Anda di halaman 1dari 23

Faham Teologi

dalam Islam dan


Permasalahannya
Pendidikan Agama Islam
 Drs. Noor Asyik, M.Ag
KELOMPOK Tondyni Roeslan
Sibarani Putra
Amanda Joleony

IV (L1A022086) (L1A022084)

Mohammad
Lulu Nurzahra
Fadlan Fadhillah
(L1A022103)
(L1A022089)

MANAJEMEN SUMBERDAYA
PERAIRAN 2022
FAKULTAS PERIKANAN DAN
Presentation Title
ILMU KELAUTAN UNSOED 2
Apa itu Teologi?
Secara etimologis, Theologi berasal dari Bahasa Yunani yang
terdiri dari kata Theos artinya Tuhan atau Dewa dan Logos yang
berarti Ilmu (science, study, discourse) sehingga dapat diartikan
bahwa Teologi adalah ilmu tentang Tuhan atau Ilmu Ketuhanan
(Hanafi, Ahmad dalam Pengantar Teologi Islam, hlm.1)
Teologi dalam Islam juga disebut ilmu tauhid, yaitu yakni ilmu
yang membahas tentang wujud Allah, sifat – sifat wajib dan
boleh serta yang wajib ditiadakan bagi-Nya.  Penamaan Ilmu
Tauhid karena ilmu ini membahas masalah keesaan Allah SWT.

3
Kemunculan Aliran Teologi
Islam
Konflik jabatan
khalifah
Nabi Muhammad SAW wafat

Perang saudara

4
Wafatnya Nabi Muhammad
SAW
Menjelang wafatnya, Nabi Muhammad SAW telah memberi
petunjuk kepada para pengikutnya tentang cara untuk
melestarikan kelompok sosial yang telah dibangun ini.
Petunjuknya berisi ketentuan agar berpegang pada Al-
Qur’an dan Sunnah yang telah ditinggalkan.
Kenyataan yang harus dipertimbangkan adalah wujud
sumber ajaran yang sekarang bukan lagi dalam bentuk
norma, melainkan sudah dalam bentuk praktek kehidupan
sosial yaitu masyarakat Islam yang Madinah. Setelah
Rasulullah SAW sendiri wafat, persoalan yang pokok justru
menjadi permasalahan yang pelestarian dari bentuk
masyarakat Madinah dan kualitas pencapaian tujuan risalah
yang telah dicapai.

5
Konflik kehalifahan
Rasulullah SAW tidak pernah menunjukkan penggantinya dalam memimpin
umat, maka terjadi kemelut di awal masa Khulafa Ar-Rasyidin. Tanpa
direncanakan sebelumnya diadakan pertemuan di Saqifah, di balai peratemuan
Sa’idah. dalam pertemuan itu, kaum Anshar mencalonkan Sa’ad bin Ubaidah,
dengan alasan merekalah yang menolong Nabi disaat-saat genting, kaum
Muhajirin menolak pencalonan Sa’ad dengan alasan pemimpin harus dipilih dari
kaum Muhajirin karena merekalah yang pertama kali merasa pahit getir
perjuangan Islam.
Dalam perdebatan itu, maka Umar menunjuk Abu Bakar menjadi pemimpin,
karena Abu Bakar memimpin sholat semasa Nabi hidup. Kemudian kaum
Muslimin menyetujui itu, lalu membai’at Abu Bakar. Abu Bakar memimpin
dengan konsisten seperti yang dipraktekkan Rasulullah. Setelah Abu Bakar
meninggal, maka Umar menjadi pemimpin kedua dengan ditunjuk langsung oleh
Abu Bakar. Kepemimpinan Umar cukup stabil dan kemajuan pemerintahan sangat
pesat. Setelah meninggal, Usman terpilih sebagai khalifah ketiga yang terpilih
melalui tim formatur yang dibentuk Umar.

6
Setelah Usman terbunuh oleh kelompok pemberontak,
kota Madinah dikuasai oleh suasana yang tidak
menentu, karena pada saat itu umat Islam kehilangan
seorang pemimpinnya. Kaum pemberontak memaksa
penduduk Madinah untuk segera mencari orang yang
bersedia diangkat menjadi Khalifah. Ada lima calon
pada saat itu, namun dua diantaranya telah menyatakan
ketidaksediaannya, yaitu Sa’ad bin Abi Waqqas dan
Ibnu Umar, sehingga calon yang diharapkan tinggal
Thalhah dan Zubair sebagai calon kuat. Namun pada
akhirnya Ali terpilih menjadi Khalifah

7
Perang saudara
Sebenarnya timbulnya peperangan ini ada beberapa sebab, pertama
peristiwa pembunuhan Usman menyebabkan terjadi persaingan elit
politik antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah.
kedua, adanya perbedaan tentang kedudukan khusus Syiria. Dulunya
Umar dan Usman yakin akan perlunya pembebasan Syiria dari
gelombang imigrasi yang merajalela di Irak dalam rangka menjamin
keamanan untuk menghadapi ancaman Byzantium. Namun Ali melihat
dengan cara yang berbeda. Ia tidak melihat alasan apapun atas
kedudukan khusus Syiria, hanya karena melaksanakan tugas
mempertahankan batas wilayah mereka sendiri. Sebenarnya Syiria
secara bersama memecahkan seluruh masalah yang sedang dihadapi
umat walaupun itu menghilangkan hak istimewa Mu’awiyah sebagai
Gubernur Syam.
Ketiga, sudah lama Mu’awiyah ingin memisahkan diri dari kekuasaan
Madinah. Ambisi tersebut mendapatkan momentum yang sangat tepat
saat Ali menaiki tahta khalifah yang penuh dengan permasalahan pelik,
dengan kedok menuntut pembunuhan Usman. 8
Kelompok Ali yang tidak setuju dengan tahkim memisahkan diri dan
pada selanjutnya dikenal dengan nama kaum Khawarij. Mereka
menganggap orang menerima tahkim adalah kafir sehingga wajib
dibunuh, karena mereka tidak memakai hukum Allah.

9
Khawarij
Khawarij menurut bahasa merupakan jamak dari kata kharijiy yang berarti
orang-orang yang keluar, mengungsi atau mengasingkan diri. Asy-
Syihristani mendefinisikan bahwasannya khawarij adalah setiap orang
yang keluar dari Imam yang berhak yang telah disepakati oleh
masyarakat.

10
Syi’ah
Syi’ah menurut bahasa berarti pengikut dan penolong, dan diucapkan
untuk sekelompok mamusia yang bersatu atau berkumpul dalam satu
masalah, dan kepada setiap orang yang menolong seseorang dan
berhimpun membentuk suatu kelompok padanya.Kemudian kata ini
dipergunakan untuk kelompok yang menolong dan membantu khalifah Ali
dan keluarganya, lalu menjadi nama khusus bagi kelompok ini.

11
Murji’ah
Murji’ah berasal dari kata Irja yang berarti menangguhkan. Kaum Murji’ah yang muncul pada
abad satu Hijriah merupakan reaksi akibat adanya pendapat Syi’ah yang mengkafirkan sahabat
yang menurut mereka merampas kekhalifahan dari Ali, dan pendapat Khawarij yang
mengkafirkan kelompok Ali dan Muawiyyah.Pada saat itulah muncul sekelompok umat Islam
yang menjauhkan dari pertikaian, dan tidak mau ikut mengkafirkan atau menghukum salah satu
dan menangguhkan persoalannya sampai dihadapan Allah SWT.

12
Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabr yang artinya paksaan. Aliran ini
ditonjolkan pertama kali oleh Jahm bin Safwan (131 H), sekretaris
Harits bin Suraih yang memberontak pada Bani Umayyah di Khurasan.
Meskipun demikian, sebelumnya sudah ada dalam umat Islam yang
membicarakan tentang hal ini seperti surat sahabat Ibnu Abbas dan
seorang tabi’in Al-Hasan Al-Bashriy kepada penganut paham ini.

13
Qodariyah
Qadariyah berasal dari kata qadr yang artinya mampu atau berkuasa.
Pemimpin aliran ini yang pertama adalah Ma’bad Al-Juhani dan
Ghailan Ad-Dimasyqiy. Keduanya dihukum mati oleh penguasa
karena dianggap menganut paham yang salah. Pendapat kaum
Qadariyah adalah manusia sendirilah yang melakukan perbuatannya
sendiri dan Tuhan tidak ada hubungan sama sekali dengan
perbuatannya itu.

