Selain itu, dalam sesi ini guru juga diperkenalkan dengan panduan indikator serta proses evaluasi dan penilaian yang dapat dijadikan
referensi penilaian karya selama Presisi berlangsung. Dengan membahas dan mendiskusikannya, harapannya juga guru dapat
menyesuaikan indikator dan proses (alur dan instrumen yang digunakan) sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
Belajar Mandiri
Analisis SWOT proses evaluasi dan penilaian yang berlangsung di sekolah dikaitkan
dengan pembelajaran kontekstual:
- Apa yang sudah baik?
- Apa yang perlu diperbaiki/disesuaikan untuk mengakomodir kebutuhan pembelajaran
kontekstual?
Sesi asinkronus:
Analisis SWOT dan rekomendasi perbaikan dari
sistem evaluasi dan penilaian yang berjalan
Sesi 1:
Acuan Indikator Evaluasi dan Penilaian Proyek
Indikator Evaluasi dan Penilaian Program PRESISI 2021
Pengetahuan Keterampilan Sosial-Spiritual
Anak mampu mengidentifikasi potensi Anak mampu mengungkapkan dan Anak mampu menyadari/mengidentifikasi
minat dan bakatnya merancang proses pengembangan potensi peran dan pengaruhnya terhadap
minat dan bakatnya lingkungannya
Anak mampu mengidentifikasi sumber Anak mampu menggali dan mengolah Anak mampu menjalankan tanggung
belajar yang lekat dengan konteks ruang, informasi dari sumber belajar yang lekat jawab atas kesepakatan dalam menjalani
lokalitas, dan audiens di sekitarnya dengan konteks ruang, lokalitas, dan proses pembelajaran
audiens di sekitarnya
Anak mampu mengidentifikasi masalah di Anak mampu menyampaikan kebutuhan Anak mampu mengidentifikasi isu di
lingkungan sekitarnya dirinya kepada guru pendamping dalam lingkup diri dan lingkungan dalam proses
membantu proyeknya merespons isu di sekitarnya
Anak mampu mengartikulasikan gagasan Anak mampu menerapkan disiplin ilmu Anak mampu merespons aktif dan kreatif
yang dimiliki yang beragam dan memanfaatkan potensi terhadap isu di dalam diri dan lingkungan
teknologi di sekitarnya sekitarnya
Indikator Evaluasi dan Penilaian Program PRESISI 2021
Indikator tersebut dikembangkan dengan mengimajikan interaksi guru dan murid yang telah
tumbuh dari modul-modul yang telah dipelajari:
1. Modul 1: Pandangan KHD dan Driyarkara tentang Pendidikan
2. Modul 2: Paradigma Pendidikan Kontekstual
3. Modul 3: Transformasi Peran Guru
4. Modul 4: Teknologi Digital Sebagai Sumber Pelajaran
5. Modul 5: Pembelajaran Kontekstual Berbasis Proyek
6. Modul 6: Seni dan Budaya Sebagai Media Artikulasi Pengetahuan
7. Modul 7: Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kontekstual
8. Modul 8: Strategi Sekolah Untuk PRESISI
Diskusi Belajar Mandiri
1. Setiap peserta akan menyampaikan hasil belajar mandiri analisis SWOT di kelompoknya masing-
masing;
2. Kelompok berdiskusi menjawab pertanyaan “Apa yang bisa diperbaiki dari mekanisme evaluasi dan
penilaian yang ada untuk bisa mengakomodir kebutuhan pembelajaran kontekstual dihubungkan
juga dengan acuan indikator?”
3. Selanjutnya kelompok memilih juru bicara untuk bisa mempresentasikan hasil diskusi di ruangan utama
dalam waktu 5 menit.
Presentasi dan Diskusi
Break
Sesi 2:
Acuan Alat Ukur Evaluasi dan Penilaian Proyek
Penilaian terstandarisasi dan penilaian kelas
● Penilaian terstandarisasi, biasa dikenal juga dengan istilah high-stakes tests, adalah jenis
evaluasi yang biasa dilakukan dalam skala besar dan penggunaannya terkait dengan
keputusan-keputusan berisiko tinggi yang kaitannya lebih luas dari konteks pengambilan
penilaian, contoh: UNBK dan UTBK. Dalam bentuk ini elemen psikometri dan konsistensi
menjadi kunci.
● Namun, penilaian kelas biasanya terkait dengan keputusan yang lebih berisiko rendah dan
interpretasinya digunakan dalam lingkup yang lebih kecil. Oleh karena itu, hasil penilaian harus
bersifat praktis dan bermanfaat untuk memenuhi tujuan utama penilaian kelas:
meningkatkan efektivitas belajar.
Brookhart M., Susan, H. McMillan, James. 2019. Classroom Assessment and Educational Measurement. Routledge.
“Fungsi atau tujuan utama dari penilaian kelas adalah untuk
memberikan umpan balik atas suatu aktivitas belajar terhadap
anak; dengan sasaran membantu anak tersebut
memperbaiki aktivitas belajarnya di masa depan."
Brookhart M., Susan, H. McMillan, James. 2019. Classroom Assessment and Educational Measurement. Routledge.
Pembelajaran Berbasis Proyek/Pembelajaran Kontekstual
Survey Setelah
Survey Sebelum Refleksi dan Riset, Temuan, dan Catatan Presentasi 360
Belajar
Belajar Pemetaan Ide Karya Harian dan Derajat
Lingkungan Evaluasi
Alat Ukur
Survey Setelah
Survey Sebelum Lembar Refleksi Lembar Riset, Lembar Catatan Presentasi Evaluasi
Belajar
Belajar dan Pemetaan Temuan, dan Ide Harian dan 360 Derajat
Lingkungan Karya Evaluasi
1. Survey sebelum dan sesudah belajar disesuaikan dengan indikator yang digunakan;
2. Penilaian lembar kerja bisa dilakukan juga menyesuaikan dengan indikator yang digunakan;
3. Kita akan bahas Presentasi Evaluasi 360 Derajat lebih jauh.
Presentasi Evaluasi 360 Derajat
Alur Presentasi Evaluasi 360 Derajat dibagi menjadi dua bagian besar:
1. Presentasi/Laporan
Pada bagian ini anak-anak akan memberikan presentasi atas karya yang dia kerjakan dan proses yang dia lalui.
Presentasi dilakukan di depan seluruh anggota komunitas belajar. Jika memungkinkan, pada sesi ini sekolah juga
mengundang pihak-pihak yang menjadi narasumber utama pada proyek yang dikerjakan oleh anak-anak. Setelah
presentasi, seluruh audiens menilai hasil karya dan presentasi anak serta memberikan umpan balik secara langsung.
2. EvaluasiDiri
Pada bagian ini anak-anak diajak untuk merefleksikan proses pembelajaran yang telah dia lalui (apa yang
dipelajari, apa yang dapat diperbaiki ke depan), serta juga mengolah umpan balik yang didapatkan melalui sesi
presentasi.
Presentasi/Laporan (Contoh)
Contoh Poin Presentasi/Laporan: Contoh Poin Asesmen
1. Setiap kelompok mendiskusikan rencana penggunaan alat ukur evaluasi dan penilaian untuk proyek
yang sudah didiskusikan di modul sebelumnya, lalu rancang rekomendasi pengolahan nilai yang bisa
dilakukan untuk pelaporan di rapor sekolah.
2. Selanjutnya kelompok memilih juru bicara untuk bisa mempresentasikan hasil diskusi di ruangan utama
dalam waktu 5 menit.
Presentasi dan Diskusi
FAQ
1. Apakah penilaian sekolah harus secara sepenuhnya digantikan oleh penilaian Presisi ini?
Tergantung kondisi sekolah, proses pembelajaran di PRESISI harapannya dapat memperkaya proses pembelajaran anak yang
personal (karena mengerjakan karya pribadi), integratif (karena dimungkinkan lintas mata pelajaran), dan juga relevan (karena
berangkat dari sesuatu yang kontekstual di sekitar mereka). Hasil penilaian dapat menambahkan elemen penilaian dari beberapa
pelajaran yang ‘terlibat’ dalam karya siswa, dapat juga menggantikan seluruhnya.
2. Apakah indikator dan alat ukur penilaian Presisi boleh dimodifikasi?
Ya. Indikator dan alat ukur yang diajukan bersifat sebagai panduan, jika ada indikator atau alat ukur lain yang dianggap lebih
relevan dengan kondisi sekolah, silakan memodifikasi indikator dan alat ukur yang diberikan. Namun, sangat penting untuk
indikator dan proses penilaian tidak melenceng dari paradigma dasar pembelajaran kontekstual (penilaian yang holistik,
penilaian yang melibatkan anak, penilaian yang juga kontekstual dengan tujuan/kebutuhan anak).