Anda di halaman 1dari 20

TEORI EMILE DURKHEIM

Dr. Antoius Purwanto


Comte, Marx, Durkheim dan Weber

Meskipun terdapat sejumlah penulis teori


sosiologi klasik tetapi yang paling sering dikutip
dan dijadikan acuan adalah Karl Marx, Emile
Durkheim dan Max Weber.

August Comte dikutip hanya karena dialah yang


menggunakan istilah sosiologi untuk ilmu yang
mempelajari masyarakat dan perubahan-
perubahannya.
Emile Durkheim 1958-1917
• Obyek yang diamati atau dipelajari (subject
matter) oleh sosiologi.
• Sosiologi harus berbeda dengan Filsafat sosial,
Psikologi dan Biologi.
• Filsafat sosial mempelajari atau menaruh
perhatian pada bagaimana bentuk masyarakat
yang baik atau ideal.
• Psikologi mempelajari manusia dari segi atau
berdasarkan kepribadian, motiv, karakter,
watak, dsb.
• Biologi mempelajari manusia dari kondisi fisik-
biologisnya (anatomi, fisiologi, dsb).
• Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial
(social facts). Fakta sosial merupakan istilah khusus dari
Durkheim.
• Fakta sosial itu erat hubungannya dengan kehidupan
bersama (kolektivitas).
• Fakta sosial itu berbeda dengan fakta psikologis dan fakta
biologis.

Definisi Fakta Sosial


Fakta sosial adalah “cara bertindak, berpikir dan merasa yang
berada di luar individu dan memiliki kekuatan memaksa dan
dengan kekuatan tersebut mengontrol individu.”
Ciri-Ciri Fakta Sosial
Contoh-contoh fakta sosial:
Norma-norma (hukum), bahasa, kelompok/organisasi, lembaga-
lembaga (institusi) sosial, status-peranan, tradisi, uang, fashion,
dsb.

Fakta sosial yang berupa norma-norma, tradisi, cara berpakaian,


bahasa, dsb merupakan produk dari kehidupan bersama.

Norma, hukum , fashion, dsb merupakan bentuk representasi


kolektif (collective representation) dari kehidupan kolektif
(bersama) karena hanya melalui norma, hukum, fashion, dsb
maka kehidupan bersama dapat dilihat atau dirasakan
keberadaannya.
3 Ciri Fakta Sosial

• Bersifat eksternal
• Memaksa (contraint)
• Kolektif

• Eksternal
Di luar diri individu. Fakta sosial ada sebelum individu ada dan tetap
ada setelah individu mati. Fakta sosial tidak tergantung pada individu.

• Memaksa (constraint)
Memaksa mengandung arti bahwa norma (hukum), bahasa, uang,
gaya berpakaian bersifat memaksa individu untuk mengikutinya.
Orang tidak merasa terpaksa mengikuti aturan hukum, bahasa, gaya
berpakaian, dsb karena orang sudah terbiasa mengikutinya. Tetapi,
kalau orang tidak mengikutinya, baru orang bisa mendapat sanksi
sosial atau hukuman.

• Kolektif
Fakta sosial itu merupakan milik bersama, dihayati bersama,
disepakati bersama.

Hubungan Individu dengan Kelompok/Masyarakat


• Individu tindakannya sangat dipengaruhi oleh kelompok. Individu
tidak bisa terlepas dari kelompok atau kehidupan bersama. Kalau
terlepas dari kelompok maka tindakan individu bisa menjadi liar
atau tidak teratur, selfish (mementingkan diri sendiri).
• Kelompok itu lebih daripada sekedar penjumlahan individu-
individu. Kelompok memiliki keberadaan sendiri yang berbeda
dengan individu para anggotanya. Dalam menjelaskan kelompok
tidak bisa dijelaskan dengan cara menjelaskan para individu
anggota kelompok.
• Ada perilaku individu yang menggambarkan atau mewujudkan
keberadaan kelompok, ada pula perilaku individu yang betul-
betul tidak menggambarkan atau mewujudkan keberadaan
kelompok. Tindakan individu menggambarkan kelompok adalah
tindakan berjalan lewat sebelah kiri atau berpakaian. Tindakan
individu yang tidak menggambarkan kelompok adalah misalnya
tiba-tiba batuk, kebiasaan mulai tidur pada tengah malam, dsb.
• Jadi kelompok itu memiliki keberadaannya sendiri yang berbeda
dari keberadaan individu.
• Kelompok atau masyarakat mempengaruhi atau
menentukan tindakan individu lewat norma-norma,
nilai-nilai bersama, tradisi, institusi (lembaga), dsb.
Dan norm-norma, nilai-nilai bersama, institusi
(lembaga), dsb itu sendiri merupakan produk dari
kehidupan bersama.
Pembagian Kerja dan Solidaritas
• Durkheim sangat menaruh perhatian pada solidaritas sosial.
Perhatian pada solidaritas sosial ini disebabkan karena
masyarakat Eropa yang sedang mengalami industrialisasi
nampak banyak terjadi kekacauan dan penyakit sosial.
Tradisi dan norma agama tidak lagi ditaati. Solidaritas sosial
melemah dan masyarakat menjadi tidak teratur dan tertib.
• Durkheim melihat bahwa terdapat pembagian kerja di
masyarakat dimana orang mengerjakan pekerjaan yang
berbeda-beda. Orang menduga bahwa pembagian kerja
(division of labor) ini merupakan sesuatu yang buruk karena
orang menjadi terpaku pada pekerjaannya sendiri dan
kurang menaruh perhatian pada orang lain.
• Durkheim tidak sependapat bahwa pembagian kerja
menjadi penyebab terjadinya rusaknya solidaritas sosial
dan kekacauan. Durkheim memandang bahwa
pembagian kerja dimana orang secara khusus
menjalankan pekerjaan-perkerjannya sendiri sesuai
dengan posisinya merupakan tuntutan moral.
• Moral, kata Durkheim, memiliki dua ciri penting, yaitu
pertama dianggap baik dan diinginkan, dan kedua
mengandung tuntutan kewajiban. Jadi orang yang
menspesialisasikan diri pada pekerjaan tertentu sesuai
dengan posisinya dianggap sesuatu yang baik dan wajib
dilakukan. Orang yang mengerjakan beragam hal
cenderung dianggap tidak baik dan biasanya dicela.
• Durkheim berpendapat bahwa pembagian kerja merupakan
hasil dari perkembangan masyarakat dari masyarakat
sederhana menjadi masyarakat yang lebih maju. Pembagian
kerja juga erat hubungannya dengan solidaritas sosial.
• Pembagian kerja terjadi karena kepadatan fisik dan kepadatan
moral. Kepadatan fisik adalah berupa peningkatan jumlah dan
kepadatan penduduk. Kepadatan moral adalah meningkatnya
interaksi atau hubungan sosial di antara warga masyarakat.
Karena semakin meningkatnya kepadatan penduduk dan
interaksi antar anggota masyarakat, maka persaingan untuk
hidup akan semakin keras.
• Persaingan yang keras menyebabkan orang mengkususkan diri
pada pekerjaan-pekerjaan tertentu sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya. Maka munculah pembagian kerja
Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik
Durkheim berpendapat bahwa pembagian kerja erat hubungannya
dengan solidaritas sosial. Ada dua bentuk solidaritas yang dasarnya
berbeda, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

Solidaritas Mekanik
• Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang didasarkan pada
kesamaan. Solidaritas mekanik ditemukan pada masyarakat desa
atau kelompok-kelompok masyarakat kecil yang tradisional.
Masyarakat tersebut para anggotanya memiliki bekerjaan yang
sama (bertani, berburu atau menangkap ikan). Karena memiliki
kesamaan pekerjaan dan lingkungan, maka mereka memiliki juga
kesamaan pengalaman, kesamaan keyakinan, pandangan hidup,
cara bicara, cara berpikir, dsb.
• Karena kesamaan-kesamaan tersebut maka mereka
menjadi satu, menjadi solider. Anggota masyakat
dalam bertindak, berpikir, dan merasa harus sama
dengan para anggota yang lain. Yang tidak sama akan
dimusuhi, dihukum, dikucilkan dan dianggap
melakukan penyimpangan atau kejahatan. Yang
dinggap menyimpang harus dihukum dengan keras.
Mereka harus mengikuti kebiasaan yang ada di
masyarakat. Yang menyimpang dianggap membuat
merusak keutuhan (solidaritas) masyarakat. Hukum
atau norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut
dinamakan hukum represif (keras).
Solidaritas Organik
• Solidaritas organik adalah solidaritas yang didasarkan pada
perbedaan atau pembagian kerja. Masyarakat menjadi utuh justru
karena ada pembagian kerja.
• Karena ada pembagian kerja maka ada saling ketergantungan.
Saling ketergantungan karena orang saling membutuhkan. Karena
ada saling ketergantungan maka mereka menjadi satu atau solider.
• Solidaritas organik adalah solidaritas dalam masyarakat yang
sudah berkembang atau maju, misalnya masyarakat kota. Di kota
pembagian kerjanya sudah maju dimana ada orang yang bekerja
sebagai pedagang, sebagai sopir oto, sebagai pegawai bank,
sebagai pegawai PLN, sebagai karyawan toko, dsb. Karyawan toko
tergangung pada sopir oto, pada pegawai PLN, pada pegawi bank,
pada dokter, dll. Pegawai bank juga tergantung pada orang lain
yang pekerjaannya berbeda-beda dengan dirinya.
• Hukum atau norma yang berlaku dalam
masyarakat dengan solidaritas organik bersifat
perdata yang tidak represif atau hukum
restitutif. Hukum restitutif (hukum perdata)
sifatnya tidak memberikan hukuman yang
keras bagi para pelanggaranya. Yang
melanggar aturan hanya diharuskan
memberikan ganti rugi atas kerusakan yang
ditimbulkannya.
Kejahatan (Crime)
• Menurut Durkheim, untuk menemukan apa yang dimaksud
dengan kejahatan bukan dengan cara mencari tindakan-
tindakan tertentu yang dianggap jahat, juga bukan dengan
mencari orang yang dianggap membahayakan (mengganggu)
masyarakat dengan kejahatannya, tetapi dengan cara mencari
tindakan yang menggerakkan hukuman atau yang bisa
dihukum (punisment).
• Untuk mengetahui apa yang dianggap jahat dalam setiap
masyarat adalah mencari tahu tindakan apa yang bisa
mendapat hukuman.
• Tidakan yang bisa dihukum (dianggap jahat) menurut
Durkheim tidak selalu merupakan tindakan yang merugikan
orang lain atau merugikan kepentingan umum. Misalnya,
misalnya ada masyarakat yang menganggap membawa pisau
kecil merupakan bentuk kejahatan, menyembah patung
dianggap kejahatan.
• Menurut Durkheim, tindakan yang dapat dihukum
adalah tindakan yang melawan atau melanggar
kesadaran kolektif (collective consciousness).
• Collective consciousness adalah totalitas keyakinan
bersama mengenai tindakan apa yang
diperbolehkan dan yang dilarang dalam masyarakat.
• Keyakinan bersama tersebut dipegang kuat dan
masuk dalam hati sanubari para anggota
masyarakat pada umumnya, sehingga kalau orang
melanggar kesadaran kolektif tersebut dianggap
merupakan kejahatan dan bisa dihukum.
• Menurut Durkheim batas-batas masyarakat adalah
berupa kesadaraan kolektif tersebut. Jadi,
perbedaan antara satu masyarakat dengan
masyarakat lain ditunjukkan oleh adanya perbedaan
kesadaran kolektif. Tanpa ada batas-batas tersebut
masyarakat akan mengalami kekacauan.
• Batas-batas tersebut nampak pada adanya
perbedaan antara masyarakat yang satu dengan
yang lain dalam hal apa yang dilarang dan apa yang
diperbolehkan. Karena itu, orang yang melanggar
kesadaran kolektif harus dihukum. Orang tersebut
diaanggap merusak masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai