Anda di halaman 1dari 21

AGENDA PRESENTASI

RISK ASSET AUDIT DIVISION


I. PENDAHULUAN
II. OFF SITE MONITORING
II.1. Kualitas Aktiva Produktif
II.2. Kualitas Administrasi Kredit
II.3. Memorandum Klasifikasi Kredit
III. ON SITE INSPECTION
III.1. Rating System
III.1.1. Risk Management
III.1.2 Operational Control
III.1.3. Compliance
III.1.4. Asset Quality
III.2. Lending Process
OFF-SITE MONITORING

OFF-SITE MONITORING:
I. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
I.1. Kredit Bermasalah
I.2. Pertumbuhan Kredit
I.2. Portofolio Concentration
I.2.1. Industri
I.2.2. Debitur
I.2.3. Asset tidak produktif
I.2.4. Eks BPPN
I.3. Pembukuan Pinjaman Baru
I.4. Kecukupan Pencadangan
I.6. Agunan Yang Diambil Alih
OFF-SITE MONITORING

II. KUALITAS ADMINISTRASI


KREDIT
II.1. Perkembangan Rupa-rupa
Penyimpangan
II.2. Follow up Atas Hasil Pemeriksaan
II.2.1. Hasil Pemeriksaan SPI
II.2.2. Hasil Pemeriksaan Eksternal
(Bank Indonesia, KAP)
III.MEMORANDUM KLASIFIKASI
KREDIT.
ON-SITE INSPECTION

RISK MANAGEMENT
Credit Risk
Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan penyediaan dana oleh bank
kepada pihak lain yang berpotensi tidak dapat dikembalikan.
Operational Risk
Resiko yang timbul sebagai akibat pelanggaran internal control,
corporate governance atau kelalaian yang dapat menimbulkan kerugian
financial
Legal Risk
Risiko yang timbul akibat tidak dipenuhinya persyaratan hukum oleh
perusahaan, baik dalam pemberian kredit maupun pelaksanaan
transaksi lainnya yang mengakibatkan posisi bank lemah di pengadilan
Strategic Risk
Risiko yang timbul akibat pengambilan kebijakan dan strategi usaha
yang tidak tepat dalam menghadapi situasi tertentu.
ON-SITE INSPECTION

Credit Risk (RMG)


• Portfolio quality deteriorating
• Reliance on a few customer
o A few industry/debtor concentration
o large exposure in start up co
• Reserve for bad debt is insufficient
• Loan not fully covered by collateral
• Credit quality impact the financial
performance (write off, under pool, oreo)
ON-SITE INSPECTION

Operational Risk
• Coverage jaminan kurang karena kesalahan dalam
penilaian jaminan
• Analisa/keputusan kredit tidak akurat karena
adanya manipulasi informasi debitur dalam NAK
• Bank tidak memperolah penggantian asuransi atas
barang jaminan (Tidak ditutup asuransi,
underinsured, tidak direview pihak III asuransi)
• Kesalahan dalam memproses pembukuan pinjaman
ON-SITE INSPECTION

Legal Risk
• Availability (ketersediaan dokumen bukti legal)
• Keabsahan / kelayakan(jumlah kerugian akibat
dokumen cacat hukum/merubah arti atau
transaksi)
• Gugatan hukum (ada tidaknya somasi atau proses
pengadilan)
ON-SITE INSPECTION

Strategic Risk
– Goals (availability, alignment, quality)
– Strategi (availability, alignment, quality)
– Budget (availability, alignment, quality)
– Struktur Organisasi (availability, alignment, quality)
– Human Resources (kompetensi, iklim kerja, kaderisasi).
ON-SITE INSPECTION

Operational Control
• Kontrol Bagian
• Kualitas Panitia Kredit
• Kualitas Pelaksanaan Account Maintenance

• Kontrol Independen
• Kualitas Credit Support
• Kualitas Reviewer
LENDING PROCESS

1. Initiation & Evaluation


Meyakinkan bahwa proses pengajuan kredit baru, penambahan,
perpanjangan maupun restrukturisasi atas kredit yang sudah ada
telah dilakukan dengan benar, mencakup pengumpulan data kredit,
evaluasi, hingga persetujuan panitia kredit
Ketersediaan ketentuan mengenai pelaksanaan evaluasi
Pengungkapan tujuan dan struktur kredit pada NAK dan
remarksnya, termasuk penentuan angsuran, grace period,
restrukturisasi
Checking
Appraisal
Pengungkapan risiko
Call report dan frekuensinya
APR
Persetujuan panitia kredit
LENDING PROCESS

2. Documentation & legal


Meyakinkan bahwa penanganan dokumentasi kredit,
legal serta dokumen pelengkap lainnya telah dilakukan
dengan benar. Penilaian ini terutama mengenai
kelengkapan masa berlaku serta pemenuhan aspek
legalnya
 Ketersediaan dokumen kepemilikan jaminan
 Ketersediaan dokumen kredit
 Dokumen jaminan telah sesuai dengan PK
 Penyimpangan harus tercantum dalam ER dan target
date
 Bandingkan data pada PK dengan halfsheet
 Setiap kelemahan legal harus tercantum dalam ER dan
tindak lanjut dan target datenya
LENDING PROCESS

