Anda di halaman 1dari 27

HIV/AIDS TUGAS KELOMPOK 3

PADA REMAJA 1.
2.
SAHRIL LOVA
ANGGA HARYADI
3. ABDULLAH
4. KHOTIB
5. IKA NURHISTRIANIKA
6. YENI ANGGRAENI
7. ATI SETIAWATI

@StikesYatsi2022
A. LATAR BELAKANG
HIV yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia
tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenapati(LAV), adalah suatu
retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah
sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV. Pengertian AIDS menurut beberapa ahli an-
tara lain : AIDS adalah infeksi oportunistik yang meny-
erang seseorang dimana mengalami penurunan system
imun yang
mendasar (sel T berjumlah 200 atau kurang) dan memiliki an-
tibodi positif terhadap HIV. (Anwar Hafis,2014).
lanjutan
Menurut catatan UNICEF th 2017 kematian terkait AIDS dikalangan remaja meningkat. Meningkatnya
jumlah kasus HIV/ AIDS terjadi salah satunya karena perilaku remaja yang sudah mengindikasi
kearah perilaku beresiko.

Perilaku berpacaran, hubungan seks pranikah ke-


jadian 34,7 remaja putri, 30,9% remaja putra

Rasa ingin tahu 57,5%, dipaksa 12,5%


(survei SDKI dan BPS)
Etiologi
Cara penularan AIDS antara lain sebagai berikut :
1. Hubungan seksual, dengan risiko penularan 0,1-1% tiap hubungan
seksual. (Anwar Hafis, 2014)
2. Melalui darah,yaitu :
a. Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-
98%.
b. Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan
0,003%
c. Terpapar mukosa yang mengandung HIV, risiko penularan
0,0051%
3. Transmisi dari ibu ke anak :
a. Selama kehamilan
b. Saat persalinan,risiko penularan 50%
c. Melalui air susu ibu (ASI) 14%. (Anwar Hafis, 2014)
Patofisiologi
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan
antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang
terinfeksi HIV akan menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama, dan
mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Berbeda dengan
virus lain yang menyerang sel target dalam waktu singkat, virus HIV
menyerang sel target dalam jangka waktu lama. Supaya terjadi infeksi, virus
harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit.
Materi genetik virus dimasukan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam
sel, virus berkembang biak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta
melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian
menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya. (Anwar Hafis, 2014).
TANDA DAN GEJALA
MAYOR MINOR

• Menurunnya bb >10% dalam • Mengalami batuk > 1 bulan


waktu 1 bulan • Mengalami dermatitis
• Mengalami diare > 1bulan • Mengalami herpes zozter
• Mengalami demam secara • Adanya candidias orofaringeal
berkepanjangan • Mengalami herpes simpleks
• Gangguan neurologis dan
penurunan kesadaran
Cara Penularan
Ada 3 cara :

Hubungan sexual Kontak langsung Penularan secara


• Vaginal • Tranfusi Darah (9o%) vertical
• Oral • Jarum suntik (10%) • Ibu hamil pengidap
• anal HIV baik saat hamil,
melahirkan
Cara PENCEGAHAN
ADA 3 CARA PENCEGAHAN

PENCEGAHAN PENULARAN PENCEGAHAN MELALUI JARUM


PENCEGAHAN TERHADAP DARAH
MELALUI HUBUNGAN SEXUAL SUNTIK

• A ( Abstinence : puasa melakukan • Hati- hati saat melakukan tin- • Hati- hati saat menggunakan
hub sexual dakan terkait darah jarum suntik
• Be Faithfull (setia pada pasangan • Memastikan penderita HIV /Aids • Gunakan peralatan suntik yg steril
• C ( condom ) tidak melakukan transfusi darah
• D (don’t injck jgn menyuntikkan • Mengecek dan memastikan darah
narkoba) yang akan ditransfusikan tidak
• E (education , mendptkan edukasi terinfeksi HIV/ AID
yg benar ttg HIV aid, kes repro-
duksi, napza
2. REMAJA
REMAJA  BAHASA LATIN ADOLESCENCE yang berarti
tumbuh kearah kematangan baik kematangan fisik,
sosial maupun psikologis ( Soetiningsih, 2007)

Menurut BKKBN rentang usia remaja 10-24 th

WHO usia remaja 12 sampai 24 tahun

Kesimpulan : Remaja merupakan kelompok usia 10-24


tahun yang memasuki masa transisi dari anak menuju
dewasa
b. Tahap Perkembangan Remaja
Remaja awal Remaja Madya Remaja Akhir

• Usia 12-15 th • Usia 15-18 th • Usia 18-21 th


• Cemas terhadap penampilan • Remaja lebih mampu • Remaja lebih menyiapkan
tubuhnya berkompromi, bertoleransi diri untuk menyiapkan diri ke
• Remaja cenderung berperi- untuk menerima pndapat masa dewasa ditandai den-
laku memberontak orang lain gan dengan beberapa pen-
• Berfikir teman lebih penting • Membutuhkan kawan se- capaian yang lebih mantap
• Mulai adanya ketertikan bayanya dan lebih solidaritas • Lebih beradaptasi dengan
pada lawan jenis berdampak lebih meng- orang lain dan mencari pen-
habiska wahtu bersama te- galaman baru
mannya • Lebih mampu membuat
• Mempererat hubungan den- hubungan stabil dengan
gan lawan sejenis lawan jenis dan lebih serius
c. Karakteristik Remaja
• Perkembangan fisik remaja cenderung lebih cepat
• “fase Pubertas
1

• Perkembangan intelektual pada remaja mampu berpikir kritis thd sesuatu yang terjadi
pada dirinya
2

• Perkembangan emosional  emosi cenderung fluktuatif


3

• Perkembangan sosial  semakin sering menghabiskan waktu bersama teman se-


bayanya dan memiliki pemikiran yang sama
4
d. Insiden Penularan HIV pada Remaja
Perilku beresiko
remaja
1. Pergaulan
bebas/sex bebas
HIV/AIDS
2. Kontak langsung
dengan darah
penderita HIV/
Aid
3. Bergantian jarum
suntik/ napza
e. Dampak HIV pada Remaja
1. Menurunnya fungsi kekebalan tubuh manusia.
2. Mudah terkena tumor.

3. Pemberlakuan hokum sosial bagi penderita HIV/AIDS ,seperti Tindakan


penghindaran, pengasingan, penolakan, dan dikriminasi.

4. Banyak penderita HIV/AIDS pada usia produktif yang meninggal pada


usia muda.
5. Kehilangan teman
Asuhan Keperawatan
Pengkajian

Data Awal Pengkajian:


Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
Keluhan utama dapat berupa :
1. Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
1. Demam dan diare yang berkepanjangan
2. Diare lebih dan satu bulan
2. Tachipnae
3. Demam lebih dan satu bulan
3. Batuk
4. Mulut dan faring dijumpai bercak putih
4. Sesak nafas
5. Limfadenopati yang menyeluruh
5. Hipoksia
6. Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
7. Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
8. Dermatitis yang menyeluruh
Lanjutan
Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapat dimungkinkan :

1. Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
2. Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV

3. Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari


kehamilan
4. Adanya penularan pada proses melahirkan
5. Terjadinya kontak darah dan bayi.
6. Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
7. Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrifeS)
Pemeriksaan Fisik:
1. Pemeriksaan Mata
a. Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
b. Retinitis sitomegalovirus
c. Khoroiditis toksoplasma
d. nfeksi pada tepi kelopak mata.
e. Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak

f. Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple
2. Pemeriksaan Mulut
a. Adanya stomatitis gangrenosa
b. Peridontitis

c. Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi biru
dan sering pada platum (Bates Barbara 1998)
Lanjutan
3. Pemeriksaan Telinga 5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
a. Adanya otitis media a. Berat badan menurun
b. Adanya nyeri b. Anoreksia
c. Kehilangan pendengaran c. Nyeri pada saat menelan
4. Sistem pernafasan d. Kesulitan menelan
d. Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum e. Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
e. Sesak nafas f. Faringitis
f. Tachipnea g. Kandidiasis esophagus
g. Hipoksia h. Kandidiasis mulut
h. Nyeri dada i. Selaput lendir kering
i. Nafas pendek waktu istirahat j. Hepatomegali
j. Gagal nafas k. Mual dan muntah
l. Pembesaran limfa
Lanjutan
1. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
a. Suhu tubuh meningkat
b. Nadi cepat, tekanan darah meningkat

c. Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV


2. Pemeriksaan Sistem Integumen
a. Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
b. Haemorargie
c. Nyeri panas serta malaise
3. Pemeriksaan sistem perkemihan
a. Didapatkan air seni yang berkurang
b. Annuria
c. Proteinuria
d. Adanya pembesaran kelenjar parotis
e. Limfadenopati
Lanjutan
1. Pemeriksaan Sistem Neurologi
a. Adanya sakit kepala
b. Somnolen
c. Sukar berkonsentrasi
d. Perubahan perilaku
e. Nyeri otot
f. Kejang-kejang
g. Encelopati
h. Gangguan psikomotor
i. Penururnan kesadaran
j. Delirium
k. Keterlambatan perkembangan
2. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
a. Nyeri persendian
b. Letih, gangguan gerak
c. Nyeri otot
Pemeriksaan Laboratorium
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya anemia,
leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200, fase AIDS
normal 1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi
HIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, Lateks,
Agglutination, dan western blot. Penilaian elisa dan latex menunjukan orang terinfeksi HIV
atau tidak, apabila dikatakan positif harus dibuktikan dengan tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24 (dengan polymerase
chain reaction - PCR). Kulit dideteksi dengan tes antibody ( biasanya digunakan pada bayi lahir
dengan ibu terjangkit HIV ).
Diagnosa Keperawatan
Pada Remaja dengan HIV/AIDS

1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Gangguan intregitas kulit
4. Cemas
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Tujuan :
Resiko terjadinya 1. Pertahankan teknik septik dan antiseptik (cuci tangan
infeksi pada Bebas dari infeksi oportuniskit sebelum dan sesudah tindakan)
r emaja dengan Kriteria Hasil : Mencapai masa 2. Pantau TTV kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan
HIV/AIDS
penyembuhan luka atau lesi, 3. Perhatikan batuk spasmedik kering pada inspirasi
berhubungan Tidak demam dan bebas dari dalam
dengan adanya pengeluaran atau sekresi 4. Periksa adanya luka , dan tanda–tanda inflamasi.
penurunan purulen dan tanda-tanda lain 5. Gunakan sarung tangan dan APD selama kontak
system imun dari infeksi. langsung yang akresi atau sekresi
tubuh 6. Pantau studi laboratorium, JDL dan periksa kultur
atau sensivitas lesi, darah, urine dan spuntum
7. Berikan antibiotic atau agen antimikroba
Lanjutan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


2. Nutrisi kurang dari Tujuan :
1. Kaji BB dasar
kebutuhan tubuh Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Berhubungan Kriteria hasil : 2. Anjurkan memakan makanan yang bergizi
dengan anoreksia Terlihat adanya pertumbuhan
3. Tinjau ulang diet sesuai usia
Berat Badan. Nilai-nilai dalam
Laboratorium dalam batas
Normal, bebas dari tanda
malnutrisis
Lanjutan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
3. Tujuan :
Gangguan 1. Kaji tiap hari, catat warna, turgor, sirkulasi dan
integritas kulit Integritas kulit Kembali normal sensori.
b.d defisit 2. Pertahankan higiene kulit mis : masase dengan
Kriteria hasil :
imunologis resti : lotion dan krim
Tidak ada lagi lesi, permukaan
Penurunan 3. Atur posisi secara teratur, ganti seprei sesuai
kulit normal
tingkat aktivitas, kebutuhan
perubahan 4. Bersihkan area perianal
sensasi,malnutrisi, 5. Gunting kuku secara teratur
Perubahan status 6. Berikan obat – obatan topikal atau sistemik sesuai
metabolisme indikasi.
Lanjutan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
4. Ansietas b.d Tujuan : 1. Identifikasi saat tgkat ansietas
kurang terpapar berubah
informasi Tingkat anasietas menurun 2. Identifikasi kemampuan
mengambil keputusan
Kritria hasil : 3. Monitor tanda – tanda ansietas
4. Ciptakan suasana terapeutik
Verbalisasi kebingungan untuk menumbuhkan
kepercayaan
menurun
5. Jelaskan bahaya atau resiko
yang terjadi aibat keyakinan
Verbalisasi khawatir akibat
yang negatif
kondisi yangdihadapi menu- 6. Jelaskan altnatif yang
berdampak positif untu
run
memenuhi keyainan dan
perawatan
Perilaku gelisah menurun
7. Berikan penjelasan yang relevan
dan mudah dipahami
Perilaku menegang menurun
8. Kolaborasi

Konsentrasi membaik

Pola tidur membaik


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Implementasi
Didasarkan pada diagnosa dan intervensi yang
muncul

Evaluasi
Disimpulkan berdasarkan keberhasilan mencapai
kriteria hasil

Anda mungkin juga menyukai