Anda di halaman 1dari 54

Program Studi Fisioterapi

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Malang

Pemeriksaan FT Kardiopulmonal
Ali Multazam
azzamphysio@yahoo.com
2017
ANATOMI PARU-PARU

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Tujuan pemeriksaan
• Untuk menentukan apakah gangguan primer atau
sekunder yang menyebabkan keterbatasan fungsi fisik.
• Untuk menentukan apakah pasien mampu
berpartisipasi dalam program FT paru
• Untuk mengembangkan rencana terapi individu pasien
• Mengevaluasi perbaikan dan efektifitas FT
• Untuk menentukan apakah terapai di lanjutkan, di
hentikan atau perlu modifikasi
• Untuk menentukan rencana home program

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
PEMERIKSAAN

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
PEMERIKSAAN FISIK PARU
• Anamnesis
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
ANAMNESIS
• Anamnesis terbagi 2, yaitu:
1. Anamnesis Umum
2. Anamnesis Khusus

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Anamnesis umum
meliputi:
• Nama
• Umur
• Alamat
• Pekerjaan
• Hobi

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Anamnesis khusus
meliputi:

Keluhan utama

Medical history

Social history

Family history

Family and workplace environment

Social habits (ex: smoking)

On the job history

Chest pain history

Surgery history

Riwayat alergi

Batuk dan Sputum

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
• Catatan:
“ Saat melakukan anamnesis, perhatikan
apakah pasien bisa menjawab pertanyaan
dengan baik atau tidak (kooperatif atau tidak).
Karena hal ini bisa menilai tingkat kesadaran
pasien yang nantinya berdampak dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan selanjutnya.”

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
SKALA KOMA GLASGOW
TES RESPON SKOR
E Spontan mmbuka mata sendiri 4
E Membuka mata setelah disuruh buka mata 3
E Membuka mata setelah diberi rangsangan nyeri dg menekan sudut 2
mata bag medial
E Tidak mmbuka mata walau diberi rangsangan apapun 1
M Dapat menurut perintah 6
M Dapat melokalisir perintah 5
M Menarik tangan setelah jari ditusuk 4
M Adanya abnormal fleksion 3
M Adanya ekstensor reson 2
M Tidak ada respon motorik apapun 1
V Orientasi baik: dpt mnjawab pertanyaan dg benar 5
V Confused conversation; jawaban tidak sesuai 4
V Jawaban tdk sepadan dg pertanyaan 3
V Jawaban tdk dipahami 2
V Tidak ada jawaban 1
INSPEKSI
Terbagi 2, yaitu:
1. Inspeksi statis
2. Inspeksi dinamis

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Inspeksi statis
1.Wajah dan Leher
• Apakah muka pasien pucat atau tidak?
• Apakah mata pasien kekuningan atau tidak?
• Apakah hidung pasien kembang kempis atau tidak?
• Apakah saat bernapas pasien membuka mulut atau
tidak?
• Apakah terdapat sianosis sentral (bibir yang biru)?
• Apakah ada hipertrofi atau tidak di daerah sekitar leher?
• Apakah terdapat pembesaran vena jugularis?

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Lanjutan...
2)Bahu
• Apakah bahu simetris atau tidak?

3) Bagian anterior
• Apakah ada kelainan di bagian dada?
(pigeon chest, barrel chest, funnel chest)
• Apakah space intercostal telihat sangat jelas
atau tidak?
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Barrel chest: upper
chest lebih besar dari
lower chest, sternum
menonjol keluar dan
diameter AP chest lebih
besar dari normal

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Pectus excavatum (funnel chest):
bagian lower sternum tertekan ke
dalam diikuti oleh lower costa yang
melebar keluar (samping), karena
pasien bernapas dengan diafragma,
abdominal menonjol keluar dengan
gerakan upper chest yang kecil saat
inspirasi.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Pectus carinatum (pigeon chest):
dada burung, diameter upper chest
bertambah, sternum bengkok dan
menonjol keluar (anterior)

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Lanjutan...
4)Bagian posterior
• Apakah scapula sejajar atau tidak?
• Apakah terdapat scoliosis/kifosis/lordosis?

5)Jari-jari
• Apakah terdapat sianosis perifer (kuku berwarna
kebiruan)?

6)Tungkai
• Apakah terdapat oedem atau tidak?
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Anterior imaginary lines and landmarks
Suprasternal fossa Supraclavicular fossa

Infraclavicular fossa Sternal line

Parasternal line
Anterior midline

Midclavicular line
epigastric angle

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Lateral imaginary lines

Posterior axillary line

Anterior axillary line


Midaxillary line

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Posterior imaginary lines and landmarks

Suprascapular region

Interscapular region

Infrascapular region
Scapular line

Posterior midline

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Inspeksi Dinamis
• Perhatikan saat pasien berjalan?
• Bagaimanakah pola pernapasan pasien?
1. Gangguan tingkat pernapasan (Tachypnea,
Bradypnea, Dispnea, Apnea)
2. Gangguan kedalaman pernapasan (Hyperpnea,
Hipoventilasi, Hiperventilasi)
3. Gangguan kecepatan pernapasan

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Pola nafas abnormal
Istilah Arti

Dyspnea sesak nafas, nafas pendek, n sulit bernafas

Tachypnea nafas cepat n dangkal, TV menurun tp kec mngkat

Bradypnea pernafasan lambat n dangkal at dalam dg irama yg regular akbt


overdosis obat

Hyperventilasi pernafasan dalam n cepat, TV mngkat olh kcpatn yg mngkat dg irama


reguler

Orthopnea kesulitas bernafas dlm posisi lying

Apnea pernafasan brhenti dlm phase ekspirasi

Apneusis pernafasan brhenti dlm phase inspirasi

Cheyne stokes pernafasan dg siklus TV meningkat diikuti seri bertahap TV menurun


kemudian apnea

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
SKALA BORG
Sesak Nafas Keterangan
0 Tidak ada
0,5 sangat sangat ringan
1 Sangat ringan
2 Ringan
3 Sedang
4 Sedikit berat
5 Berat
6
7 Sangat berat
8
9 Sangat-sangat berat
10 maksimal

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
The New York Heart Association classification of breathlessness

Class I No symptoms with ordinary activity,


breathlessness only occuring with severe
exertion, e.g running up hill, fast bicycling
Class II Symptom with ordinary activity, e.g walking up
stairs, making bed, carryng large amounts of
shopping
Class III Symptom with mild exertion, e.g bathing,
showering, dressing

Class IV Symptom at rest

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
PALPASI
Pada pemeriksaan palpasi sistem respirasi dapat dilakukan
dengan cara:
1. Pemeriksaan taktil fremitus
2. Pemeriksaan expansi thorax/mobility chest
3. Titik nyeri dan spasme otot
4. Perbedaan suhu

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
1. Pemeriksaan tactil fremitus
Vocal (tactile) fremitus adalah getaran lembut yang
dapat dipalpasi oleh therapist di atas dinding chest saat
pasien berbcara. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
memeriksa kualitas jaringan di bawahnya.
Teknik :
• Letakkan kedua telapak tangan dengan lembut diatas
dinding chest lalu anjurkan pasien mengucapakan
beberapa kata atau 99 (ninety nine) beberapa kali
bersamaan keduan telapak tangan digeser dari upper
lobus sampai lower lobus paru-paru.
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Lanjutan..
• Teknik lain juga dapat dilakukan dengan menggunakan sisi ulna
dari lengan bawah dengan anjuran seperti diatas.
• Interpretasi:
a) Normalnya, fremitus akan terasa lembut yang sama pada
dinding dada akibat adanya getaran suara saat pasien
berbicara,
b) Fremitus yang meningkat tanda adanya sekresi di airway dan
fremitus yang menurun atau absent (hilang) tanda udara
terlambat akibat obstruksi airway.
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Gambar pemeriksaan taktil fremitus

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2. Pemeriksaan expansi thorax
Ada 2 cara untuk pemeriksaan pengembangan thorax yaitu
dengan teknik manual dan menggunakan meteran.

1. Teknik manual
a) Expansi upper lobus:Pasien lying, kedua thumb di mid
sternal line sternal notch, ari-jari extensi di atas kedua
clavicula, pasien full expirasi lalu deep inspirasi.
b) Expansi middle lobus: Pasien lying, kedua ujung thumb di
pracessus xyphoideus dan jari-jari di extensikan ke lateral
costa, pasien full expirasi lalu deep inspirasi

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Lanjutan..
d) Expansi lower lobus:Pasien sitting, kedua ujung thumb
di medulla spinalis (sejajar lower costa) dan jari-jari
diekstensikan sejajar costa, pasien ekspirasi full lalu
deep inspirasi.
e) Selama pasien full expirasi dan inspirasi, cek apakah
gerakan chest simetris atau tidak.

• Interpretasi: jarak kedua ibu jari saat inspirasi itu 2 cm.


