Penggunaan:
Diazepam adalan benzodiazepin long-acting dengan antikonvulsan,
ansiolitik, sedatif, relaksasi otot, dan sifat amnestik.
Diazepam digunakan dalam pengobatan jangka pendek gangguan
kecemasan parah, sebagai hipnotis di manajemen jangka pendek insomnia,
sebagai obat penenang dan premedicant, sebagai antikonvulsan (terutama
dalam pengelolaan status epileptikus dan kejang demam) dan dalam
pengendalian kejang otot.
Natrium Benzoate
Diazepam
Disterilkan dengan cara Filtrasi atau Autoklaf
Sterilisasi A (Autoklaf) atau C (HandBook Of Pharmaceutical
(Filtrasi) (Formularium Excipient 6th Edition, 627 – 628)
Nasional Edisi II, 104)
Aqua Pro
Propilenglikol
Autoklaf
Injections
(HandBook Of Pharmaceutical Autoklaf 121℃ selama 15 menit
Excipient 6th Edition, 529) (M. Anief, 2010. hal 193)
4. OTT (Obat Tidak Tercampurkan)
Diazepam praktis tidak larut dalam air Ditambahkan campuran pelarut yang terdiri
(Farmakope Indonesi Edisi VI) ; 389) dari propilen glikol, etanol, benzyl alcohol
untuk meningkatkan kelarutan diazepam dalam
air (Stabilitas kimiawi Sediaan Farmasi Jilid I ;
269)
Diazepam tidak mempunyai nilai ptb maupun Disarankan mencari bahan lain yang khasiat
nilai E (ekivalensi) pada tabel larutan isotonis atau sifatnya sama dengan diazepam yakni
Farmakope Indonesia edisi IV untuk klordiazepoksida hidroklorida sebagai anti
perhitungan tonisitas ansietas (penggunaan jangka pendek),
tambahan pada putus alcohol akut (sindrom
putus alcohol) (PIONAS)
Injeksi Diazepam harus terlindung dari cahaya Botol vial dilapisi dengan alumunium foil agar
(HandBook Of Pharmaceutical Manufacturing terinjeksi terlindung dari cahaya
Formulations : Sterile Product Vol. 6, 184)
Stabilitas Injeksi Diazepam tidak stabil Sterilisasi dengan cara Filtrasi (Sterilisasi C)
terhadap suhu panas (Martindale : The Extra untuk metode sterilisasi akhir
Pharmacopoeia (28th Edition), halaman 1526)
Vial Diazepam digunakan sebagai injeksi Dihitung tonisitas, jika belum isotonis, maka
intravena atau intramuscular (PIONAS) perlu penambahan zat pengisotonis yakni NaCl
Formula yang akan dibuat
b) Formula (Handbook Of Pharmaceutical
a) Formula Standar Manufacturing Formulations : Sterile Product
Vol. 6, 184)
Diazepam injectio (Formularium Nasional Edisi II: 103
– 104)
Komposisi: R/ Diazepam 5g
Tiap ml mengandung: Benzoic Acid 1g
Diazepamum 5mg Alcohol Absolute 100 g
Aqua pro injection hingga 1 ml Propylene glycol 400 g
Catatan: Sodium Benzoate 49 g
1. Air untuk injeksi dapat diganti dengan Benzyl alcohol 15 g
propilenglikol Water for injection ad 1L
2. pH 6,0 – 6,9 Nitrogen gas qs
3. Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C Sodium Hydroxide for pH adjusment qs
Hydrochloride Acid for pH adjusment qs
Alasan pemilihan formula
c. Formula yang akan dibuat
R/ Diazepam 5 mg/mL
Propylene glykol 40% 1. Propilenglikol digunakan sebagai campuran
Natrium Benzoate 0,5% pelarut dengan tujuan untuk memperbesar
Aqua pro injectione ad 5ml kelarutan dan stabilitas dari diazepam dalam
air. Sebab diazepam praktis tidak larut air,
namun dapat larut pada campuran pelarut
seperti propilenglikol (Stabilitas kimiawi
sediaan farmasi jilid I, 269)
2. Natrium Benzoate 0,5% digunakan sebagai
pengawet antimikroba dalam produk parenteral
(HOPE 6th Ed, 627 – 6288) karena injeksi
dalam vial memiliki dosis ganda. Dimana jika
dalam dosis ganda (multipledose) harus diberi
pengawet.
3. Aqua pro injeksi digunakan sebagai pelarut
dan merupakan cairan jernih bebas pirogen
d. Perhitungan tonisitas menggunakan penurunan titik lebur
(PTB)
Karena tidak ada nilai Ptb maupun nilai Ekivalensi Diazepam pada tabel larutan isotonik menurut farmakope
Indonesia Edisi IV, maka digunakan bahan lain yang sifat atau khasiatnya sama dengan diazepam yakni
klordiazepoksida Hidroklorida sebagai antiansietas (PIONAS)
V = (2 + n) . V’
V = (2 + 3) . (5 ml + 0,30ml)
V = 26,50 ml ~ 30 ml
Keterangan :
n = jumlah sediaan yang dibuat
V’ = volume tiap wadah + syarat penambahan volume sesuai anjuran
b. Penimbangan Bahan
No Nama Bahan Perhitungan Penimbangan
1 Diazepam 25 𝑚𝑔 150 mg = 0,150 gram
5 𝑚𝐿
x 30 mL = 150 mg
2 Propylene glycol 40 12 mL
100
x 30 mL = 12 mL
Sterilkan masing-masing alat dan bahan yang akan digunakan dan dibuat
Ditimbang 150 mg Diazepam, lalu diukur propilen glikol sebanyak 12 mL dan timbang 150 mg Natrium
Benzoate
Larutkan diazepam dengan campuran pelarut propilen glikol hingga larut dalam beaker glass steril, aduk ad
homogen
Tambahkan Natrium Benzoate ke dalam larutan diazepam, kemudian tambahkan API ± 10 mL, aduk ad
homogen
Dilakukan pengecekan pH dengan pH universal. Apabila belum mendekati sampai pH 7,0 bisa ditambahkan
HCl jika terlalu basa atau tambahkan NaOH jika terlalu asam
Lanjutan…
Tambahkan aqua pro injeksi ad 30 mL, aduk ad homogen. Cek pH kembali.
Hasil campuran disaring sehingga didapatkan larutan jernih (Lakukan dalam ruang LAF).
Kemudian dispuit 5,3 mL sekalian difiltrasi dengan membran filter 0,22 µm dengan menggunakan spuit 10
mL.
Dimasukkan dalam tiap vial yang dilapisi dengan alumunium foil. Selanjutnya vial ditutup dengan api
bertekanan tinggi .
Dilakukan evaluasi uji sterilisasi, uji kejerniham, uji pH, uji Kejernihan dan Uji keseragaman volume
Cara Sterilisasi C
● Penyaringan
Larutan disaring melalui penyaring bakteri
steril, diisikan ke dalam wadah air yang
steril kemudian di tutup kedap menurut
teknik aseptik.
(Farmakope Indonesia Edisi III, 18)
03 Pelaksanaan
1. Penyiapan alat
Sterilisasi Alat
No Alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Waktu
(menit)
1. Beaker glass 1 50 ml Autoklaf 121°C 15
Secara aseptik inokulasikan 1 ml sampel dari tiap wadah uji ke dalam tabung media
Inokulasi dalam media tertentu seperti yang tertera pada prosedur umum, selama tidak kurang dari 14 hari
Amati pertumbuhan pada media secara visual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke 3 atau ke 4 atau
ke 5, pada hari ke 7 atau ke 8 dan pada hari terakhir dari masa uji.
Jika zat uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak
dapat segera ditentukan secara visual
Lanjutan .....
Pindahkan sejumlah media ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari ke 3 dan ke 7
sejak pengujian dimulai.
Lanjutkan inkubasi media awal dan media baru selama total waktu tidak kurang dari 14 hari sejak inokulasi awal.
Dimasukkan dalam autoklaf dan ditunggu hingga suhu naik mencapai 121ºC, lalu diamati volume dalam
vial berkurang atau tidak
Jika isi larutan dalam vial berwarna biru maka vial bocor
Diperiksa bahwa wadah telah bersih dari luar, dibawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke
dalam matanya, dan berlatar belakang hitam dan putih (dikarenakan sediaan tidak berwarna (jernih))dengan memutar-
putarkan sediaan.
Partikel yang bergerak lebih mudah dilihat, daripada partikel yang diam,tetapi harus berhati-hati untuk mencegah
masuknya gelembung udara yang sulit dibedakan dari partikel-partikel debu.
Untuk melihat partikel-partikel yang berat, mungkin perlu untuk membalik-balik sediaan vial pada tahap pengujian.
Syarat : suatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan
bila diamati dibawah kondisi sebagai berikut:
Dimasukkan kertas indikator pada plat, lalu diamati perubahan warna kertas indikator dan dibandingkan
dengan interval warna pada kemasan indikator
Diambil isi tiap wadah dari vial menggunakan spuit, keluarkan gelembung udara dari dalam
jarum.
Dipindahkan dalam spuit tanpa mengosongkan bagian jarum ke dalam gelas ukur yang telah
disterilkan
Hasil volume yang dipindahkan sekurang-kurangnya 40% dari volume isi vial
Syarat : volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji
satu per satu, atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari
jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
(FI Edisi IV; 1044)
Syarat keseragaman volume menurut FI Edisi III; 19
volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume yang ditetapkan.
Kelebihan volume yang dianjurkan tertera dalam daftar di bawah ini:
Bila dalam wadah dosis ganda berisi beberapa dosis volume tertera, lakukan penentuan
seperti di atas dengan sejumlah alat suntik terpisah sejumlah dosis tertera. Volume tiap
alat suntik yang diambil tidak kurang dari dosis yang tertera.
(FI Edisi IV; 1044)
Terimakasih