Anda di halaman 1dari 30

Digestive System​

ETP 2019​
TIM MSN II (Medical Surgical Nursing II)
Outline

Pemasangan
NGT

Pemberian
Pelepasan Nutrisi
NGT Enteral
(NGT)

Bilas
Lambung
UPPER DIGESTIVE SYSTEM ANATOMY​
PEMASANGAN NGT 
(Insertion Nasogastric
Tube) ​
Definisi
Prosedur pemasangan pipa nasogastrik 
(NGT) dengan memasukkan 
pipa panjang yang terbuat dari polyur-
ethane atau silicone melalui hidung, 
pharynx, esofagus sampai kedalam 
lambung dengan indikasi tertentu, 
(LeMone et al, 2014).​
Indikasi (Alwi et al, 2015)​

Terapeutic Diagnostic

Mencegah
Dekompresi  Pemberian  Mengevaluasi 
 terjadinya  Aspirasi lambung untuk
Lambung obstruksi usus​
Nutrisi​ Perdarahan  pemeriksaan 
pada saluran 
isi lambung
Aspirasi isi gaster pencernaan atas​
Pemberian obat-
Setelah menelan  Irigasi usus
bahan beracun​
obatan ​
Untuk keperluan 
Pengistirahatan sal. cerna untuk Radiologi​
penyembuhan setelah operasi
usus
KONTRAINDIKASI  (Alwi et al, 2015)​
Trauma 
Post-
berat pada 
wajah  operasi  
bagian 
(kerusakan 
Nasal​
midface)​
Striktur
Masalah esophagus
Koagulasi​ dan
Varises 
Esofagus
Post tindaka
n kauter  Tumor atau 
varises Cancer pada
 esofagus​ Esofagus​
• Epitaksis ​
Trauma​ • Pharingeal/ perforasi Es
ofagus ​

Salah 
posisi  • Jalan Napas / Trakea
Pemasang-
an

Refluks isi
lambung • Batuk​
dan
Aspirasi
JENIS TUBE (SELANG)

Levin Tube​
Single lumen, ada lubang di dekat tip​
Mencegah akumulasi dari cairan dan gas 
intestinal saat operasi. Mencegah mual,
muntah dan distensi abdomen karena be
rkurangnya peristaltik​

 Sump (Salem) /Double lumen​


1st lumen : menyedot isi lambung​
2nd lumen: pipa biru sebagai alur keluar
 masuknya udara dari atmosfir ke dalam  • Dewasa ( 16-18 Fr)​
abdomen​. • Anak ( 12-14 Fr)​
mengontrol jumlah hisapan isi lambung  • Bayi ( 6 Fr)​
(terkontrol) sehingga mencegah injuri,
ulcer​.
PH TESTING
Mengaspirasi isi lambung sekitar 5-
10 ml. keluarkan beberapa tetes ke
strip ph (0,5-1 ml), dan bandingkan
warnanya!​

Standart pH
• pH 1- 6 : pH normal residu
lambung​
• pH 6≥  : residu berasal dari
saluran pencernaan  bawah atau
saluran pernapasan ​
Pengkajian
(Sebelum Pemasangan NGT)

Reflek menelan dan muntah, operasi


kepala atau leher, operasi saluran
cerna, trauma wajah​atau fraktur wajah

Cek kepatenan jalan nafas, perdarahan,


operasi nasal, deviasi septum​, polip

Inspeksi dan palpasi distensi, auskultasi


bising usus,

Status kesadaran pasien


Diagnosa keperawatan

Risiko Aspirasi

Gangguan Menelan

Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh

Nyeri akut

Defisit Perawatan Diri: Makan

Nausea
Dokumentasi

Ukuran tube, pH dan Respon pasien​


Catat lokasi tempat
panjang tube yang karakteristik cairan (Sebelum – Selama
pemasangan NGT​
masuk​ lambung ​ – Setelah)
Pemberian Nutrisi
Enteral (NGT)
(Enteral feeding NGT)
Definisi Routes of Enteral Tube
Enteral Feeding merupakan
pemberian nutrisi melalui
selang langsung ke organ
pencernaan pada pasien yang
tidak dapat mengkonsumsi
makanan secara adekuat
(LeMone et al, 2014)
Metode Enteral Feeding (Ichimaru & Amagai,
2015)

Bolus • Pemberian nutrisi enteral menggunakan syringe atau gravitasi drip


selama 4 – 10 menit.

Intermittent • Pemberian nutrisi enteral baik menggunakan feeding pump atau tidak
menggunakan selama 20 – 60 menit dengan jarak pemberian 4-6 jam.

Cyclic • Pemberian nutrisi enteral menggunakan feeding pump kurang dari 24


jam dan hanya 1 periode.

