Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kasus

Dermatitis Atopik
Hendra Leofirsta
1320221103
Identitas Pasien
Nama : Nn. DAP
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
ANAMNESA
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 9 Juli 2015
Keluhan Utama
Mengeluh kerusakan kulit berupa bercak hitam
Keluhan Tambahan:
Kulit di kedua tangan dan kaki terasa gatal dan kering.
Bentol-bentol merah kecil di siku
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Bercak hitam
- muncul sejak 2 minggu yll
 Lutut, lipat lutut, punggung kaki
 Rata dengan kulit dan sebagian tebal
Gatal
 Dialami sejak kecil
 Muncul tiap malam dan sehabis olahraga.
 Diseluruh tubuh, terutama di daerah tangan dan kaki
Bentol kecil kemerahan
 Sering muncul di sekitar siku, lipat siku, lutut, lipat lutut.
sangat gatal
 Mengawali munculnya bercak hitam
 Saat ini terdapat di lipat siku.
Pasien tidak demam, tidak ada riwayat mengoleskan
sesuatu ke daerah lengan dan tungkai, tidak memakai
obat-obatan tertentu.

Beli obat gatal apotik berkurang hentikan


pengobatan kambuh kembalibercak hitam
Riwayat Penyakit Dahulu
Gatal sudah dialami sejak kecil.
Tidak ada riwayat penyakit lain.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluhan serupa di keluarga
Kakak kandung Rinitis alergi
Riwayat sosial dan lingkungan
1. Gejala penyakit yang sama di lingkungan pasien
disangkal
2. tinggal bersama orangtua dan saudaranya dirumah.
3. ekonomi keluarga cukup baik.
4. jarang memakan sayuran dan buah dan lebih suka
memakan mie instan dan makanan instant lainnya.
5. Pasien mandi dua kali sehari dan selalu mengganti
pakaian kotor setiap hari.
6. Pasien mengaku akan gatal dan bibir bengkak jika
pasien memakan udang dan kerang.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos Mentis
Status gizi : Normoweight
Tanda Vital : Dalam Batas Normal
Kepala : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Tidak ada kelainan
Abdomen : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : status dermatologikus
 
Status Dermatologikus
1. Lokasi: Regio patella et kruris et dorsum pedis dekstra
et sinistra
Efloresensi: Makula hiperpigmentasi,
multiple,ukuran 2 cm x 3 cm, batas jelas, bilateral,
diskret(-), tepi tidak aktif, skuama putih (+)halus.
Tampak papul- eritromatosa, multipel, ukuran milier,
simetris diskret (-). Sebagian tampak erosi kering,
dasar hiperpigmentasi, ukuran milier.
2. Lokasi : Regio cubiti et antebrachii dekstra et
sinisitra
Efloresensi : Makula hiperpigmentasi,
multiple,ukuran 2 cm x 3 cm, batal jelas, bilateral,
diskret(-), tepi tidak aktif, skuama putih (-). Papula,
multiple, ukuran milier, simetris bilateral.
Diagnosa Banding
1. Dermatitis Atopik
2. Insect bite
3. Skabies
4. D.kontak alergika
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah lengkap (Hb, Leukosit, Trombosit,
Trombosit,Eritrosit) dalam batas normal
b. Kadar Serum IgE Meningkat
2. Tes Kerokan kulit
Dermografisme putih (+), tidak ditemukan tungau
Penatalaksanaan
UMUM:
Informasi Penyakit kpd pasien
Hindari faktor pencetus (makanan, debu, stress)
Hindari menggaruk Potong kuku
Hindari pakain berbahan wol, nilon. Pakai katun
Mandi dengan air dan sabun bayi
Penatalaksanaan
Khusus
Topikal
Dexocort cream tube
Nerilon/ eritromisin 2% mif cream

Sistemik
Cetirizin tablet 1x10 mg
Metilprednislon tablet 3x 2mg
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad cosmetic : bonam
Pembahasan
Kerusakan kulit bercak hitam, 2 mgg yll, beberapa
erosi, penebalan, bentol2 merah kecil di lipatan siku,
kulit kering
Gatal Sejak kecil, sering malam hari dan saat
berkeringat
Lokasi  Lipat siku, siku, lengan bawah, pergelangan
lengan, lutut, lipat lutut, punggung kaki
RPK  Riwayat R.A pada kakak , tdk ada keluhan lain
serupa di keluarga
Pembahasan
Kriteria Mayor pada pasien:
√ Pruritus
 Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan
anak
√ Dermatitis di fleksura pada dewasa
√ Dermatitis kronis atau residif
√ Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
 
Kriteria Minor pada pasien:
√ Xerosis
 Infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus dan virus
herpes simpleks)
√ Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
 lktiosis/hipediniar palmads/keratosis pilaris
 Pitiriasis alba
 Dermatitis di papila mame
√ White dermographism dan delayed blanch
response
√ Gatal bila berkeringat
 Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
 Aksentuasi perifolikular
√ Hipersensitif terhadap makanan
 Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan atau emosi
 Tes kulit alergi tipe dadakan positif.
√ Kadar IgE di dalam serum meningkat
MENEGAKKAN :
DERMATITIS ATOPIK: TERDAPAT LEBIH DARI 3 KRITERIA
MAYOR DAN LEBIH DARI 3 KRITERIA MINOR YANG
TERPENUHI

MENGHAPUS:
SCABIES: GATAL KRONIS, MALAM HARI, MENGENAI
KELOMPOK ORANG, LESI DI INTERDIGITALIS, GENITAL,
PERUT BAGIAN BAWAH, PERGELANGAN TANGAN, PAPUL
ERITEMA, KANALIKULUS, UJI KEROK TERDAPAT MITES
DERMATITIS KONTAK : RIWAYAT MEMAKAI BAHAN /
BENDA DISEKITAR LESI, LESI DIMANA SAJA, BENTUK LESI
BERPOLA, ERITEMA ,EDEMA , VESIKEL, PUSTUL,
SKUAMA, HIPERKERATOSIS, LIKENIFIKASI
Penatalaksanaan
UMUM  KIE : Atopik,jelaskan pada pasien bahwa akan
residif, pasien untuk tidak menggaruk, mandi, kebersihan diri,
gunting kuku

Khusus 
Topikal : Kortikosteroid, antibiotik
Dexocort cream, Nerilon+ eritromisin cream
Oral : Antihistamin
Cetirizin tablet (AH1), Ranitidin tab (AH2)
Kortikosteroid
Metilprednisolon tablet (Anti inflmasi)
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI :
Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit
kronis dan residif, disertai gatal yang umumnya
berhubungan dengan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita (dermatitis atopi, rhinitis alergika, asma
bronkhial, dan konjungtivitis alergika)
EPIDEMIOLOGI
Berbagai penelitian menyatakan bahwa prevalensi D.A
makin meningkat sehingga merupakan masalah
kesehatan besar.
Negara maju>> negara berkembang
Wanita> pria 1,3:1
jumlah keluarga kecil, pendidikan ibu makin tinggi,
penghasilan meningkat, migrasi dari desa ke kota, dan
meningkatnya penggunakan antibiotik, berpotensi
menaikan jumlah penderita D.A
PATOGENESIS
Respon imun pada kulit :
Jumlah sel TH1< TH2 Supresi Pembentukan IgE
jumlah mRNA IL-4, IL-5, Il-13 >> Pengikatan Ig
dengan basofil, eosinofil, sel mast, meningkatkan
proliferasi Basofil dan eosinofil, meningkatkan
produksi sel TH2 tapi menekan Sel TH1
Sel langerhans abdnormal : Stimulasi Sel TH0
tanpa antigen
Jumlah reseptor IgE afinitas tinggi pada sel
langerhans tinggi
Respon sistemik:
Sintesis IgE meningkat
IgE spesifik untuk alergen ganda
Reseptor IgE afinitas rendah meningkat pada sel
monosit dan sel B
Pelepasan histamin dari basofil >>>
Eosinofilia
Respon hipersensitivitas lambat terganggu
Sekreri IFN-Gamma menurun (hambat sint IgE)
FAKTOR RESIKO
 Genetik
 Sosioekonomi
 Jumlah Anggota keluarga
 Laktasi
 Pengenalan makanan terlalu dini
 Polusi lingkungan
GAMBARAN KLINIS
D.A. infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun)
D.A. pada anak (usia 2 sampai 10 tahun)
D.A. pada remaja dan dewasa
DIAGNOSIS
kriteria Hanifin dan Rajka yang diperbaiki oleh
kelompok kerja dari Inggris yang dikoordinasi oleh
Williams (1994).
Kriteria mayor
Pruritus
Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak
Dermatitis di fleksura pada dewasa
Dermatitis kronis atau residif
Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
  
