Filsafat Dan Pendidikan Karakter
Filsafat Dan Pendidikan Karakter
PENDIDIKAN
KARAKTER
Sit Dolor Amet
Permasalahan
Dalam pembukaan UUD 1945 serta UU no.20 thn 2003 Suatu proses
pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila terdapat perubahan
dalam perilaku, sebab terbangunnya sebuah perilaku merupakan
cerminan dari keberhasilan pendidikan.
PERMASALAHAN DISKURSUS PENDIDIKAN
MORAL FILOSOFIS KARAKTER
Konsep Ki Hajar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama tahun 1930
mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan
tubuh anak; dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar
kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-
anak yang kita didik selaras dengan dunianya
Istilah Karakter
Sedangkan istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin
“charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi
pekerti, kepribadian atau akhlak. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan
secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Menurut beberapa tokoh
1. Koesoema A, karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian adalah ciri atau karakteristik, gaya atau
sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan;
2. Suyanto, karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas individu untuk hidup dan
bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara
3. Scerenko, karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, etis,
kompleksitas mental seseorang dengan orang lain;
4. Helen G. Douglas, karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan
hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, perbuatan demi perbuatan.
BEBERAPA LANDASAN FILSAFAT TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER
Membangun Karakter dalam filsafat pancasila adalah Suatu proses atau Usaha yang dilakukan untuk
membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, ahlak (budi pekerti), insan
manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
PERAN PENDIDIKAN FILSAFAT DALAM MEMBANGUN MANUSIA BERKARAKTER
◦ Seperti yang kita tahu bahwa, filsafat bukanlah ilmu positif seperti fisika,
kimia, biologi, tetapi filsafat adalah ilmu kritis yang otonom di luar ilmu-ilmu
positif. Kelompok mencoba mengangkat unsur pembentukan manusia.
◦ Dalam mata ‘pisau’ filsafat ketiga unsur pembentuk manusia untuk hidup
secara lebih baik bisa dilihat dan dijelaskan secara lebih dalam pokok-pokok
berikut.
BEBERAPA LANDASAN FILSAFAT TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER