Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KASUS

Disusun Oleh :
Maya Saputri 112022010

Pembimbing :
dr Agoes Kooshartoro, SpPD-KKV
Identitas Pasien
◦ Nama : Tn. MI
◦ Suku Bangsa : Sunda
◦ Jenis Kelamin : Laki-Laki
◦ Agama : Islam
◦ Tanggal Lahir : Gunung Halu, 04 Juni 1957
◦ Usia : 65 tahun ◦ Alamat : Kp. Kebon Kelapa
◦ Status Perkawinan : Menikah
◦ Tanggal Masuk RS : 23 November 2022
◦ Pekerjaan : Pensiunan PNS
Keluhan Utama : Pasien datang ke RS
untuk konsul pro-op tumor zygoma.

Diambil dari auto anamnesis, Tanggal


24 November 2022

Keluhan tambahan : Pasien sering


BAK 4-6x pada malam hari, sering
merasa haus
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki usia 65 tahun datang ke POLIKLINIK RS. FMC konsul untuk tindakan pre-op tumor
zygoma. Didapatkan kadar gula darah pasien tinggi. Pasien mengeluhkan sering BAK malam hari (+) 4-
6x, lemas (+), nyeri pinggang (+) kiri menjalar ke kaki, pasien juga sering merasa haus dan sering merasa
lapar. Pasien sering kesemutan dan kebas, kalau tidak bergerak terasa seperti di tusuk-tusuk sampai sulit
tidur di malam hari.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien sudah 1 tahun menderita diabetes melitus. Mengkonsumsi obat DM tapi tidak rutin. Pasien
memiliki riwayat HNP (+) masih mengkonsumsi obat sampai sekarang.
Awal keluhan pasien merasa haus terus menerus, banyak minum, tenggorokan terasa kering, sering
merasa lapar, pasien malam hari BAK 6x. Setiap kali terbangun BAK setelah itu pasien ingin minum.
Siang hari sering merasa kesemutan dan baal.
Riwayat Penyakit Dahulu
(+) Cacar (-) Malaria (-) Batu Ginjal/Saluran Kemih
(-) Cacar Air (-) Disentri (-) Burut (Hernia)
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Penyakit Prostat
(-) Batu Rejan (-) Tifus Abdominalis (-) Wasir
(-) Campak (-) Skrofula (+) Diabetes
(+) Influenza (-) Gonore (-) Alergi
(-) Tonsilitis (-) Hipertensi (-) Tumor
(-) Korea (-) Ulkus Ventrikuli (-) Penyakit Pembuluh
(-) Demam Rematik Akut (-) Ulkus Duodeni (-) Perdarahan Otak
(-) Pneumonia (-) Gastritis (-) Psikosis
(-) Pleuritis (-) Batu Empedu (-) Neurosis
(-) Tuberkulosis (-) Sifilis Lain-Lain : (-) Operasi
(-) Kecelakaan
Riwayat Keluarga
Hubungan Umur (Tahun) Jenis Kelamin Keadaan Kesehatan Penyebab
Meninggal
Kakek (Ayah) - Laki-Laki Meninggal Sakit tua
Nenek (Ayah) - Perempuan Meninggal Sakit tua
Kakek (Ibu) - Laki-Laki Meninggal Sakit tua
Nenek (Ibu) - Perempuan Meninggal Sakit tua
Ayah - Laki-laki Meninggal Sakit tua
Ibu - Perempuan Meninggal Sakit tua
Saudara 60 tahun Laki-laki Sehat
58 tahun perempuan sehat
Riwayat Keluarga

Penyebab
Hubungan Umur (tahun) Jenis kelamin Keadaan kesehatan
meninggal

Istri 63 Perempuan Sehat -

Anak 35 Perempuan Sehat -


Riwayat Keluarga
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi -
Asma -
Tuberkulosis -
Artritis -
Rematisme -
Hipertensi -
Jantung -
Ginjal -
Lambung -
Diabetes + Ayah
Anamnesis Sistem
Kulit Kepala Tenggorokan
(-) Bisul (-) Rambut (-) Trauma (-) Sinkop (+) Nyeri (-) Perubahan
(-) Keringat Malam (-) Kuku (-) Sakit Kepala (-) Nyeri pada Sinus Tenggorokan Suara
(-) Kuku (-) Sianosis
(-) Kuning/Ikterus

Mata Telinga Leher


(-) Nyeri (-) Gangguan (-) Nyeri (-) Kehilangan (-) Benjolan
(-) Radang Penglihatan (-) Gangguan Pendengaran (-) Nyeri leher
(-) Sekret (-) Kuning/Ikterus Pendengaran (-) Tinitus
(-) Sekret
(-) Ketajaman
Penglihatan
Anamnesis Sistem

Hidung Mulut Dada (Jantung/Paru-Paru)

(-) Trauma (-) Sekret (-) Bibir Kering (-) Gangguan Pengecap (-) Nyeri dada (-) Batuk Darah
(-) Gejala Penyumbatan (-) Pilek (-) Lidah (-) Selaput (-) Sesak Napas (-) Ortopnoe
(-) Nyeri (-) Epistaksis (-) Gusi (-) Stomatis (-) Berdebar (-) Batuk
(-) Gangguan
Penciuman
Katamenia Haid Ekstremitas

(-) Leukore (-) Perdarahan (-) Haid Terakhir (-) Jumlah dan Lamanya (-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Lain-Lain (-) Teratur/tidak (-) Nyeri (+) Nyeri (-) Sianosis
(-) Gangguan Haid (-) Pasca Menopause
(-) Menarche (-) Gejala Klimakterum
Anamnesis Sistem

Abdomen (Lambung/Usus) Saluran Kemih / Alat Kelamin Saraf dan Otot


(-) Rasa Kembung (-) Wasir (-) Disuria (-) Kencing Nanah (-) Anestesi (-) Ataksia
(-) Mencret (-) Kolik (-) Parestesi (-) Hipo/Hiper-ethesi
(-) Mual (-) Tinja Darah (-) Stranguri (-) Oliguria (-) Otot Lemah (-) Pingsan
(-) Tinja berwarna (+) Polliuria (-) Anuria (-) Kejang (-) Kedutan (“tick”
(-) Muntah Dempul (-) Retensi urin (-) Afeksia (-) Pusing (vertigo)
(-) Tinja Berwarna (-) Polakisuria (-) Kencing Menetes (-) Amnesia (-) Ganggian Bicara
(-) Muntah Darah Teh (-) Hematuria (-) Penyakit Prostat (-) Sukar Mengingat (Disarti)
(-) Benjolan (-) Kencing Batu
(-) Sukar Menelan
(-) Ngompol (tidak
(-) Nyeri Perut, Kolik disadari)

(-) Perut Membesar


Riwayat Hidup
Berat Badan Riwayat Kelahiran
Berat badan rata-rata (kg) : 63 kg
Tempat lahir : Rumah
Berat tertinggi kapan (kg) : 65 kg
Berat badan sekarang (kg) : 61 kg
Ditolong oleh : Dukun
Riwayat Imunisasi : -

Riwayat Makan Kesulitan


Frekuensi : 2-4x sehari Keuangan : tidak
Jumlah/Hari : 1 porsi Pekerjaan : tidak
Variasi : bervariasi Keluarga : tidak
Nafsu Makan : normal
Pemeriksaan Fisik
◦ Keadaan Umum : Tampak sakit sedang ◦ Suhu : 36,0 C
◦ Kesadaran : compos mentis, GCS 15 ◦ Keadaan Gizi : Normoweight
(E4M6V5) ◦ Sianosis : Tidak ada
◦ Tinggi Badan : 168 cm ◦ Edema Umum : Tidak ada
◦ Berat Badan : 61 kg ◦ Cara Berjalan : Normal
◦ IMT : 21.6 ◦ Mobilitas : Aktif
◦ Tekanan Darah : 120/70 mmHg ◦ Umur Menurut Tafsiran Pemeriksa :
◦ Nadi : 71x/menit Sesuai Umur
◦ Pernafasan : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
◦ Aspek Kejiwaan Lembab/Kering : Lembab
Tingkah Laku : Wajar Suhu Raba : Hangat
Alam Perasaan : Euthym Pembuluh Darah : Tidak tampak pelebaran
Proses Pikir : Wajar Keringat : Dalam batas normal
◦ Kulit Turgor : normal
Warna : Sawo Matang, Skin Phototype 3 Ikterus : Tidak ada
Effloresensi : Normal Lapisan Lemak : Merata
Jaringan Parut : Tidak ada Edema : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada Ptekie: Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata
Pemeriksaan Fisik
Kepala Kelenjar Getah Bening
Ekspresi wajah : Normal Submandibula : Tidak teraba
Simetri muka : Simetris Supraclavicula : Tidak teraba
Rambut : Hitam Lipat Paha : Tidak teraba
Pembuluh darah temporal : Normal Leher dan Ketiak : Tidak teraba

Telinga Mata
Tuli : Tidak Exopthalmus : Tidak adaGerakan mata : normal
Selaput Pendengaran : Utuh, Intak Enophtalmus : Tidak adaLapangan penglihatan : normal
Lubang : Lapang Kelopak : Normal Tekanan bola mata : normal
Penyumbutan : Tidak Lensa : Jernih Deviatio konjugae : tidak
Serumen : Minimal Konjungtiva : tidak anemis Nystagmus : tidak
Perdarahan : Tidak Visus : normal
Cairan : Tidak Sklera : Tidak ikterik
Pemeriksaan Fisik
Mulut Leher
Bibir : Lembab JVP : 5-2 cmH2O
Tonsil : T1-T1 Kelenjar tiroid : tidak membesar
Langit-Langit : normal Kelenjar limfe : tidak membesar
Bau pernafasan : Tidak ada Dada
Gigi Geligi : normal Bentuk : normal
Trismus : Tidak ada Pembuluh darah : Tidak melebar
Faring : tidak hiperemis Buah dada : normal
Selaput lendir : normal
Lidah : normal, simetris
Sariawan : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik Paru
Depan Belakang

Inspeksi Dextra Simetris dalam keadaan statis dan dinamis Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

Sinistra Simetris dalam keadaan statis dan dinamis Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

Palpasi Dextra Vocal fremitus simetris Vocal fremitus simetris


Nyeri tekan (-), krepitasi (-), sela iga melebar (-) Nyeri tekan (-), krepitasi (-), sela iga melebar (-)
Sinistra Vocal fremitus simetris Vocal fremitus simetris
Nyeri tekan (-), krepitasi (-), sela iga melebar (-) Nyeri tekan (-), krepitasi (-), sela iga melebar (-)
Perkusi Dextra Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru

Sinistra Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi Dextra Vesikuler (+), Wheezing (-). Ronkhi (-) Vesikuler (+), Wheezing (-). Ronkhi (-)

Sinistra Vesikuler (+), Wheezing (-). Ronkhi (-) Vesikuler (+), Wheezing (-). Ronkhi (-)
Pemeriksaan Fisik Jantung
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS VI, 2 Jari ke lateral dari linea midclavicularis
sinistra
Perkusi
Batas Kanan : ICS IV, linea sternalis kanan

Batas Atas : ICS II, linea sternalis kiri

Batas Kiri : ICS V, 1 jari lateral dari linea midclavicula kiri

Pinggang Jantung : ICS III, linea parasternalis kiri

Auskultasi Bunyi jantung I-II murni regular, Gallop (-). Murmur (-)
Pemeriksaan Fisik – Pembuluh Darah

Arteri Teraba/Tidak Teraba


Arteri Temporalis Teraba pulsasi
Arteri Karotis Teraba pulsasi
Arteri Brakhialis Teraba pulsasi
Arteri Radialis Teraba pulsasi
Arteri Femoralis Teraba pulsasi
Arteri Poplitea Teraba pulsasi
Arteri Tibialis Posterior Teraba pulsasi
Arteri Dorsalis Pedis Teraba pulsasi
Pemeriksaan Abdomen
◦ Inspeksi : Perut datar, tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka operasi

◦ Palpasi : Dinding perut : Nyeri tekan epigastrium (-)

◦ Hati : Tidak teraba pembesaran

◦ Lien : Tidak teraba pembesaran

◦ Ginjal : Ballotement (-), nyeri ketok CVA (-)

◦ Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-), undulasi (-)

◦ Aukultasi : bising usus (+) normoperistaltik

◦ Colok dubur : Tidak dilakukan


Pemeriksaan Fisik Ekstremitas
KANAN KIRI KANAN KIRI
LENGAN Refleks tendon (+) (+)
Tonus otot Normotonus Normotonus Bisep (+) (+)
Trisep (+) (+)
Massa otot Eutrofi Eutrofi
Patella (+) (+)
Sendi Tidak nyeri Tidak nyeri
Achilles (+) (+)
Gerakan Aktif Aktif
Refleks (-) (-)
Kekuatan +5 +5 patologis
TUNGKAI
Tonus otot Normotonus Normotonus

