Anda di halaman 1dari 20

STANDARISASI DAN

PENENTUAN MARKER
OBAT BAHAN ALAM
(teknik pengujian
standarisasi obat herbal)
TIM DOSEN FARMASI UHAMKA 2019
Teknik yang digunakan
botanic
dalam
standarisasialobat herbal

organol
fisika
eptik
standardisasi
OH

kimia

biologi
A. Organoleptik

 Bentuk : padat, serbuk kering, kental, cair


 Warna : kuning, coklat

 Bau : aromatik, tidak berbau, dll

 Rasa : pahit, manis, kelat, dll

Contoh:
 Bentuk : serbuk kering

 Warna : kuning kemerahan

 Bau : aromatik

 Rasa : pahit
B. Botanical

 Makroskopik: Morfologi, ukuran dan


warna simplisia
 Mikroskopik: Mikroskop dengan derajat
perbesaran tertentu
- Sayatan melintang, membujur, serbuk

- Unsur-unsur anatomi jaringan yang


khas
- Fragmen pengenal spesifik simplisia
C. Metode Fisika

Kekentalan Indeks bias


Titik lebur Nilai kepahitan
Kelarutan Aktivitas hemolitik
Susut pengeringan Swelling index
Kadar air Foaming index
Bobot jenis Kadar abu
Rotasi optik Astringenic
Kekentalan dan Titik Lebur
Kekentalan
- pada cairan konstan pada temperatur tertentu
- dapat digunakan untuk standarisasi obat cair.
Titik Lebur
- dapat digunakan untuk bahan alam yang
murni dan keras.
- Kemurniannya dapat ditetapkan dengan titik
lebur.
Contohnya : Colophony: 75-80˚C, Cocoa
butter: 30-33˚C
Kelarutan dan
Susut Pengeringan
Kelarutan
- Pemalsuan dapat diindikasikan dengan pemeriksaan kelarutan.
- Contoh : Asafoetida larut dalam karbon disulfida

Susut Pengeringan
- untuk meminimalkan dekomposisi dari bahan obat karena
perubahan kimia maupun kontaminasi mikroba.
- ditentukan dengan pemanasan pada suhu 105°C dengan oven
sampai bobot tetap.
- Untuk bahan obat yang mengandung minyak atsiri bisa ditetapkan
dengan cara destilasi dengan menggunakan toluen. Contoh : Aloe
mempunyai mositure content tidak lebih dari 10% (b/b)
- Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak atsiri dan
sisa pelarut organik menguap) identik dengan kadar air, yaitu
kandungan air karena berada di atmosfer/ lingkungan udara terbuka
Kadar air
 Pengukuran kadar air ditentukan dengan
titrasi, destilasi, gravimetri
 Memberikan batasan minimal atau rentang

besarnya kandungan air


Bobot Jenis
 massa per satuan volume pada suhu kamar
tertentu (25°C) yang ditentukan dengan
alat piknometer atau alat lainnya
 sampel: ekstrak cair sampei kental (masih

dapat dituang)
ROTASI OPTIK DAN
INDEKS BIAS
Rotasi optik adalah kemampuan bahan memutar bidang
polarisasi. Umumnya ditetapkan dengan lampu sodium (Na)
pada suhu 25 derajat C
 Contoh : castor oil mempunyai optical rotation dari

+3.5˚sampai +6˚

Indeks bias
- Prinsip: ketika cahaya dilewatkan pada medium ke medium
lain dengan perbedaan kerapatan/kepadatan, perbandingan
kecepatan cahaya pada keadaan vakum dan kecepatan
cahaya pada subtansi di tetapkan sebagai indeks bias.
- Konstan untuk bahan obat murni.
Contoh : indeks bias Castor oil = 1.475-1.527
Kadar Abu
 Tujuan: memberikan gambaran kandungan
mineral internal dan eksternal yang berasal
dari proses awal sampai terbentuknya
ekstrak.
 Penetapan kadar abu:

1. Penetapan kadar abu


2. Penetapan kadar abu yang tidak larut
dalam asam
Nilai Tingkat Kepahitan
 Bahan alam yang mempunyai rasa pahit
yang kuat secara teraptik biasanya
digunakan untuk menambah nafsu makan.
 Rasa pahit ini ditentukan dengan

membandingkan dengan konsentrasi


ekstrak yang mengandung kuinin
hidroklorida.
SWELLING INDEX dan FOAMING
INDEX
 Swelling index = jumlah volume dalam mL
dari 1 g bahan yang dapat mengembang
pada kondisi tertentu didasarkan pada
penambahan air atau bahan pengembang
tertentu.
 Foaming index = indeks kemampuan bahan

(dekokta dari bahan atau ekstrak) untuk


membentuk busa
Aktivitas hemolitik
 pengujian yang dilakukan untuk
memberikan gambaran kemampuan bahan
dalam menyebabkan hemolisis pada sel
darah merah
D. Metode biologi
 Metode ini umumya digunakan untuk
standarisasi jika secara kimia maupun fiska
hasilnya tidak memuaskan
 Ketika jumlah obat/sampel sangat sedikit

dapat dievaluasi dengan metode biologi


Contoh metode biologi yang
dilakukan
 Antiinflamasi
 Antipiretik
 Analgetik
 Antiulcer
 Antidiabetik
 Antelmintik
Toksikologi
 Penetapan residu pestisida
 Penetapan senyawa arsen dan logam berat
 Penetapan kadar aflatoksin
 Cemaran mikroba
 Penetapan kontaminasi radioaktif
E. Metode Kimia
1. Pemeriksaan kandungan kimia secara Kuantitatif
2. Pemeriksaa kandungan kimia secara Kualitatif

Deteksi:
- Alkaloid
- Karbohidrat
- Glikosida
- Flavonoid
- Antrakuinon
- Minyak lemak
- Saponin
- Tannin
- Protein dan Asam amino
- Gum dan Mucilago
- Minyak atsiri
Analisis
1. Kualitatif:
- Reaksi warna
- Reaksi Kristal
- Kromatografi: Kertas, KLT, GC, HPLC, IR, NMR,
dsb

2. Kuantitatif:
- Gravimetri
- Titrimetri
- Spektrofotometri
- Densitometri
- Kromatografi: HPLC, GC-MS, dsb
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai