Anda di halaman 1dari 13

I 2

O G RIE

OL H
E

RI D IPT

T E IU
M

AK
R
TE
B B A C

U M Y N E

TIK CO
R

K SIBinti Mu’arofah.S.ST., S.Pd., M.Si


R A K A Siska Kusuma Wardani. S.Si., M.Imun
P F I
T I
E N
ID Fakultas Teknologi dan Manajemen Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri
 

A. Tujuan : Untuk mengetahui morfologi kuman corynebacterium


 
B. Alat :
1.Objek glass
2.Ose bulat
3.Lampu spiritus
4.Microskop

 B. Bahan :
5.Pz
6.Oil imersi
7.Kuman
8.Gram 1 : gentian violet
9.Gram 2 : lugol
10.Gram 3 : alkohol 70%
11.Gram 4 : fucshin
12.Media CTBA / Loffler serum / Blood telurit plate
Pengambilan spesimen ( swab tenggorok ) :
1. Pasien duduk

2. Meminta pasien untuk membuka mulut

3. Menekan lidah dengan spatula

4. Masukkan lidi kapas (swab) yang sudah dibasahi dengan saline steril hingga
menyentuh dinding belakang faring.

5. Mengusap kekiri dan kanan dinding faring dan tonsil lalu menarik keluar
dengan hati-hati, tanpa menyentuh bagian mulut yang lain

6. Masukkan lidi kapas ke dalam media transport


Gambaran Klinis C.difteri pernafasan
 
Prosedur kerja Pewarnaan Gram

1. Usap tengorok di buat sedian pada objek glas Sediaan di fiksasi

2. Di genangi dengan gram I selama 3 – 5 menit, cat di buang dan di cuci dengan air
mengalir kecil

3. Genangi dengan gram II selama 1 menit, cat di buang

4. Di genangi dengan gram III alkohol 70% selama 10 detik, kemudian di cuci
dengan air mrngalir kecil

5. Di genangu dengan gram IV fucshin selama 3 – 5 menit, kemudian cat di buang


dan cuci dengan air mrngalir kecil

6. Kemudian di keringkan dan di periksa dengan perbesaran 100×


A. Hasil Pewarnaan:

Hasil Pewarnaan Gram Hasil Pewarnaan Granula

bentuk : batang Kuman : kuning kecoklatan

susunan : menyebar Granula : Unggu

warna : merah Latar belakang : Kuning

sifat : Gram positif


Sususnan : Halter V. X, Z

Bentuk : Stik dram


Pembiakan pada Media

Media selektif cystine tellurite blood agar (CTBA), loeffler dan


tellurite plate yang di gunakan untuk penanaman bakteri
Corynebacterium diphteriae, inkubasi selama 24-48 jam pada suhu
37ᵒ C. Adanya koloni yang diduga koloni C.diphtheriae pada
medium CTBA dengan ciri koloni bulat, hitam keabuan. isolat
murni yang ditumbuhkan kembali dari medium selektif CTBA ke
Blood Agar (BA). Uji toksigenitas difteri total isolat tersimpan
berjumlah 61 buah menunjukkan hasil karakteristik koloni difteri
pada medium CTBA yakni tampak hitam atau abu-abu.
. Hasil bakteri C.diphtheriae pada media cystine tellurite blood agar (CTBA), loeffler serum
dan Chocolate tellurite agar
CTBA Loffler serum Chocolate tellurite agar
Uji lanjutan setelah ditanam pada media
1. Elek test ( kertas dengan antitoxin)
2. Polymerase Chain Reaction  gen toxin (Tox)
3. Elisa
4. Immunochromatografi strip assay

Difteria adalah penyakit infeksi menular akut yang disebabkan oleh


bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kelainan atau patologi yang terjadi
disebabkan oleh suatu eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut
(strain toksigenik)
.
Penularan Corynebacterium diphtheriae.
Kontak langsung dengan penderita atau karier melalui droplet transmission
saat batuk, bersin atau berbicara. C. Diphtheriae masuk melalui mukosa atau
kulit, melekat serta berkembang biak pada permukaan mukosa saluran nafas atas
dan memproduksi toksin yang merembes ke sekeliling dan selanjutnya
menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah. Efek
toksin pada jaringan adalah hambatan pembentukan protein dalam sel, sehingga
sel akan mati. Nekrosis tampak jelas di daerah kolonisasi kuman. Sebagai
respons, terjadi inflamasi lokal yang bersama jaringan nekrotik membentuk
eksudat fibrin, yang kemudian menjadi pseudomembran, melekat erat dan
berwarna putih kelabu
Etiologi difteria dan morfologi

1. Chorinebakterium diphteriae merupakan kuman aerob Gram negative, tidak


berkapsul. Batang lurus atau sedikit bengkok, ramping, runcing, kadang ujung
besar seperti tongkat golf, ukuram 0,3 – 0,8 x 1,5-8,0 um.
2. Komplikasi difteria antara lain disebabkan oleh eksotoksin yang dikeluarkan
oleh kuman penyebabnya.
3. C. diphteriae tidak dapat menjadi kuman komensal di saluran nafas atas orang
sehat.
4. Kuman penyebab difteria dapat membentuk spora dan tidak mati pada
pemanasan 60 0C.
Masa inkubasi

1. 3-30 hari
2. Umumnya 2-6 hari
3. 10-14 hari
4. Lebih dari 30 hari

Manifestasi klinis

5. Manifestasi penyakit selalu berat dan terjadi komplikasi


6. Demam pada umumnya mendadak tinggi disertai nyeri tenggorokan
7. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis
8. Beratnya penyakit tidak tergantung dari faktor imunitas pejamu, virulensi sert
toksigenitas kuman penyebab.
Semoga Bermanfaat
Selalu Semangat dan
Jaga Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai