Disusun Oleh :
Maya Saputri 112022010
Pembimbing :
dr Agoes Kooshartoro, SpPD-KKV
Identitas Pasien
◦ Nama : Tn. MI
◦ Suku Bangsa : Sunda
◦ Jenis Kelamin : Laki-Laki
◦ Agama : Islam
◦ Tanggal Lahir : Gunung Halu, 04 Juni 1957
◦ Usia : 65 tahun ◦ Alamat : Kp. Kebon Kelapa
◦ Status Perkawinan : Menikah
◦ Tanggal Masuk RS : 23 November 2022
◦ Pekerjaan : Pensiunan PNS
Keluhan Utama : Pasien datang ke RS
untuk konsul pro-op tumor zygoma.
Penyebab
Hubungan Umur (tahun) Jenis kelamin Keadaan kesehatan
meninggal
(-) Trauma (-) Sekret (-) Bibir Kering (-) Gangguan Pengecap (-) Nyeri dada (-) Batuk Darah
(-) Gejala Penyumbatan (-) Pilek (-) Lidah (-) Selaput (-) Sesak Napas (-) Ortopnoe
(-) Nyeri (-) Epistaksis (-) Gusi (-) Stomatis (-) Berdebar (-) Batuk
(-) Gangguan
Penciuman
Katamenia Haid Ekstremitas
(-) Leukore (-) Perdarahan (-) Haid Terakhir (-) Jumlah dan Lamanya (-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Lain-Lain (-) Teratur/tidak (-) Nyeri (+) Nyeri (-) Sianosis
(-) Gangguan Haid (-) Pasca Menopause
(-) Menarche (-) Gejala Klimakterum
Anamnesis Sistem
Telinga Mata
Tuli : Tidak Exopthalmus : Tidak adaGerakan mata : normal
Selaput Pendengaran : Utuh, Intak Enophtalmus : Tidak adaLapangan penglihatan : normal
Lubang : Lapang Kelopak : Normal Tekanan bola mata : normal
Penyumbutan : Tidak Lensa : Jernih Deviatio konjugae : tidak
Serumen : Minimal Konjungtiva : tidak anemis Nystagmus : tidak
Perdarahan : Tidak Visus : normal
Cairan : Tidak Sklera : Tidak ikterik
Pemeriksaan Fisik
Mulut Leher
Bibir : Lembab JVP : 5-2 cmH2O
Tonsil : T1-T1 Kelenjar tiroid : tidak membesar
Langit-Langit : normal Kelenjar limfe : tidak membesar
Bau pernafasan : Tidak ada Dada
Gigi Geligi : normal Bentuk : normal
Trismus : Tidak ada Pembuluh darah : Tidak melebar
Faring : tidak hiperemis Buah dada : normal
Selaput lendir : normal
Lidah : normal, simetris
Sariawan : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik Paru
Depan Belakang
Inspeksi Dextra Simetris dalam keadaan statis dan dinamis Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Sinistra Simetris dalam keadaan statis dan dinamis Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Auskultasi Dextra Vesikuler (+), Wheezing (-). Ronkhi (-) Vesikuler (+), Wheezing (-). Ronkhi (-)
Sinistra Vesikuler (+), Wheezing (-). Ronkhi (-) Vesikuler (+), Wheezing (-). Ronkhi (-)
Pemeriksaan Fisik Jantung
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS VI, 2 Jari ke lateral dari linea midclavicularis
sinistra
Perkusi
Batas Kanan : ICS IV, linea sternalis kanan
Auskultasi Bunyi jantung I-II murni regular, Gallop (-). Murmur (-)
Pemeriksaan Fisik – Pembuluh Darah
◦ Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-), undulasi (-)
Glukosa Darah
Fungsi Ginjal
Glukosa Darah
Ureum 21 mg/dL 20 - 40
◦ Pemeriksaan penunjang
Hb: 10.2
HT : 32.4
GDP 232 mg/dL
Gula Darah 2 PP 536 mg/dL
DAFTAR MASALAH
DIABETES MELLITUS
TUMOR ZYGOMA
Analisis masalah
◦ Anamnesis : Sering BAK malam hari (+), merasa
lapar (+), sering merasa haus (+), nyeri pinggang
(+) menjalar ke kaki kiri, kesemutan (+), kebas (+). ◦ Rencana Edukasi :
◦ Pemeriksaan Penunjang: Hematologi Hb 10.2, Ht Obat diminum secara rutin dan tidak
32.4. Kimia klinik GDP 232 mg/dL, GD 2 jam PP boleh putus obat
536 mg/dL
Olahraga 3-5x/minggu selama 15-30
◦ Rencana pengobatan :
menit.