Jika jaraknya >2 cm maka ekspansi paru abnormal

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Gambar pemeriksaan pengembangan thorax dengan
teknik manual

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2. Menggunakan meteran
Pengembangan chest dapat juga diukur dengan meteran
pada 3 tempat yaitu:
a) Upper lobus : axilla,
b) Middle lobus : processus xipoid
c) Lower lobus : subcostal.
Dilakukan dengan meletakkan meteran secara melingkar
antara axilla, processus xipoid dan subcosta, dengan ujung
berada pada pertengahan dada. Dimulai saat pasien full expirasi
lalu deep inspirasi, catat hasil penambahan pengembangan
chest.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
3. Pemeriksaan nyeri dinding dada
a) Nyeri dinding dapat dipalpasi diarea dinding anterior, posterior
dan lateral.
b) Dilakukan dengan menekan lembut tiap area dinding dada lalu
anjurkan pasien untuk inspirasi dalam kemudian tanyakan pada
pasien dimana terasa paling nyeri.
c) Nyeri dinding dada akan meningkat sering terjadi saat ditekan
langsung atau dipalpasi selama pasien inspirasi dalam. Nyeri
dinding dada akibat angina tidak berubah bilas di palpasi.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
PERKUSI

Perkusi adalah suatu teknik pemeriksaan


ketukan atau pukulan dengan jari-jari tangan
yang dilakukan untuk memeriksa atau evaluasi
kepekaan paru-paru khususnya ratio udara
dalam paru-paru.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Jenis Perkusi
Jenis Perkusi Tujuan Pemeriksaaan

Perkusi secara Untuk memeriksa Secara langsung dilakukan ketukan ke


langsung nyeri tekan bagian tubuh yang dicurigai, dengan
satu/dua jari secara lembut

Perkusi tidak Digunakan untuk Letakan jari tengah di bagian tubuh


langsung memeriksa suara yang akan diperiksa
di dada/abdomen :
timpani, resonans, Kemudian dengan jari yang lain ketuk
hiperresonans, jari yang ditempelkan pada tubuh
pekak, suara datar.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Gambar-gambar titik perkusi

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Teknik Perkusi
• Ketukan biasanya dilakukan dengan jari tengah tangan kanan
yang dilengkungkan di sendi ke dua.
• Tangan digoyangkan dengan sendi pergelangan tangan sebagai
engsel.
• Ketokan dilakukan di atas bagian yang keras, seperti; clavicula,
costa, sternum
• Di atas bagian yang lunak dipakai landasan ( fleximeter),
biasanya dipakai jari tengah tangan kiri yang diletakkan di
dinding dada tegaklurus atau sejajar dengan iga.
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Suara Perkusi / Interpretasi
Jenis penyebab Suara Contoh

Timpani Udara di bawah Seperti suara Suara di pipi/usus


jaringan gendang

Resonan Seperti campuran Hallow Suara normal paru


air dan jaringan
padat

Hiperesonan Bagian udara lebih Booming Paru yang


banyak (Dentuman) mengalami
emfisema

Dullness Jaringan padat Suara pekak Hati, limpa, jantug

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
AUSKULTASI
Auskultasi adalah suatu teknik pemeriksaaan
dengan mendengar bunyi nafas menggunakan
stateskop untuk evaluasi paru-paru.
Bunyi nafas normal dan abnormal terjadi
akibat gerakan udara pada dinding airway (jalan
nafas) selama inspirasi dan ekspirasi(sistem
respirasi)

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Bunyi nafas diidentifikasikan untuk mengetahui :
• Area paru-paru yang mengalami hambatan berat dan area letak
sputum untuk menentukan posisi postural darainase akan
dilakukan.
• Untuk menentukan apakah postural drainase efektif atau tidak
• Untuk menentukan apakah paru-paru telah bersih atau belum dan
apakaah postural drainase dilanjutkan atau dihentikan.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Prosedur Auskultasi
• Posisi pasien duduk comfortable dan rileksasi lalu memakai
stateskop, dan tempatkan stateskop langsung diatas kulit
anterior dan posterior dinding dada pasien.
• Stateskop digerakkan dengan pola simetris (S) pada dinding
dada anterior dan posterior lalu posisi lateral dinding dada
setinggi T2,T6,T10
• Anjurkan pasien inspirasi dalam melalui hidung lalu ekspirasi
melalui mulut beberapa kali dan bersamaan dengan itu
terapis menggerakkan statskop pada tiap titik pada dinding
dada anterior dan posterior
• Evealuasi: catat kualitas dan intensitas bunyi akhir pernafasab
apakah normal atau abnormal.
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Gambar-gambar titik auskultasi

“Dengan auskultasi dapat didengarkan suara napas, suara


tambahan, suara bisik dan suara percakapan.”
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Perhatikan kualitas suara dasar yang Anda dengar.
Perhatikan apakah ada suara tambahan.
Pada umumnya fase inspirasi lebih panjang dan lebih
jelas dari ekspirasi.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
SUARA DASAR PARU
1. Suara vesikuler
Suara paru normal, bernada rendah, terdengar lebih panjang
pada fase inspirasi daripada ekspirasi dan kedua fase
bersambung/ tidak ada silent gaps.

