Anda di halaman 1dari 41

Case Report Session (CRS)

SELULITIS PADA DM UNCON-


TROLLED
Oleh : dr. Nabilah Haptriani

Pembimbing:
Insert Your Image PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan

1 Hampir semua pasien dibetes mempunyai keluhan atau lesi di kulitnya


yang berkaitan dengan kondisinya

2 Secara garis besar ada 2 komplikasiyang dapat terjadi


padaDM,yaitukomplikasimikrovaskulardankomplikasimakrova
skular

3
4
Insert Your Image LAPORAN KASUS
Status Pasien

Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat :
Pekerjaan : TNI AU
Status Pernikahan : menikah
Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis

Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan kaki kiri bengkak merah dan terasa kaku muncul
sejak 1MSMRS

Keluhan Tambahan

Tidak ada keluhan tambahan


Riwayat Perjalanan Penyakit

2 Minggu
2 bulan SMRS 1 minggu SMRS
SMRS
Pasien mempunyai Riwayat DM, Pasien merasakan ada benjolan di se- • Selama 1 minggu kaki kiri membengkak
namun sudah 2 bulan tidak langkangan kiri, mengatakan biasanya dan memerah menyebar luas hingga ke
minum obat karena marasa harus jika ada benjolan di selangkangan bi- betis bagian belakang serta ada bagian
ketergantungan dengan obat, bi- luka yang menhitam dan dirasakan nyeri
asanya ada luka di kaki yang tidak di
asanya terapi dengan obat suntik serta kaku jika digerakkan, sejak 1
sadari, sehingga pasien melihat terny-
insulin namun terkadang hanya MSMRS pasien merasakan badannya
ata ada luka kecil di dekat tumit kaki
minum obat metformin, 2 bulan ini meriang selama 2 hari, batuk pilek
kiri, tidak terasa nyeri, dan tidak
mengeluhkan lemas, sering kenc- disangkal, keluhan nyeri saat BAK
diberikan obat apa - apa
ing dan sering merasa haus, disangkal, BAB tidak ada keluhan , mual
makan seperti biasa, BAB tidak muntah -
ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien mempunyai riwayat DM Uncontrolled dari tahun


2008, terkahir kontrol dengan dr.Tri, biasanya di berikan
insulin dan terkadang minum obat metformin
• Pasien tidak patuh dalam mengkonsumsi obat
• HT (-)
• Pasien pernah mengalami luka serupa pada kaki kanan
pada bulan April 2022
Riwayat Penyakit Keluarga

Ada riwayat penyakit Diabetes dari keluarga ( ibu )


Riwayat Sosial Ekonomi dan Kebiasaan

• Pasien seorang TNI AU, jarang kontrol terkait penyakit


diabetes dan tidak patuh mengkonsumsi obat dikare-
nakan pasien tidak ingin ketergantungan terhadap obat
10

Keadaan Umum : Baik


Tekanan
RR Kesadaran
Suhu Nadi Darah

36,5o C 98 x/menit 24 x/menit 117/67 mmHg Compos Mentis


STATUS GENERALIS
• MATA • THT
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik Telinga : Lesi kulit (-) Nyeri tekan
(-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor, di- tragus (-), sekret (-)
ameter + 3 cm Hidung : Deviasi septum (-)
Tenggorok : Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
,
• THORAKS • LEHER
Jantung: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-) Pembesaran KGB dan tiroid (-), deviasi
Paru: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) trakea (-), lesi kulit (-)

• ABDOMEN • EKSKREMITAS
Cembung, dinding perut supel, bising Superior : Edema (-), lesi kulit (+),
usus (+) normal, nyeri tekan (-), akral hangat
nyeri lepas (-), Lesi kulit (-) Inferior : Edema (-), lesi kulit (-),
akral hangat Lesi kulit (-)

11
Status Dermatologis
Regio Axillaris dextra et
sinistra
• Papul, bentuk bulat,
1 ukuran miliar, jumlah
multipel, batas
sirkumskripta, warna
eritem, tepi tidak aktif,
2 konfluens, distribusi
regional, permukaan
tidak rata, konsistensi
padat, sekitar terda-
pat makula hiperpig-
mentasi.
• Makula, bentuk irreguler, plakat, multipel, batas dif-
fuse, hiperpigmentasi, tepi tidak aktif, distribusi re-
gional, permukaan tidak rata, sekitar terdapat papul
eritema.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis Banding

Dermatitis kontak alergi


Dermatitis kontak iritan
Dermatitis atopi

Diagnosis
Dermatitis Kontak Alergi
Kerja
TATALAKSANA
Non Medikamentosa

• Menghindari agen penyebab alergi. Pada kasus ini yang dicurigai deadorant
• Mengurangi menggaruk daerah gatal tersebut karena akan menimbulkan
perlukaan.
• Memberikan informasi dan edukasi mengenai penyakit dermatitis kontak alergi
serta menjelaskan tentang pengobatan yang diberikan.
TATALAKSANA
Medikamentosa

• Cetirizine oral 1x10 mg


• Fluticasone propionate 0,05 % diaplikasikan tipis pada ruam 1 x per hari
Prognosis Pemeriksaan Anjuran
Quo ad vitam : ad bonam
Uji tempel/ Patch
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Test
Insert Your Image TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Definisi

Istilah selulitis umumnya digunakan untuk


menunjukkan peradangan nonnecrotizing pada kulit
dan jaringan subkutan, biasanya dari infeksi akut.

Selulitis biasanya terjadi setelah robekan


pada kulit, meskipun jalan masuknya
mungkin tidak jelas; pelanggaran mungkin
melibatkan perubahan kulit mikroskopis
atau kualitas invasif dari bakteri tertentu
Etiologi
Epidemiologi Faktor Risiko

Pola Paparan
Usia

3,3% Penyakit Penyerta

Pekerjaan yg
Insidensi dan Prevalensi Penyakit Umumnya
. Dalam data terakhir, lebih banyak Terkait
perempuan (18,8%) ditemukan memi- dengan DKA
liki DKA dibandingkan laki-laki (11,5%).
Gejala klinis
• Gambaran terpajan dengan alergen
• Terjadi reaksi berupa dermatitis, setelah
pajanan ulang dengan alergentersangka
yang sama. Jika pajanan dihentikan
maka lesi membaik
• Gambaran klinis polimorfik bervariasi
tergantung stadium
- akut : eritema, edema, papulovesikel
vesikel
- subakut : eritem, eksudatif, krusta
- kronik : terlihat kulit kering,
berskuama, papul,
likenifikasi,&mungkin
fisur, batasnya tidak jelas
Gejala klinis
• Lesi dapat juga noneksematosa,
misalnya purpurik, likenoid, pigmented,
dan limfomatoid
• Gejala subyektif berupa rasa gatal
• Pada DKA lokalisata, lesi berbatas
tegas dan berbentuk sesuai dengan
bahan penyebab
• Pada DKA sistemik, lesi dapat
tersebar luas/generalisata
• Dapat berhubungan dengan
pekerjaan/ lingkungan pekerjaan
Diagnosis Banding
• Dermatitis kontak alergi
• Dermatitis kontak iritan
• Dermatitis atopi

Dermatitis
kontak atopi
Perbedaan
Gambaran klinis Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergi

Patogenesis Efek sitotoksik Langsung setiap kelompok Reaksi T cell– mediated immune golongan
minoritas

  Onset sedang (chemical burns) Setelah terpapar 12-48 jam sebelum tersensitisasi
  bahan iritan lemah
yang berulang
Onset

  Ekzema subakut atau kronik dengan deskuamasi dan Ekzema akut sampai subakut dengan vesikel
Tanda fisura.

Gejala Nyeri dan sensasi terbakar Pruritus

Konsentrasi Tinggi Rendah

kontaktan

Pemeriksaan Tidak ada Patch or prick tests


Penegakan
Diagnosis dan
Tatalaksan
Edukasi

Pencegahan Menghindari Alergen


Induksi Ambang Batas
Pengobatan Terapi Gejala
Pelindung Fisikokimia
Prognosis

Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh


bahan kontaknya dapat disingkirkan. Prognosis kurang
baik dan menjadi kronis bila bersamaan dengan dermatitis
yang disebabkan oleh faktor endogen(dermatitis atopik,
dermatitis numularis atau psoriasia). Faktor lain yang
membuat prognosis kurang baik adalah pajanan alergen
yang tidak mungkin dihindari misalnya berhubungan
dengan pekerjaan tertentu atau yang terdapat
dilingkungan penderita
Insert Your Image ANALISIS KASUS
Kasus Teori
Anamnesis

• Berdasarkan teori Dermatitis Kontak Alergi


• Pasien perempuan atas nama Nn. S, 21 (DKA) adalah suatu dermatitis (peradangan

tahun datang dengan keluhan muncul kulit) yang timbul setelah kontak dengan
alergen melalui proses sensitisasi. Umunya
bintil” kemerahan di kedua ketiak dirasa
pasien mengeluhkan gatal dan pada stadium
gatal sejak ± 3 bulan SMRS.
akut dimulai dengan muncul bercak
eritematosa.
• Predileksi lesi tersebut pada tangan, lengan,
wajah, telinga, leher, badan, genitalia, tungkai
atas dan bawah, dermatitis sistemik.
Kasus
Teori
Anamnesis
Pada DKA mediasi respon imun selluer ( type IV
3 bulan SMRS Hypersensitivity – Delayed type)
Exposure to 1 hri, bintil” spt Fase Sensitasi : generally lasts 10 to 15 days and often is
deadorant biang keringat
asymptomatic
Ganti ke de-
odorant roll on

1 mgg, bintil” ke-


merahan memberat

Rasa terbakar
(-), nyeri (-)
Teori

• Peyakit ini biasanya merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat, atau reaksi
imunologi tipe IV, dimediasi terutama oleh limfosit yang sebelumnya tersensitisasi,
yang menyebabkan peradangan pada kulit. Penyebab dermatitis kontak alergi
adalah bahan-bahan kimia yang termasuk nikel, karet, latex, pengawet, pewarna,
kosmetik, parfum, dan lain-lain. Setelah kulit terpapar alergen yang sama dikemudian
hari, maka akan, terjadi proses elisitasi yang umunya berlangsung 24-48 jam. Disini
akan mulai terlihhat perubahan kulit akibat reaksi imunologi berupa gatal, eritema,
kemudian timbul papul, vesikel, erosi, dan krustosa. Apabila proses berlangsung
kronik, maka akan timbul plak dan terjadi likenifikasi.
Kasus
Teori
Anamnesis

2 bulan SMRS
Diberikan Topical Corticos-
Berobat ke Dexamaetha- Membaik dlm 1 teroid withdrawal
syndrome ??
puskes sone oral dan mgg
cream
 rare adverse reaction relating to the use of a
Tidak konsumsi topical steroid after it has been discontinued. This
obat lagi reaction can occur after prolonged, inappropriate,
and/or frequent use/abuse of moderate- to high-
Timbul lagi 1 potency topical corticosteroids
mgg kmudian
makin parah  There are two distinct clinical presentations of
topical steroid withdrawal:
Konsumsi obat Red burning skin – this has incorrectly been given a
lagi namun tidak variety of names, including topical steroid addiction
Berobat ke RS Abdul manap mngalami and steroid dermatitis.
prbaikan dlm 1 Papulopustular rashes – these include 
bulan steroid rosacea and perioral/periorificial dermatitis.
Kasus Teori Gambaran Klinis

Status Dermatologis • Gambaran klinis polimorfik bervariasi tergantung


stadium
• Papul, irreguler, miliar, multiple, sirkumskript, - akut : eritema, edema, dan vesikel
- subakut : eritem, eksudatif, krusta
eritem, tepi tidak aktif, diskret, permukaan - kronik : likenfikasi, fisura skuama
kasar, konsistensi kenyal • Lesi dapat juga noneksematosa, misalny
• Makula, ireguler, lentikular, numular dan purpurik, likenoid, pigmented, dan limfomatoid
plakat, multiple, batas tegas, hiperpigmen- • pada hasil pemeriksaan fisik, lesi yg tampak pada
tasi, tepi tidak aktif, diskret, permukaan pasien sesuai dengan teori lesi pada DKA.
kasar ditutupi skuama, konsistensi Dimana, lesi yang timbul adalah papul,sedangkan
kenyal. dermatitis kontak iritan (DKI) lesi awalnya yang
sering timbul adalah vesikel. Selaian itu dermatitis
kontak iritan berlangsung akut dan pasien
biasanylangsung menyadari bahan iritan apa
yang baru saja kontak dengan pasien.
Teori

Anamnesis

Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan teori anamnesis, pemeriksaan fisik


penegakan diagnosis yag tepat. Dari anamnesis, gejala yang dirasakan pasien, serta
riwayat penyakit terdahulu, mengarah pada DKA. Tidak ada riwayat atopi pada
pasien maupun keluarga dapat menyingkirkan diagnosis dermaitis atopi. Pada hasil
pemeriksaan fisik, lesi yangtampak pada pasien sesuai dengan teori lesi pada DKA.
Dimana, lesi yang timbul adalah papul, sedangkan dermatitis kontak iritan lesi
awalnya yang sering timbul adalah vesikel. Selaian itu dermatitis kontakiritan
berlangsung akut dan pasien biasanya langsung menyadari bahan iritan apayang
baru saja kontak dengan pasien.
Pemeriksaan
Anamnesis + Fisik

DKA
Kasus Teori

Terapi Terapi

• Fluticasone propionate merupakan


• Non medikamentosa:
Menghindari agen penyebab alergi. Pada kasus ini kortikosteroid potensi medium yang palingdi-
yang dicurigai deodorant.
anjurkan pada pasien
Mengurangi menggaruk daerah gatal tersebut karena
akan menimbulkan perlukaan • Cetirizin merupakan antihistamin untuk
Memberikan informasi dan edukasi mengenai
penyakit dermatitis kontak alergi serta menjelaskan mengurangi reaksi hipersensitivitasnya.
tentang pengobatan yang diberikan. • Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan
dermatitis kontak alergi adalah upaya pence-
gahan terulangnya kontak kembali dengan
• Cetirizine oral 1x10 mg

alergen penyebab, dan menekan kelainan
Fluticasone propionate 0,05 % diaplikasikan tipis
pada ruam 1 x per hari kulit yang timbul.
Insert Your Image KESIMPULAN
Kesimpulan
Pasien Nn.S di diagnosis dengan dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang


timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitisasi

Gejala klinis DKA, pasien umumnya mengeluh gatal. Pada akut dimulai dengan
bercak eritematosa yg berbatas jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel,
vesikel atau bula. Pada kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul,
likenifikasi,&mungkin fisur, batasnya tidak jelas

Penegakkan diagnosa tersebut berdasarkan anamnesis


dan pemeriksaan fisik

Tatalaksana yang diberikan kepada Ny.O berupa medikamentosa,


dan non-medikamentosa
Insert Your Image

Thank you

Anda mungkin juga menyukai