Anda di halaman 1dari 26

SEJARAH FILSAFAT BARAT

KUNO

Dr. Yosef Keladu Koten, SVD


082144748122
Pendahuluan
Silabus:
Perkuliahan: 2 SKS
Persyaratan:
 Kehadiran: aktif (bertanya dan menyampaikan ide)
 Ujian midterm
 Ujian akhir

Tujuan:
 Memiliki pemahaman yang komprehensif tentang sejarah awal
perkembangan filsafat.
 Menjadi familiar dengan ide-ide para filsuf klasik, pendasar filsafat
barat kuno
Alasan Belajar Filsafat Barat Kuno

Memperluas cakrawala,
khazanah serta membantu
kita keluar dari kemapanan
Mengenal
sesuatu
yang asing
Menggoncang pola pikir yang
sudah terlalu biasa dan umum
Mendukung bertumbuhnya
berbagai ilmu pengetahuan dan
teknik

Dasar
Peradaban
Dunia
Mendatangkan sikap tertentu
terhadap dunia dan manusia,
yang berakibat pada perubahan
pandangan.
Kejelasan historis dan titik tolak
pemikiran tertentu penting dalam
menghadapi kecenderungan
dominatif budaya barat.
Mengglobal-nya
Lingkungan
Hidup

Kita bisa menentang kalau kita


tahu apa yang kita mau lawan.
Tujuan Belajar Filsafat Barat Kuno
Peka akan adanya
Sanggup berbagai alur pemikiran
memahami yang seringkali
tersingkirkan dalam
makna sejarah peraduan ide
pada umumnya
Mengerti kontinuitas
dan diskontinuitas
ide-ide
Tujuan
Filsafat
Berkenalan mempertanyakan semua
dengan dunia hal dan mencari dasar
terdalam dari segala
filsafat yang sesuatu, dan
begitu luas mempertanyakan segala
sesuatu secara radikal
Materi
Bahan filsafat barat kuno mencakupi filsafat Yunani
kuno sejak zaman para filsuf dari Miletos sampai
zaman Helenisme dan Romawi
Sistematisasi pertanyaan yang mendorong manusia
untuk berpikir, seperti dikatakan oleh Kant:
Apa yang dapat kita ketahui?
Apa yang harus dilaksanakan?
Apa yang boleh kita harapkan?
Siapakah manusia?
Obyek Obyek
pengetahuan:
entahkah ada
obyektifitas
pengetahuan

Apa yang Jawaban para


dapat kita Epistemologi filsuf klasik
ketahui sangat sederhana

Syarat-syarat
pengetahuan
Berbicara
tentang tindakan
manusia

Apa yang Agar manusia


harus Etika bahagia dan
bertanggung-
dilaksanakan jawab

Apa motivasi
orang dalam
bertindak
Pertanyaan diarahkan
kepada sesuatu yang tidak
dapat diketahui secara pasti
eksistensinya tetapi tidak
dapat dielakkan manusia.

Apa yang Entahkan ada


boleh kita kekuatan lebih tinggi Agama
harapkan dari dunia empiris

Bagaimana relasi yang


ilahi dengan dunia dan
manusia
Pengetahuan
manusia

Siapakah Tindakan-tindakan Antro-


manusia manusia pologi

Keinginan dan
harapan mereka
Keempat pertanyaan ini selalu muncul dalam sejarah
pemikiran manusia sampai pada saat sekarang ini. Hanya saja,
penekanan bisa berbeda-beda sesuai dengan zaman:
 Pertanyaan kedua dan ketiga sangat ditekankan pada abad
pertengahan.
 Pertanyaan pertama menjadi sangat aktual pada zaman modern
dengan munculnya begitu banyak aliran pengetahuan:
rasionalisme, empirisme, dll.
 Pada zaman kontemporer ini, persoalan berkaitan dengan
tindakan manusia sangat mendasar. Tindakan di sini diperluas
mencakupi juga bidang politik.
Karena pertanyaan tentang tindakan muncul dari kritik radikal
postmodernisme atas segala yang bersifat normatif absolut, maka
yang dipersoalkan juga adalah apakah mungkin memiliki sesuatu
yang normatif, entah untuk pengetahuan, agama ataupun tindakan
manusia itu sendiri?
Zaman Presocratik

Filsafat
barat Filsafat
kuno Yunani Masa Keemasan

Helenisme dan Romawi


Beberapa Catatan Pendahuluan

Abad 4-6 SM muncul pemikir-pemikir bijaksana:


