Anda di halaman 1dari 33

Keselamatan Pada Tempat

Perbelanjaan

Dina Mariana D (221013241009)


Rose Armeylita N.S (221013241056)
Definisi

“Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di


mana para karyawan terlindungi dari cedera yang
disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan”.
(PP No 1 Tahun 1970)
Pusat perbelanjaan adalah sekelompok
penjual eceran dan usahawan komersial
lainnya yang merencanakan,
mengembangkan, mendirikan, memiliki dan
mengelola sebuah properti tunggal. Pada
lokasi properti ini berdiri disediakan juga
tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari
pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan
dari karakteristik pasar yang dilayani.
(Wikipedia Indonesia).
PP Nomor 29 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perdagangan

“Pusat Perbelanjaan adalah suatu area


tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa
bangunan yang didirikan secara vertikal maupun
horizontal yang dijual atau disewakan kepada
Pelaku Usaha atau dikelola sendiri untuk
melakukan kegiatan Perdagangan Barang”.
PERMENDAGRI No 23 Tahun 2021
Pedoman Pengambangan, Penataan, dan
Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko
Swalayan
“Pusat Perbelanjaan adalah suatu area
tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa
bangunan yang didirikan secara vertikal
maupun horizontal yang dijual atau disewakan
kepada Pelaku Usaha atau dikelola sendiri
untuk melakukan kegiatan Perdagangan
Barang”.
Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
Berdasarkan Skala Pelayanan
1. Pusat Perbelanjaan lokal (neighborhood center)
Pusat perbelanjaan kelas ini memiliki jankauan pelayanan yang meliputi
5.000 sampai 4.000 penduduk (skala lingkungan). Luas bangunan berkisar
antara 2.787-9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan
golongan ini adalah supermarket.
2. Pusat perbelanjaan distrik (community center)
Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan 40.000
sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar
antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit unit-unit penjualannya terdiri atas junior
departement store, supermarket, dan toko-toko.
3. Pusat perbelanjaan regional (main center)
Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan
pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000
penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m2. Pusat
perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 departement store dan
50-100 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan
dikelilingi oleh area parkir.
Berdasarkan
Sistem Transaksi
1. Toko Grosir
2. Toko Eceran
Berdasarkan
Lokasi
1. Pasar (market)
2. Shopping street
3. Shopping precint
4. Shoping center
5. Departement store
6. Supermarket
7. Superstore
8. Hypermarket
9. Shopping mall
10.Town Square
REGULASI :
1. Undang Undang
UU RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Kepmen PU No.: 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
Kepmen PU No.: 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan teknis pengamanan
terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.
Kepmen PU No.: 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Permenaker No.: Per.04/Men/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
Permenaker No.: Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Automatik.
Inst. Menaker No.: Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Keselamatan Gedung
Persyaratan keselamatan
1. Ketahanan struktur bangunan
2. Proteksi bahaya kebakaran
3. Proteksi penangkal petir
4. Instalasi listrik
5. Bahan peledak
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 26/PRT/M/2008
TANGGAL 30 DESEMBER 2008
PERSYARATAN TEKNIS
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA
BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Perlunya Menjalankan Program
Keselamatan di Pusat Perbelanjaan

 Mencegah kerugian fisik dan finansial yang bisa


diderita karyawan dan pengunjung.
 Mencegah terjadinya gangguan terhadap
produktivitas perbelanjaan .
 Menghemat biaya premi asuransi.
 Menghindari tuntutan hukum.
Fokus Program
Keselamatan Kerja

 Program keselamatan kerja difokuskan pada dua aspek:


 Perilaku Kerja:
 Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja
 Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan
keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan level terendah
 Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja
 Kondisi Kerja:
 Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang
aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman
Pencegahan Cedera dan Penyakit
yang Terkait dengan Pekerjaan

 Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-


bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
 Memasang alat-alat kontrol produksi.
 Menyusun prosedur-prosedur kerja yang aman.
 Mendorong penggunaan alat-alat
pengaman/pelindung yang layak.
Pendekatan Keselamatan
Lain…….

a. Perencanaan
- pemasangan simbol – simbol peringatan
a. Ketata rumah tanggaan yang baik dan teratur:
- menempatkan barang-barang di tempat yang
semestinya
- Menjaga kebersihan lingkungan dari bahan berbahaya
c. Pakaian Kerja
d. Peralatan Perlindungan Diri
Bentuk dan Warna untuk Simbol
Keselamatan

Anda mungkin juga menyukai