Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN

PEMELIHARAAN MESIN
Pertemuan Minggu 01
• PENGANTAR MANAJEMEN PEMELIHARAAN
• PERKEMBANAGAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN
• KONDISI MAINTENANCE SEKARANG & YANG AKAN
DATANG

Oleh:
KADEX WIDHY WIRAKUSUMA, ST., MT.
Email : widhywira@gmail.com
Contact WA : 0822-3404-3513
PENGANTAR MANAJEMEN
PEMELIHARAAN

All actions necessary for


retaining an item, or
·Tujuan Pemeliharaan adalah restoring to it, a
untuk meningkatkan keandalan good condition including
suatu peralatan sehingga dapat
replace, repair and
menjamin kelangsungan operasi overhaul,
suatu sistem produksi (peralatan, modification,
mesin dan fasilitas lainnya). inspection and
condition verification.
(MLT standard)
GAMBARAN UMUM PEMELIHARAAN
MESIN

· Kelancaran kegiatan proses produksi dalam suatu industri sangat


dipengaruhi oleh ketersediaan dan kondisi faktor-faktor produksinya.
· Faktor-faktor produksi yang amat penting antara lain adalah
ketersediaan peralatan/mesin.
GAMBARAN UMUM PEMELIHARAAN
MESIN

Sumber; (Mobley et al, 2008)


Well Designed Production System ?

· Secara alamiah tidak ada barang buatan manusia yang tidak dapat
rusak. Meskipun demikian, manusia dengan kemampuan akalnya
dapat mengusahakan agar kecepatan kerusakan diperlambat dengan
usaha pemeliharaan.
· Untuk dapat memanfaatkan peralatan/mesin se-optimal mungkin,
manusia harus melakukan pemeliharaan secara terencana.
Sumber; (Mobley et al, 2008)
Perencanaan Pemeliharaan

· Gangguan peralatan/mesin karena tidak cermatnya pemeliharaan


akan memberikan konsekuensi pengeluaran biaya. Di sisi lain,
permeliharaan juga memberikan konsekuensi pengeluaran biaya
pula. Sehingga diperlukan suatu perencanaan permeliharaan yang
paling optimal sehingga biaya pengoperasian peralatan/mesin
ditekan seekonomis mungkin.
Peranan Pemeliharaan
· Tanpa pemeliharaan, peralatan akan mengalami penurunan keandalan yang
drastis. Sedangkan pemeliharaan yang terlalu sering akan berdampak pada
tingginya biaya pemeliharaan.
· Peranan tindakan pemeliharaan sering diabaikan karena pihak perusahaan enggan
mengeluarkan ongkos tambahan yang besar. Peranan pemeliharaan baru akan
terasa dibutuhkan bila sistem mulai mengalami gangguan atau tidak dapat
dioperasikan.
Ongkos Kerusakan
· Sebetulnya ongkos total yang dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan yang
rusak jauh lebih besar dibandingkan ongkos yang dikeluarkan untuk tindakan
perawatan.
· Pada sistem yang rusak terdapat ongkos yang timbul akibat terjadinya
downtime yang tidak terencana, di samping itu kemungkinan kerusakan yang
terjadi telah meluas mempengaruhi komponen-komponen lainnya.

