• Istilah Narkoba atau Napza, Kedua istilah tersebut sama-sama digunakan
dalam dunia obat-obatan atau untuk menyebutkan suatu hal yang bersifat adiktif, yaitu dapat mengakibatkan ketergantungan (addiction) apabila disalahgunakan atau penggunaannya tidak sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter. • Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya, sedangkan Napza adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. • Narkotika mengandung pengertian sebagai zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan. Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan narkotika ke dalam tiga golongan yaitu : • Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. 1. Opiat: morfin, heroin, petidin, candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pasta kokain, daun koka; Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan narkotika ke dalam tiga golongan yaitu : • Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin; • Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein. • Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan ke dalam empat golongan : 1. Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi, LSD; 2. Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau ritalin. 3. Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam; 4. Golongan IV berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam. • Ancaman dari pada tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang terjadi di Indonesia sudah pada tingkat yang memperihatinkan, dan apabila digambarkan tingkat ancamannya sudah tidak pada tingkat ancaman Minor, Moderat, ataupun Serius, tetapi sudah pada tingkat ancaman yang tertinggi, yaitu tingkat ancaman Kritis. Presiden Ir. H. Joko Widodo di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, tanggal 9 Desember 2014, menyampaikan Kekhawatirannya dengan Menyatakan “Indonesia Darurat Narkoba” • Terhadap kondisi perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Indonesia, Badan Narkotika Nasional terus meningkatkan intensitas dan ekstensitas upaya penyelamatan bangsa dari acaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui pelaksanaan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan negara. • Sisi Mengurangi Permintaan (Demand Reduction Side). Dalam upaya meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terutama di kalangan siswa, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat rentan. dilakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) P4GN secara masif ke seluruh Indonesia melalui penggunaan media cetak, media elektronik, media online, kesenian tradisional, tatap muka (penyuluhan, seminar, focus group discussion, workshop, sarasehan, dll), serta media luar ruang. • Sisi Mengurangi Pasokan (Supply Reduction Side). Pemberantasan peredaran gelap narkotika bertujuan memutus rantai ketersediaan narkoba ilegal dalam rangka menekan laju pertumbuhan angka prevalensi. • Dalam pelaksanaan program P4GN, dijalankan dengan empat pilar yaitu: 1. Pilar Pencegahan 2. Pilar Pemberdayaan Masyarakat 3. Pilar Rehabilitasi 4. Pilar Pemberantasan Terimaksih