PENELITIAN BISNIS
1
Pokok Bahasan
2
Kompetensi yang Diharapkan
3
Hakikat
Penelitian
Tanpa Penalaran Bukan
Pengetahuan? Pikiran Logis dan Metode
Pengujian dengan
Ilmiah
Data Empiris
Ilmu adalah
pengetahuan, Apa yang
tetapi tidak Membedakan ?
semua pengetahuan
berupa ilmu
Penalaran Langkah-langkah
Pikiran Logis dan Sistematis
Pengujian dengan Metode secara Logis dan
Data Empiris Ilmiah Teruji
Ilmu?
4
Komponen Ilmu
Suatu peristiwa yang
ditangkap oleh indra manusia
Seperangkat konsep, dan dapat dijelaskan secara
definisi, dan proposisi- ilmiah.
proposisi yang
berhubungan satu Abstraksi dari
sama lain, fenomena yang
menunjukkan disusun berdasarkan
fenomena secara generalisasi atas ide-
sistematis untuk ide, simbol-simbol
menjelaskan karekteristik suatu
(explanation) dan peristiwa dengan
meramalkan nama yang diambil
(prediction) fenomena. dari bahasa sehari-
hari.
5
Kriteria
Segala kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan kebenaran
Metode Ilmiah
harus didukung dengan fakta.
Induktif-generalisasi
berarti menguji
kebenaran hasil
pemikiran deduktif yang
sifatnya rasional dengan Kriteria objektif berarti
data empiris (sesuaikah segala fenomena yang
atau tidak ?) ditangkap oleh indrawi
harus diamati dan
dianalisis secara objektif
(dikemukakan secara
jujur apa adanya).
6
Ditentukan oleh:
•keterampilan
menyusun premis,
•conception,
•judgement.
7
Sejumlah besar “A” (SAMPEL)
diamati mempunyai sifat “B”
sehingga semua “A” termasuk
yang tidak diamati
juga mempunyai sifat “B” .
Generalisa
A PULASI si
PO empiris
Ditentukan oleh:
•besar-kecilnya sampel,
•representatif sampel,
•homogenitas sampel.
8
Penalaran Ilmuan
(deduktif & induktif)
TEORI
Hukum/Dalil
Pe
Pe s an
t if
nj
iris
na
uk
el
a
la
mp
Ind
ra n P
iE
n
an
da
D e er a
as
lar
du ma
lis
na
ra
kt
Pe
ne
if
Ge
la
n
Pengujian HIPOTESIS
hipotesis
9
DESAIN (RANCANGAN) PENELITIAN
Desain penelitian merupakan cetak biru bagi peneliti.
Oleh karena itu, perlu disusun terlebih dahulu sebelum
penelitian dilaksanakan.
Desain penelitian dapat memberikan petunjuk atau
arahan yang sistematis kepada peneliti tentang
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan, kapan akan
dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya.
Kategori:
desain penelitian deskriptif,
desain penelitian kausalitas,
desain penelitian korelasional,
desain penelitian tindakan,
desain penelitian eksperimental ,
desain penelitian Grounded.
10
DESAIN PENELITIAN
DESKRIPTIF
Desain penelitian deskriptif adalah desain
penelitian yang disusun untuk memberikan
gambaran secara sistematis tentang informasi
ilmiah yang berasal dari subjek atau objek
penelitian.
11
Langkah-langkah Penelitian
Deskriptif
1. Merumuskan masalah penelitian.
2. Merumuskan tujuan penelitian.
3. Mengkaji pustaka, yaitu menelaah teori
yang relevan.
4. Menentukan sampel yang representatif.
5. Menyusun instrumen penelitian.
6. Mengumpulkan data.
7. Menganalisis data.
8. Menarik kesimpulan.
12
DESAIN PENELITIAN
KAUSALITAS
Desain penelitian kausalitas
adalah desain penelitian yang
disusun untuk meneliti
kemungkinan adanya hubungan
sebab-akibat antarvariabel.
13
Langkah-langkah Penelitian
Kausalitas
1. Menetapkan masalah penelitian.
2. Merumuskan tujuan penelitian.
3. Mengkaji teori dan menelaah hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan.
4. Merumuskan hipotesis penelitian.
5. Menentukan ukuran sampel.
6. Mengklasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian
7. Menyusun instrumen penelitian, sekaligus melakukan
uji validitas dan reliabilitas instrumen.
8. Menentukan metode pengumpulan data.
9. Melakukan pengujian hipotesis.
10. Menarik kesimpulan.
14
DESAIN PENELITIAN
KORELASIONAL
Desain penelitian korelasional adalah
desain penelitian yang dibuat untuk meneliti
bagaimana kemungkinan hubungan yang
terjadi antarvariabel dengan memperhatikan
besaran koefisien korelasi.
Langkah-langkah penelitian korelasional
tidak berbeda jauh dengan desain penelitian
kausalitas karena penelitian korelasional
pada umumnya ingin melakukan verifikasi
teori.
15
DESAIN PENELITIAN TINDAKAN
17
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL YANG
SEBENARNYA
18
DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMENTAL SEMU
Desain penelitian eksperimental semu adalah
desain penelitian yang disusun untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi
informasi yang dapat diperoleh melalui
eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk memanipulasikan
semua variabel yang relevan.
RAGAM:
One-Shot Case Study
One-Group Pretest-Posttest
Static Group Comparison
Static Group Comparison Pretest-Posttest
19
DESAIN PENELITIAN GROUNDED
20
Langkah-langkah Penelitian
Grounded
Menentukan masalah penelitian.
Melakukan observasi; dalam hal ini, semua
fakta dicatat secara holistis dan bersifat
alamiah (naturalistik).
Melakukan interpretasi fakta, membuat
deskripsi tentang fenomena yang diamati.
Merumuskan generalisasi bersifat teoretis
dengan menyusun proposisi, konsep, dan
teori.
Menyusun laporan penelitian.
21
Menemukan masalah
1 Memilih masalah
MENETAPKAN Merumuskan masalah
MASALAH
Menyimpulkan
Rekomendasi
5 2
Kajian teori
MENARIK MENGKAJI Kajian
KESIMPULAN TEORI penelitian
TAHAPAN
terdahulu
RISET
secara
UMUM
Variabel penelitian
Sumber data
Instrumen Merumuskan
Populasi & Sampling
4 3 Hipotesis
UJI MENYUSUN
Pengumpulan data HIPOTESIS HIPOTESIS
Analisis data
22
Menemukan Masalah
Memilih Masalah
Merumuskan Masalah
23
Menemukan Masalah
24
Memilih masalah
Arah masalahnya
Aktualitas
Orisinalitas
Relevan
Besarnya sumbangan terhadap ilmu
Arah calon peneliti
Biaya
Waktu
Alat/perlengkapan yang tersedia
Bekal kemampuan teoretis
Penguasaan metode yang diperlukan
25
Merumuskan masalah
Dirumuskan dengan kalimat
pertanyaan (apakah, sejauh mana,
bagaimana, dst.).
Dirumuskan dengan jelas dan padat.
Memberikan petunjuk tentang
kemungkinan pengumpulan data.
26
CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Menghindari duplikasi.
Menghasilkan pengertian dan pemahaman yang
komprehensif tentang permasalahan yang dicari
jawabnya melalui peneltian.
Menunjukkan posisi penelitian yang akan dilakukan
dibanding penelitian yang sudah dilakukan sehingga
tampak persamaan dan perbedaannya.
29
Hipotesis adalah pernyataan spesifik yang
bersifat prediksi dari hubungan antara dua
atau lebih variabel.
Dugaan sementara yang kebenarannya perlu
diuji.
Mendeskripsikan secara konkret apa yang
ingin dicapai/diharapkan terjadi dalam
penelitian.
30
Apakah semua penelitian ilmiah perlu
membuat hipotesis?
Ya, jika berkenaan dengan verifikasi
suatu teori atau masalah.
Tidak, jika penelitian masih bersifat
eksploratif dan deskriptif.
31
Kegunaan
Hipotesis
Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang
bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
Sebagai panduan dalam pengujian serta
penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.
32
Dirumuskan secara jelas, padat, dan
spesifik.
Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan.
Menyatakan hubungan antardua atau
lebih variabel.
Dapat diuji.
Konstruksi dari gagasan yang didukung
teori, bukan gagasan liar.
Terkait dengan populasi.
33
JENIS HIPOTESIS
Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel-variabel
berhubungan secara bersamaan tanpa
dinyatakan bahwa variabel yang satu
memengaruhi variabel lain.
Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang
menyatakan hubungan sebab-akibat
antarvariabel.
Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang
menyatakan adanya perbedaan antara satu
kelompok dengan kelompok lain.
34
Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis)
Hipotesis yang mendukung prediksi.
Diterima jika hasil penelitian mendukung
hipotesis.
Dinyatakan dengan H1.
Hipotesis Nul (Null Hypothesis)
Hipotesis yang mendeskripsikan keluaran,
selain dari hipotesis alternatif.
Biasanya mendeskripsikan tidak ada
hubungan/pengaruh antarvariabel yang diuji.
Dinyatakan dengan H0.
35
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
Kejelasan peran, lingkungan kerja, dan
evaluasi manajemen berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan di PT X
(contoh: hipotesis hubungan kausalitas).
Prestasi kerja karyawan bagian produksi lebih
tinggi daripada karyawan bagian pemasaran
(contoh: hipotesis perbandingan).
Terdapat korelasi yang erat antara tingkat
pendidikan dengan prestasi kerja karyawan
(contoh: hipotesis korelasional).
36
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
Kegiatan pembinaan mental spiritual
berhubungan erat secara signifikan dengan
motivasi karyawan (korelasional).
Semakin tinggi motivasi dan kemampuan
manajerial, semakin tinggi pula kinerja
usaha pedagang kaki lima (kausalitas).
Terdapat perbedaan kinerja yang signifikan
antara karyawan yang telah mengikuti
pelatihan administratif dibanding dengan
mereka yang belum memperoleh pelatihan
administratif (perbandingan).
37
One-Tailed Hypothesis
38
Contoh One-Tailed Hypothesis
39
Two-Tailed Hypothesis
Prediksi yang tidak berarah.
Hipotesis nul adalah tidak ada
perbedaan/pengaruh/hubungan
antara variabel.
40
Contoh Two-Tailed Hypothesis
41
42
Komponen Ilmu
Suatu peristiwa yang
ditangkap oleh indra manusia
Seperangkat konsep, dan dapat dijelaskan secara
definisi, dan proposisi- ilmiah.
proposisi yang
berhubungan satu Abstraksi dari
sama lain, fenomena yang
menunjukkan disusun berdasarkan
fenomena secara generalisasi atas ide-
sistematis untuk ide, simbol-simbol
menjelaskan karekteristik suatu
(explanation), peristiwa dengan
meramalkan nama yang diambil
(prediction) fenomena. dari bahasa sehari-
hari.
Hubungan kausalitas
Proposisi yang yang berlaku umum
telah didukung antara dua variabel
oleh data atau lebih.
empiris
VARIABEL
43
VARIABEL
Macam-macam Variabel:
Variabel tergantung/terikat
Variabel bebas
Variabel moderator
Variabel antara
Variabel laten dan manifest
Variabel endogen dan eksogen
44
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL
BERGANTUNG PADA BIDANG SDM
Intelegensi
(X1)
Kematangan Sosial
(X3)
45
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN
VARIABEL TERGANTUNG BIDANG EKONOMI
Dependet Variable
Independent variable
INVESTASI
ASING
LANGSUNG
(Y)
TINGKAT SUKU
BUNGA DOMESTIK
(X4)
46
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL
TERGANTUNG BIDANG KEUANGAN
47
POSISI VARIABEL MODERATOR DALAM
VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG
Pengurangan
Hari Kerja Produktivitas Kerja
48
VARIABEL ANTARA
KINERJA
TINGKAT MOTIVASI
----------------------
PENDIDIKAN KERJA
Variabel Terikat
----------------------
Variabel Bebas Variabel Antara
49
VARIABEL LATEN: variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan
memerlukan beberapa indikator sebagai proksinya.
VARIABEL MANIFEST: variabel yang dapat diukur secara langsung oleh peneliti.
KEPUTUSAN
MEMBELI
Spesifikasi Cara
Produk Pembayara
n
Jenis Waktu
Produk Merek Jumlah Pembelian
Distributor Produk
50
VARIABEL ENDOGEN: variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,
sedangkan VARIABEL EKSOGEN adalah variabel yang memengaruhi variabel lain.
Periklanan Penjualan
Pribadi
Hubungan Promosi
Masyarakat Penjualan
BAURAN
variabel independen variabel eksogen
PROMOSI
Hubungan Kausalitas
KEPUTUSAN
variabel dependen variabel endogen
MEMBELI
Spesifikasi Cara
Produk Pembayara
n
Jenis Waktu
Produk Merek Jumlah Pembelian
Distributor Produk
51
MOTIVASI (MOT) HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT DALAM
X1 = Kebutuhan fisiologis KERANGKA KONSEP UNTUK PENELITIAN SETINGKAT S-3.
(PHYS)
X2 = Kebutuhan akan
rasa aman (SECU) KINERJA (KIN)
X3 = Kebutuhan sosial dan
TRIDHARMA PERTI DAN
rasa memiliki (SOCI)
X4 = Kebutuhan akan UNSUR PENUNJANG
Y1 = Pendidikan dan
penghargaan (ESTE)
X5 = Kebutuhan akan pengajaran (DIKJAR)
Y2 = Penelitian (LIT)
aktualisasi diri (ACTU)
Y3 = Pengab. kpd.
KARIER
Masyarakat (PKM)
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Y4 = Y13
Unsur penunjang = Fungsional (FUNGS)
(PIM)
X6 = Penentu arah (TUAR) (JANG) Y14 = Struktural (STRUK)
X7 = Wakil organisasiDP3 Y15 = Akademik (AKAD)
(KILO) Y5 = Kesetiaan (TIA)
X8 = Komunikator (KOMU)
Y6 = Prestasi kerja
X9 = Mediator (METOR) (PRESJA)
Y7 = Tanggung jawab
LINGKUNGAN KERJA (LKER) (GUNGWAB)
X10 = Lingkungan fisik Y8 = Ketaatan (TAAT)
(KUNGFI) Y9 = Kejujuran (JUJUR)
X11 = Dukungan kondisi Y10 = Kerja sama (JASMA)
pekerjaan (WORKC) Y11 = Prakarsa (KARSA)
X12 = Dukungan kolegial Y12 = Kepemimpinan
(COLLS) (PIMP)
X13 = Kualitas dan teknik
supervisi (SUPVS)
X14 = Dukungan atasan/
pemimpin (LEADR)
X Y1 Y2
52
HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT
DALAM STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)
53
SKALA UKUR VARIABEL
Untuk fenomena yang variabelnya mempunyai
dimensi deskrit (terpisah), hakikatnya tidak dapat
diberi nilai berdasarkan dimensi itu. Fenomena itu
disebut fenomena nominal, variabelnya disebut
variabel nominal.
Kategori dimensi variabel nominal adalah:
Jenis kelamin: Laki-laki - Perempuan
Kota kelahiran: Bandung, Malang, Surabaya, Padang
Status perkawinan: Menikah - Belum menikah - Duda - Janda
Status pekerjaan: PNS - Wiraswasta - Tentara - Polisi
54
DIMENSI VARIABEL NOMINAL
VARIABEL/ JUMLAH VARIABEL/ JUMLAH
DIMENSI (ORANG) ( %) DIMENSI (ORANG) (%)
STATUS
PERKAWINAN AGAMA :
- MENIKAH
75 31,25 - ISLAM 150 37,97
- BELUM
- NASRANI 110 27,85
MENIKAH
40 16,67 - HINDU 75 18,99
- DUDA
65 27,08 - BUDDHA 60 15,19
- JANDA
60 25,00
JUMLAH 240 100,00 JUMLAH 395 100,00
55
SKALA ORDINAL
SKALA PENGUKURAN YANG MENYATAKAN
SESUATU LEBIH DARI YANG LAIN.
MEMBERIKAN NILAI PERINGKAT TERHADAP
DIMENSI VARIABEL YANG DIUKUR SEHINGGA
MENUNJUKKAN SUATU URUTAN PENILAIAN ATAU
TINGKAT PREFERENSI.
CONTOH:
Sebutkan peringkat pilihan saudara terhadap wilayah
pemasaran jasa di Jawa Timur.
Pasuruan Gresik Madiun
Lumajang Malang Situbondo
Kediri Surabaya Sumenep
56
SKALA INTERVAL
Menyatakan peringkat dan jarak dari konstruks/variabel
yang diukur.
Mencakup konsep kesamaan jarak sehingga jarak antara
9 dan 10 sama dengan jarak 15 dan 16.
Nilai dalam skala interval bukan angka nol mutlak.
Contoh: skala Likert 5 titik
Menurut saya, sistem pengembangan karier di perusahaan ini
sudah sesuai dengan yang saya harapkan.
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
57
SKALA RATIO
Menunjukkan peringkat, jarak, dan perbandingan
konstruk/variabel yang diukur.
Nilai pada skala rasio adalah angka nol mutlak
( 10 adalah 2 kali lebih besar dari 5 ).
Kesimpulan:
Skala Rasio menyatakan sesuatu sekian kali besarnya dari
yang lain, Skala Interval menyatakan sesuatu lebihnya
sekian dari yang lain, sedangkan Skala Ordinal
menyatakan sesuatu lebih dari yang lain. Skala Nominal
menyatakan kategori saja.
58
Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam dan sosial.
KONSEP ATAU
TEORI VARIABEL
KONSTRUK
59
TATA CARA MENYUSUN INSTRUMEN
Perhatikan variabel yang “tersurat” dalam
rumusan masalah penelitian.
Definisikan variabel tersebut dengan mengacu
pada pendapat ahli sebagaimana dinyatakan
dalam teori.
Cari dimensinya.
Cari indikator-indikatornya.
Formulasikan indikator itu ke dalam bentuk
daftar kalimat pertanyaan atau pernyataan
(sebagai instrumen berupa kuesioner).
60
Contoh:
Rumusan masalah penelitian:
Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja
karyawan di perusahaan X?
Definisi: Menurut Terry (1997: 390), motivasi adalah keinginan
yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk
melakukan tindakan.
4. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan untuk pendidikan anak-anak.
5. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dan rekreasi keluarga.
6. Saya merasa di perusahaan ini tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja.
63
7. Jenis pekerjaan yang rawan terjadi kecelakaan kerja sudah dilengkapi dengan peralatan untuk
keselamatan kerja.
8. Saya merasa aman dengan karier dan masa depan saya di perusahaan ini.
11. Saya merasa memiliki perusahaan ini karena saya sadar bahwa di samping menjadi wadah bagi
saya untuk bersosialisasi, perusahaan ini juga merupakan tempat menggantungkan hidup.
64
12. Hubungan saya dengan atasan, bawahan serta dengan sesama terjalin harmonis.
13. Saya dapat berinteraksi dengan rekan-rekan sesama karyawan dengan penuh persahabatan.
15. Penghargaan yang saya terima sesuai dengan prestasi yang saya berikan.
16. Pemimpin (perusahaan) memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan pekerjaan
yang sesuai dengan kompetensi yang saya miliki.
65
17. Saya memperoleh perhatian yang cukup dari pemimpin/atasan saya.
18. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri saya melalui pendidikan
dan pelatihan.
19. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk dipromosikan sesuai dengan potensi yang saya
miliki.
20. Di perusahaan ini, terdapat kebijakan yang mendukung bagi karyawan untuk unjuk kerja
secara optimal.
66
Tabel: Elaborasi Variabel Prestasi Kerja
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN
Prestasi kerja 1. Mutu hasil kerja a. Ketelitian
b. Kerapian 1 s.d. 3
c. Ketuntasan
67
INSTRUMEN PRESTASI KERJA
1. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan teliti.
68
7. Saya selalu siap untuk bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang lebih besar.
10. Saya mampu menerapkan teknik-teknik yang saya kuasai dalam menyelesaikan pekerjaan.
11. Saya mampu memanfaatkan perangkat yang disediakan sesuai dengan peruntukannya.
69
13. Saya andal dalam merampungkan tugas tepat waktu dengan sedikit pengawasan.
16. Saya pulang tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan atau instansi.
70
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN PENELITIAN
VALIDITAS ADALAH KETEPATAN ALAT
UKUR (INSTRUMEN) DALAM MENGUKUR
APA YANG HENDAK DIUKUR.
VALIDITAS INSTRUMEN DITENTUKAN
DENGAN MENGORELASIKAN ANTARA
SKOR YANG DIPEROLEH SETIAP BUTIR
PERTANYAAN DENGAN SKOR TOTALNYA.
71
RUMUS YANG DIGUNAKAN ADALAH
KORELASI PRODUCT MOMENT
72
CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS
Tabel: Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja
Skor Butir Kuesioner
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor Total
1 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74
2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 47
3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 76
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52
6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 74
7 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 42
8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 72
9 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
10 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 78
11 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 54
12 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
14 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 69
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 69
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
18 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
19 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 56
20 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
21 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
(bersambung)
73
Tabel: (lanjutan) Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja
Skor Butir Kuesioner
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor Total
22 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 74
23 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
24 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 60
25 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 73
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
27 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 59
28 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 53
29 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 70
31 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
32 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 72
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 76
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
35 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 70
74
Tabel: Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total
Responden X Y X2 Y2 XY
1 4 74 16 5.476 296
2 3 47 9 2.209 141
3 4 76 16 5.776 304
4 3 62 9 3.844 186
5 4 52 16 2.704 208
6 5 74 25 5.476 370
7 2 42 4 1.764 84
8 4 72 16 5.184 288
9 3 58 9 3.364 174
10 4 78 16 6.084 312
11 3 54 9 2.916 162
12 3 58 9 3.364 174
13 4 64 16 4.096 256
14 4 69 16 4.761 276
15 5 80 25 6.400 400
16 3 69 9 4.761 207
17 5 80 25 6.400 400
18 3 58 9 3.364 174
19 3 56 9 3.136 168
20 5 66 25 4.356 330
21 3 59 9 3.481 177
22 4 74 16 5.476 296
(bersambung)
75
Tabel: (lanjutan) Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total
Responden X Y X2 Y2 XY
23 3 64 9 4.096 192
24 5 60 25 3.600 300
25 4 73 16 5.329 292
26 5 80 25 6.400 400
27 4 59 16 3.481 236
28 3 53 9 2.809 159
29 5 79 25 6.241 395
30 4 70 16 4.900 280
31 3 38 9 1.444 114
32 4 72 16 5.184 288
33 5 76 25 5.776 380
34 4 64 16 4.096 256
35 4 70 16 4.900 280
Jumlah 134 2.280 536 152.648 8.955
78
RELIABILITAS INSTRUMEN
79
CARA PENGUKURAN RELIABILITAS
Cara pengukuran Ulang
Instrumen diberikan kepada responden yang sama pada waktu
berbeda.
Skor total yang diperoleh pada pengukuran pertama dikorelasikan
dengan skor total dengan pengukuran kedua.
Rumus korelasi yang digunakan berikut prosedurnya sama dengan
menghitung validitas.
Cara Pengukuran Belah Dua
Instrumen dibelah menjadi dua bagian: nomor genap dan nomor
ganjil.
Skor total dari setiap belahan dikorelasikan dengan rumus korelasi
product moment. Hasilnya dikonversi dalam rumus SPEARMAN-
BROWN:
* Perhitungan dengan cara “belah dua” dapat dilihat pada buku penulis [Anwar Sanusi,
Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 ) atau referensi lain yang
membahas mengenai “pengukuran instrumen”.]
83
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Skor Butir Nomor Ganjil
Skor Butir Nomor Ganjil
Responden 1 3 5 7 9 11 13 15 Skor Total
1 4 4 4 5 5 5 5 5 37
2 3 2 3 3 3 3 3 4 24
3 4 4 5 5 5 5 5 5 38
4 3 4 4 4 4 4 4 4 31
5 4 4 3 3 3 3 3 3 26
6 5 5 5 5 5 4 4 5 38
7 2 3 2 2 3 3 3 2 20
8 4 4 4 4 5 5 5 5 36
9 3 3 3 4 4 4 4 4 29
10 4 4 5 5 5 5 5 5 38
11 3 3 3 3 4 4 3 4 27
12 3 3 3 4 4 4 4 4 29
13 4 4 4 4 4 4 4 4 32
14 4 4 4 4 4 4 5 5 34
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 3 4 4 4 4 5 5 5 34
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 3 3 3 4 4 4 4 4 29
19 3 3 3 3 4 4 4 4 28
20 5 4 4 4 4 4 4 4 33
21 3 3 3 4 4 4 4 4 29
22 4 5 5 5 4 4 5 4 36
23 3 5 4 4 4 4 4 4 32
24 5 5 4 4 4 3 3 3 31
25 4 4 4 4 5 5 5 4 35
26 5 5 5 5 5 5 5 5 40
27 4 3 4 4 3 3 4 4 29
28 3 3 3 4 4 4 3 3 27
29 5 5 5 5 5 5 5 5 40
30 4 4 4 4 4 5 5 5 35
31 3 3 3 2 2 2 2 2 19
32 4 4 4 5 5 4 4 4 34
33 5 5 5 5 5 5 4 4 38
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 4 4 4 5 4 4 4 5 34
84
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Skor Butir Nomor Genap
Skor Butir Nomor Genap
Responden 2 4 6 8 10 12 14 16 Skor Total
1 4 4 4 5 5 5 5 5 37
2 2 2 3 3 3 4 3 3 23
3 4 4 5 5 5 5 5 5 38
4 4 3 4 4 4 4 4 4 31
5 4 4 3 3 3 3 3 3 26
6 4 5 5 5 4 4 4 5 36
7 3 3 2 3 3 3 3 2 22
8 4 4 4 4 5 5 5 5 36
9 3 3 3 4 4 4 4 4 29
10 5 5 5 5 5 5 5 5 40
11 3 3 3 3 4 4 4 3 27
12 3 3 3 4 4 4 4 4 29
13 4 4 4 4 4 4 4 4 32
14 5 4 5 4 4 4 5 4 35
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 4 4 4 4 5 5 4 5 35
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 3 3 3 4 4 4 4 4 29
19 3 3 3 3 4 4 4 4 28
20 4 4 5 4 4 4 4 4 33
21 3 3 4 4 4 4 4 4 30
22 5 5 5 5 4 4 5 5 38
23 4 4 4 4 4 4 4 4 32
24 5 4 4 4 3 3 3 3 29
25 5 4 4 5 5 5 5 5 38
26 5 5 5 5 5 5 5 5 40
27 4 4 4 3 3 4 4 4 30
28 3 3 3 4 4 3 3 3 26
29 5 5 4 5 5 5 5 5 39
30 4 4 4 4 4 5 5 5 35
31 3 3 3 2 2 2 2 2 19
32 4 4 5 5 5 5 5 5 38
33 5 5 5 5 5 5 4 4 38
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 5 4 5 5 4 4 5 4 36
85
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Perhitungan Reliabilitas Cara Belah Dua
Responden X Y X2 Y2 XY
1 37 37 1.369 1.369 1.369
2 24 23 576 529 552
3 38 38 1.444 1.444 1.444
4 31 31 961 961 961
5 26 26 676 676 676
6 38 36 1.444 1.296 1.368
7 20 22 400 484 440
8 36 36 1.296 1.296 1.296
9 29 29 841 841 841
10 38 40 1.444 1.600 1.520
11 27 27 729 729 729
12 29 29 841 841 841
13 32 32 1.024 1.024 1.024
14 34 35 1.156 1.225 1.190
15 40 40 1.600 1.600 1.600
16 34 35 1.156 1.225 1.190
17 40 40 1.600 1.600 1.600
18 29 29 841 841 841
19 28 28 784 784 784
20 33 33 1.089 1.089 1.089
21 29 30 841 900 870
22 36 38 1.296 1.444 1.368
23 32 32 1.024 1.024 1.024
24 31 29 961 841 899
25 35 38 1.225 1.444 1.330
26 40 40 1.600 1.600 1.600
27 29 30 841 900 870
28 27 26 729 676 702
29 40 39 1.600 1.521 1.560
30 35 35 1.225 1.225 1.225
31 19 19 361 361 361
32 34 38 1.156 1.444 1.292
33 38 38 1.444 1.444 1.444
34 32 32 1.024 1.024 1.024
35 34 36 1.156 1.296 1.224
Jumlah 1.134 1.146 37.754 38.598 38.148
86
35 (38.148) − (1.134 × 1.146)
r =
35.616
=
36.508
rpm = 0,9756
2 (0,9756)
rsb =
1 + 0,9756
= 0,9875
Nilai koefisien korelasi perhitungan ini dibandingkan dengan nilai r pada tabel.
Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel)
adalah 0,442. Dengan demikian, nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada
nilai r tabel (0,9875 > 0,442); uji reliabilitas signifikan.
Dengan kata lain, instrumen penelitian reliabel.
87
POPULASI DAN TEKNIK
PENARIKAN SAMPEL
POPULASI:
Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh
peneliti, dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
SAMPEL:
Bagian dari karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
88
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
1. RANDOM
SIMPLE RANDOM SAMPLING
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
CLUSTER RANDOM SAMPLING
2. NON-RANDOM
SNOWBALL SAMPLING
KUOTA SAMPLING
CONVENIENCE SAMPLING
PURPOSIVE SAMPLING
DLL.
89
PENGERTIAN
90
Tabel: Contoh Tabel Angka Acak
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Catatan: Angka acak (random) bisa juga diperoleh dengan menggunakan kalkulator. (Tekan
Shift – Run ≠ pada kalkulator.)
91
Systematic random sampling adalah cara
pengambilan sampel di mana hanya anggota
sampel pertama yang dipilih secara random,
sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih
secara sistematis menurut pola tertentu
92
Systematic Random Sampling
2.Sp + K775
; 5 + 10 = 15 Sampel = 10
3.Sp +Strata
2K ; 5I + 20 = 25 K = 100/10 10
4.Sp + 3K ; 5 + 30 = 35
525
5.Sp + 4K ; 5 + 40 = 45
Strata II
anggota sampel terpilih
6.Sp + 5K ; 5 + 50 = 55
200
7.Sp Strata
+ 6K ; III5 + 60 = 65
8.Sp + 7K ; 5 + 70 = 75
9.Sp + 8K ; 5 + 80 = 85
10.Sp + 9K ; 5 + 90 = 95
93
Stratified random sampling adalah cara
pengambilan sampel di mana populasi
distratifikasi menjadi beberapa lapisan
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria
dimaksud dapat berupa variabel penelitian,
bisa juga variabel yang dekat dengan variabel
penelitian.
94
Stratified Random Sampling
1.500 (POPULASI)
775
Strata I
95
Cluster random sampling adalah pengambilan sampel di mana randomisasi
dilakukan terhadap kelompok, bukan pada anggota populasi.
POPULASI
1 2 3 4 5 6 7 8 N=8
banyak
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 cluster
n=3
cluster cluster cluster
banyak cluster
terpilih terpilih terpilih terpilih
m=2
banyak satuan
m=1
sampling
banyak satuan
satuan
sampling
pengamatan
diteliti semuanya
diteliti semuanya
96
PENGAMBILAN SAMPEL TIDAK ACAK (Non-Random)
Snowball sampling adalah cara pengambilan sampel yang
pada awalnya menggunakan responden terbatas, kemudian
terus meningkat berdasarkan informasi dari responden
pertama.
Quota sampling adalah cara pengambilan sampel di mana
jumlah responden yang akan diteliti ditetapkan terlebih
dahulu, baru kemudian siapa yang akan dipilih menjadi
anggota sampel terserah peneliti.
Convenience sampling adalah cara pengambilan sampel
berdasarkan kemudahan.
Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang
didasarkan atas pertimbangan tertentu, terutama
pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar.
97
Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Gay dan Dehl (1996):
1. Untuk penelitian deskriptif, minimal diambil
sampel sebesar 10% dari populasi. Sementara
itu, jika populasinya besar maka minimal diambil
sampel sebesar 20% dari populasi.
2. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan
korelasional, minimal diambil 30 sampel.
3. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan
kausalitas, minimal diambil 30 subjek per
kelompok.
4. Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan minimal
15 subjek per kelompok.
98
PERHITUNGAN:
RUMUS SLOVIN
N
n =
1 + Nα2
Contoh:
Misalkan, diketahui jumlah populasi penelitian adalah 1.200 orang.
Sementara, ketidaktelitian yang dikehendaki adalah 5%. Dengan demikian,
jumlah atau ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti adalah sebesar
300 orang.
99
PERHITUNGAN:
KREJCIE & MORGAN
X2 N P (1 − P)
n =
d2 (N − 1) + X2 P (1 − P)
Jika ukuran populasi adalah 1.200 maka ukuran sampel yang diperlukan:
LANGSUNG
DIKETAHUI
RESPONDEN
SECARA D
LANGSUNG TIDAK A
DIKETAHUI
RESPONDEN
T
TEKNIK OBSERVASI A
DIKETAHUI
RESPONDEN
BANTUAN
ALAT
TIDAK
DIKETAHUI
RESPONDEN
101
TEKNIK ANALISIS DATA
102
Analisis regresi
Manfaat:
Untuk menentukan hubungan kausalitas atau
sebab-akibat antara satu variabel terikat dengan
satu atau lebih variabel bebas.
103
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ e
di mana Y = kinerja
X1 = motivasi
X2 = perilaku pemimpin
X3 = kesempatan pengembangan karier
a = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi
e = variabel pengganggu
Data hasil penelitian terhadap 59 responden sebagai sampel dinyatakan
pada tabel berikut ini.
104
DATA APLIKASI CONTOH ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Tabel: Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas
Motivasi Perilaku Pemimpin Kesemp. Kinerja
Responden (X1) (X2) Pengemb. Karier (X3) (Y)
1 3,80 3,70 5 3,83
2 4,20 4,20 5 4,17
3 4,33 4,00 5 4,00
4 3,63 3,00 5 3,50
5 4,55 4,10 5 3,83
6 4,10 3,80 4 3,67
7 4,20 3,60 5 4,17
8 4,45 3,90 4 3,67
9 4,35 4,50 5 4,17
10 4,00 4,00 4 4,00
11 3,80 4,00 5 3,67
12 4,00 4,00 4 4,00
13 3,90 3,70 4 3,67
14 4,00 4,00 4 3,67
15 3,90 4,50 5 4,00
16 4,25 4,30 5 3,67
17 3,78 3,40 3 3,33
18 4,25 3,80 5 3,67
19 4,13 3,80 5 3,83
20 3,83 3,90 3 3,33
21 4,55 4,30 5 3,67
22 4,10 4,70 5 4,00
23 3,88 3,70 4 3,67
24 3,88 3,80 4 3,50
25 4,23 3,50 4 3,50
26 3,78 3,90 4 3,83
27 3,88 3,80 4 3,50
28 4,00 4,00 5 4,00
29 4,33 4,10 5 3,83
30 2,23 3,00 4 3,00
(bersambung) 105
Tabel: (lanjutan) Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas
Motivasi Perilaku Pemimpin Kesemp. Kinerja
Responden (X1) (X2) Pengemb. Karier (X3) (Y)
31 4,00 4,00 4 3,67
32 3,60 3,70 3 3,33
33 4,35 4,10 5 4,17
34 4,35 4,30 5 4,33
35 4,13 3,70 4 3,17
36 3,25 3,10 3 3,00
37 4,45 4,90 5 4,33
38 2,20 3,00 4 2,83
39 4,15 3,80 3 3,50
40 3,85 3,60 4 3,67
41 4,00 4,30 5 3,67
42 2,43 3,00 5 3,00
43 4,10 3,70 5 3,67
44 4,48 4,40 5 4,00
45 4,00 3,80 4 3,67
46 4,13 3,40 5 4,33
47 4,00 4,00 4 4,00
48 4,00 4,00 4 4,00
49 3,88 3,40 4 3,67
50 4,00 4,00 4 4,00
51 3,25 3,00 3 3,00
52 4,00 4,00 4 4,00
53 4,00 4,00 4 4,00
54 3,90 4,50 5 4,00
55 4,25 4,30 5 3,67
56 3,78 3,40 3 3,33
57 2,43 3,00 5 3,00
58 4,10 3,70 5 3,67
59 2,43 3,00 5 3,00
Catatan: Variabel X1 memiliki 2 indikator 9 butir pernyataan; X2 memiliki 2 indikator 10 butir pernyataan; X 3 memiliki 3 indikator 4 butir pernyataan; dan Y memiliki 3
indikator 6 butir pernyataan.
106
Menentukan model/persaman regresi:
Menggunakan hasil print out program statistik SPSS
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
a. Dependent Variable: Y
107
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
108
Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Parsial)
Sum of R
Model Squares df Mean Square F Sig.
Total 8.064 58
Dari tabel output ini, disimpulkan bahwa jika alfa yang dipilih sebesar 1% maka
variabel kinerja karyawan secara serempak signifikan (nyata) dijelaskan oleh
variabel motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier.
109
Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Serempak)
Uji koefisien regresi secara parsial berarti menguji setiap pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat apakah signifikan atau tidak. Caranya dengan
membandingkan nilai Sig. dengan nilai alfa yang dipilih. Jika nilai Sig. lebih kecil
daripada nilai alfa yang dipilih, pengaruh variabel bebas itu signifikan terhadap
variabel terikat. Demikian pula sebaliknya.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
a. Dependent Variable: Y
Tabel output ini menunjukkan bahwa untuk alfa 5% semua nilai Sig. lebih kecil.
Dengan demikian, semua variabel bebas (motivasi karyawan, perilaku
pemimpin, dan pengembangan karier) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan secara parsial.
110
Menentukan pengaruh variabel yang dominan
dalam model regresi berganda
Perhatikan nilai koefisien regresi yang paling besar dalam
persamaan itu.
Perhatikan signifikansi setiap koefisien tersebut pada
setiap variabel.
Jika nilai koefisien regresi suatu variabel paling besar di
antara yang lain dan signifikan untuk alpha tertentu maka:
“variabel itu mempunyai pengaruh yang dominan jika
dibandingkan dengan variabel lain terhadap variabel
terikat.
X1
X2 X4
X3
113
Koefisien Jalur
Besarnya pengaruh dari suatu variabel eksogen ke variabel endogen tertentu
dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur (path coefficient).
X1
ρ X3X1
r X1X2 X3
ρ X3X2
X2 ρ X3 Є
114
Aplikasi Analisis Jalur
115
Structural Equation Modeling (SEM)
Model persamaan struktural merupakan
pengembangan lebih lanjut dari path analysis. Pada
model persamaan struktural (SEM), hubungan
kausalitas antarvariabel eksogen dengan endogen
dapat ditentukan secara lebih lengkap.
Dengan menggunakan SEM, tidak hanya hubungan
kausalitas (langsung dan tidak langsung) pada
variabel atau konstruk yang diamati dapat
terdeteksi, tetapi komponen-komponen yang
berkontribusi terhadap pembentukan konstruk
tersebut dapat ditentukan (hal ini tidak tertampung
dalam analisis jalur).
116
Makna Notasi dalam SEM
Kotak persegi disebut variabel terukur (observed variable). Nilainya
dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen (kuesioner)
penelitian di lapangan.ca
Lingkaran berbentuk oval disebut variabel bentukan ( latent
variable). Nilai variabel bentukan ini dibentuk oleh indikator-
indikator penyusun konstruk. Oleh karena itu, variabel bentukan ini
juga disebut construct.
118
Langkah Pemodelan SEM
119
Pengembangan Model Berbasis Teori
120
BUDAYA ORGANISASI (BUDOR)
X1 = Keterlibatan
X2 = Konsistensi
X3 = Adaptasi
KOMITMEN ORGANISASIONAL
X4 = Misi (KOMOR)
Y1 = Komitmen afektif
Y2 = Komitmen kontinuan
Y3 = Komitmen normatif
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
(KETRANS)
X5 = Stimulasi intelektual
X6 = Pengaruh individu
X7 = Motivasi inspiratif
X8 = Pertimbangan individual KINERJA ORGANISASI (KINOR)
Y4 = Perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran
Y5 = Perspektif bisnis internal
PENGEMBANGAN KARIER Y6 = Perspektif pelanggan
(PEKAR) Y7 = Perspektif finansial
X9 = Jalur individu
X10 = Jalur organisasi
X11 = Jalur mentor
122
Contoh: Diagram jalur hubungan budaya organisasi, kepemimpinan
transformasional, dan pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.
123
Konversi Diagram Jalur ke dalam
Serangkaian Persamaan
Pada hakikatnya, persamaan-persamaan dalam structural equation modeling
terbagi menjadi dua bagian, yaitu persamaan model pengukuran (measurement
model/factor loading) dan persamaan model struktural (structural model).
125
Menilai Masalah
Identifikasi
Dalam analisis SEM, sering kali muncul persoalan
identifikasi, baik yang berupa unidentified maupun
overidentified. Sebagai akibatnya, model tidak mampu
menghasilkan estimasi atau pendugaan yang seharusnya.
126
Evaluasi Kriteria Goodness-of-
Fit
Langkah pertama dalam evaluasi model yang sudah dihasilkan
dalam analisis SEM adalah memperhatikan terpenuhinya asumsi-
asumsi dalam SEM, misalnya (1) ukuran sampel, (2) normalitas
dan linearitas, (3) kemungkinan adanya outlier (pencilan)
yang ekstrem, serta (4) kemungkinan terjadinya multicollinearitas
dan singularitas.
Setelah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi, barulah dilakukan uji
kesesuaian dan uji statistik. Berbagai kriteria yang dapat dijadikan
pedoman dalam melakukan uji kesesuaian (uji fit) dikenal dengan
“goodness-of-fit indices”. (Perhatikan tabel berikut.)
127
Tabel Goodness-of-Fit Indices
128
Interpretasi dan Modifikasi
Model
Langkah terakhir dalam analisis SEM adalah
melakukan interpretasi terhadap model yang sudah
memenuhi persyaratan dengan berpedoman pada
kriteria-kriteria goodness-of-fit. Jika model ternyata
belum memenuhi kriteria ini maka disarankan untuk
dilakukan modifikasi.
129
Menyusun Laporan Penelitian
Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun laporan
penelitian:
130
Menyusun Proposal Penelitian
131
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
132