Anda di halaman 1dari 36

ETIK DAN ASPEK LEGAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

NS. H. DEDI AFRIZAL, S.KEP., MH.


introduction
NAMA : NS. DEDI AFRIZAL., MH

TTL. : KOTABUMI, 19 FEBRUARI 1971

RIWAYAT PENDIDIKAN :
S1 KEPERAWATAN UMITRA LAMPUNG
PENDIDIKAN PROFESI NERS UNIVERSITAS
MALAHAYATI LAMPUNG
MAGISTER HUKUM UBL

RIWAYAT ORGANISASI :
KETUA DPD PPNI KAB. TULANG BAWANG
KETUA DPW PPNI PROVINSI LAMPUNG
KETUA DPP BIDANG ORGANISASI DAN
KADERISASI

RIWAYAT PEKERJAAN :
PNS 1992-2008
ANGGOTA DPRD PROV. LAMPUNG TH
2009-2014
KETUA DPRD PROV. LAMPUNG TH 2014-
2019
PRAKTIK KEPERAWATAN
ETIK LEGAL

KEWENANGAN
KEBAIKAN KEAHLIAN FORMIL
MATERIIL

ETIS/
BERMORAL KOMPETEN BERIZIN

PENERAPAN KODE PROSES PROSES SEUSAI


ETIK DAN NILAI PENGAKUAN PERATURAN UU
MORAL
AKUNTABILITAS PROFESI

ORGANISASI Profesi
MKEK, KOMITE ETIK
LEMBAGA DISIPLIN
PWT INSTITUSI
MTKI
SANKSI ETIK
SANKSI DISIPLIN
DISIPLIN
STD
PROFESI
HUKUM
PENEGAK HUKUM Per UUan
POLISI, JAKSA, ADVOKAT,
HAKIM
SANKSI HUKUM
PIDANA, PERDATA, ADM
ETIKA DAN KODE ETIK KEPERAWATAN
 Etika keperawatan ; suatu sikap etis yang harus
dimiliki oleh seorang perawat sebagai bagian
integral dari sikap hidup dalam mengemban
tugasnya sebagai seorang perawat dengan
menerapkan norma-norma etis keperawatan dalam
kehidupan profesi dan kehidupan bermasyarakat.

 Etika keperawatan juga mejadi sebuah landasan


seorang perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada masyarakat sehingga
terlindungi dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
KODE ETIK KEPERAWATAN NDONESA

 Kode etik Adalah pernyataan standar profesional


yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan
menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan.
 Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi
perawat adalah kode etik perawat nasional
Indonesia, dimana seorang perawat selalu
berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA

 PERAWAT-KLIEN
 PERAWAT- PRAKTIK
 PERAWAT – MASYARAKAT
 PERAWAT – TEMAN SEJAWAT
 PERAWAT - PROFESI
A. PERAWAT DAN KLIEN
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien
dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik
dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.
3. tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
dikehendaki sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
B. PERAWAT DAN PRAKTIK
1) Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi
dibidang keperawatan melalui belajar terus-menerus
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional yang menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
klien.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang akurat dan mempertimbangkan
kemampuan sertakualifikasi seseorang
bilamelakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan
perilaku profesional.
c. Perawat dan masyarakat
 Perawat mengemban tanggung jawab
bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.
D. Perawat dan teman sejawat
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan
baik dengan sesame perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan
2. Perawat bertindak melindungi klien dari
tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten,
tidak etis dan ilegal
5 PERAWAT DAN PROFESI
1. Perawat mempunyai peran utama dalam
menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan
pengembangan profes keperawatan
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi
untuk membangun dan memelihara kondisi
kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.
SUMPAH PROFESI PERAWAT
Saya bersumpah bahwa:
1. Saya akan membaktikan hidup saya untuk kepentingan kemanusiaan
terutama dalam bidang kesehatan tanpa membeda-bedakan kesukuan,
kebangsaan, keagamaan, jenis kelamin, golongan, aliran politik dan
kedudukan sosial.
2. Saya akan menghormati setiap hidup insani sepanjang daur kehidupannya.
3. Saya akan mempertahankan dan menjunjung tinggi martabat profesi
keperawatan dengan terus menerus mengembangkan ilmu keperawatan.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan
dan keilmuan saya sebagai perawat kecuali jika diminta keterangan untuk
proses hukum.
5. Saya akan senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat.
6. Saya akan membina kerja sama sebaik-baiknya dengan tenaga kesehatan
dan pihak lain dalam pemberian pelayanan kesehatan.
7. Saya akan tetap memberikan penghormatan yang selayaknya kepada guru
dan pembimbing saya.
8. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh
keinsyafan.
EKSISTENSI KEPERAWATAN

A. UU 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN


A. UU 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN
B. PERMENKES 26 TAHUN 2019 TENTANG JUKLAK
UU 38 2014
C. PERATURAN LAIN :
◦ UU 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
◦ UU 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
◦ PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2018 TENTANG
PELAYANAN KEGAWATDARURATAN
◦ PERMENKES 83 TAHUN 2019 TTG REGISTRASI NAKES
PERATURAN MENTERI 26 TAHUN 2019 TENTANG
JUKLAK UU 38 2014

Mengatur mengenai:
 jenis Perawat;
 perizinan;
 penyelenggaraan Praktik Keperawatan;
 praktik mandiri Perawat;
 kebutuhan pelayanan kesehatan/Keperawatan

dalam suatu wilayah;


 pembinaan dan pengawasan.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA
KEWENANGAN PERAWAT
Pasal 16 Permenkes 26 th 2019
Perawat bertugas sebagai:
 pemberi Asuhan Keperawatan;
 penyuluh dan konselor bagi Klien;
 pengelola Pelayanan Keperawatan;
 peneliti Keperawatan;
 pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan

wewenang; ( pasal 27 dan 28)


 pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan

tertentu.( Pasal 30 )
KEWENANGAN PERAWAT
Pasal 17 Permenkes 26 th 2019
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf (a) di bidang upaya
kesehatan perorangan, Perawat berwenang:

1. Melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;


2. diagnosis Keperawatan;
3. merencanakan tindakan Keperawatan;
4. melaksanakan tindakan Keperawatan;
5. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
6. melakukan rujukan;
7. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
8. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan
dokter;
9. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
10.melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas
terbatas.
PELIMPAHAN WEWENANG
Pasal 27
 Tugas sebagai pelaksana tugas berdasarkan

pelimpahan wewenang sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 huruf e
dilaksanakan berdasarkan:
a. Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan
medis dari dokter dan evaluasi pelaksanaannya;
atau
b. Dalam rangka pelaksanaan program pemerintah
Pasal 28
1) Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis
dari dokter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
huruf a dapat berupa pelimpahan wewenang delegatif
atau mandat.
2) Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan
secara tertulis.
3) Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh tenaga medis
kepada Perawat untuk melakukan sesuatu tindakan
medis di bawah pengawasan tenaga medis yang
melimpahkan wewenang
4) Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk
melakukan sesuatu tindakan medis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh tenaga medis kepada Perawat dengan
disertai pelimpahan tanggung jawab.
5) Pelimpahan wewenang secara delegatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
dapat diberikan kepada Perawat Profesi atau
Perawat Vokasi terlatih.
6) Pelimpahan wewenang untuk melakukan
tindakan medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sesuai dengan kompetensinya
7) Jenis tindakan medis dalam pelimpahan wewenang
secara mandat meliputi tindakan:
a. memberikan terapi parenteral;
b. menjahit luka; dan
c. tindakan medis lainnya sesuai dengan kompetensi Perawat.
8) Jenis tindakan medis dalam pelimpahan wewenang
secara delegatif meliputi tindakan:
a. memasang infus;
b. menyuntik;
c. imunisasi dasar; dan
d. tindakan medis lainnya yang dilakukan sesuai dengan
kompetensi Perawat
9) Jenis tindakan medis lainnya dalam pelimpahan
wewenang secara mandat atau delegatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf c
dan ayat (8) huruf d, ditetapkan oleh:
a. Pimpinan rumah sakit bagi pelimpahan wewenang yang
dilakukan dari tenaga medis di rumah sakit atas usulan
komite medik dan komite keperawatan; dan
b. Kepala dinas kesehatan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota bagi pelimpahan wewenang yang
dilakukan dari tenaga medis di pusat kesehatan
masyarakat dan/atau klinik atas Usul kepala pusat
kesehatan masyarakat dan/atau Pimpinan klinik.
KEADAAN GAWAT DARURAT
PMK 26 TH 2019, PASAL 33
1. Dalam keadaan darurat untuk memberikan
pertolongan pertama, Perawat dapat melakukan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan
kompetensinya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien
dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
3. Selain bertujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), pemberian pertolongan pertama ditujukan untuk
mengurangi rasa sakit dan menstabilkan kondisi
Klien.
4. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam
nyawa atau kecacatan Klien.
5. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Perawat sesuai
dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
6. Keadaan darurat yang ditetapkan oleh Perawat
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan
penilaian terhadap keadaan Klien
7. Perawat wajib merujuk Klien kepada dokter atau
Fasilitas Pelayanan Kesehatan setelah pertolongan
pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selesai dilakukan.
PMK NOMOR 47 TAHUN 2018,
TENTANG PELAYANAN KEGAWATDARURATAN
Pasal 3
(1) Pelayanan Kegawatdaruratan harus memenuhi kriteria
kegawatdaruratan.
(2) Kriteria kegawatdaruratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
◦ a. mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang
lain/lingkungan;
◦ b. adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan
sirkulasi;
◦ c. adanya penurunan kesadaran;
◦ d. adanya gangguan hemodinamik; dan/atau
◦ e. memerlukan tindakan segera.
(3) Menteri dapat menetapkan kriteria gawat darurat
selain sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
PERLINDUNGAN HUKUM
 Hukum memberikan jaminan bahwa
hak-hak seseorang tidak dilanggar oleh
orang lain,dan apabila pada kenyataannya
hak seseorang telah dilanggar oleh orang
lain, hukum mengupayakan agar adanya
pemulihan dalam bentuk kompensasi.
UU No 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 58
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya.

(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.

28
ADVOKASI
 Memperoleh bantuan hukum merupakan
hak setiap warga negara
 Tenaga Kesehatan dapat melakukan self

advocacy bila ia memiliki kemampuan bela


diri (self defense).
 Bantuan hukum oleh advocat dapat

dilakukan sejak seseorang diperiksa pada


tingkat penyidikan.
SYARAT MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HK

 Seseorang harus berada pada posisi


yang benar menurut kaca mata hukum.

 Seseorang dikatakan berada dalam


posisi yang benar apabila keadaan atau
tindakannya sesuai dengan aturan
hukum atau dengan perkataan lain
tidak melanggar aturan hukum.
ART PPNI Pasal 21, Hak Anggota ;

C. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam


melaksanakan tugas organisasi dan profesi,
apabila memenuhi :
1. AD/ART;
2. Kode Etik Perawat Indonesia;
3. Standar Kompetensi;
4. Standar Praktik;
5. Peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku; dan
6. Ketentuan organisasi.
PENTINGNYA REGISTRASI DAN SIPP
 Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan
wajib memiliki STR.
 STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Konsil Keperawatan setelah
memenuhi persyaratan.
 Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
◦ memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan;
◦ memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
◦ memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
◦ memiliki surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji profesi; dan
◦ membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
UU 36 THUN 2014 TENTANG TENAGA
KESEHATAN
Pasal 44
 Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan

praktik wajib memiliki STR.


 STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga


Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.
Pasal 46
 (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang

menjalankan praktik di bidang pelayanan


kesehatan wajib memiliki izin.
KETENTUAN PIDANA, UU 36 TAHUN
2014 TENTANG NAKES
Pasal 84
 Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian

berat yang mengakibatkan Penerima Pelayanan


Kesehatan luka berat dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun.
 Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) mengakibatkan kematian, setiap Tenaga


Kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun.
Pasal 85
 Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja

menjalankan praktik tanpa memiliki STR sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).

Pasal 86
 Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik

tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
WAJIB BAGI PERAWAT
 memahami dan mematuhi segala bentuk
peaturan perundang-undangan
 Memahami Mekanisme HK
 mematuhi standar Kompetensi, standar

praktik, SOP dan standar-standar lainnya,


 mematuhi kode etik keprawatan
 mengembangkan ilmu keperawatan

Anda mungkin juga menyukai