IVFD RL
Menjaga berat badan tetap ideal
Omeprazole 1x20 mg
Glibenclamid 5-0-2,5 Melakukan pengecekan gula darah
Metformin 2x500 mg
secara rutin
Prognosis
◦ Ad vitam : dubia ad bonam
◦ Ad functionam : dubia ad bonam
◦ Ad sanactionam : dubia ad bonam
Follow Up 23 November 2022 (PH-1) Follow Up 24 November 2022 (PH-2)
BAK malam hari (+) berkurang, nyeri pinggang (+) saat berjalan tetapi
BAK malam hari (+), nyeri pinggang (+), tumor zygoma (+), mual (-), lemas (+), muntah
S
(-), sakit kepala (-). Makan malam habis 1 porsi, minum habis 1.3 L. sudah membaik, mual (-), lemas (+), muntah (-), sakit kepala (-). Makan
pagi dan siang habis 1 porsi, minum habis 1 L.
O
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), BJ I-II murni regular, suara napas verikuler (+/+), Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), BJ I-II murni regular, suara napas verikuler
nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+) normoperistaltic, tumor zygomaticum sinistra 3-4 cm, (+/+), nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+) normoperistaltic, tumor zygomaticum
tidak nyeri, mobile, bulat menonjol sinistra 3-4 cm, tidak nyeri, mobile, bulat menonjol
IVFD RL IVFD RL
Omeprazole 1x20 mg Omeprazole 1x20 mg
P Glibenclamid 5-0-2,5 Glibenclamid 5-0-2,5
Metformin 2x500 mg Metformin 2x500 mg
Follow Up 25 November 2022 (PH-3) Follow Up 26 November 2022 (PH-4)
Nyeri pinggang (+) membaik, lebih enak saat tidur, lemas (+), demam (-),
Nyeri pinggang (+) membaik, lebih enak saat tidur, lemas (+), demam (-), sakit kepala (-), sakit kepala (-), nyeri perut (-), nyeri menelan (+). Makan pagi habis 1
nyeri perut (-). Makan pagi habis 1 porsi, minum dari malam habis 1.5 L, BAK malam 2x,
S
BAB normal darah lendir (-). Betis sampai telapak kaki terasa kebas, kesemutan dimana porsi, minum sejak pagi habis 1 L, BAK normal, BAB normal darah
sensasi lebih terasa pada kaki kiri. lendir (-). Betis sampai telapak kaki terasa kebas, kesemutan dimana
sensasi lebih terasa pada kaki kiri.
KU: TSS, Kes: CM KU: TSS, Kes: CM
TD: 110/70 mmHg, RR: 20 x/menit, HR: 72 x/menit, Suhu: 36,3 C, SpO2: 97%. TD: 120/70 mmHg, RR: 21x/menit, HR: 78x/menit, Suhu: 35,5 C, SpO2: 98%.
O
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), BJ I-II murni regular, suara napas verikuler (+/+), Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), BJ I-II murni regular, suara napas verikuler
nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+) normoperistaltic, tumor zygomaticum sinistra 3-4 cm, (+/+), nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+) normoperistaltic, tumor zygomaticum
tidak nyeri, mobile, bulat menonjol, batas tegas, tepi reguler sinistra 3-4 cm, tidak nyeri, mobile, bulat menonjol, batas tegas tepi reguler
IVFD RL IVFD RL
Omeprazole 1x20 mg Omeprazole 1x20 mg
P Glibenclamid 5-0-2,5 Glibenclamid 5-0-2,5
Metformin 2x500 mg Metformin 2x500 mg
DM TIPE 2
Diabetes melitus
◦ Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan:
- Sekresi insulin
- Kerja insulin
- Atau kedua duanya
Klasifikasi DM
Patogenesis
Kriteria Diagnosis
Diagnosis
◦ Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam
kelompok prediabetes yang meliputi toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa
terganggu (GDPT).
◦ Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100 − 125
mg/dL dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam < 140 mg/dL .
◦ Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 - jam setelah TTGO antara
140 − 199 mg/dL dan glukosa plasma puasa < 100 mg/dl. Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT.
◦ Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan
angka 5,7 − 6,4%.
Tes Laboratorium Darah
Pemeriksaan TTGO
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
Edukasi
Latihan fisik
Terapi nutrisi makan
Pola hidup sehat GOLUH SISAR
◦ Karbohidrat ◦ Protein
• protein yang dianjurkan adalah sebesar 10 % atau 0,8
• Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila g/kgbb dari kebutuhan kalori total
perlu dapat diberikan makanan selingan
• Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang,
seperti buah atau makanan lain cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk
susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
◦ Natrium
◦ Lemak
• Asupan natrium yaitu <1500 mg
• Tidak melebihi 30% total asupan energi
◦ Serat
• Anjuran konsumsi serat adalah sekitar 25-30 g/hari
• dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari kacang-
kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang
tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat,
dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.
Obat Antihiperglikemia Oral
Pemacu sekresi insulin
◦ Sulfonilurea ◦ Glinid
• Meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta ◦ Obat yang cara kerjanya mirip dengan
pankreas sulfonylurea
• Efek samping utama adalah hipoglikemia dan ◦ Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu
Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid
peningkatan berat badan
(derivat fenilalanin)
• Contoh : Glibenclamide, glipizide, ◦ Efek samping : hipoglikemik
glimepiride, gliquidone dan gliclazide ◦ Obat golongan glinid sudah tidak tersedia di
• Hampir semua sulfonilurea dimetabolisme di Indonesia
hepar dan diekskresi melalui ginjal.
• Glikuidon diekskresi melalui empedu dan
usus,
Obat Antihiperglikemia Oral
Penghambat alfa glukosidase
• Menghambat kerja enzim alfa glukosidase di saluran pencernaan sehingga menghambat absorpsi glukosa
dalam usus halus.
• Kontraindikasi : LFG ≤ 30 ml/min/1,73 m2, gangguan faal hati yang berat, irritable bowel syndrome
(IBS).
• Efek samping : flatus
• Contoh : acarbose
Obat Antihiperglikemia Oral
Penghambat enzim dipeptidil peptidase-4
• Penghambat DPP-4 akan menghambat lokasi pengikatan pada DPP-4 sehingga akan mencegah
inaktivasi dari glucagon-like peptide (GLP)-1.
• Proses inhibisi ini akan mempertahankan kadar GLP-1 dan glucose-dependent insulinotropic
polypeptide (GIP) dalam bentuk aktif di sirkulasi darah, sehingga dapat memperbaiki toleransi glukosa,
meningkatkan respons insulin, dan mengurangi sekresi glukagon.
• Contoh : vildagliptin, linagliptin, sitagliptin, saxagliptin dan alogliptin.
Obat Antihiperglikemia Oral
Penghambat Enzim Sodium Glucose co-transporter 2
• Obat ini bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi glukosa di tubulus proksimal dan meningkatkan
ekskresi glukosa melalui urin.
• Obat golongan ini mempunyai manfaat untuk menurunkan berat badan dan tekanan darah.
• Efek samping yang dapat terjadi akibat pemberian obat ini adalah infeksi saluran kencing dan genital.
• Pada pasien DM dengan gangguan fungsi ginjal perlu dilakukan penyesuaian dosis, dan tidak
diperkenankan menggunakan obat ini bila LFG kurang dari 45 ml/menit.
• Hati-hati karena obat ini juga dapat mencetuskan ketoasidosis
Obat Antihiperglikemia Oral
Obat Antihiperglikemia Oral
Insulin
Pencegahan
◦ Pencegahan primer : upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka
yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk menderita DM tipe 2 dan intoleransi glukosa
◦ Pencegahan sekunder : upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah
terdiagnosis DM Tipe 2
◦ Pencegahan tersier : ditujukan pada kelompok pasien diabetes yang telah mengalami penyulit dalam
upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup
5 pilar diabetes melitus
TUMOR ZYGOMA
Lipoma
◦ Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri dari lemak.
◦ Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), namun juga dapat dijumpai pada anak-anak.
Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat muncul dimanapun pada tubuh.
◦ Lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang
letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.
Gejala klinis
◦ Bersifat lunak pada perabaan
◦ Dapat digerakkan
◦ Tidak nyeri.
◦ Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas.
◦ Lipoma kebanyakan berukuran kecil < 6 cm
Etiologi
◦ Riwayat keluarga yang menderita lipoma
◦ Orang berusia 40-60 tahun memiliki faktor resiko tinggi terkena lipoma karena perubahan metabolisme
dan gaya hidup.
◦ Obesitas
Tatalaksana
Operasi
◦ Operasi pengangkatan lipoma perlu dilakukan jika lipoma tumbuh besar dan menimbulkan rasa sakit
◦ Biasanya operasi bedah untuk alasan kosmetik