Anda di halaman 1dari 21

Isu Kontemporer Audit:

SNP Finance

Kelompok 7
Annisa Syavitri (2106792133)
James Handoyo (2006619854)
Michael Filbery (2006619923)
Tamara B. Nasution ( 2106792852)
Latar Belakang
1 Kasus

2
Pemegang saham per 31 Desember 2017:
- Leo Chandra (kepemilikan sendiri) ->
Latar Belakang 33,34%
- Leo Chandra dan keluarga melalui
PT Cipta Pratama Mandiri -> 66,66%
Columbia Group:
Alur Bisnis Columbia Group:
PT Cipta Pratama Mandiri -
bidang retail - Columbia menerima order pembelian berbagai
barang elektronik maupun perabot rumah tangga
lainnya dari konsumen
PT Citra Prima Mandiri -
bidang retail - Order tersebut diteruskan kepada PT Cipta
Pratama Mandiri maupun PT Citra Prima Mandiri
yang merupakan perusahaan ritel untuk pengadaan
PT Sunprima Nusantara barang.
Pembiayaan (SNP Finance)
- Proses pembiayaan atas pengadaan barang
tersebut diproses oleh SNP Finance, untuk
Citra Panji Mandiri - memfasilitasi kredit dan cicilan bagi customer
Pembiayaan Columbia.
3
Latar Belakang

Implikasi:
Kinerja keuangan SNP sangat
Alur Bisnis Columbia Group:
bergantung pada Columbia. Ketika
Bisnis Columbia mengalami - Columbia menerima order pembelian berbagai
kemunduran, hal ini berdampak pada barang elektronik maupun perabot rumah tangga
SNP. lainnya dari konsumen

- Order tersebut diteruskan kepada PT Cipta


Pratama Mandiri maupun PT Citra Prima Mandiri
Kemunduran bisnis Columbia disebabkan yang merupakan perusahaan ritel untuk pengadaan
oleh perubahan consumer behaviour yang barang.
lebih senang belanja di e-commerce,
terlebih e-commerce juga menawarkan - Proses pembiayaan atas pengadaan barang
fasilitas kredit dengan tenor bahkan sampai tersebut diproses oleh SNP Finance, untuk
12 bulan memfasilitasi kredit dan cicilan bagi customer
Columbia.
4
Modus Operandi

Mengajukan pinjaman
fasilitas kredit modal kerja Bank Mandiri Bank BCA
dan fasilitas kredit
rekening koran.
11 Bank
Melalui joint financing Bank Panin
lainnya
ataupun langsung

Piutang dan Penjualan


Fiktif:
agar kreditur melihat bahwa masih ada harapan
untuk mendapat pengembalian pokok pinjaman
dan bunga Jaminan: piutang konsumen
Columbia (PT Citra Prima Mandiri)

5
Selain pinjaman dari bank, SNP finance membuka keran
pendanaan baru melalui penjualan surat utang jangka
menengah, medium term notes (MTN).

MTN ini diperingkat oleh Pefindo (Pemeringkat Efek


Indonesia) salah satunya adalah berdasarkan laporan
keuangan SNP Finance yang diaudit oleh Deloitte.
Awalnya peringkat efek SNP Finance sejak Desember
2015 – 2017 adalah A-, bahkan kemudian naik menjadi A
di Maret 2018.
Bulan Mei 2018 ketika kasus SNP mulai terkuak, perikat
efek SNP Finance turun menjadi CCC bahkan di bulan
yang sama tersebut turun lagi menjadi SD (Selective
Default).

6
Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU)
19 April 2 Mei 4 Mei 14 Mei
2018 2018 2018 2018

SNP dimohonkan
Majelis Hakim PN
pernyataan pailit di
SNP mengajukan Jakpus mengabulkan OJK membekukan
Pengadilan Niaga
PKPU di PN Jakpus permohonan PKPU kegiatan usaha SNP
Jakarta Pusat
Sementara
Tagihan per PKPU: Rp4,094 triliun. Perinciannya:
- lima kreditur tanpa jaminan atau konkuren dengan tagihan Rp338 juta,
- Rp3,957 triliun untuk 354 kreditur separatis atau pemegang jaminan,
- tagihan bunga dan denda senilai Rp17,020 miliar dari kreditur separatis.

Sementara rincian kreditur separatis antara lain:


- 14 kreditur berasal dari perbankan dengan tagihan senilai Rp2,22 triliun. Dari jumlah itu, Rp1,4 triliun
merupakan kredit yang diberikan oleh PT Bank Mandiri Tbk. Sisanya, tagihan senilai Rp1,85 triliun
adalah jumlah yang harus dibayarkan kepada 336 pemegang MTN terbitan SNP Finance. 7
Keterlibatan Auditor pada
2 Kasus SNP

8
Pembelaan Auditor
Proses audit yang dilaksanakan ternyata tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan dari pemalsuan data yang dilakukan oleh
manajemen SNP Finance. Marketing & Communications Lead of Deloitte, Steve Aditya, mengemukakan bahwa KAP SBE
menerbitkan laporan auditor Independen atas laporan keuangan SNP Finance untuk tahun buku 2016. Audit tersebut tidak
terkait dengan keperluan penerbitan MTN yang dilakukan SNP pada 2017 dan 2018. Selain itu, Steve juga menegaskan,
bahwa audit yang dilakukan SBE atas laporan keuangan SNP Finance sudah dilaksanakan berdasarkan standar audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). SBE juga tidak pernah dimintai persetujuan atau pemberitahuan
oleh SNP Finance jika laporan audit atas laporan keuangannya digunakan dalam rangka penerbitan MTN. Steve juga
mengatakan bahwa KAP Deloitte memiliki standar pengendalian mutu yang ketat. Sebelum laporan auditor independen
diterbitkan harus melalui penelaahan pengendalian mutu internal yang ketat yang dilakukan oleh rekan dan manajer yang
tidak terlibat dalam perikatan audit.

9
Sanggahan Pembelaan Auditor
Mengutip data resmi Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), dalam melakukan audit laporan keuangan SNP tahun buku
2012 sampai dengan 2016, mereka belum sepenuhnya menerapkan pengendalian sistem informasi terkait data nasabah dan
akurasi jurnal piutang pembiayaan. Akuntan publik tersebut belum menerapkan pemerolehan bukti audit yang cukup dan tepat
atas akun piutang pembiayaan konsumen dan melaksanaan prosedur yang memadai terkait proses deteksi risiko kecurangan
serta respons atas risiko kecurangan. Di samping itu, PPPK juga menyatakan sistem pengendalian mutu akuntan publik
tersebut mengandung kelemahan. Pasalnya, sistem belum bisa mencegah ancaman kedekatan antara personel senior (manajer
tim audit) dalam perikatan audit pada klien yang sama untuk suatu periode yang cukup lama.

10
Keputusan Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan menilai bahwa hal tersebut berdampak pada berkurangnya skeptisisme profesional akuntan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Kementerian Keuangan menjatuhkan sanksi administratif kepada mereka berupa
pembatasan pemberian jasa audit terhadap entitas jasa keuangan selama 12 bulan yang mulai berlaku tanggal 16 September
2018 sampai dengan 15 September 2019.
Selain terhadap dua akuntan publik tersebut, Kementerian Keuangan juga menghukum Deloitte Indonesia. Mereka diberi
sanksi berupa kewajiban untuk membuat standar kebijakan dan prosedur dalam sistem pengendalian mutu akuntan publik
terkait ancaman kedekatan anggota tim perikatan senior. Deloitte Indonesia juga diwajibkan mengimplementasikan kebijakan
dan prosedur serta melaporkan pelaksanaannya paling lambat 2 Februari 2019.

11
Keputusan Kementerian Keuangan
Sanksi tersebut dibuat dengan pertimbangan bahwa AP Marlinna, AP Merliyana Syamsul dan Deloitte telah melakukan
pelanggaran berat yaitu melanggar POJK Nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik. Pertimbangannya antara lain adalah sebagai berikut:
1. Telah memberikan opini yang tidak mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya
2. Besarnya kerugian terhadap industri jasa keuangan dan masyarakat yang ditimbulkan atas opini kedua AP tersebut atas
Laporan Keuangan Tahunan Audit (LKTA) SNP Finance
3. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan akibat dari kualitas penyajian oleh akuntan
publik.

12
Keputusan Kementerian Keuangan
Sanksi tersebut dibuat dengan pertimbangan bahwa AP Marlinna, AP Merliyana Syamsul dan Deloitte telah melakukan
pelanggaran berat yaitu melanggar POJK Nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik. Pertimbangannya antara lain adalah sebagai berikut:
1. Telah memberikan opini yang tidak mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya
2. Besarnya kerugian terhadap industri jasa keuangan dan masyarakat yang ditimbulkan atas opini kedua AP tersebut atas
Laporan Keuangan Tahunan Audit (LKTA) SNP Finance
3. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan akibat dari kualitas penyajian oleh akuntan
publik.

13
Isu Kontemporer Audit pada
3 Kasus SNP

14
Red Flags
Terdapat beberapa indikasi-indikasi yang perlu diperhatikan oleh auditor dalam mencegah
1. Auditor harus melakukan sampling dan meminta konfirmasi terhadap para debitur. Apabila auditor mengalami kendala
saat meminta konfirmasi kepada para debitur, maka auditor harus menempuh cara-cara lain dalam rangka memastikan
bahwa piutang tersebut benar-benar ada. Seperti mengecek apakah ada pembayaran dari debitur terhadap piutang-
piutang SNP.
2. Salah satu modus yang dilakukan oleh SNP adalah memalsukan data para debiturnya. Apabila cara-cara yang telah
dilakukan untuk mengkonfirmasi kebenaran piutang tersebut tidak berhasil. Maka auditor juga dapat mengecek
keaslian dari data-data debitur yang diserahkan kepada auditor. Seperti mengecek keaslian KTP dan NPWP debitur.
3. Perlu diselidiki lebih lanjut mengenai akun utang bank pada laporan keuangan SNP Finance. Dimana diduga terdapat
kecenderungan peningkatan penerimaan utang bank yang lebih tinggi dibandingkan pembayaran/pengembalian utang
bank. Kenaikan utang bank tersebut juga harus dibandingkan dengan tingkat penyaluran kredit kepada nasabah, Jika
tingkat penyaluran kredit sangat jauh lebih kecil dibandingkan perolehan utang bank, maka terdapat dugaan bahwa
adanya nilai fiktif pada akun piutang. Akun piutang fiktif tersebut digunakan oleh SNP Finance untuk meningkatkan
tingkat likuiditas perusahaan dalam menghadapi liabilitas yang akan jatuh tempo, sehingga dqapat meningkatkan
rating utang SNP Finance.

15
PSAK Terkait
Pada saat terjadinya kasus SNP, standar akuntansi atas instrumen keuangan masih mengacu pada PSAK 55. Dimana
PSAK 55 masih menganut konsep incurred loss, yang kewajiban pencadangannya baru muncul jika terjadi
peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar. Dan untuk lebih memastikan penyediaan informasi yang
lebih relevan dan akurat dalam penilaian jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan entitas. Maka per 1
Januari 2020, diberlakukanlah PSAK 71 untuk menggantikan PSAK 55 tersebut. PSAK 71 ini menganut konsep
expected loss, yang berbeda dengan PSAK 55. PSAK 71 mengharuskan perusahaan untuk menyediakan
pencadangan sejak awal periode akuntansi. Perusahaan yang berinvestasi di sektor keuangan, seperti menerbitkan
obligasi atau MTN harus menghitung Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dengan menambahkan prediksi
masa depan atau kerugian yang diperkirakan (expected loss). Penentuan CKPN ini dapat berdasarkan berbagai
pertimbangan, seperti dengan pertimbangan data historis, external rating, serta prediksi kondisi ekonomi di masa
mendatang.

16
ISA Terkait
ISA 505: External Confirmation
External Confirmation adalah audit bukti yang diperoleh sebagai tanggapan tertulis langsung dari pihak ketiga
dalam bentuk tertulis, elektronik atau media lainnya. Cakupan pada konfirmasi eksternal umumnya digunakan
dalam kaitannya dengan saldo akun, tetapi tidak perlu dibatasi pada item-item ini. Misalnya, auditor dapat meminta
konfirmasi eksternal tentang ketentuan perjanjian.

Pada kasus SNP Finance, manajemen melakukan pengakuan piutang-piutang fiktif pada penyajian laporan
keuangan.
➔ Auditor harus melakukan konfirmasi eksternal pada pihak ketiga terhadap saldo piutang.
➔ Jawaban konfirmasi dikirimkan langsung oleh pihak ketiga.
➔ Mendapatkan jawaban seluruh konfirmasi, apabila tidak dijawab melakukan pengecekan ke dokumen
lain yang meyakinkan saldo piutang tersebut eksis.
➔ Apabila sebagian besar konfirmasi tidak dijawab, auditor seharusnya mempertanyakan hal tersebut dan
memeriksa dokumen pendukung lainnya, atau mengecek penyaluran dan penerimaan dana customer
dalam list piutang yang ada.

