OUS
MALFORMAT
ION (AVM) Pembimbing :
dr. Tommy Kuswara, Sp.B-SubBEV
Muhammad Iqbal
2208436608
● Ekstremitas
Status lokalis
STATUS LOKALIS
Inspeksi:
Terdapat luka operasi terjahit di para orbita sinistra.
Inflamasi (-)
Pus (-)
Palpasi:
Nyeri (+)
PEMERIKSAAN
Darah Rutin
Hemoglobin
PENUNJANG
Hasil
15.0 g/dL
Nilai Normal
12,0 – 16,0
Leukosit 10.53 x 103 /uL 4,80 – 10,80
Trombosit 407 x 103 /uL (H) 150 – 450
Hematokrit 37,0 % (L) 37,0 – 47,0
Kimia Klinik
Hitung Jenis Leukosit Kimia Klinik Hasil Nilai Normal
Hitung Jenis Hasil Nilai Normal
GDS 110 mg/dL <200
Basofil 0.9 % 0–1 Albumin 4,7 g/dl (L) 3,4 – 4,8
HASIL PEMERIKSAAN
HASIL PEMERIKSAAN
Tumor vaskuler paranasal sinistra dengan feeding arteri
dari A. Facialis sinistra
Pre OP Intra OP Post OP
DIAGNOSIS
Post Eksisi Arteriovenous Malformation Para Orbita Sinistra
TATALAKSANA
Eksisi + Biopsi AVM
Harus dipantau jangka panjang karena lesi dapat kambuh
TERIMA KASIH DOKTER
MOHON BIMBINGAN DAN
ARAHANNYA DOKTER
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Arteriovenous malformation (AVM) merupakan suatu kelainan kongenital dilatasi abnormal
pembuluh darah disebabkan aliran darah arteri langsung berhubungan dengan vena tanpa
melalui jaringan kapiler normal.
ETIOLOGI
Penyebab AVM belum diketahui, namun kemungkinan multifaktorial tampaknya mutasi
genetik dan stimulasi angiogenik (proses fisiologis pembentukan pembuluh darah baru dari
pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya) berperan dalam perkembangan AVM.
EPIDEMIOLOGI
• Insiden di Amerika Serikat adalah 1,34 per 100.000 orang per tahun, meskipun tingkat
prevalensi sebenarnya lebih tinggi karena tidak terdeteksi secara klinis, karena hanya 12%
AVM yang diperkirakan bergejala.
• Angka kematian adalah 10-15% dari pasien yang mengalami perdarahan, dan morbiditas
bervariasi dari sekitar 30-50%.
• Tidak ada predileksi jenis kelamin.
• Meskipun dianggap sebagai asal AVM bawaan, presentasi klinis paling sering terjadi pada
orang dewasa muda.
VASKULARISASI MATA
PATOFISIOLOGI
• AVM terjadi akibat kegagalan involusi fetal capillary bed yang mengakibatkan abnormalitas dari
perkembangan hubungan antara arteri dan vena.
• Patofisiologi AVM terkait dengan sistem resistensi rendah oleh jaringan arteri-vena yang abberant,
yang secara radiografi disebut "nidus". Maturasi lebih lanjut dengan peningkatan aliran darah
menyebabkan pembuluh darah semakin melebar dan menebal dengan kompresi iskemik dan
destruksi jaringan normal di sekitarnya. Dengan demikian, gangguan kosmetik dan fungsional yang
parah, terutama di kepala dan leher, sering kali merupakan akibat dari lesi lanjut.
• Kecepatan dan progresivitas dapat timbul akibat pengaruh hormon, trauma lokal, dan terapi yang
tidak adekuat
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
AVM biasanya teridentifikasi saat lahir sebagai kemerahan atau bengkak pada kulit,
namun presentasi ini dapat bervariasi dan diagnosis sering terlambat hingga pasien dewasa.
Ukuran semakin membesar seiring bertambahnya usia.
Perdarahan spontan
Prinsip Umum
Sebagian dapat dideteksi pada anak usia dini yang mengalami adanya pembengkakan dan
kelainan yang tidak normal.
Dapat muncul dimana saja baik lesi dominan atau sebagai anomali campuran.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi lihat dengan jeli ke seleruhan permukaan kulit apakah ada tanda inflamasi
palpasi pada semua kulit
Auskultasi untuk mendengarkan adanya bruit. Palpasi untuk thrills dan nadi sehingga dapat
menilai lokasi dan luasnya AVM.
Evaluasi AVM tidak hanya dampak hemodinamik tetapi juga pada efek kardiovaskuler
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG DOPLER
MRI
Angiografi : untuk menentukan lokasi supplying arteri, nidus, AV shunt, dan drainase vena pada pasien
Histologi: Flat endothelial cell, hiperplasia intima, dan fibrosis adventisia disertai dengan
arteri yang berliku-liku dan vena yang melebar dengan peningkatan tekanan perfusi dan
turbulensi.
TATA LAKSANA
NON-OPERATIF
Hydrated-petroleum
OPERATIF
Embolisasi atau kombinasi dengan eksisi bedah
Embolisasi nidus praoperasi diikuti dengan reseksi bedah dalam 2-3 hari
Arteri yag memberikan feeding tidak boleh di embolisasi atau diligasi karena memberikan satu-
satunya jalan untuk mencapai nidus AVM untuk embolisasi berikutnya
Embolisasi dapat digunakan untuk paliatif AVM yang persisten
Tujuan operasi : eksisi lengkap dengan pengangkatan kedua nidus AVM dan kulit yang terlibat.
TATA LAKSANA
Perawatan Operatif
Embolisasi atau kombinasi dengan eksisi bedah
Embolisasi nidus praoperasi diikuti dengan reseksi bedah dalam 2-3 hari
Embolisasi dapat digunakan untuk paliatif AVM yang persisten
Tujuan operasi : eksisi lengkap dengan pengangkatan kedua nidus AVM dan kulit
yang terlibat.
MANAJEMEN PASCA OPERASI
Harus dipantau jangka panjang karena lesi dapat kambuh
Tingkat kekambuhan berkisar 8-93%
Tanda kekambuhan : eritema, telangiektasis superfisial, pembengkakan, berdenyut,
perdarahan atau tanda suen (rebound jaringan lunak yang cepat pada palpasi)