN

• Standarisasi terminologi, definisi, kosa kata dan


penamaan,memfasilitasi pembandingan data dan
informasi di dalam maupun di luar Puskesmas
termasuk FKRTL. Keseragaman penggunaan kode
diagnosa dan kode prosedur/tindakan mendukung
pengumpulan dan analisis data.

• Singkatan dan simbol juga distandarisasi dan


termasuk daftar “yang tidak boleh digunakan”.
Standarisasi tersebut konsisten dengan standar lokal,
nasional, dan internasional.
PENYIMPANAN REKAM MEDIS
PENYIMPANAN REKAM MEDIS

• Kebijakan yang menjadi pedoman penyimpanan/retensi berkas rekam medis pasien dan data
serta informasi lainnya.

• Berkas rekam medis klinis pasien, serta data dan informasi lainnya
disimpan (retensi) untuk suatu jangka waktu yang cukup dan mematuhi
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku guna mendukung
asuhan pasien, manajemen, dokumentasi yang sah secara hukum, riset dan pendidikan.

• Kebijakan tentang penyimpanan (retensi) konsisten dengan kerahasiaan


dan keamanan informasi tersebut. Ketika periode retensi yang ditetapkan
terpenuhi, maka berkas rekam medis klinis pasien dan catatan lain pasien,
data serta informasi dapat dimusnahkan dengan semestinya kecuali
ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik dalam jangka waktu tertentu sesuai
peraturan yang berlaku.
PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS
PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS

• Berkas rekam medis pasien adalah suatu sumber informasi utama mengenai
proses asuhan dan perkembangan pasien, sehingga merupakan alat komunikasi
yang penting. Agar informasi ini berguna dan mendukung asuhan pasien
keberlanjutan, maka perlu tersedia selama pelaksanaan asuhan pasien dan setiap
saat dibutuhkan, serta dijaga selalu diperbaharui (up to date).
• Catatan medis keperawatan dan catatan pelayanan pasien lainnya tersedia untuk
semua praktisi kesehatan pasien tersebut. Kebijakan Puskesmas mengidentifikasi
praktisi kesehatan mana saja yang mempunyai akses ke berkas rekam medis
pasien untuk menjamin kerahasiaan informasi pasien.
• Privasi dan kerahasiaan data serta informasi wajib dijaga, terutama data dan
informasi yang sensitif.Penggunaan data rekam medis untuk keperluan selain
pelayanan pasien, misalnya untuk penelitian perlu diatur untuk menjaga
kerahasian informasi rekam medis. ( Lihat juga KMP : 1.6.11)
Adanya sistem pengisian informasi
klinis secara lengkap dan jelas
didalam rekam medis
ISI REKAM MEDIS DAN PENGISIAN INFORMASI
KLINIS

• Dalam hal pasien rawat inap atau perawatan 1 (satu) hari isi rekam medis
sebagaimana pada rawat jalan ditambahkan dengan :
• Lembaran monitoring untuk pasien rujukan sebelum masuk ruang rawat
inap
• surat rujukan untuk pasien rujukan;
• catatan perjalanan perawatan pasien mulai dari dirawat inap sampai pasien
pulang
• salinan resume medis
• Rekam Medis untuk pasien gawat darurat, ditambahkan :
• Hasil pemeriksaan triase
• Identitas dan nomor kontak pengantar pasien
• Sarana transportasi yang digunakan untuk mengantar pasien
ISI REKAM MEDIS DAN PENGISIAN INFORMASI
KLINIS
• Resume Medis pasien paling sedikit terdiri dari :
• Identitas Pasien
• Diagnosis Masuk dan indikasi pasien dirawat
• Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan
dan rencana tindaklanjut pelayanan kesehatan
• Nama dan tanda tangan Dokter atau Dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan
• Resume Medis yang diberikan kepada pasien saat pulang dari rawat inap terdiri
dari : - Data umum pasien
- Anamnesis (riwayat penyakit dan pengobatan)
- Pemeriksaan
- Terapi, tindakan dan atau anjuran
No Kriteria Elemen Regulasi yang harus disusun Dokumen bukti
Penilaian

1 3.8.1. Ep 1 1. SK Pelayanan Rekam Medis yang minimal mengatur Form rekam medis dan
: bentuk rekam medis, simbol dan singkatan. kelengkapan pengisian rekam
registrasi pasien, pendistribusian rekam medis, isi medis, bukti pelaksanaan
rekam medis dan pengisian informasi klinis, penilaian kelengkapan rekam
pengolahan data dan pengkodean, klaim medis, berita acara
pembiayaan, penyimpanan rekam medis, penjaminan pemusnahan rekam medis,
mutu, pelepasan informasi kesehatan, pemusnahan dsb
rekam medis, koreksi pengisian rekam medis
2. Pedoman pelayanan rekam medis
3. SOP pelayanan rekam medis seperti SOP akses
rekam medis, SOP penyimpanan rekam medis, dsb

Ep 2 Bukti kelengkapan pengisian


rekam medis termasuk waktu,
nama dan tanda tangan PPA,
bukti koreksi pengisian rekam
medis sesuai dengan SK dan
SOP
PELAYANAN LABORATORIUM 3.9.

Kriteria 1, EP 4

Pelayanan Laboratorium dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundangan.
Pelayanan Laboratorium Tersedia Tepat Waktu untuk
Memenuhi Kebutuhan Pengkajian Pasien, serta Mematuhi
Standar, Peraturan Perundangan yang Berlaku.
POKOK PIKIRAN
• Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang bisa dilayani
• Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan, yang meliputi
kebijakan dan pedoman, serta prosedur-prosedur pelayanan laboratorium yang
mengatur tentang:
a. jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan kemampuan Puskesmas
b. waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
c. pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi
d. proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan
specimen
e. pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang
menyediakan pelayanan di luar jam kerja
f. proses pemeriksaan laboratorium
g. kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium
h. penggunaan alat pelindung diri
i. pengelolaan reagen
• Prosedur rujukan pemeriksaan laboratorium
ELEMEN PENILAIAN
1. Ditetapkan kebijakan, prosedur, dan jenis-jenis
pelayanan laboratorium di Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan Puskesmas (R)
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh analis/petugas
yang kompeten (R. D. O)
3. Ada prosedur rujukan spesimen dan pasien, jika
pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan di
Puskesmas (D, O)
a. Ditetapkan Kebijakan, jenis-jenis dan
prosedur pemeriksaan laboratorium
1. Ditetapkan kebijakan, prosedur, dan jenis-jenis
pelayanan laboratorium di Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan Puskesmas (R)

2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh analis/petugas


yang kompeten (R. D. O)

