Anda di halaman 1dari 17

MATERI 9:

KROMATOGRAFI DAN
REKRISTALISASI

TIM DOSEN FITOKIMIA 1


UHAMKA 2022
Mahasiswa mampu memahami tujuan
SUB-CPMK dan prinsip tehnik isolasi metabolit
sekunder tanaman dengan kromatografi
dan rekristalisasi
TUMBUH SENYAWA
EKSTRAK ISOLAT
AN MURNI

PEMISAHAN PEMURNIAN

ELUSIDASI
EKSTRAKSI KROMATOGR
STRUKTUR
AFI
Chromatography
(Kromatografi)

Bahasa Yunani

“Chroma” “Graphein”
(Warna) (menulis)
Color writing
KROMATOGRAFI
• Adalah suatu teknik untuk memisahkan campuran senyawa menjadi
komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisika dan kimia
masing-masing komponen.
• Pemisahan terjadi karena perbedaan kecepatan merambat antara
partake-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu
• Metode pemisahan beberapa senyawa berdasarkan partisi antara dua
fase pada waktu bersamaan, dimana salah satu fase disebut fase diam
yang bersifat statis dan fase lainnya adalah fase yang bergerak
melalui permukaan fase diam.
PEMISAHAN PADA KROMATOGRAFI TERDIRI
DARI 3 KOMPONEN UTAMA
1. Fase diam/ Stationary Phase (dapat berupa padatan atau cairan)
2. Fase Gerak/MobilePhase/Eluent (dapat berupa cairan atau gas)
3. Analit, sifat kimia dan fisika

• Prinsip pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi analit antara fase diam


dan fase gerak menghasilkan perbedaan kecepatan migrasi.
• Dasar kromatografi: mengubah sistem kesetimbangan statis menjadi
dinamis antara
TUJUAN
KROMATOGRAFI
Fase diam
(Stationary
phase) Pemisahan

Analisa: kualitatif, kuantitatif

Fase gerak
(Mobile Isolasi/pemurnian
phase)
PARAMETER PENENTU
KUALITAS PEMISAHAN
KROMATOGRAFI

• (banyaknya pelebaran
Efisiensi puncak dari masing-
masing puncak solut)

• (tingkat pemisahan
Resolusi puncak-puncak yg
berdekatan)
• Proses pemurnian kembali senyawa
organik padat dari bahan pengotornya
dengan cara mengkristalkan kembali
senyawa padat yang telah dilarutkan ke
REKRISTALISASI pelarut
• Ketika senyawa organik mengkristal dari
larutan, molekul dari senyawa lain yang
ada di larutan akan dikeluarkan dari
badan kristal sehingga didapat senyawa
murni
PRINSIP KERJA

• Senyawa dilarutkan dengan pelarut yang dapat melarutkannya


pada suhu tertentu.
• Ketika larutan jenuh berisi pelarut dengan suhu tinggi dan senyawa
dibiarkan mendingin, kelarutan senyawa akan menurun sehingga
membentuk kristal keluar dari larutan
TEMPERATUR DAN PELARUT YANG
DIGUNAKAN
Yang harus diperhatikan dalam memilih pelarut

1. Pelarut hanya bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan.

2. Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan


dan tidak melarutkan zat pencemarnya.

3. Titik didih pelarut harus rendah, hal ini akan mempermudah


pengeringan Kristal yang terbentuk.

4. Titik didih harus lebih rendah dari titik leleh zat yang akan
dimurnikan agar zat tersebut tidak terurai.
Setelah dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai
kemudian dipanaskan sampai larut sempurna

Bila pada temperatur kamar senyawa larut


sempurna di dalam pelarut, maka tidak perlu lagi
dilakukan pemanasan.

Pemanasan hanya dilakukan apabila senyawa


tersebut belum atau tidak larut sempurna pada
keadaan suhu kamar
KELEBIHAN METODE REKRISTALISASI

• Dapat memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat
yang dimurnikan dengan pengotornya
• Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal
• Zat pengotor mudah dipisahkan dari kristal
• Metode pemisahan campuran cair-padat yang paling baik adalah
metode rekristalisasi
KEKURANGAN METODE REKRISTALISASI

• Larutan yang dipisahkan harus memiliki daya larut yang lebih besar,
jika tidak maka zat yang dimurnikan akan susah dipisahkan
KLASIFIKASI KROMATOGRAFI
BERDASARKAN FASE GERAK,
FASE DIAM
KROMATOGRAFI

KROM. GAS KROM. CAIR

PLANAR KOLOM

KERTAS LAPIS TERBUKA TERTUTUP


16
TIPIS (TSWETT) (KCKT)
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai