Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
OTITIS MEDIA KRONIK (OMK)
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. DINDA TAVIRAH
2. ARIFAH NABILA PUTRI
3. ROSMI KHOIRONISA
4. AFIFAH NURAINI
5. RAIHANUL AKMAL
6. DJIHAN PAUDJIAH HIDAYAH
7.VIRANDA CINTHYA DEWI
8. DYAH SYAFA SEKARARUM
9. AIDA MAKBULA
10. PUTRI ANDANI
11. NAYLA
12. DINI AULIA RAHMAH
Konsep Dasar Penyakit
 Definisi Patofisiologi

Otitis media adalah inflamasi sebagian atau


seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel - sel
mastoid.. Otitis media kronik sendini adalah
kondisi yang berhubungan dengan patologi
jaringan irreversible dan biasanya disebabkan
oleh episode berulang otitis media akut yang
tak tertangani. Sering berhubungan dengan
perforasi menetap membrane timpani. Infeksi
kronik telinga tengah tak hanya mengakibatkan
kerusakan membrane timpani tetapi juga dapat
menghancurkan osikulus dan hampir selalu
melibatkan mastoid.
 Farmakologi
Pengobatan terdiri dari antibiotik : Kebanyakan infeksi telinga menghilang dengan sendirinya. Beberapa
memerlukan antibiotik.
Perawatan Pendukung : Memantau perubahan atau membaiknya kondisi Memantau kondisi medis sebagai
ganti mengambil tindakan langsung.
Obat Farmasi
1. Analgesik : Meredakan nyeri.
2. Obat antintlamasi non steroid Meredakan nyeri, mengurangi peradangan, dan menurunkan
demam.
3. Penisilin : Menghentikan pertumbuhan atau membunuh bakteri tertentu.
4. Obat bius lokal : Menghentikan nyeri di area tempat pemberian dan di sekitarnya, atau di
sepanjang saraf yang tersumbat.
5. Antibiotik : Menghentikan pertumbuban atau membunuh bakteri.
ASUHAN KEPERAWATAN
TEORITIS
 PENGKAJIAN
1. Identintas klien
2. Keluhan
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Pemeriksaan fisik : ( keadaan umum : (telinga, leher, dada), data pola kebiasaa sehari-hari).
7. Pemeriksaan diagnostic : (otoskopi, tes bisik, tes garpu tala, Tes Rinne, Tes Weber, Tes
Audiometri, Xray :
 DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan pada pasien Otitis Media yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri, meringis, gelisah,
sulit tidur, diaforesis.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh diatas nilai normal, kulit
merah, kulit terasa hangat
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran dibuktikan dengan tidak mampu
mendengar, menunjukkan respon tidak sesuai, sulit memahami komunikasi.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menunjukkan
perilaku tidak sesuai anjuran.
5. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif.
 INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan intervensi

1. Nyeri akut berhubungan


dengan agen Pencedera
Fisik dibuktikan Dengan
Mengeluh nyeri, meringis,
gelisah, sulit tidur,
diaforesis
 IMPLEMENTASI
 Pelaksanaan keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena
itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu pasien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Selama tahap
pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan keperawatan
yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien (Nursalam, 2008).
 EVALUASI
adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien
bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali kedalam
siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment) (Asmadi, 2008).

Anda mungkin juga menyukai