Kesetimban Ciri-ciri
gan Asam Kesetimb
Basa angan
Jenis-
Jenis
Kesetimb
angan
PENGERTIAN
Kesetimbangan kimia akan terjadi pada reaksi yang
reversible (Bolak-balik).
Reaksi reversibel adalah reaksi yang di mana produk
reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan.
Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju
sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari
reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah lagi.
Rumus Tetapan Kesetimbangan Kimia:
aA + bB ⇌ cC +dD
CIRI-CIRI KESETIMBANGAN KIMIA
Reaksi reversible (bolak-balik)
Laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri
Prinsip Le’Chatelier
“Jika kesetimbangan dinamis terganggu dengan
mengubah kondisinya, posisi kesetimbangan
bergerak untuk membalikkan sebagian perubahan.”
1. Konsentrasi
2. Suhu
3. Tekanan/volume
4. Katalis
KONSENTRASI
Ciri-ciri
Dapat menimbulkan korosif
Rasanya asam.
PH < 7
Menghasilkan ion H+
Contoh :
Asam cuka, Jeruk nipis, lemon, Asam sulfat, dll
BASA
Rasanya pahit
Terasa licin di kulit
Kertas Lakmus
Kertas pH Universal
SKALA PH
Skala pH memiliki rentangnya dari 0 – 14
PERHITUNGAN MENURUT SORENSEN
Menurut sorensen, pH merupakan fungsi negatif logaritma dari
konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan, dan dirumuskan sebagai
berikut.
pH = – log [H+]
Dengan analogi yang sama, untuk menentukan nilai konsentrasi
OH– dalam larutan dapat digunakan rumus nilai pOH.
pOH = – log [OH–]
Dalam kesetimbangan air terdapat tetapan kesetimbangan :
Kw = [H+] [OH–]
CONTOH SOAL
0,1 M 0,1 M
[H+] = 0,1 M
pH = -log 0,1
pH = 1
Larutan asam lemah CH3COOH 0,1 M Ka = 10-5
CH3COOH H+ + CH3COO-
0,1 M 0,1 M
= √10-6
[H+] = 10-3
pH = -log 10-3
pH = 3
Larutan basa kuat NaOH 0,1 M (Basa Kuat)
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
0,1 M 0,1 M
[OH–] = 0,1 M
pOH = -log 0,1
pOH = 1
pH + pOH = 14
pH = 14 – pOH = 14 – 1 = 13
Basa lemah NH4OH 0,1 M, Kb = 10-5
= √10-6
[OH–] = 10-3
pOH = pOH -log 10-3
pOH = 3
pH = 14 – pOH
pH = 11
LATIHAN SOAL
a. H2SO4 0,04 M
b. CH3COOH 0,1 M (Ka = 10–5)
c. Ca(OH)2 0,3 M
d. NH4OH 0,1 M (Kb = 10–5)
LARUTAN PENYANGGA
atau
LARUTAN BUFFER
PENGERTIAN
suatu sistem larutan yang dapat mempertahankan
nilai pH larutan agar tidak terjadi perubahan pH
yang berarti oleh karena penambahan asam atau
basa maupun pengenceran
Komponen larutan penyangga :
a. Larutan penyangga asam
b. Larutan penyangga basa
LARUTAN PENYANGGA ASAM
Tujuannya mempertahankan pH pada suasana asam (pH < 7).
Larutan buffer asam terdiri dari komponen asam lemah (HA)
dan basa konjugasinya (A−). Larutan seperti ini dapat
diperoleh dengan:
a. Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garam basa
konjugasinya (LA, yang dapat terionisasi menghasilkan ion
A−)
b. Mencampurkan suatu asam lemah dalam jumlah berlebih
dengan suatu basa kuat sehingga bereaksi menghasilkan
garam basa konjugasi dari asam lemah tersebut.
LARUTAN PENYANGGA BASA
mempertahankan pH pada suasana basa (pH > 7).
Larutan buffer basa terdiri dari komponen basa lemah (B)
dan basa konjugasinya (BH+). Larutan seperti ini dapat
diperoleh dengan:
a. Mencampurkan basa lemah (B) dengan garam asam
konjugasinya (BHX, yang dapat terionisasi menghasilkan
ion BH+)
b. Mencampurkan suatu basa lemah dalam jumlah berlebih
dengan suatu asam kuat sehingga bereaksi menghasilkan
garam asam konjugasi dari basa lemah tersebut.
PH LARUTAN PENYANGGA ASAM
Dalam larutan buffer asam yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO−
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)
Jika a = jumlah mol asam lemah, g = jumlah mol
basa konjugasi, dan V = volum larutan
penyangga,
Hitunglah pH dari 10 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan 10 mL
larutan CH3COONa 1 M!
Larutan penyangga dengan CH3COOH sebagai asam lemah dan
CH3COONa sebagai garam basa konjugasi
a = mol CH3COOH = 10 mL × 0,1 mmol/mL = 1 mmol
g = mol CH3COO− = mol CH3COONa = 10 mL × 1 mmol/mL = 10 mmol
PH LARUTAN PENYANGGA BASA
Dalam larutan buffer basa yang mengandung
NH3 dan NH4+, terdapat kesetimbangan:
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
Jika b = jumlah mol basa lemah, g = jumlah mol
asam konjugasi, dan V = volum larutan
penyangga,