Disusun Oleh :
ATI SETIAWATI
NIM : 19216222
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah yang kerap muncul pada pasien setelah SC adalah pasien merasa
takut untuk mobilisasi lebih awal karena ketakutan pada rasa nyeri (Potter &
Perry, 2015). Pada persalinan metode SC konvensional pasien bisa sangat
lama dalam kondisi imobilisasi, hal tersebut selain akibat takut rasa nyeri,
pasien juga dilarang bergerak selama 12 jam. Sehingga pasien baru bisa
melakukan mobilisasi dini setelah 24 jam pasca operasi (Jitowiyono, 2012).
Dalam persalinan SC metode ERACS pasien bisa duduk dengan nyaman
setelah 2 jam pasca operasi. Bahkan, kurang dari 24 jam, pasien sudah dapat
melakukan aktivitas ringan, seperti buang air kecil maupun berjalan secara
mandiri tanpa perlu takut muncul rasa nyeri (Ruswantriani, 2021).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Hermina Ciruas
diketahui bahwa persalinan metode ERACS mulai diperkenalkan pada bulan
Mei 2021. Dari mulai diperkenalkan tersebut, permintaan persalinan SC
menggunakan metode ERACS terus meningkat sampe sekarang ini. Tercatat
mulai bulan Mei sampai dengan Desember 2021 sebanyak 145 pasien dari 935
pasien SC (15,5%). Sedangkan pada periode Januari – Oktober 2022 sebanyak
1601 dari 1912 seluruh persalinan SC (83,34%). Hasil wawancara terhadap 5
ibu post operasi caesar dengan metode ERACS didapatkan data bahwa rata-
rata mereka mengatakan bahwa nyeri yang mereka rasakan tidak terlalu berat,
sehingga setelah kurang dari 4 jam mereka sudah bisa bergerak dan
beraktifitas ringan. Hasil berbeda didapatkan saat wawancara dengan 5 pasien
pasca operasi SC metode konvensional, rata-rata mereka mengeluhkan nyeri
dari luka bekas operasinya dan sangat takut untuk bergerak sehingga baru
berani melakukan mobilisasi dini setelah 24 jam pasca operasi.
Dari uraian latar belakang dan permasalahan yang didapatkan saat
melakukan studi pendahuluan, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
tentang “Pengaruh metode ERACS dalam SC terhadap mobilisasi dini pada
ibu post partum.
5
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan pasca operasi SC
adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini bisa membuat luka lebih cepat sembuh
sehingga fungsi pasien bisa kembali seperti semula. Persalinan SC metode
ERACS diklaim memiliki dampak lebih baik bagi pasien dalam melakukan
mobilisasi dini dibandingkan persalinan SC metode konvensional.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh metode ERACS dalam SC
terhadap mobilisasi dini pada ibu post partum?.
Gambar 2.1.
Tipe-tipe Insisi Sectio Caesarea
Sumber : Forte (2014)
Gambar 2.2.
terbukti dapat mengurangi komplikasi pasca operasi dan lama rawat pasien
di rumah sakit. Sehingga dengan keunggulan tersebut konsep ERAS
kemudian dilakukan pengembangan untuk tindakan operasi di bidang
lainnya, termasuk kebidanan (Ruswantriani, 2021).
Operasi SC dengan metode ERACS diklaim lebih nyaman dan
minim rasa nyeri dibandingkan dengan SC secara konvensional, konsep
tersebut juga mendukung pemulihan pasien yang lebih cepat sehingga
pasien bisa melakukan bonding dengan bayinya lebih cepat dan dapat
menyusui bayinya dengan posisi yang nyaman. Selain itu, dengan metode
ERACS mobilisasi pasien menjadi lebih cepat sehingga bisa mengurangi
lama perawatan di rumah sakit (Ruswantriani, 2021).
jarum spinal ukuran kecil agar pasien tidak merasakan nyeri saat
pembiusan, selama operasi ataupun setelahnya
4. Dokter SpoG melakukan pembedahan dengan teknik yang optimal
sehingga operasi berjalan cepat dan nyaman.
5. Dokter anastesi melakukan pengawasan serta memastikan kondisi
pasien nyaman, tidak ada nyeri berlebih, mobilisasi terlaksana lebih
cepat, tanpa komplikasi dan lama rawat lebih singkat.
3. Respirasi
Latihan bisa membuat volume paru meningkat. Ventilasi normal
antara 5 sampai 6 liter/menit. Pada aktifitas berat, kebutuhan oksigen
bisa meningkat 20 kali dari kebutuhan normal. Latihan konsisten juga
mencegah adanya sekret yang menunpuk di bronkus serta bronkiolus,
sehingga usaha pernapasan menjadi menurun.
17
4. Gastrointestinal
Mobilitas bisa membuat tonus saluran cerna meningkat,
memperbaiki sistem pencernaan serta sistem eliminasi seperti
memulihkan peristaltik usus, menghilangkan distensi abdomen atau
mencegah konstipasi.
5. Metabolisme
Latihan bisa mempercepat metabolisme karena produksi dari panas
tubuh meningkat dari hasil pembuangan. Pada latihan berat,
metabolisme kecepatannya bisa meningkat hingga 20 kali kecepatan
biasa. Aktifitas juga bisa membuat penggunaan trigliserid dan asam
lemak meningkat, sehingga trigliserid serum dan kolesterol didalam
tubuh berkurang.
6. Urinary
Aktifitas konsisten bisa menaikan aliran darah dan eliminasi
sampah dalam tubuh lebih efektif, sehingga kondisi statis urinary dapat
dicegah. Retensi urine bisa di cegah dengan beraktivitas.
SC Metode Konvensional
1. Usia
2. Obesitas
3. Nutrisi
4. Infeksi
Sectio Caesarea
Post SC
Sectio Caesarea
Metode ERACS
Bagan 2.5
Kerangka Konsep
2.1.2 Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Perlakuan
SC Metode ERACS
Kelompok
Intervensi
Percepatan
Subyek
Mobilisasi
Kelompok
Kontrol
Perlakuan
SC Metode Konvensional
Gambar 3.1
Quasi Eksperimental Dengan Rancangan
Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design
22
3.2.1 Lokasi
Penelitian dilakukan di RS Hermina Ciruas
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2016).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin post operasi SC di
RS Hermina Ciruas. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah jumlah
rata-rata pasien SC perbulan di RS Hermina Ciruas.
3.3.2 Sampel
Sampel ialah sebagian atau perwakilan dari populasi yang akan di
teliti (Arikunto, 2016). Teknik sampling dalam penelitian ini
menggunakan metode non probabiility sampling dengan teknik
consecutive sampling, dimana sampel diambil dengan kriteria dan dalam
jangka waktu tertentu sampai jumlahnya terpenuhi.
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien post SC
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
a. Kondisi tiba-tiba menjadi patologis
b. Mengundurkan diri dari penelitian
3. Besar sampel
Jadi besar sampel dalam penelitian ini dibagimenjadi 2 kelompok :
T N (N 1)
Z=
N (N 1)(2N 1)
Keterangan:
T = Jumlah rangking bertanda kecil
N = Banyak pasangan yang tidak sama nilainya
DAFTAR PUSTAKA
Hikma. (2020). Analisis Pemberian Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea dengan
Proses Penyembuhan Luka Operasi di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kota Mobagu. Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal Vol 4
No 1. STIKES Graha Medika Kotamobagu
Kasdu, D. (2013). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspa Sehat
Potter, P.A & Perry, A.G. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta
: EGC
27
Pujic, et al. (2018). A Survey of Enhanced Recovery After Surgery Protocols for
Cesarean Delivery in Serbia. Frontier in Medicine. University of Niš, Serbia
Demikian penjelasan ini saya sampaikan, semoga anda dapat memahami dan
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya
ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Ati Setiawati
29
INFORMED CONSENT
Nama :
Responden
( )
30