17
ISA Terkait
ISA 530: Audit Sampling
Tujuan penggunaan metode sampling audit yaitu menyediakan pertimbangan-pertimbangan yang cukup bagi auditor
untuk menarik kesimpulan tentang populasi dari mana sampel dipilih. Sampling audit memungkinkan auditor untuk
menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.
Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemilihan sampel.
Kemudian menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel, mengambil kesimpulan, dan memproyeksikan
salah saji apabila terjadi.
Dalam pengambilan sampel untuk menguji saldo piutang SNP Finance, maka pengambilan sampel harus
mempertimbangkan:
Tujuan : memastikan eksistensi piutang dengan mengirim konfirmasi
Risiko salah saji asersi : asersi eksistensi, risiko tinggi
Populasi yang diuji : saldo piutang akhir tahun
Item yang dikeluarkan: piutang yang bernilai tinggi harus dikonfirmasi
Pengurangan risiko melalui
uji pengendalian : ada/ tidak ada
Confidence factor : ada/ tidak ada sumber lain untuk menurunkan risiko
Performance materiality : PM untuk audit SNP
Expected deviation : tidak ada 18
ISA Terkait
ISA 220: Quality Control for an Audit Financial Statement
ISA 220 mengatur tanggung jawab khusus auditor mengenai prosedur pengendalian mutu untuk suatu audit atas laporan keuangan. ISA
220 juga membahas tanggung jawab peninjau pengendalian kualitas perikatan.
Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu merupakan tanggung jawab kantor audit. Berdasarkan ISQC 1, perusahaan memiliki
kewajiban untuk menetapkan dan memelihara sistem pengendalian kualitas untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa:
KAP dan personelnya mematuhi standar profesional dan persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku; dan Laporan yang dikeluarkan
oleh KAP atau rekan perikatan adalah sesuai dengan kondisinya.
Dalam konteks sistem pengendalian mutu KAP, tim perikatan memiliki tanggung jawab untuk menerapkan prosedur pengendalian mutu
yang dapat diterapkan pada perikatan audit dan memberikan informasi yang relevan kepada KAP untuk memungkinkan berfungsinya
bagian dari sistem pengendalian mutu.

Dalam kasus SNP Finance ini, KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan dapat meminimalisir risiko terhadap kejadian pada kasus ini
yang mungkin sebagian besar merupakan kesalahan murni dari pihak Akuntan Publik. KAP dapat melakukan proses review ulang
terhadap pelaksanaan audit yang dilakukan terhadap SNP Finance untuk membuktikan bahwa telah dilaksanakan sesuai standar
audit. Namun dalam kenyataannya, sistem pengendalian mutu yang dimiliki oleh KAP memiliki kelemahan karena belum dapat
melakukan pencegahan yang tepat atas ancaman yaitu kedekatan antara auditor dengan klien, sehingga berakibat terhadap
pengujian yang dilakukan auditor terhadap SNP Finance tidak mampu mendeteksi adanya kejanggalan pada laporan keuangan.
19
Prosedur Audit yang perlu dilakukan
Auditor
1. Auditor harus melakukan sampling dan meminta konfirmasi terhadap para debitur. Apabila auditor mengalami kendala
saat meminta konfirmasi kepada para debitur, maka auditor harus menempuh cara-cara lain dalam rangka memastikan
bahwa piutang tersebut benar-benar ada. Seperti mengecek apakah ada pembayaran dari debitur terhadap piutang-
piutang SNP.
2. Memastikan keabsahan data-data debitur/customer dari SNP Finance. Beberapa data yang perlu dicek kebenarannya
antara lain NPWP dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setelah itu Auditor dapat mengkonfirmasi kebenaran transaksi
yang dilakukan Klien tersebut, apakah sudah sesuai dengan invoice yang disampaikan SNP Finance.
3. Membandingkan arus masuk utang bank terhadap pembayaran/pelunasan utang bank dan juga terhadap penyaluran
kredit kepada Nasabah. Hal ini untuk mengkonfirmasi keabsahan akun piutang dan juga tingkat likuiditas SNP
Finance.

20
Kesimpulan
◉ Auditor tidak dapat menangkap kejanggalan yang terjadi pada SNP Finance, yaitu terjadinya piutang-piutang fiktif.
◉ Auditor sebaiknya lebih memperhatikan pengecekan pengendalian internal serta fokus pada pengecekan dan prosedur
audit pada akun-akun material dan utama pada bisnis perusahaan, misalnya piutang pembiayaan pada SNP Finance,

21

Anda mungkin juga menyukai