Frekwensi kerusakan tergantung


keandalan peralatan
TUJUAN PEMELIHARAAN
· Memaksimalkan kesiapan atau ketersediaan (availability) mesin dan
perlengkapan produksi.
· Memelihara peralatan/mesin dengan meminimumkan keausan dan
kerusakan sehingga umur ekonomis mesin atau peralatan tersebut dapat
tercapai.
· Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana dan peralatan
tersebut.
· Menjamin kelancaran beroperasinya proses produksi sehingga target
produksi dapat dicapai.
MESIN DAN KOMPONEN
· Terjadinya kerusakan pada peralatan/mesin dapat diakibatkan oleh
terjadinya kerusakan pada salah satu komponen peralatan/mesin
tersebut.
· Untuk itu di dalam perawatan suatu peralatan/mesin sering
menyangkut penggantian komponen sehingga mesin dapat berfungsi
dengan baik kembali.
· Untuk mengurangi kemungkinan kerusakan peralatan/mesin pada
saat digunakan atau berproduksi, penggantian komponen harus
terjadwal dengan baik.
Jadwal Pemeliharaan
· Penjadwalan penggantian komponen peralatan/mesin di dalam
perawatan menyangkut :
· Mesin yang mana
· Komponen apa
· Kapan harus diganti.
· Untuk merencanakan pemeliharaan dan penggantian komponen secara
baik maka perlu diketahui parameter-parameter penting yakni :
· Karakteristik waktu antar kerusakan tiap-tiap mesin
· Interval perawatan yang optimal
· Interval penggantian komponen kritis yang paling optimal
ELEMEN WAKTU PEMELIHARAAN
· Waktu operasi, yaitu waktu yang dipergunakan untuk sistem untuk melakukan
kegiatan produksi.
· Waktu delay, yaitu waktu dimana sistem dalam keadaan menganggur, tetapi sistem
bukan dalam keadaan rusak.
· Waktu downtime, yaitu total waktu dimana sistem tidak mungkin dioperasikan.
Downtime terjadi bila sistem rusak, diperbaiki, atau dalam tindakan perawatan
lainnya. Downtime dapat berupa waktu pemeriksaan, waktu menunggu perbaikan,
waktu perbaikan, waktu menunggu datangnya spare parts, dan waktu pemasangan
spare parts.
FAKTOR-FAKTOR YG MENDUKUNG
KEGIATAN PEMELIHARAAN
· Adanya ketersediaan komponen pengganti (spare parts) pada saat
yang dibutuhkan.
· Adanya penjadwalan untuk aktivitas pemeliharaan.
· Tersedianya biaya pemeliharaan yang sesuai dengan kondisi yang
ada.
· Adanya tenaga pelaksana perbaikan (Maintenace crew) yang
mempunyai ketrampilan yang memenuhi syarat yang dibutuhkan.
· Tersedianya prasarana fasilitas pemeliharaan yang memadai.
ANALISIS BIAYA DAN
PRIORITAS PEMELIHARAAN
· Seringkali perusahaan enggan untuk menghitung dan
menganalisa biaya-biaya pemeliharaan terhadap sarana produksi
yang dimiliki.
· Satu alasan bagi mereka untuk tidak melakukannya adalah
perhitungan dan analisis biaya perawatan tersebut cukup rumit,
berbeda dengan biaya kegiatan-kegiatan produksi lainnya.
Berapa besar biaya pemeliharaan
yang diperlukan ?
• Selalu tidak ada jawaban yang pasti untuk hal ini. Peningkatan biaya
pemeliharaan mungkin saja terjadi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut
:
• Pembebanan berlebihan
• Beban yang tidak semestinya
• Pengoperasian mesin yang tidak benar
• Penyetelan mesin yang kurang tepat
• Pemeliharaan yang tidak mencukupi, mungkin karena kurangnya perhatian terhadap kegiatan
pemeliharaan
• Standar pemeliharaan yang rendah
• Kehabisan suku cadang, yang merupakan masalah umum pada mesin peralatan yang sudah
tua, atau dibuat khusus.
• Tidak cukupnya informasi teknis dari pabrik pembuat agar pemeliharaan dan penyetelan mesin
dilakukan dengan benar
PERKEMBANGAN MANAJEMEN
PEMELIHARAAN
 Sumber gambar Maintenance History (Shenoy, Bhadury 1998) - dimodifikasi
PM PdM CM
1950 1950 1957
TPM RBI
1950  1970 1983

Classic RCM RCM Backfit


1970 1996
Development of Maintenance
-Term terotechnology introduced.
-Recognition of need to present
equipment failures.
-Models for preventive
maintenance developed. -Increased awareness of:
-Environment
-Safety
Fix the equipment -Quality
when it breaks -Need for reliable equipment.
-Reduction in costs.

Time

Pre-WW II Post-WW II 1980 Onwards


PERKEMBANGAN
METODE MAINTENANCE
Era selama dan sesudah Perang Dunia II
Terjadi perkembangan signifikan dalam bidang
engineering dan scientific
Paradigma yang berkembang adalah maintenance
pada saat terjadi kerusakan ternyata tidak selalu
murah, bahkan mulai muncul alternatif
maintenance yaitu preventive maintenance yang
ternyata jauh lebih murah.

MAINTENANCE IS CLASSIFIED AS A FUNCTION OF


PRODUCTION SYSTEM
PERKEMBANGAN
METODE MAINTENANCE
Era sebelum Perang Dunia II
Paradigma yang berkembang adalah maintenance
merupakan biaya tambahan untuk sebuah industri
dan tidak memberikan nilai tambah bagi produk
jadi
Sehingga maintenance pada era ini dibatasi
pada memperbaiki sebuah sistem/alat ketika
rusak, karena merupakan alternatif yang paling
murah

FIXING THE UNIT WHEN IT BREAKS,


AS IT WAS THE CHEAPEST METHOD
PERKEMBANGAN
METODE MAINTENANCE
Era mulai tahun 1980an s.d sekarang
Paradigma yang berkembang adalah
meningkatnya awareness terhadap berbagai isu
seperti keselamatan lingkungan, kualitas produk
dan jasa
Sehingga  maintenance menjadi fungsi yang
sangat penting dalam sukses tidaknya sebuah
industri

WORLD CLASS COMPANIES IN WORLD WIDE


COMPETITION SHOULD HAVE
AN EXCELLENT
MAINTENANCE PROGRAM
Kondisi Maintenance Sekarang dan Yang
Akan Datang

Kita bisa melihat kondisi dimana kebutuhan dan keperluan akan aspek maintenance
cenderung meningkat manakala tingkat otomasi dan mekanisasi meningkat pula.

Pada industri yang proses pekerjaannya mayoritas menggunakan tangan, dampak


dari aspek maintenance tidak begitu besar terhadap kualitas dan produktifitas.

Setelah proses industrialisasi, pemakaian peralatan produksi cenderung meningkat


seiring dengan pengembangan teknologi tinggi yang dikembangkan.

Kebutuhan akan aspek maintenance menjadi meningkat dengan kondisi tersebut,


dimana produktifitas dan kualitas yang tinggi bukan hanya ada pada faktor manusia
saja, tapi juga pada aspek peralatan produksi
Topik Diskusi Kelompok:
1. Pengaruh kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi terhadap target produksi
2. Pengaruh persediaan suku cadang untuk memperlancar kegiatan
pemeliharaan fasilitas produksi terhadap upaya minimasi persediaan
produksi
3. Pengaruh kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi terhadap mutu produk
4. Pengaruh kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi terhadap biaya produksi

Anda mungkin juga menyukai