Anda di halaman 1dari 19

 

 
Kelompok 4
Lisa
Iwan
Sariani
Yolanda Y.Malihing
Gedalia Paonganan
Latar Belakang Keagamaan
Agama kristen tidak tumbuh dari suatu kekosongan
agama,di mana masyarakat yang tidak mempunyai
pegangan menunggu-nunggu sesuatu untuk mereka
yakini. Sebaliknya,kepercayaan yang baru di dalam
Kristus ini harus berjuang melawan pelbagai
kepercayaan agama yang telah berurat-berakar di dalam
masyarakat selama berabad-abad.
Banyak di antaranya yang sudah merosot menjadi
kepercayaan takhayul yang lemah dan upacara-upacara
yang tidak ada artinya; sebagian lainnya masih relatif
baru dan penuh semangat.
Secara umum terdapat lima jenis agama.
PANTHEON ROMAWI-YUNANI
Agama primitif di Roma pada masa awalnya adalah
animisme.semua petani kecil menyembah dewa sawah dan
dewa perapiannya sendiri,yang melambangkan kekuatan-
kekuatan yang harus ia hadapi dalam kehidupannya sehari-
hari. Dewa hutan dan dewa ladang, dewa langit, dan dewa
sungai dan dewa musim menabur dan dewa musim menuai—
semua disembah ditempat dan di musimnya sendiri
Beberapa upacara dan perayaan
daerah masih bertahan hingga
sekarang di antara para petani di
Italia dan Yunani.Mungkin sekali
ada perayaan Saturnalia Romawi
yang merayakan pergantian tahun pada titik musim dingin
masih terasa pada tradisi perayaan Natal umat Kristen.
Namun pemujaan terhadap Pantheon Yunani,sudah
mulai menurun pada zaman Kristus.Kebejatan akhlak
dan pertikaian yang memalukan di antara para dewa
itu,yang hanya mencerminkan sifat manusia
biasa,membuka peluang terhadap olok-olok para
penulis satire dan cemooh para ahli filsafat .
Kepercayaan yang berdasarkan filsafat tidak dapat
menerima kedewaan dalam pola pemikiran mereka
dan menertawakannya secara terang-terangan.
Pemuja dewa yang setia pasti masih ada tetapi
jumlahnya tidak bertambah melainkan berkurang.
.
Ada faktor lain yang cenderung merusak sikap
penghormatan lama terhadap para dewa. Hingga saat ini
mereka tidak dipuja secara seragam disetiap kota atau negara
kota, tetapi setiap kota mempunyai dewa andalannya masing-
masing. Pemujaan terhadap mereka bersifat semi politik;
seseorang adalah penganut Zeus atau Hera atau Artemis
karena ia kebetulan tinggal dikota dimana dewa yang
bersangkutan paling banyak disembah.
Ketaatan rakyat pada upacara-upacara keagamaan masih
bertahan hingga sesudah abad yang pertama. Suatu contoh
yang jelas didalam perjanjian baru mengenai kepercayaan ini
adalah pemujaan dewa Artemis di efesus, yang menurut mitos
patungnya jatuh dari langit (KPR 19:27,35).
PEMUJAAN KAISAR
Selama bertahun-tahun kerajaan-kerajaan Helenstik di
bawah pemerintahan wangsa Seleukus dan wangsa
ptolemeus telah memuliakan raja-rajanya sampai
setaraf dengan dengan dewa dan telah memberikan
gelar-gelar seperti Tuhan (kyrios), penyelamat (Soter),
atau penjelmaan Dewa (Epiphanes).
kulkus kekaisaran ini
tidak dipaksakan dengan
sewenang-wenang, melainkan
tumbuh perlahan-lahan dengan
makin meningkatnya anggapan mengenai kemuliaan
kaisar yang melampaui manusia
Dan keinginan untuk memusatkan kesetiaan
rakyat padanya.
penolakan semua umat kristen untuk turut serta
dalam pemujaan semacam itu mengakibatkan
penganiayaan yang keji, karena mereka tetap
kukuh menentang penyembahan terhadap
manusia. Sikap agama kristen terhadap masalah
penyembahan negara, atau kepalanya,
tercermin didalam kitab wahyu, yang
mengungkapkan secara jelas permusuhan
diantara para pengikut kristus dan para pengikut
kaisar.
AGAMA-AGAMA RAHASIA
Baik agama negara maupun pemujaan kaisar ternyata
kurang memuaskan kebutuhan rohani masyarakat.
Namun tidak satupun yang memberikan penghiburan
dan kekuatan pribadi pada saat kesesakan dan
kesulitan.
Orang mencari suatu kepercayaan yang lebih bersifat
pribadi dimana mereka dapat berhubungan langsung
dengan sang dewa dan agama-agama rahasia
