Anda di halaman 1dari 35

Pengantar Hukum Acara Pidana

Beniharmoni Harefa
Mekanisme Penyelesaian Perkara Pidana
Yang
Peristiwa Hukum Penyelidikan Penyidikan Penuntutan
dibahas
dalam Mata
(Kejadian) Kuliah ini

Upaya Hukum Eksekusi Pelaksanaan Pengawasan dan


Pemeriksaan
Putusan Pengamatan
Sidang Pengadilan

Surat Dakwaan Pembuktian Tuntutan Requisitoir Putusan


(vonis)

Eksepsi Pledoi (Pembelaan)

Tanggapan PU Replik

Putusan Sela Duplik


• Strafvordering = Hukum Acara Pidana/ Hukum Pidana
Formil
• Criminal Procedure Law = Hukum Acara Pidana
• Criminal Procedure Rule = Hukum Acara Pidana
Defenisi Hukum Acara Pidana

• Moeljatno- Hukum Formil : Hukum yang mengatur tata


cara melaksanakan/mempertahankan hukum materiel
(hukum pidana)

• UU No. 8 Tahun 1981 - Hukum Acara Pidana :


Penyelidikan/penyidikan, penuntutan, mengadili, putusan
pengadilan, upaya hukum, penyitaan, penggeledahan,
penangkapan, dan penahanan.
• Satochid Kertanegara - Hukum Acara Pidana : hukum
pidana dalam arti “concreto”. Bagaimana hukum pidana in
abstracto dibawa ke dalam suatu in concreto.

• Andi Hamzah - dimulai dari mencari kebenaran,


penyelidikan, penyidikan, dan berakhir pada pelaksanaan
pidana (eksekusi) oleh jaksa.
R.Soesilo

• Cara bagaimana tindakan telah terjadi suatu tindak


pidana
• Cara mencari, menyelidik dan menyidik orang yang
disangkakan bersalah
• Cara menangkap, cara menahan dan memeriksa org tsb
• Cara mengumpulkan barang bukti, memeriksa,
menggeledah, menyita barang, membuktikan kesalahan
• Cara pemeriksaan di sidang pengadilan
• Cara pelaksanaan putusan
Sumber-Sumber Hukum Acara Pidana

• Pasal 24 UUD 1945


• Pasal 24 ayat (1) A UUD 1945
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 ttg KUHAP
• Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 ttg Kekuasaan
Kehakiman
• Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 ttg MA
• Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 ttg Peradilan
Umum
• Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 ttg Kepolisian
• Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 ttg Kejaksaan
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 ttg Advokat
• PP Nomor 27 Tahun 1983 ttg Pelaksanaan KUHAP
• SEMA terkait KUHAP
• Yurisprudensi terkait hukum acara pidana
• Doktrin (pendapat ahli) terkait hukum acara pidana
Asas-Asas Hukum Acara Pidana

1. Peradilan dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan


Ketuhanan Yang Maha Esa”
- dibuat di setiap putusan
- pertanggungjawaban hakim
2. Asas Persamaan di
depan hukum (equality
before the law) Pasal 4
ayat 1 UU 48/2009 ttg
Kekuasaan Kehakiman
- tidak membeda-bedakan
- keadilan
- logo keadilan
• Fiat justitia ruat coelum
(tegakkan keadilan meski
langit runtuh)
• Fiat justitia et pereat
mundus (tegakkan
keadilan sekalipun semua
penjahat di dunia musnah)
• dewi
• mata tertutup
• timbangan
• pedang
3. Tidak seorangpun dijatuhi pidana, kecuali apabila
pengadilan dengan alat bukti yang sah+keyakinan,
seseorang dianggap bertanggungjawab, telah bersalah
atas perbuatan yang didakwakan Pasal 6 ayat 2 UU
48/2009
- putusan = alat bukti yang sah + keyakinan
- teori pembuktian
- minimal 2 alat bukti
4. Asas Perintah tertulis (pasal 7 UU 48/2009)
- tidak secara lisan
- menghindari kesewenangan
5. Asas Praduga tak bersalah (presumption of innocence)
Pasal 8 ayat 1 UU 48/2009
- sistem peradilan pidana
- menurut Herbert L Packer dalam Bukunya The Limits of
The Criminal Sanction dikenal : crime control model dan
due process model.
- crime control model : efesien, mengutamakan kecepatan,
presumption of guilt
- due process model : menolak efisiensi, mengutamakan
kualitas, presumption of innocence
6. Asas Pemberian ganti rugi dan rehabilitasi atas salah
tangkap (Pasal 9 ayat 1 UU 48/2009)
- aparat tidak boleh sewenang-wenang
- negara harus bertanggungjawab
- PP 92/2015 (ganti rugi : maks 600jt)
- contoh kasus
7. Asas Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan
biaya ringan (Pasal 2 ayat 4)
- tidak bertele-tele (efisien dan efektif)
- wtku penyelesaian yg tidak berlarut-larut (justice delayed
justice denied) proses peradilan yg lambat tidak akan
memberi keadilan kepada para pihak
- biaya perkara dpt dijangkau oleh masyarakat
- menghargai hak-hak tersangka
- penahanan memiliki batas waktu
8. Asas Memperoleh bantuan hukum Pasal 56
- bantuan hukum tersedia dan dibiayai oleh negara
- penyidik memberitahukan hak tersangka
9. Asas Wajib diberitahu dakwaan dan dasar hukum
dakwaan
- penyidik/ penuntut umum wajib memberitahukan dakwaan
dan dasar hukum dakwaan
- bagian dari hak tersangka
10.Asas hadirnya terdakwa (Pasal 12)
- terdakwa harus hadir
- peradilan in absentia
11.Asas pemeriksaan terbuka untuk umum (Pasal 13 ayat 1)
- transparansi peradilan
- pengawasan dilakukan oleh keluarga tersangka, korban,
masyarakat, media
12.Asas pembacaan putusan : sah jika dibaca pada sidang
terbuka untuk umum (Pasal 13 ayat 2)
- transparansi peradilan
13.Asas pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan
(pasal 154 KUHAP)
- tidak secara tertulis
- untuk menemukan kebenaran materil
14.Asas putusan harus disertai alasan-alasan
- putusan wajib memiliki pertimbangan
- argumen hukum yang sesuai dengan logika hukum
15.Asas pengadilan tidak boleh menolak utk memeriksa,
mengadili dan memutus (Pasal 10 ayat 1)
- tanggungjawab pengadilan
16.Asas pengawasan pelaksanaan putusan
- ketua pengadilan negeri mengawasi jalannya pelaksaan
putusan
- putusan dieksekusi oleh penuntut umum (jaksa)
17.Asas Oportunitas
- meskipun cukup bukti
- Hak penuntut umum untuk mengenyampingkan perkara
- demi kepentingan umum
1. Peradilan dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
2. Asas Persamaan di depan hukum (equality before the law) Pasal 4 ayat 1 UU 48/2009 ttg Kekuasaan
Kehakiman
3. Tidak seorangpun dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan dengan alat bukti yang sah+keyakinan,
seseorang dianggap bertanggungjawab, telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan Pasal 6 ayat 2 UU
48/2009
4. Asas Perintah tertulis (pasal 7 UU 48/2009)
5. Asas Praduga tak bersalah (presumption of innocence) Pasal 8 ayat 1 UU 48/2009
6. Asas Pemberian ganti rugi dan rehabilitasi atas salah tangkap (Pasal 9 ayat 1 UU 48/2009)
7. Asas Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan (contante justice) Pasal 2 ayat 4
8. Asas Memperoleh bantuan hukum Pasal 56
9. Asas Wajib diberitahu dakwaan dan dasar hukum dakwaan
10. Asas hadirnya terdakwa (Pasal 12)
11. Asas pemeriksaan terbuka untuk umum (Pasal 13 ayat 1)
12. Asas pembacaan putusan : sah jika dibaca pada sidang terbuka untuk umum (Pasal 13 ayat 2)
13. Asas pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan (pasal 154 KUHAP)
14. Asas putusan harus disertai alasan-alasan
15. Asas pengadilan tidak boleh menolak utk memeriksa, mengadili dan memutus (Pasal 10 ayat 1)
16. Asas pengawasan pelaksanaan putusan
17. Asas Oportunitas
Ilmu Pembantu Bagi Hukum Acara Pidana

• Logika
• Psikologi
• Kriminalistik
• Psikiatri
• Kriminologi
• Logika
- masalah pembuktian
- metode penyidikan
- fakta-fakta membentuk konstruksi yg logis
• Psikologi
- ilmu mempelajari ttg perilaku manusia melalui jiwa
- penyidik, penuntut umum, hakim, advokat harus
menguasai psikologis tersangka
• Kriminalistik
-ilmu yang menilai dan menganalisis fakta-fakta
- pembuktian : ilmu kimia, ilmu tulisan, fisiologi, anatomi
patologi, toksikologi (ilmu racun), pengetahuan ttg luka,
daktiloskopi (sidik jari) antropometri (jejak kaki),
antrolopologi
• Psikiatri
- ilmu mempelajari kondisi jiwa yang abnormal
- mengungkapkan kebenaran materil
• Kriminologi
- faktor-faktor penyebab melakukan kejahatan
Hukum Pidana Dalam Arti Materil dan Formil

• Hukum Pidana Materil


- memuat aturan-aturan yang menetapkan dan
merumuskan perbuatan perbuatan yang dapat dipidana
- aturan-aturan yang memuat syarat-syarat untuk dapat
menjatuhkan pidana
- ketentuan mengenai pidana yang dapat dijatuhkan
• Hukum Pidana Formil
- aturan yang menjadi pedoman bagi penegak hukum untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum pidana materiil
- aturan yang mengatur tentang bagaimana negara dengan
alat-alat perlengkapannya melakukan kewajiban untuk
menyidik, menuntut, menjatuhkan dan melaksanakan
pidana

Anda mungkin juga menyukai