Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN

KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
ATRESIA ANI
KELOMPOK 3 :
Rizki Wulan Guritno 011201013
Oriza Widiea Sativa 011201023
Citra Nurmala Dewi 011201041
Radyta Aulia Fatmawati 011201072
ANATOMI & • Anus merupakan lubang diujung
FISIOLOGI saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian
anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani)
menjaga agar anus tetap tertutup.

• Fungsi utama anus merupakan, fese


dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi. Setelah dicerna di usus
halus, makanan kemudian dibawa
keusu besar yang terdiri dari : sekum,
kolon, rektum, dan anus.
• Atrisia ani adalah kelainan
kongenital yang dikenal sebagai
DEFINISI anus imperforata meliputi anusanus,
rektum, atau batas diantara
keduanya.
• Atrsia ani adalah tidak lengkapnya
perkembangan embrionik pada distal
anus atau tertutupnya anus secara
abnormal.
• Anus tampak rata atau sedikit
cekung ke dalam atau kadang
berbentuk anus namun tidak
berhubungan langsung dengan
rektum.
ETIOLOGI
• Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan
pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
• Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur.
• Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani.
• Kelainan bawaan.
Faktor Predisposisi :
Atresia ani dapat terjadi disertaidengn beberapa kelainan kongenital saat lahir, seperti :
• Kelainan sistem pencernaan terjadi kegagalan perkembangan anomali pada
gastrointestinal.
• Kelainan sistem perkemihan trjadi kegagalan pada genitourinari
GEJALA YANG T IMBUL
Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan,
a. Mekonium tidak keluar dalam 24 terdapat tiga letak :
jam pertama setelah kelahiran • Tinggi (Supralevator) : rektum berakhir
b. Tidak dapat dilakukan pengukuran
diatas M. Levator ani (M. Puborektalis)
susu rektal pada bayi
c. Mekonium keluar melalui sebuah dengan jarak antara ujung buntu
fistula atau anus yang letaknyasalah rektum dengan kulit perineum lebih
d. Perut kembung dari 1cm. Letak supralevator biasanya
e. Bayi muntah-mutah pada 24-48 jam

MANIFESTASI KLINIS
disertai dengan fistel kesaluran kencing
atau saluran genital
2. Intermediate : rektum terletak pada M.
Levator ani tetapi tidak menembusnya.
3. Rendah : rektum berakhir dibawah M.
Levator ani sehingga jarak antara kulit
dan ujung rektum paling jauh 1cm.
PATOFISIOLO
GI
Atresia ani diakibatkan Manifestasi klinis
oleh kegagalan penurunan timbul karena
septum anorektal pada adanya obstrruki
masa embrional (Royyan, dan fistula.
2012).

Kloaka persisten merupakan Obstruksi tersebut


komplikasi anorektal yang mengakibatkan distensi
komplek karena rektum, vagina abdomen, sekuestrasi
dan uretra bermuara dalam cairan, muntah dengan
saluran yang terbuka didaerah segala akibat (Hamami,
perineum melewati uretra yang 2004).
normal (Wong, 2009)
KOMPLIKASI PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Infeksi saluran kemih • Pemeriksaan radiologis
• Sinar X terhadap abdomen
yang berkepanjangan.
• Ultrasound terhadap
• Obstruksi intestinal. abdomen
• Kerusakan uretra akibat • CT Scan
prosedur pembedahan. • Pyelografi intravena
• Pemeriksaan fisik rektum
• Komplikasi jangka
kepatenan rektal
panjang • Rontgenogram abdomen
dan pelvis
PENATALAKSANAAN

Pembuatan Kolostomi PSARP Tutup kolostomi


Kolostomi adalah sebuat lubang
Posterio Sagital Ano
Tindakan yan terakhir dari atresia
buatan yang dibuat oleh dokter ahli Rectal Plasty ani. Biasanya beberapa hari
bedah pada dinding abdomen setelah oprasi, anak akan mulai
Bedah definitifnya, yaitu anoplasty
untuk mengeluarkan fases. BAB melalui anus.
dan umumnya ditunda 9 sampai 12
bulan.
PENATALAKSANAAN
I NDIKA S I K O L O S TO MI K O N T RAI NDIKAS I
a. Trauma kolon dan sigmoid
Keadaan umum tidak mungkin untuk
b. Diversi pada anus malformas
dilakukan tindakan operasi
c. Diversi pada penyakit hirchsprung
d. Penyakit radang usus
e. Infeksi usus yang serius
f. Anus imperforata (lubang anus tersumbat
atau hilang)
g. Cedera pada usus besar atau rektum
h. Kanker rektal/usus halus
i. Luka atau fistula di perineum
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
ASUHAN Pre Operasi :

KEPERAWATA 1. Konstipasi berhubungan dengan


aganglion (D.0149)
N 2. Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsosi nutriet
1. PENGKAJIAN (D.0019)

• Identitas Pasien Post Operasi:


• Riwayat Kesehatan 1. Gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan nyeri pasca operasi (D.0074)
• Pola Fungsi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan
Kesehatan Faktor Resiko (D.0142)
No Diagnosa Tujuan Intervensi
• Pre
Operasi
1. Konstipasi berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Elektrolit Fekal (I.03110)
dengan aganglion
Observasi :
(D.0149) perawatan diharapkan
- Identifikasi masalah usus dan
eliminasi fekal membaik
penggunaan obat pencahar
dengan kriteria hasil: - Monitor buang air besar
- Distensi abdomen - Monitor tanda dan gejala
menurun diare,konstipasi/inpaksi
- Nyeri abdomen menurun Teraupetik :
- Kram abdomen menurun - Berikan air hangat setelah makan
Edukasi :
- Konsistensi feses
- Jelaskan jenis makanan yang membantu
membaik meningkatkan keteraturan peristaltik
- Peristaltik usus usus
membaik - Anjurkan mencatat warna, frekuensi,
(L.04033) konsistensi, volume feses
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
berhubungan dengan asuhan keperawatan (I.03119)
ketidak mampuan diharapkan status Observasi :
mengabsosbsi nutrisi bayi membaik • Identifikasi status nutrisi
nutrien (D.0019) dengan kriteria hasil : • Monitor berat badan
• Berat badan • Meningkatkan asupan
meningkat makanan dan minuman
• Pola makan Terapeutik :
membaik • Berikan pujian pada pasien
• Proses tubuh dan keluarga
kembang  
membaik Promosi berat badan
(L.03031) (I.03136)
Observasi :
• Monitor adanya mual
muntah
No Diagnosa Tujuan Intervensi • Post
Operasi
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
nyaman asuhan keperawatan Observasi :
berhubungan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
diharapkan status
dengan nyeri
kenyamanan meningkat frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
pasca oprasi
(D.0074) dengan kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
- keluhan tidak nyaman - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
menurun hidup
- gelisah menurun Terapeutik :
- dukungan sosial dari - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
keluarga meningkat mengurangi rasa nyeri
- pola tidur membaik Edukasi :
(L.08064) - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi (I.14539)
asuhan keperawatan
Berhubungan diharapkan tingkat Observasi :

dengan Faktor infeksi menurun - Monitor tanda dan gejala


dengan kriteria hasil: Infeksi lokal dan sistemik
Resiko (D.00142) • Kemerahan
menurun Terapeutik :
• Nyeri menurun - Berikan perawatan kulit pada
• Kultur area area edema
membaik
• Kultur fases Edukasi :
membaik - Ajarkan cuci tangan dengan
(L.14137) benar
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka/ luka oprasi
TERIMAKASIH
:)

Anda mungkin juga menyukai