3. Asset Administration
Meyakinkan bahwa administrasi atas kredit yang baru maupun
sedang berjalan telah dilakukan dengan benar. Penilaian ini
meliputi proses pencatatan, penyimpanan serta pemeliharaan
seluruh informasi pinjaman dengan segala perubahannya.
Dengan pengelolaan administrasi kredit yang baik dan teratur
maka informasi yang benar mengenai debitur dapat disediakan
 Jatuh tempo pinjaman/angsuran antara halfsheet dengan
PK
 Pelaksanaan annual review
 Kelengkapan dokumentasi dan persyaratan kredit
 Jumlah cash coll yang disyaratkan
 Pelaksanaan overdraft
 Penyimpanan dan penanganan dokumen yang berkaitan
dengan pemberian kredit
LENDING PROCESS

4. Problem Detection & MIS


Meyakinkan bahwa telah terdapat sistem yang baik dalam
mengantisipasi risiko, termasuk mendeteksi dan menentukan
tindak lanjutnya yang dilakukan sedini mungkin
 Setiap laporan telah diselesaikan sesuai ketentuan
 Penggolongan kolektibilitas telah dilakukan dengan benar
 Ketersediaan dan updating ERWL
LENDING PROCESS

5. Remedial Management
Menilai penanganan atas kredit yang termasuk NPL, agar
kerugian bank dapat ditekan seminimal mungkin
 Strategi dan rencana penanganan account NPL
 Progress collection dan recovery serta biaya
 Pemenuhan persetujuan untuk pelepasan/penjualan
jaminan
 Pemisahan penanganan pinjaman lancar dan NPL
ON-SITE INSPECTION

Compliance
Pelanggaran terhadap ketentuan eksternal a.l. :
•BMPK
•Laporan-Laporan BI
•Pembiayaan pada bidang-bidang yang
dilarang (P3K 2.20).
•Pelanggaran prinsip Good Corporate
Governance.
ON-SITE INSPECTION

KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF


A. KEBIJAKAN
– Pedoman Penggolongan mengacu pada
SEBI
– Berlaku untuk kredit komersil dan
konsumtif.
– Penggolongan kredit dibagi 5 tingkatan
(L, DPK, KL, R, M) berdasarkan 3 aspek
(prospek usaha, kondisi keuangan,
kemampuan membayar).
ON-SITE INSPECTION

KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF


BUSINESS UNIT
KEBIJAKAN :
- Penilaian dilakukan atas seluruh
aktiva produktif yang dibukukan.
- Penentuan sampling berdasarkan
risk assesment yang telah disetujui
pada audit program.
- Ketua tim berhak memperluas
sampling sesuai kondisi Business
Unit.
ON-SITE INSPECTION

B. PROSEDUR
B.1. Penilaian prospek usaha
• Prospek usaha mencerminkan kondisi usaha saat
ini maupun mendatang berdasarkan faktor
mikro maupun makro.
• Hal-hal utama yang dievaluasi antara lain siklus
bisnis, kestabilan pasar, pola dan keahlian
manajemen, tingkat ketergantungan pada
sumber alam, ketergantungan pada buyer atau
supplier tertentu dll.
• Perhatikan evaluasi kondisi usaha debitur yang
tercantum dalam NAK atau memo reviewer
ON-SITE INSPECTION

B.2. Penilaian Kondisi Keuangan


• Tujuan evaluasi adalah mengetahui kemampuan
finansial debitur dalam pengembalian pinjaman.
• Dapat dilakukan dengan baik apabila tersedia data
keuangan terbaru yang mencerminkan aktivitas
usaha yang sesungguhnya.
• Hal-hal utama yang dievaluasi adalah perolehan
laba rugi, kecukupan modal, likuiditas, analisa arus
kas, pengaruh perubahan kurs dan bunga terhadap
kegiatan usaha.
• Dalam beberapa kasus kondisi keuangan debitur
buruk namun pembayaran kewajiban lancar, maka
harus dianalisa sumber pembayran tersebut.
ON-SITE INSPECTION

B.3. Penilaian Kemampuan Membayar.


• Evaluasi bertujuan untuk menilai kemungkinan
pembayaran kembali sesuai jadwal berdasarkan
data ketepatan membayar masa lalu
• Hal-hal utama yang dinilai antara lain ketepatan
membayar kewajiban, perkembangan rekening,
adanya pelanggaran atas persyaratan kredit.
ASSET QUALITY
Payment Record Kredit
Kondisi Keuangan Penempatan
Prospek Usaha Surat Berharga
Penyertaan

Kolektibilitas 1 s/d 5 Potential Loss Indicator :


1%, 5%, 15%, 50%, 100%

Potential Loss Amount


PLA = PLI x bakidebet (NPL dikurangi Jaminan)

 1% =5
Potential Loss Ratio = > 1% - 2% =4
PLA / Total Portfolio > 2% - 4% =3
> 4% -5% =2
Langsung dan Tak Langsung
> 5%
=1

Anda mungkin juga menyukai