Kriteria minor
Xerosis
Infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus dan virus herpes
simpleks)
Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
lktiosis/hipediniar palmads/keratosis pilaris
Pitiriasis alba
Dermatitis di papila mame
White dermographism dan delayed blanch response
Keilitis
Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subkapsular anterior
Orbita menjadi gelap
Muka pucat atau eritem
Gatal bila berkeringat
Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
Aksentuasi perifolikular
Hipersensitif terhadap makanan
Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan atau emosi
Tes kulit alergi tipe dadakan positif
Kadar IgE di dalam serum meningkat
Awitan pada usia dini. 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Dermatografisme
3. Percobaan Asetil kolin
4. Percobaan histamin
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit
Seboroik dermatitis
(Berminyak, squama, riwayat keluarga tidak ada)
Psoriasis
(Plak pada daerah ekstensor, skalp, gluteus, pitted
nail)
Neurodermatitis
(Gatal, soliter, riwayat keluarga tidak ada)
Contact dermatitis
(Riwayat kontak, ruam di tempat kontak, riwayat
keluarga tidak ada)
Skabies
(Papul, sela jari, positif ditemukan tungau)
Sistemik
(Riwayat, pemeriksaan fisik. Pemeriksaan banyak
sesuai dengan penyakit)
Dermatitis herpetiforme
(Vesikel berkelompok di daerah lipatan)
Dermatofita
(Plak dengan sentral healing, KOH positif)
Immmunodefisiensi disorder
(Riwayat infeksi berulang)
PENGOBATAN
Prinsip utama dari manajemen DA adalah perawatan
kulit yang tepat setiap hari
Topikal:
1. Pakai pelembab dan emolien, sabun bayi
2. Memakai salep topikal kortikosteroid anti-
inflamasi, antiproliferatif, dan imunosupresif.
Sistemik:
3. Meminum Antihistamin oral  anti-pruritus
4. Kortikosteroid sistemik
5. Interferon
6. Siklosporin
7. Pengobatan infeksi sekunder
PROGNOSIS
Sulit meramalkan prognosis D.A. pada seseorang.
Prognosis lebih buruk bila kedua orang tuanya
menderita DA. Ada kecenderungan perbaikan spontan
pada masa anak, dan sering ada yang kambuh pada
masa remaja. Sebagian kasus menetap pada usia di
atas 30 tahun.
Faktor yang berhubungan dengan prognosis kurang balk
D.A. yaitu:
DA luas pada anak
menderita rinitis alergik dan asma bronkial
riwayat D.A. pada orang tua atau saudara kandung
awitan (onset) D.A. pada usia muda
anak tunggal
kadar igE serum sangat tinggi.
Diperkirakan 30 hingga 50 persen D.A. infantil akan
berkembang menjadi asma bronkial atau hay fever.
Penderita atopi mempunyai risiko menderita
dermatitis kontak iritan akibat kerja di tangan.1

Anda mungkin juga menyukai