Massa otot Eutrofi Eutrofi


Sendi Tidak Nyeri Tidak nyeri
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan +5 +5
Edema - -
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium 23 November 2022 Jam 12.40 WIB

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 10.2 g/dL L:13-16, P:12-14
Leukosit 5.800 /mm3 5,000 – 10,000
Hematokrit 32.4 % L:40-48, P:36-42
Trombosit 297.000 Ul 150,000-450,000
Hitung Jenis
Basofil 1 % 0-1
Eosinofil 1 % 0-3
Neutrofil Batang 3 % 2-6
Neutrofil Segmen 55 % 50-70
Lymfosit 32 % 20-40
Monosit 8 % 2-8
Netrofil Limfosit Ratio 2 >3.1 : Cutoff
6-9 : Curiga
>9 : Bahaya

Absolut Limfosit Count 2982 <1500: Waspada


<1100: Curiga
<500 : Bahaya
Pemeriksaan Laboratorium 23 November 2022 Jam 12.13 WIB
KIMIA KLINIK

Glukosa Darah

Glukosa Darah Puasa 232 mg/dL 70 - 110

Glukosa Darah 2 jam PP 536 mg/dL 70 - 140

Fungsi Ginjal

Kreatinin 0.86 mg/dL 0.5 – 1.5

Pemeriksaan Laboratorium 24 November 2022 Jam 06.51 WIB


KIMIA KLINIK

Glukosa Darah

Glukosa Darah Puasa 183 mg/dL 70 - 110


Fungsi Ginjal

Ureum 21 mg/dL 20 - 40

Kreatinin 0.76 mg/dL 0.5 – 1.5


Pemeriksaan
Radiologi
23 November 2022

◦ Trachea tampak baik


◦ CTR <50%
◦ Tidak ada deviasi trakea
◦ Corakan vaskuler menigkat meningkat
◦ Hilus menebal
◦ Diafragma kanan dan kiri tampak normal
◦ Sinus costophernicus kanan kiri lancip
Resume
◦ Pasien laki-laki berusia 65 tahun, datang ke poliklinik RS FMC konsul pro-op tumor zygoma. Didapatkan
kadar gula darah tinggi. Pasien mengeluhkan sering BAK malam hari (+) 4-6x, lemas (+), nyeri pinggang (+)
kiri menjalar ke kaki, pasien juga sering merasa haus dan sering merasa lapar. Pasien sering kesemutan dan
kebas.
◦ Pemeriksaan fisik : pasien tampak sakit sedang, keadaan compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi
71x/menit, nafas 20x/menit, suhu 36 C.

◦ Pemeriksaan penunjang
Hb: 10.2
HT : 32.4
GDP 232 mg/dL
Gula Darah 2 PP 536 mg/dL
DAFTAR MASALAH
DIABETES MELLITUS
TUMOR ZYGOMA
Analisis masalah
◦ Anamnesis : Sering BAK malam hari (+), merasa
lapar (+), sering merasa haus (+), nyeri pinggang
(+) menjalar ke kaki kiri, kesemutan (+), kebas (+). ◦ Rencana Edukasi :
◦ Pemeriksaan Penunjang: Hematologi Hb 10.2, Ht Obat diminum secara rutin dan tidak
32.4. Kimia klinik GDP 232 mg/dL, GD 2 jam PP boleh putus obat
536 mg/dL
Olahraga 3-5x/minggu selama 15-30
◦ Rencana pengobatan :
menit.
 IVFD RL
Menjaga berat badan tetap ideal
Omeprazole 1x20 mg
Glibenclamid 5-0-2,5 Melakukan pengecekan gula darah
Metformin 2x500 mg
secara rutin
Prognosis
◦ Ad vitam : dubia ad bonam
◦ Ad functionam : dubia ad bonam
◦ Ad sanactionam : dubia ad bonam
Follow Up 23 November 2022 (PH-1) Follow Up 24 November 2022 (PH-2)

BAK malam hari (+) berkurang, nyeri pinggang (+) saat berjalan tetapi
BAK malam hari (+), nyeri pinggang (+), tumor zygoma (+), mual (-), lemas (+), muntah
S
(-), sakit kepala (-). Makan malam habis 1 porsi, minum habis 1.3 L. sudah membaik, mual (-), lemas (+), muntah (-), sakit kepala (-). Makan
pagi dan siang habis 1 porsi, minum habis 1 L.

KU: TSS, Kes: CM KU: TSS, Kes: CM


TD: 110/80 mmHg, RR: 21 x/menit, HR: 60 x/menit, Suhu: 36,0 C, SpO2: 99%. TD: 120/70 mmHg, RR: 20x/menit, HR: 65x/menit, Suhu: 36,3 C, SpO2: 97%.

O
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), BJ I-II murni regular, suara napas verikuler (+/+), Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), BJ I-II murni regular, suara napas verikuler
nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+) normoperistaltic, tumor zygomaticum sinistra 3-4 cm, (+/+), nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+) normoperistaltic, tumor zygomaticum
tidak nyeri, mobile, bulat menonjol sinistra 3-4 cm, tidak nyeri, mobile, bulat menonjol

DM Tipe II, GD tidak terkontrol DM Tipe II, GD tidak terkontrol


A
Tumor zygoma Tumor zygoma

IVFD RL IVFD RL
Omeprazole 1x20 mg Omeprazole 1x20 mg
P Glibenclamid 5-0-2,5 Glibenclamid 5-0-2,5
Metformin 2x500 mg Metformin 2x500 mg
Follow Up 25 November 2022 (PH-3) Follow Up 26 November 2022 (PH-4)
Nyeri pinggang (+) membaik, lebih enak saat tidur, lemas (+), demam (-),
Nyeri pinggang (+) membaik, lebih enak saat tidur, lemas (+), demam (-), sakit kepala (-), sakit kepala (-), nyeri perut (-), nyeri menelan (+). Makan pagi habis 1
nyeri perut (-). Makan pagi habis 1 porsi, minum dari malam habis 1.5 L, BAK malam 2x,
S
BAB normal darah lendir (-). Betis sampai telapak kaki terasa kebas, kesemutan dimana porsi, minum sejak pagi habis 1 L, BAK normal, BAB normal darah
sensasi lebih terasa pada kaki kiri. lendir (-). Betis sampai telapak kaki terasa kebas, kesemutan dimana
sensasi lebih terasa pada kaki kiri.
KU: TSS, Kes: CM KU: TSS, Kes: CM
TD: 110/70 mmHg, RR: 20 x/menit, HR: 72 x/menit, Suhu: 36,3 C, SpO2: 97%. TD: 120/70 mmHg, RR: 21x/menit, HR: 78x/menit, Suhu: 35,5 C, SpO2: 98%.

O
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), BJ I-II murni regular, suara napas verikuler (+/+), Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), BJ I-II murni regular, suara napas verikuler
nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+) normoperistaltic, tumor zygomaticum sinistra 3-4 cm, (+/+), nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+) normoperistaltic, tumor zygomaticum
tidak nyeri, mobile, bulat menonjol, batas tegas, tepi reguler sinistra 3-4 cm, tidak nyeri, mobile, bulat menonjol, batas tegas tepi reguler

DM Tipe II, GD tidak terkontrol DM Tipe II, GD tidak terkontrol


A
Tumor zygoma Tumor zygoma

IVFD RL IVFD RL
Omeprazole 1x20 mg Omeprazole 1x20 mg
P Glibenclamid 5-0-2,5 Glibenclamid 5-0-2,5
Metformin 2x500 mg Metformin 2x500 mg
DM TIPE 2
Diabetes melitus
◦ Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan:
- Sekresi insulin
- Kerja insulin
- Atau kedua duanya
Klasifikasi DM
Patogenesis
Kriteria Diagnosis
Diagnosis
◦ Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam
kelompok prediabetes yang meliputi toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa
terganggu (GDPT).

◦ Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100 − 125
mg/dL dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam < 140 mg/dL .

◦ Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 - jam setelah TTGO antara
140 − 199 mg/dL dan glukosa plasma puasa < 100 mg/dl. Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT.