Tidak puas dengan jawaban-jawaban sederhana dan mudah,
serta dengan prasangka-prasangka umum.
Menentang kepercayaan religius yang sudah mapan, mitologi
dan cerita-cerita rakyat dari komunitas-komunitas mereka.
Pemikiran mereka lebih abstrak.
Pertanyaan-pertanyaan mereka lebih bersifat menyelidiki.
Jawaban-jawaban mereka menjadi lebih ambisius, spekulatif
dan berani
Tiga pusat peradaban klasik karena munculnya
pemikir-pemikir ini:
Yunani: para filsuf (dibicarakan dalam kuliah ini)
India: Sidharta Gautama (Filsafat Timur)
Pencahariannya akan kedamaian, ketentraman
mengantarnya menjadi seorang “Budha’, ‘the
awakened’, ‘the enlightened
China: Confusius (Filsafat Timur
Ajaran utamanya the tao (the way)
Berbeda dengan filsuf Yunani, Confusius tidak
berdiskusi tentang:
Kodrat barang-barang. Pembicaraan tentang
kodrat atau esensi terlalu abstrak.
Dewa/i: Dia tidak berniat membentuk sebuah
agama dan mau membingungkan orang-orang
dengan kemahiran filosofis yang abstrak. Katanya:
“Ada orang yang mencari sesuatu yang sulit
dimengerti dan kekaguman praktis. Generasi masa
depan mungkin akan berbicara tentang mereka.
Tetapi, justru itulah yang tidak akan saya lakukan.”
Perbedaan Ajaran Yunani dan China
Filsafat Yunani Filsafat China
Tema utama: kodrat/esensi Tidak ada diskusi tentang
benda-benda kodrat karena terlalu abstrak
Memperdebatkan apa yang Memikirkan secara
alamiah dan tidak alamiah mendalam interelasi antara
dalam kodrat manusia? keteraturan alamiah dan
Berbicara tentang dewa/i manusia
dalam konteks Tidak ada niat membentuk
pembentukan agama agama (ciptakan petunjuk
institusional atau jalan bagaimana
manusia hidup baik di dunia
II. Asal-Usul Filsafat Yunani
Abad ke-6 SM, Yunani berkembang kembali sebagai satu-satunya
kekuatan yang dominan dan mencapai zaman keemasan di
bawah pimpinan Perikles.
Berkembang pelayaran dan perniagaan di daerah pesisir pantai.
Di tempat-tempat inilah tercipta iklim yang melahirkan filsafat,
mula-mula di Miletos.
Miletus adalah sebuah kota besar yang didirikan oleh orang-orang
Athena tetapi kemudian ditaklukan oleh orang-orang Persia.
Kebudayaan Persia memberikan akses bagi orang-orang Miletus
kepada ide-ide tentang kesatuan kosmos, keindahan matematika
dan ide-ide religius.
Kondisi Umum yang Melahirkan Filsafat

Kesejahteraan dan kestabilan


politik

Perjumpaan dengan orang-orang


asing

Bakat orang Yunani dalam


bidang seni dan sastra
Kesejahteraan dan Kestabilan Politik

Orang meluangkan waktu untuk Berpikir secara koheren dan adekuat


sebagai ciri filsafat hanya mungkin
berfilsafat ketika mereka sejahtera
secara material dan stabil secara politis. kalau orang berada dalam keadaan
sejahtera dan aman. Orang yang masih
Peribahasa “primum vivere/manducare,
deinde philosophare” (hidup dulu baru disibukkan dengan urusan pemenuhan
kebutuhan pokok tidak dapat berpikir
berfilsafat).
dan berfilsafat secara sempurna.
Perjumpaan dengan orang-
orang asing

Adopsi Munculnya pusat


kebudayaan dan Adopsi model perdagangan:
keahlian: Fenisia berpikir baru:
menantang - Pusat informasi
(alfabet); Mesir
dan pendidikan.
(arsitektur dan pergumulan
geometri); teoretis dan - Inilah kondisi
Babilonia kerangka yang melahirkan
(astronomi dan iklim demokratis
Matematika berpikir baru.
dan kebebasan
berbicara.
Bakat seni orang-orang Yunani (Athena)

Seni berpuisi dan bercerita, Kalau mitos tanpa pengarang, puisi


yang merupakan rahim lahirnya memiliki pengarang. Poinnya adalah
filsafat. adanya iklim menghargai tampilnya
(pentingnya puisi dalam orang secara pribadi. Inilah kondisi
berfilsafat dan teologi) yang penting dalam filsafat.
Pentingnya Puisi
Kaya akan imaginasi dan mengisahkan peristiwa-
peristiwa fantastis yang dibangun dalam keharmonisan
dan keseimbangan. Keteraturan bersyair menjadi prinsip
keteraturan berpikir. Inilah yang kemudian dikenal
dengan prinsip-prinsip ontologis.
Syair mengikuti pola kausalitas: dia tidak hanya
memaparkan fakta tetapi juga menjelaskan sebab-akibat.
Pemahaman tentang alasan yang mencukupi (ratio
sufficiens) menjadi dasar filsafat. Sesuatu itu ada karena
adala alasan yang cukup untuk keberadaannya.
Berbicara tentang kenyataan dalam satu kesatuan.
Berbagai fenomena kehidupan dirangkaikan dalam syair-
syair dan ditempatkan di bawah sebuah pemikiran
bersama.
Metode Berfilsafat
Tanya-jawab (filsuf presocrates):
Bersifat individual
Masing-masing mengajukan pertanyaan berdasarkan apa
yang disaksikan dalam alam dan menjawab sendiri dengan
menggunakan pengetahuan sendiri yang terbatas
Dialektika:
Pengembangan lebih lanjut dari metode tanya jawab
 Berasal dari kata dialog yang berarti komunikasi dua
arah.
Digunakan oleh Socrates, Plato dan Aristoteles: dengan
kekhasan masing-masing
Tema-Tema Filsafat Yunani

Teologi: dewa/i mungkin ada tetapi tidak ada urusan dengan


manusia dan dunia
Kosmogoni: mencari jawaban baru terhadap proses
terjadinya dunia yang tidak lagi bertolak dari dewa-dewi
tetapi berasal prinsip-prinsip yang ada dalam alam semesta
dan hakikat alam itu sendiri.
Peran roh sebagai prinsip yang mandiri dan bebas. Roh
dianggap sebagai: kesadaran, pengetahuan akan
ketakterbatasan diri sendiri, pengetahuan akan
ketaktergantungan pada benda-benda lain, kesadaran akan
kebebasan.
Pengetahuan sebagai pengetahuan:
Pemikiran diarahkan untuk mendapatkan teori
atau pengetahuan baru (philomates). Berbeda
dengan filsafat Timur yang merupakan sebuah
philokrematon: pemikiran yang terarah pada
pencarian keuntungan.
Pengetahuan disebut juga theorein: melihat dan
memperhatikan secara rohani.

Anda mungkin juga menyukai