3. Ada prosedur rujukan spesimen dan pasien, jika


pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan di
Puskesmas (D, O)
b. Hasil pemeriksaan
laboratorium selesai dan
tersedia dalam waktu sesuai
dengan kebijakan yang
ditetapkan
• Penetapan jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaporkan hasil tes
laboratorium.
• Hasil dilaporkan dalam kerangka waktu berdasarkan kebutuhan pasien,
pelayanan yang ditawarkan, dan kebutuhan petugas pemberi pelayanan klinis.
• Ketentuan tentang Pemeriksaan pada gawat darurat dan di luar jam kerja serta
pada akhir minggu
• Hasil pemeriksaan yang segera (urgent), seperti dari unit gawat darurat
diberikan perhatian khusus.
• Bila pelayanan laboratorium dilakukan bekerja sama dengan pihak luar,
laporan hasil pemeriksaan juga harus tepat waktu sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan atau yang tercantum dalam kontrak.
1. Pimpinan Puskesmas menetapkan waktu
pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium. (R)
2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
ketepatan waktu pelaporan hasil pemeriksaan. (D, W)
i. Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari-har
selalu tersedia dan dievaluasi untuk memastikan akurasi dan
presisi hasil
• Reagensia dan bahan-bahan lain yang selalu harus ada untuk
pelayanan laboratorium bagi pasien harus diidentifikasi dan
ditetapkan.
• Suatu proses yang efektif untuk pemesanan atau menjamin
ketersediaan reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan.
• Semua reagensia disimpan sesuai pedoman dari produsen atau
instruksi penyimpanan yang ada pada kemasan.
• Evaluasi periodik dilakukan terhadap ketersediaan dan penyimpanan
semua reagensia untuk memastikan akurasi dan presisi hasil
pemeriksaan.
• Kebijakan dan prosedur untuk memastikan pemberian label yang
lengkap dan akurat untuk reagensia dan larutan yang digunakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Ditetapkan reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia,
termasuk proses untuk menyatakan jika regen tidak tersedia. (R)
2. Reagensia tersedia, diberi label, dan disimpan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. (D, O,W)
• Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium maka perlu
dilakukan upaya pemantapan mutu internal maupun eksternal
di Puskesmas. Pemantapan mutu dilakukan sesuai dengan jenis
dan ketersediaan peralatan laboratorium yang digunakan dan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
• Puskesmas wajib mengikuti Pemantaban Mutu Eskternal (PME)
secara periodik yang diselenggarakan oleh institusi yang
ditetapkan oleh pemerintah
• Uji silang adalah kegiatan untuk menilai mutu dan kesesuaian
hasil pemeriksaan secara periodik dan berkesinambungan
dengan mengirimkan sampel yang sama ke laboratorium lain/
rujukan.
No Kriteria Elemen Regulasi yang disusun Dokumen yang
Penilaian dibutuhkan
1 3.9.1 1 -SK Pelayanan Laboratorium yang mengatur jenis-jenis pelayanan Form hasil
laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan
masyarakat dan kemampuan Puskesmas, waktu penyerahan hasil laboratorium
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan laboratorium yang mencantumkan nilai
berisiko tinggi, proses permintaan pemeriksaan, penerimaan normal dan nilai
specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen,pelayanan rentang rujukan
pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau
puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar jam kerja, proses
pemeriksaan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja
dalam pelayanan laboratorium, penggunaan alat pelindung diri,
pengelolaan reagen dan terutama menetapkan nilai normal,
rentang nilai rujukan dan nilai kritis
- Pedoman pelayanan laboratorium
- SOP pelayanan laboratorium seperti permintaan,
penerimaaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen,
pengelolaan reagen, pelaksanaan pemeriksaan, dan
penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang
membutuhkan, serta pengelolaan limbah medis dan bahan
berbahaya dan beracun (B3).
No Kriteria Elemen Dokumen yang
Penilaian Regulasi yang disusun dibutuhkan

2 Bukti penyimpanan dan pelabelan


reagensia sesuai dengan regulasi
(check list), bukti perhitungan
kebutuhan reagensia termasuk
buffer stock, bukti pemesanan
reagensia, check list monev
ketersediaan reagensia

3 Hasil monev kepatuhan terhadap


prosedur pelayanan lab dan TL,
bukti monitoring penggunaan APD
dan TL
No Kriteria Elemen Regulasi yang disusun Dokumen yang
Penilaian dibutuhkan

4 Bukti pelaksanaan
PMI dan PME
Bukti pelaksanaan
perbaikan bila
terjadi
penyimpangan
5 Form hasil
pemeriksaan
laboratorium Hasil
pemantauan
pelaporan hasil
pemeriksaan
laboratorium
YANG PERLU DIPERHATIKAN DI
LABORATORIUM
• Simbol dan pelabelan reagensia
B3
• Penyimpanan Reagensia B3
• Ketersediaan MSDS untuk tiap
reagensia B3
• Yang dilakukan jika terjadi
tumpahan
• Yang dilakukan jika terjadi
pajanan
STANDAR 3.10
PELAYANAN KEFARMASIAN

Kriteria 1, EP 10
PELAYANAN KEFARMASIAN
krke
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN DILAKSANAKAN SESUAI
DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

1. Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur


yang ditetapkan.
Pelayanan farmasi di Puskesmas terdiri dari:
a. Pengkajian resep dan penyerahan obat
b. Pemberian informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite pasien (khusus Puskesmas rawat
inap)
e. Rekonsiliasi obat
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
g. Evaluasi penggunaan obat
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
3.10.1 Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yg
ditetapkan.
Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) terdiri dari:
Perencanaan kebutuhan
Permintaan Penerimaan
Penyimpanan Pendistribusian
Pengendalian
Pencatatan, pelaporan dan
pengarsiapan
Pemantauan dan evaluasi
pengelolaan
ELEMEN PENILAIAN
1. Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)
2. Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
3. Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)
4. Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (D, O, W)
5. Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat.
(D,O,W)
6. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah
digunakan atau bila kadaluarsa. (O, D, W)
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, kesesuaian peresepan dengan
formularium. (D,W)
No Kriteria Elemen Regulasi yang disusun Dokumen yang
Penilaian dibutuhkan

3.10.1 1 SK, Pedoman dan SOP Pelayanan kefarmasian yang Formularium


minimal mengatur pengelolaan sediaan farmasi dan Puskesmas
BMHP, pelayanan farmasi, peresepan obat termasuk
psikotropika dan narkotika, obat kadaluarsa, formularium
obat, obat yang perlu diwaspadai, obat emergensi

2 LPDP serta bukti


pengawasan
pengelolaan dan
penggunaan obat oleh
Dinas Kesehatan, kartu
stok, bukti penanganan
obat kadaluarsa,

3 Form rekonsiliasi obat,


bukti asuhan farmasi
dalam rekam medis
No Kriteria Elemen Regulasi yang disusun Dokumen yang
Penilaian dibutuhkan

3.10.1 4 Bukti kajian/telaah


resep
5 Bukti pelaksaaan PIO

6 Bukti penyediaan
obat emergensi serta
monitoringnya

7 Hasil evaluasi dan


tindak lanjut
ketersediaan obat
terhadap
formularium
Hasil evaluasi dan
tindak lanjut
kesesuaian resep
dengan formularium
Peresepan, pemesanan dan pengelolaan
obat dipandu kebijakan dan prosedur
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) terdiri atas :
• obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan
(error) dapat menimbulkan kematian atau kecacatan
seperti, insulin, heparin, atau kemoterapeutik;
• obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinik
tampak/kelihatan sama (look alike), bunyi ucapan sama
(sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau hydralazine
dan hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan
mirip (NORUM);
Ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam
penyimpanan, penyiapan, dan penyampaian obat kepada
pasien serta penatalaksanaan obat kedaluwarsa/
rusak/out of date/substitusi
1. Ditetapkan persyaratan penyimpanan obat dan dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan tersebut. (R,D,O,W)
2. Ditetapkan kebijakan dan prosedur penanganan obat yang
kadaluarsa/ rusak/ ditarik dari peredaran. (R)
3. Pemberian obat kepada pasien disertai dengan label obat yang
jelas: nama, dosis, waktu, cara pemakaian obat, dan tanggal
kadaluwarsa.(O,W)
4. Pemberian obat disertai dengan informasi penggunaan obat,
kemungkinan efek samping dan efek yang tidak diharapkan,
serta petunjuk penyimpanan obat di rumah dengan bahasa
yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga pasien.(O,W)
5. Obat kadaluarsa/rusak/ditarik dari peredaran dikelola sesuai
kebijakan dan prosedur.(D,W)
Dilakukan dokumentasi dalam rekam medis tentang efek obat
dan efek samping yang terjadi akibat pemberian obat-obat yang
diresepkan atau riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk mencatat, memantau efek
obat, dan melaporkan bila terjadi efek samping penggunaan obat. (R)
2. Efek obat, efek samping obat, dan kejadian alergi ditindak
lanjuti serta didokumentasikan dalam rekam medis. (D)
Obat-obatan emergensi tersedia, dipantau dan
aman bilamana disimpan di luar farmasi.
OBAT EMERGENSI

1. Ditetapkan kebijakan pengelolaan obat emergensi. (R)

2. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan


diperlukan atau dapat terakses segera untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi. (O)

3. Obat emergensi dipantau dan diganti secara tepat


waktu sesuai kebijakan Puskesmas setelah digunakan
atau bila kadaluwarsa atau rusak atau ditarik dari
peredaran. (D,W)

Anda mungkin juga menyukai