ABC ?
CAB?
Konsep manajemen dasar pada
Pasien TRAUMA
adalah
ABCDE
Trauma
ABCDE : Evaluasi dan Stabilisasi :
Airway : bebaskan jalan nafas, oksigenasi
Breathing : suara/gerak/frekuensi pernafasan
Circulation : tekanan darah, perfusi, atasi
sumber perdarahan
Disability : tingkat kesadaran (GCS) dan
lateralisasi (anisokor dan
hemiparese)
Airway Obstruction
(sumbatan jalan nafas)
• Temuan Klinis
• Kesulitan bernafas (dyspnea)
• Stridor
• Apnea
• Tatalaksana
• Chin lift
• Jaw thrust
• Triple finger manuever
• Evakuasi benda asing
• Pemasangan ET
• Cricothyroidostomy
• Tracheostomy
Breathing Problem
A. Tension Penumothorax
• Ventile phenomenon
• Adanya udara yang
terperangkap dalam
thorax.
• Tekanan udara yang
berlebihan mengurangi
kinerja paru
• Udara tidak dapat
dikeluarkan dari cavum
pleura
• Terdiri dari
pneumothorax tertutup
(simpel) dan terbuka
CXR image
Tension Pneumothorax (simplify)
Nilai:
1. Buka Mata Spontan :4
2. Brerespons terhadap suara :3
3. Bersepons terhadap nyeri :2
4. Tak ada respons :1
GCS – Komponen Bicara
Nilai:
1. Orientasi tempat, waktu, orang baik :5
2. Bingung, orientasi pembicaraan terganggu :4
3. Mengucapkan kata tetapi tak beraturan :3
4. Bersuara yang tak ada artinya, mengerang :2
5. Tak ada suara/ resons :1
GCS – Komponen Motorik
Nilai:
1. Mematuhi perintah :6
2. Melokalisir nyeri :5
3. Menarik tangan saat dirangsang nyeri : 4
4. Fleksi abnormal (postur dekortikasi) :3
5. Ekstensi abnormal (postur deserebrasi) : 2
6. Tak ada respons :1
Cedera otak sedang
• GCS score = 9-13
• Evaluasi awal = cedera otak ringan
• CT scan untuk semua kasus
• Rawat inap dan observasi :
• Pemeriksaan neurologis berulang
• CT scan ulang
• Jika Deteriorasi : lakukan penatalaksanaan seperti
pada cedera otak berat
Cedera otak berat
• GCS score = 3-8
• Evaluasi dan resusitasi
• Intubasi untuk proteksi airway
• Pemeriksaan neurologis
• Sering dilakukan reevaluasi
• Identifikasi adanya cedera sistemik yang lain
BANTUAN HIDUP DASAR
KARDIOLOGI
MEMULAI DAN MENGHENTIKAN RJP
Jalan Nafas (Airway) Head tilt Chin lift (untuk kecurigaan trauma leher lakukan jaw thrust)
Kompresi 30 : 2 30 : 2 (satu penolong) 30 : 2 (satu penolong)
(1 atau 2 penolong) 15 : 2 (2 penolong) 15 : 2 (2 penolong)
Ventilasi Jika penolong tidak terlatih, kompresi saja
Pada penolong terlatih, dengan jalan nafas lanjutan berikan nafas setiap 6 – 8 detik (8 – 10
x/menit).
Defibrilasi Pasang dan tempelkan AED sesegera mungkin, Interupsi kompresi minimal baik sebelum
atau sesudah kejut listrik. Lanjutkan RJP diawali dengan kompresi setelah kejut listrik
TERIMA KASIH