2. Suara bronkhial
bernada tinggi dengan fase ekspirasi lebih lama daripada
inspirasi dan terputus/ silent gaps, seperti suara dekat trakhea

3. Bronkhovesikuler
kombinasi suara nada tinggi dengan inspirasi dan ekspirasi yang
jelas dan tidak ada silent gaps / terputus

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
4. Wheezing
Terjadi bila ada penyempitan saluran napas,
fase inspirasi pendek, fase ekspirasi diperpanjang

5. Amforik
seperti bunyi yang ditimbulkan kalau kita meniup
diatas mulut botol kosong, sering pada cavernae

6. Cogwheel
Fase Inspirasi terhenti sesaat, bukan patologis

7. Metamorphosing
Perubahan kualitas suara secara tiba-tiba.
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
• Suara napas vesikuler pada kedua paru
normal dapat meningkat pada anak, orang
kurus dan latihan jasmani,. Bila salah satu
meningkat berarti ada kelainan pada
salah satu paru. Suara vesikuler melemah
kemungkinan adanya cairan, udara,
jaringan padat pada rongga pleura dan
keadaan patologi paru.
Suara napas bronkial  tidak terdengar
pada paru normal, baru terdengar bila
paru menjadi padat.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
• Suara tambahan lain yaitu dari gesekan
pleura/ pleural friction rub  yang
terdengar seperti gesekan kertas,
seirama dengan pernapasan dan
terdengar jelas pada fase inspirasi,
terutama bila stetoskop ditekan.

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
AUSKULTASI PARU DEPAN
1. Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau
dipinggang dan berhadapan dengan pemeriksa
2.    Tempelkan stetoskop pada dinding dada
3.    Mintalah pasien menarik napas pelan- pelan dengan
mulut terbuka
4.   Dengarkan satu periode inspirasi dan ekspirasi
5.    Mulailah dari depan diatas klavikula kiri dan teruskan kesisi
dinding dada kanan
6.    selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan seterusnya,
sampai kedada bagian bawah
7.    Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk
pemeriksaan di daerah aksila kanan dan kiri
8.    Bandingkan suara napas kanan dan kiri, serta dengarkan
adanya suara napas tambahan
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
AUSKULTASI PARU BELAKANG

1.    Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau


dipinggang dan membelakangi pemeriksa

2.  Tempelkan kepala stetoskop pada supraskapula


dada belakang kiri, dan dengarkan dengan
seksama, kemudian lanjutkan kebagian dada kanan

3.    Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk auskultasi


pada aksila posterior kanan dan kiri

4.    Bandingkan getaran suara kanan dan kiri, dengarkan adanya


suara napas tambahan
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Batuk & Sputum
• Batuk
batuk: batuk fisiologis & patologis
 batuk patologis ad/ batuk yg merupakan gejalam
umum yg dpt timbul pd semua pexkit sstm respirasi.
- batuk yg efektif ad/ batuk yg tajam, kuat, dan dalam
disertai pengeluaran sputum, bila di dlm paru2
memang ada sputum.
• Sputum
yg perlu dievaluasi:
- warna
- konsistensi
- jumlah
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
PEMERIKSAAN TAMBAHAN

ROM; utamax shoulder & trunk, gangg ROM ini dpt


disebakan oleh kelelahan, kelemahan, kontraktur, nyeri,
& atau posisi yg menetap dlm jangka waktu lama.

Muscle Strength; Otot2 pernapasan tdk dpt diukur


langsung kekuatanx ttpi dpt dilakukan dgn cara
mengukur tekanan dlm mulut selama inspirasi maksimal
& ekspirasi maksimal dgn melawan “katup tertutup”.
Alat yg digunakan; manometer lengkap dgn satu arah,
mouthpiece dan clip hidung.
Program Studi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
TERIMA KASIH
azzamphysio@yahoo.com

Program Studi Fisioterapi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai