Vaksin
Kelompok 9 AOMK
Universitas Lambung Mangkurat
Anggota Kelompok 9
01 02 03
Nuzhatur Kurniawati
Maulida Safitri
Rahmah Nurkhasanah
(2011015120009) (2011015220005) (2011015220017)
04 05 06
Dewiyana M. Luthfi Putra Dihan Nur
Purwaningrum Ananda Afna
(2011015220033) (2011015310022) (2011015320024)
Vaksin?
Kata “vaksin” berasal dari istilah Latin
Variolae vaccinae yang digunakan
untuk mencegah cacar pada manusia.
Vaksin mati
Berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan. Respon imun yang timbul
lebih lemah daripada vaksin hidup sehingga biasanya memerlukan imunisasi
ulang. Contoh vaksin ini adalah kolera dan pertusis.
Vaksin rekombinan
Susunan vaksin ini memerlukan epitop organisme yang patogen. Prinsip vaksin ini
adalah dengan menyisipkan satu atau lebih gen yang mengkode determinan
imunitas yang penting pada mikroorganisme. Vektor yang biasa digunakan adalah
virus (poxvirus vaccinia, canarypox, adenovirus) dan bakteri (salmonella). Contoh
vaksin ini adalah vaksin hepatitis B
Vaksin toksoid
Vaksin ini dibuat dari bahan toksin bakteri tidak toksik namun dapat merangsang
pembuatan antibodi. Contohnya yaitu tetanus dan difteri.
04 05 06
Stabilitas penyimpanan pH Keamanan produk
Stabilitas vaksin dievaluasi Diukur pada setiap perlakuan Vaksin dikatakan aman apabila
berdasarkan hasil penyimpanan menggunakan tidak
penyimpanan sediaan vaksin kertas ada kematian selama 24 jam
pada refrigerator. pH universal. setelah vaksinasi.
Analisis Jurnal
Gas Chromatography-Mass Spectrometry Method
for Determination of β-propiolactone in Human
Inactivated Rabies Vaccine and Its Hydrolysis
Analysis
Kromatografi Gas-Spektrofotometri
Massa
Kromatografi Gas-Spektrofotometri Massa merupakan teknik
analitik yang menggabungkan gas-cair dengan deteksi
spektrofotometri massa untuk mengidentifikasi zat-zat dalam
sampel uji
Vaksin Rabies
Rabies adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh Rhabdovirus genus Lyssavirus, bersifat akut dan
menyerang susunan saraf pusat serta bersifat zoonosis. Istilah rabies sudah dikenal sejak zaman Babilonia
sekitar abad ke-23 SM. Menurut WHO, semua penderita GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) wajib
diberikan VAR (Vaksin Anti Rabies). Vaksin Anti Rabies merupakan vaksin aktif yang mengandung virus
yang terdapat di dalamnya dapat membentuk respon antibodi optimal saat disuntikkan di tubuh penderita
GHPR. Vaksin rabies yang lazim saat ini adalah vaksin perbenihan jaringan (tissue culture vaccine) yaitu
vaksin yang tidak aktif (inactivated vaccine) dan ditumbuhkan pada kultur sel seperti human dipoid cell
vaccine (HDCV). Namun vaksin yang terbuat dari mikroorganisme patogen dan metabolitnya selalu
menunjukkan risiko keamanan. Untuk memastikan keamanan dan keefektifannya, sangat penting untuk
memilih inaktivator virus yang sesuai. β-propiolactone (BPL), reagen inaktivasi virus yang sangat baik, dapat
bekerja langsung pada asam nukleat virus untuk menyebabkan mutasi dan memblokir replikasi virus.
Preparasi Standar & Sampel
Preparasi Standar
Larutan stok standar β-propiolactone (BPL) (1001 μg / mL) disiapkan dalam
asetonitril dan disimpan dalam botol amber pada suhu 20 ° C, yang digunakan untuk
persiapan solusi kerja dan kurva kalibrasi dengan pengenceran lebih lanjut dengan
asetonitril
Preparasi Sampel
Sampel LHIRV murni dan tidak murni diencerkan dengan asetonitril dengan
konsentrasi sekitar 3,0 μg / mL kemudian disaring melalui filter syringe membran
nilon 0,45 mm.
01 Selektivitas
Selektivitas metode ini dilakukan dengan menganalisis
blanko solvent (asetonitril), larutan standar BPL, sampel
MPV20170401-Mie dan sampel MPV20170401-G25.