◦ Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan
angka 5,7 − 6,4%.
Tes Laboratorium Darah
Pemeriksaan TTGO
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
Edukasi
Latihan fisik
Terapi nutrisi makan
Pola hidup sehat GOLUH SISAR

Kebutuhan kalori basal yang


besarnya 25-30 kal/kgBB ideal
Terapi Nutrisi Makanan

◦ Karbohidrat ◦ Protein
• protein yang dianjurkan adalah sebesar 10 % atau 0,8
• Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila g/kgbb dari kebutuhan kalori total
perlu dapat diberikan makanan selingan
• Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang,
seperti buah atau makanan lain cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk
susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
◦ Natrium
◦ Lemak
• Asupan natrium yaitu <1500 mg
• Tidak melebihi 30% total asupan energi
◦ Serat
• Anjuran konsumsi serat adalah sekitar 25-30 g/hari
• dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari kacang-
kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang
tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat,
dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.
Obat Antihiperglikemia Oral
Pemacu sekresi insulin

◦ Sulfonilurea ◦ Glinid
• Meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta ◦ Obat yang cara kerjanya mirip dengan
pankreas sulfonylurea
• Efek samping utama adalah hipoglikemia dan ◦ Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu
Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid
peningkatan berat badan
(derivat fenilalanin)
• Contoh : Glibenclamide, glipizide, ◦ Efek samping : hipoglikemik
glimepiride, gliquidone dan gliclazide ◦ Obat golongan glinid sudah tidak tersedia di
• Hampir semua sulfonilurea dimetabolisme di Indonesia
hepar dan diekskresi melalui ginjal.
• Glikuidon diekskresi melalui empedu dan
usus,
Obat Antihiperglikemia Oral
Penghambat alfa glukosidase
• Menghambat kerja enzim alfa glukosidase di saluran pencernaan sehingga menghambat absorpsi glukosa
dalam usus halus.
• Kontraindikasi : LFG ≤ 30 ml/min/1,73 m2, gangguan faal hati yang berat, irritable bowel syndrome
(IBS).
• Efek samping : flatus
• Contoh : acarbose
Obat Antihiperglikemia Oral
Penghambat enzim dipeptidil peptidase-4
• Penghambat DPP-4 akan menghambat lokasi pengikatan pada DPP-4 sehingga akan mencegah
inaktivasi dari glucagon-like peptide (GLP)-1.
• Proses inhibisi ini akan mempertahankan kadar GLP-1 dan glucose-dependent insulinotropic
polypeptide (GIP) dalam bentuk aktif di sirkulasi darah, sehingga dapat memperbaiki toleransi glukosa,
meningkatkan respons insulin, dan mengurangi sekresi glukagon.
• Contoh : vildagliptin, linagliptin, sitagliptin, saxagliptin dan alogliptin.
Obat Antihiperglikemia Oral
Penghambat Enzim Sodium Glucose co-transporter 2
• Obat ini bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi glukosa di tubulus proksimal dan meningkatkan
ekskresi glukosa melalui urin.
• Obat golongan ini mempunyai manfaat untuk menurunkan berat badan dan tekanan darah.
• Efek samping yang dapat terjadi akibat pemberian obat ini adalah infeksi saluran kencing dan genital.
• Pada pasien DM dengan gangguan fungsi ginjal perlu dilakukan penyesuaian dosis, dan tidak
diperkenankan menggunakan obat ini bila LFG kurang dari 45 ml/menit.
• Hati-hati karena obat ini juga dapat mencetuskan ketoasidosis
Obat Antihiperglikemia Oral
Obat Antihiperglikemia Oral
Insulin
Pencegahan
◦ Pencegahan primer : upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka
yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk menderita DM tipe 2 dan intoleransi glukosa
◦ Pencegahan sekunder : upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah
terdiagnosis DM Tipe 2
◦ Pencegahan tersier : ditujukan pada kelompok pasien diabetes yang telah mengalami penyulit dalam
upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup
5 pilar diabetes melitus
TUMOR ZYGOMA
Lipoma
◦ Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri dari lemak.
◦ Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), namun juga dapat dijumpai pada anak-anak.
Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat muncul dimanapun pada tubuh.
◦ Lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang
letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.
Gejala klinis
◦ Bersifat lunak pada perabaan
◦ Dapat digerakkan
◦ Tidak nyeri.
◦ Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas.
◦ Lipoma kebanyakan berukuran kecil < 6 cm
Etiologi
◦ Riwayat keluarga yang menderita lipoma
◦ Orang berusia 40-60 tahun memiliki faktor resiko tinggi terkena lipoma karena perubahan metabolisme
dan gaya hidup.
◦ Obesitas
Tatalaksana
Operasi
◦ Operasi pengangkatan lipoma perlu dilakukan jika lipoma tumbuh besar dan menimbulkan rasa sakit
◦ Biasanya operasi bedah untuk alasan kosmetik

Anda mungkin juga menyukai