memenuhi keinginan mereka itu. Agama-agama
rahasia berhasil memuaskan hasrat seseorang untuk
memperoleh kehidupan kekal dan kemerataan sosial.
Mereka memberikan sarana penyaluran emosi
dalam agama, sesuatu yang jarang dilakukan
oleh agama negara dan mereka membuat
pengalaman keagamaan menjadi sangat
pribadi.
Didalam perjanjian baru mereka tidak disebut
secara langsung, tetapi diperkirakan paulus
pernah menggunakan istilah-istilah mereka
bahwa ibadah kepada malaikat yang dikatakan
dalam kolose 2:18-19 adalah suatu pantulan
dari usaha penggabungan beberapa
kepercayaan filsafat dengan agama kristen.
PEMUJAAN ALAM GAIB
Bangsa Yahudi maupun bukan sama-sama
mempercayai takhayul bahkan kadang-kadang orang
Yahudi lebih menaruh minat pada dunia gaib dari
pada orang-orang yahudi. Ketergantungan pada dunia
gaib telah ada sejak dahulu sejak awal berdirinya kota
Roma orang romawi sudah meramal masa depan
dengan melihat isi perut
binatang yang baru
disembelih. Pembuangan
ke babilonia memperkenalkan
banyak orang yahudi
dengan pengetahuan gaib orang timur,
sehingga mereka menjadi dukun dan ahli
nujum yang mahir.
Minat bangsa yahudi pada ilmu gaib
terlihat dalam perjanjian baru. Orang-
orang farisi mengusir setan, dan ahli sihir
disebutkan didalam kisah para rasul
sebagai saingan para pewarta injil (KPR
8:9-24; 13:6-11). Ilmu sihir orang kafir
dianggap bertentangan dengan agama
kristen oleh umat kristen di Efesus.
Contoh-contoh mantra sihir yang
digunakan untuk menguasai roh-roh atau
mendapatkan nasib baik ditemukan di
dalam papirus. Salah satu di antaranya,
suatu kutipan dari papirus sihir paris yang
terkenal dari abad ketiga, menunjukkan
suatu ngabungan unik dari istilah –istilah
agama kafir, Yahudi dan Kristen yang
digunakan sabagai jampi-jampi untuk
mengusir setan:
FILSAFAT-FILSAFAT
Filsafat adalah suatu usaha untuk saling
menghubukan semua pengetahuan yang ada
mengenai alam semesta menjadi suatu bentuk yang
sistematis dan memadukannya dengan pengalaman
manusia. Ilmu-ilmu filsafat pada masa itu bersifat
kasar atau polos, atau licik, atau dalam.
untuk mencapai tujuan akhir ini diciptakan
pelbagai filsafat. Semuanya ini dibangun di atas dasar
pemikiran yang berbeda dari prinsip dasar agama
kristen.
Asal kata platonisme adalah Plato,seorang
ahli filsafat dari Atena yang tersohor serta
pendiri Akademi, yang hidup pada abad
yang keempat sebelum kristus. Dia adalah
kawan dan murid Socrates.
Konsep plato
mengenai dunia ini
mau tidak mau akan
menjurus pada
dualisme.
Neo-Platonisme
Prinsip-prinsip plato dipakai oleh Plotinus
(TAHUN 204-269) dari Likopolis di Mesir,
yang mengajar filsafat di Roma selama dua
puluh lima tahun.
Pada hakikatnya, Neo-Platonisme adalah
suatu filsafat keagamaan yang didasarkan
pada dualisme Platonis dari dunia ideal
dan alam benda,serta dualisme Persia dari
terang dan gelap
Stoicisme
Yang disebut bersama-sama dengan
Epikuarinisme dalam ayat-ayat Perjanjian baru di
atas Stocianisme.Stociasisme dibentuk oleh
Zeno (340-265 SM),seorang penduduk Siprus
dan mungkin keturunan bangsa Semit.
Zeno tidak mengakui suatu pribadi Allah,tetapi ia
mengajarkan bahwa alam semesta diatur oleh
suatu akal budi yang mutlak
Sinisme
Sinisme menganggap bahwa kejujuran (moral)
yang sempurna ialah tidak mempunyai keinginan
sama sekali
Untuk memerdekakan dir dari semua keinginan
mereka berusaha untuk menghilangkan
keinginan.
Penganut sinisme sering berlaku urakan dan tidak
senonoh hanya untuk menunjukkan bahwa
mereka ‘’lain’’
Skeptisisme
Pyrrho dari Elis (365-295 SM) adalah pendiri
Skeptisisme. Secara singkat inti paham ini
adalah: Bila ilmu pengetahuan bergantung
kepada pengalaman maka tidak mungkin ada
suatu norma yang pasti,karena pengalaman
masing-masing orang berbeda satu dengan yang
lainnya
Skeptisme tumbuh dari keinginan untuk
melepaskan diri dari norma-norma

Anda mungkin juga menyukai