Continuous • Pemberian nutrisi enteral menggunakan feeding pump selama


lebih dari 24 jam secara menetap.
Percutaneous Endoscopic
Patient with NasoGastric secured
Gastrostomy (PEG)

Gravity-feed infusion (Bolus) Continuous Feeding


JENIS NUTRISI
Polimerik, merupakan makanan yang dihaluskan mengandung susu yang disiapkan oleh staf ahli gizi 
atau dirumah klien​.
Mencakup formulasi nutrisi utuh  (blended formula) yang telah siap dan dipasarkan secara umum​

Dasar, mengandung nutrisi yang dapat dicerna dan lebih mudah untuk
 disfungsi saluran gastrointestinal, contoh kandungan asam amino​

Khusus, untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi yang spesifik pada kondisi penyakit tertentu, contoh gagal ginjal, diabetes​
Pengkajian

Kaji adanya mual muntah, IMT dan Kebutuhan Nutrisi

Kaji bising Usus , kontur dan nyeri Abdomen


Cek Gastric Residual Volume (GRV), jika GRV lebih dari 150
ml tunda pemberian.

Kaji kepatenan NGT


Diagnosa Keperawatan
Risiko Aspirasi

Defisit perawatan diri: makan

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


Dokumentasi
• Hasil pengkajian yang didapatkan (IMT, mual muntah, nyeri abdomen, pengkajian abdomen
1 dan bising usus)

• Jumlah GRV (Gastric Residual Volume (GRV).


2

• Hasil dari pengecekan kepatenan NGT, pH dan karakteristik cairan lambung.


3

• Jenis dan jumlah makanan atau cairan yang diberikan. Serta banyaknya cairan flushing yang
4 diberikan.

• Respon pasien (sebelum, selama dan sesudah) pemberian


5
BILAS LAMBUNG
GASTRIC LAVAGE
Definisi
Teknik dekontaminasi yang bertujuan 
untuk mengosongkan isi lambung dari
substansi yang merusak.​
Atau dapat juga digunakan sebagai 
diagnostik perdarahan saluran cerna 
bagian atas​(Nickson, 2013)
Indikasi

Dilakukan  keadaan emergency, namun keadaan lain yang
membutuhkan bilas lambung yaitu : 

Untuk mengumpulkan sampel asam lambung 
 
Untuk mengurangi tekanan pada usus yang tersumbat (obstruksi)

Untuk menyedot darah jika terjadi perdarahan lambung 
Pengkajian Bilas Lambung
Cek program medik, jenis cairan yang akan digunakan
(NaCl, air minum, water steril 

Kaji distensi dan keluhan nyeri 
 

Kaji bising usus 

Kaji Tanda-tanda Vital


Dokumentasi
• Jenis dan jumlah cairan yang dimasukkan
1

• Karakteristik putih, cairan yang keluar (warna (kuning, hijau, coklat


kehitaman, merah), bau dan  konsistensi)
2

• Jumlah cairan yang keluar
3

• Respon pasien 
 4
Pelepasan NGT
Pelepasan NGT
Dalam melakukan tindakan pelepasan
NGT yang perlu diperhatikan adalah:
 Kaji reflek menelan pasien, apakah
pasien sudah mampu menelan dengan
baik (cairan - makanan solid)
 Kaji adanya distended, bising usus
 Posisi Harus Fowler/ Semi Fowler
 Saat Menarik, anjurkan pasien untuk
Tarik nafas dalam, tahan sebentar, lalu
Tarik secara perlahan
Reference

• Audrey, J, Berman., Shirlee, Synder. (2016). Skills in Clinical Nursing (8th Ed). USA: Pearson
• Alwi, et al. (2015). Prosedur Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktis Klinis. Jakarta: InternaPublishing
• Black. J . & Hawks. J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Buku 2 Edisis 8. Singapura : Elsevier
• Ichimaru S., Amagai T. (2015) Intermittent and Bolus Methods of Feeding in Critical Care. In: Rajendram R.,
Preedy V.R., Patel V.B. (eds) Diet and Nutrition in Critical Care. Springer, New York, NY
• LeMone, Burke & Bauldoff. (2014). Medical Surgical Nursing Critical Thinking in Patient Care (5th ed). USA:
PEARSON
• Lynn, P. (2011). Taylor's Clinical Nursing Process, A Nursing Process Approach (3 rd ed). USA: Lippincott William
& Wilkins
• Nickson.C. 2013. Gastric Lavage. Retrieved from https://lifeinthefastlane.com/ccc/gastric-lavage/
• Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Singapura : Elsevier
TERIMA KASIH
DAN
SELAMAT BELAJAR!

Anda mungkin juga menyukai