14
Muta’zilah
Mu’tazilah berasal dari kata I’tazala yang berarti menjauhkan diri. Asal
mula kata ini adalah suatu saat ketika Al-Hasan Al-Bashriy (110 H) sedang
mengajar di masjid Basrah datanglah seorang laki-laki bertanya tentang
orang yang berdosa besar.Maka ketika ia sedang berpikir menjawablah
salah satu muridnya Wasil bin Atha’ (131 H) menjawab: “ saya
berpendapar bahwa ia bukan mukmin dan bukan kafir, tetapi mengambil
posisi diantara keduanya”. Kemuadian ia menjauhkan diri dari majlis Al-
Hasan dan pergi ketempat lain dan mengulangi pendapatnya. Maka Al-
Hasan menyatakan bahwa Washil telah menjauhkan diri dri mereka.

Presentation title 15
Ahli Sunnah Wal Jama’ah
Istilah Ahli Sunnah wal Jama’ah mulai dikenal pada saat pemerintahan
bani Abbasy dimana kelompok Mu’tazilah berkembang pesat, sehingga
nama Ahli Sunnah dirasa harus dipakai untuk siapa yang berpegang pada
ilmu kalam (theologische dialektik), logika dan rasio. Ibnu Hajar Al-
Haitamiy menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Ahlus Sunnah wal
Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti rumusan yang digagas oleh
Imam Asy’Ariy dan Imam Maturidi.

Presentation title 16
kosmologi modern dengan menggunakan
pendekatan teologis
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara ruang dan waktu terhadap alam semesta. Jenis hubungan
yang dipelajari meliputi asal-usul dan struktur dari ruang dan waktu yang berkaitan dengan alam semesta. Kosmologi
membahas mengenai sejarah alam semesta dalam skala besar.

Sains bertujuan untuk menetapkan sebab-sebab, efisien fenomena, sementara pencarian spiritual mencari sebab-sebab
final. Kedua pendekatan ini mempunyai legitimasinya masing-masing melalui tatanan yang cocok dengan keduanya, di
dalam kerangkakerja konseptual yang berbeda. Melihat fenomena-fenomena diatas terhadap kosmologi modern, maka
membawa dua konsekuensi teologis, yaitu bagi mereka yang menganggap bahwa penciptaan alam semesta itu ada
campur tangan dari Tuhan (theis), dan mereka yang menganggap bahwa alam itu ada tanpa adanya campur tangan dari
Tuhan (atheis), tetapi benar-benar hanya dari dentuman besar (Big Bang). Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara ruang dan waktu terhadap alam semesta. Jenis hubungan yang dipelajari meliputi asal-usul dan
struktur dari ruang dan waktu yang berkaitan dengan alam semesta. Kosmologi juga membahas mengenai sejarah alam
semesta dalam skala besar.

17
Dengan mengekstraplorasi ke masa lalu, para saintis
menyimpulkan bahwa alam semesta mengembang dari satu titik
sekitar lima belas miliar tahun silam, yang kemudian dikenal
dengan Ledakan Besar atau Dentuman Besar (Big Bang). Akan
tetapi, bagaimana bisa menjelaskan asal mula itu sendiri?

Kaum beragama (theis) memandang sebagai momen


penciptaan dan permulaan waktu. Agama islam berjumpa dengan
sains di ruang-ruang penafsiran tentang sejarah alam semesta yang
terdapat dalam QS. Fussilat: 12
“Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”

18
Kosmologi dan teologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan untuk
melihat keseluruhan di dalam kosmos (universe) ini. Kosmologi dan
teologi adalah dua disiplin ilmu yang berbeda, yang masing-masing
mempunyai subjek materi, tujuan dan metodologi.

Sedangkan untuk subjek materi teologi berhubungan dengan bidang


kepercayaan dan bersifat kewahyuan. Tujuan teologi sebagai sebuah
refleksi pengalaman keagamaan atau kepercayaan manusia untuk
dimengerti secara lebih baik dari doktrin keagamaan dari tiap agama, di
dunia sekarang atau dunia yang akan datang agar lebih bermakna, dan
metodologi yang digunakan adalah bukan metode ilmiah.

Para teolog muslim awal seperti al-Ghazali, Imam Fakhr al-Din al-Razi
(keduanya merupakan teologian dari Asy’ariah) mengklaim bahwa dunia
diciptakan dalam waktu. bahwa segala sesuatu juga diatur sesuai waktu
(temporal) dan penciptaan membutuhkan waktu. Sebagaimana yang
tertuang dalam QS. Hud:7, dan at-Talaq:12:

19
Q.S Hud:7 “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih
baik amalnya14, dan jika kamu Berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Initidak lain
hanyalah sihir yang nyata.”

Q.S At-talaq:12 “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmuNya benar-benar meliputi segala sesuatu.”

Imam Fakhr ad-Din ar-Razi (teolog Asy’ari), menuliskan “bahwa nabi Muhammad (Saw)
menjauhkan diri dari penggalian pertanyaan-pertanyaan seperti ini, dan ini mengindikasikan
bahwa hal ini sangatlah sulit sehingga secara rasional manusia tidak dapat menerima tentang
pertanyaan ini.” Bagi seorang yang beriman, dunia ini masuk akal karena ia diciptakan. Al-
Qur’an dengan kuat meminta umatnya untuk memikirkan, dan merenungkan ciptaan untuk
menemukan jejak-jejak sang Pencipta didalam keharmonisan, maka muncul apa yang disebut
dengan “ayat-ayat kosmik.”1 Atau dengan kata lain ada ayatayat kauniyah, sehingga, umat Islam
biasa menemukan gejala-gejala alamiah yang biasa dilihat secara tersirat melalui ayat tersebut.
Tentang penciptaan alam semesta ini, jelas termaktub dalam Al-Qur’an mulai dari penciptaan
langit (ruang-waktu) dan bumi (ruang-materi).

20
kesimpulan
Al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam mengajak untuk berfikir, melakukan
penalaran dan memperhatikan dengan indra, dicerna dengan akal pikiran agar orangorang
melakukannya, khususnya dalam akidah-akidah keagamaan. Karena itu, orangorang Islam
harus menggunakan akalnya untuk memahami Al-Qur’an, Sunnah dan Hadist Nabi yang
datang untuk menetapkan dan menjelaskan kitab suci ini. Mereka bertanya kepada
Rasulallah tentang apa yang tidak mereka pahami, tidak ketahui, kemudian beliau
menjelaskannya. Setelah Rasulullah Saw wafat, maka mulai muncul berbagai permasalahan
yang berhubungan dengan pemerintahan.

Masalah kekhalifahan merupakan pembahasan utama setelah wafatnya Rasulullah Saw, hal
ini terjadi sampai akhir pemerintahan khulafaurrasyidin. Dalam pro kontra kekhalifahan
tersebut, kemudian terjadi pembunuhan terhadap Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Hal ini menjadi salah satu sebab yang menimbulkan perbedaan pendapat dan perdebatan,
sehingga akhirnya menjadi jelas kebenaran tentang masalah yang mereka perselisihan itu.
Sehingga umat muslim saat itu diuji akan ‘keyakinannya’ yang berhubungan kuat dengan
ilmu teologi.

21
kesimpulan
Di antara pendapat tentang peran Tuhan sebagai pencipta alam semesta, seperti
yang dikemukakan oleh Mulla Sadra, Guidarno dan lainnya. Inti dari statemen
mereka yaitu bahwa alam semesta itu dinamis dan memperbaharui dirinya sendiri
sesuai dengan sunnatullah. Dalam hal ini ada Zat yang mempunyai kuasa untuk
melakukannya, yaitu Tuhan dengan hak prerogatif-Nya. Karenanya, keberadaan
Tuhan akan terasa dekat dengan kreasi-kreasi yang telah dilakukan di alam
semesta sampai alam yang kita rasakan sekarang yang menunjukan bahwa Tuhan
itu ada. Sebagai manusia yang mempunyai agama sudah tentu kita percaya
bahwa perkembangan baru dalam kosmologi memungkinkan kita untuk sadar
pada kebutuhan untuk memperbaiki diri kita tentang bayangan atau imajinasi
tentang Tuhan sebagai pencipta.

22
Thank you
Presentation by: Kelompok 4
MSP C

ANY QUESTIONS?
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN 2022
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN UNSOED

Anda mungkin juga menyukai