MATEMATIKA UANG

PENDAPATAN (BENEFIT)

PRODUK YANG DIHASIL JIKA DIJUAL AKAN

MENGHASILKAN SEJUMLAH UANG
PENJUALAN, JIKA DISEWAKAN AKAN
MENGHASILKAN SEJUMLAH UANG
SEWAAN DAN JIKA DIMANFAATKAN
SENDIRI AKAN MENGHASILKAN SEJUMLAH
PENGHEMATAN
PENGERTIAN CASH FLOW
SUATU KEGIATAN SELALU AKAN MEMUNCULKAN
SEJUMLAH UANG MASUK DAN UANG KELUAR
CASH FLOW (ALIRAN UANG) :
DATA TENTANG UANG MASUK DAN UANG
KELUAR TERSEBUT DIHITUNG UNTUK SETIAP
PERIODE WAKTU TERTENTU
(PERIODE WAKTU CASH FLOW) : MULAI DARI
SATUAN HARI, MINGGU, BULAN, TRIWULAN,
MAUPUN TAHUN,
CASH FLOW MENJADI SENGAT PENTING
SAAT KITA MELAKUKAN ANALISIS EVALUASI
TERHADAP SUATU RENCANA INVESTASI

DIMANA SUATU RENCANA INVESTASI AKAN

MENYANGKUT PENGELUARAN DANA YANG CUKUP
BESAR, BAIK UNTUK INVESTASINYA ITU SENDIRI
MAUPUN PENYEDIAAN AKAN BIAYA OPERASIONAL
DAN PERAWATANNYA SAAT DI SAMPING AKAN
MEMBERIKAN / MENGHASILKAN SEJUMLAH
MANFAAT INVESTASI
METODE PENYUSUNAN CASH FLOW

PENYUSUNAN CASH FLOW DAPAT DILAKUAN

DENGAN 2 METODE YAITU :
A. METODE TABEL
B. METODE GRAFIS

UNTUK LEBIH EFEKTINYA KOMUNIKASI

BIASANYA KEDUA METODE TERSEBUT
DIPAKAI SECARA SIMULTAN ATAU
DIKOMBINASIKAN SATU SAMA LAIN
CONTOH :
PERUSAHAAN MERENCANAKAN PEMBELIAN SUATU
MESIN PRODUKSI SENILAI 100 JUTA RUPIAH YANG
AKAN DIIKUTI BIAYA OPERASIONAL RATA-RATA 10
JUTA/PERIODE. AKIBAT PEMAKAIAN MESIN TERSEUT
MENJANJIKAN KEUNTUNGAN RATA-RATA 22 JUTA
RUPIAH/PERIODE, DISAMPING ITU PADA PERIODE KE-
6 AKAN DILAKUKAN PERAWATAN BERAT (OVERHAUL)
DENGAN BIAYA 15 JUTA DAN SETELAH UMUR PAKAI
HABIS MESIN DAPAT DIJUAL 25 JUTA.
GAMBARKANLAH CASH FLOW TERSEBUT DALAM
BENTUK TABEL DAN GRAFIK CASH FLOW.
TABEL CASH FLOW LENGKAP
PERIOD CASH FLOW
E (t)
CASH-OUT(-) CASH-IN(+)

0 Rp. 100.000.000
1 Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000
2 Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000
3 Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000
….. ….. …..
6 Rp. 10.000.000 + Rp. 15.000.000 …..
….. ….. …..
….. Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000
n Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000 + Rp. 25.000.000
UMUR
PROYEK
TABEL NET CASH FLOW
PERIODE (t) NET CASH FLOW
0 - Rp. 100.000.000
1 + Rp. 12.000.000
2 + Rp. 12.000.000
3 + Rp. 12.000.000
….. …..
6 - Rp. 3.000.000
….. …..
….. + Rp. 12.000.000
n + Rp. 37.000.000
GRAFIK CASH FLOW
GRAFIK CASH FLOW LENGKAP

GRAFIK NET CASH FLOW

KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU
JIKA KITA PERNAH PUNYA UANG Rp. 100.000.000 SEPULUH TAHUN
YANG LALU TENTU MASIH KITA INGAT BAHWA UANG SENILAI ITU
JIKA DIELANJAKAN SUDAH BISA MEMBELI SEJUMLAH BELANJAAN
NAMUN
BILA UANG Rp. 100.000.000 SAAT INI DIBELANJAKAN PADA BARANG
YANG SAMA MUNGKIN HANYA BISA DAPAT SETENGAHNYA
WALAUPUN
SEBENARNYA UANG Rp. 100.000.000 WAKTU ITU MASIH TETAP Rp.
100.000.000 SEPERTI SAAT INI
TETAPI
NILAI TUKARNYA SUDAH BERUBAH
TERDAPAT DUA KONSEP MATEMATIS YANG
BERBEDA TENTANG UANG :
1. KONSEP JUMLAH UANG

2. KONSEP NILAI UANG

 KONSEP JUMLAH UANG
TIDAK BERBEDA DENGAN KONSEP BESARAN BESARAN METEMATIS BIASA.
DI MANA BILA DUA ATAU LEBIH HIMPUNAN BILANGAN DITAMBAH
MAUPUN DIKURANGI HASIL PENJUALANNYA AKAN SAMA KAPANPUN
SAATNYA DILAKUKAN
CONTOH :
JIKA BILANGAN 14,17,92,24 DIJUMLAHKAN HASILNYA AKAN MENJADI 148
YAITU 14+17+92+24=148
KONSEP NILAI UANG
JIKA DUA ATAU LEBIH HIMPUNAN UANG YANG BERBEDA WAKTUNYA
DIJUMLAHKAN AKAN MENGHASILKAN JUMLAH NILAI YANG BERBEDA

CONTOH :
JIKA UANG TAHUN 1990 Rp. 100.000.000, TAHUN 1995 Rp. 240.000.000, DAN
TAHUN 2000 Rp. 350.000.000,. JIKA DIJUMLAHKAN HASILNYA ADALAH Rp.
690.000.000, NAMUN NILAINYA TIDAK SAMA DENGAN Rp. 690.000.000,
KARENA UANG YANG DIJUMLAHKAN ITU DITERIMA PADA WAKTU YANG
BERBEDA
 HAL TERSEBUT DISEBABKAN ADANYA
KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU,
YANG DISEBUT DENGAN “TIME VALUE OF
MONEY”
ARTINYA :
NILAI UANG BERUBAH BERSAMAAN
DENGAN PERUBAHAN WAKTU
 BUNGA (INTEREST)
ADALAH SEJUMLAH UANG YANG DIBAYARKAN AKIBAT
PEMAKAIAN UANG YANG DIPINJAM SEBELUMNYA.

PENARIKAN BUNGA PADA DASARNYA MERUPAKAN

KOMPENSASI DARI PENURUNAN NILAI UANG SELAMA
WAKTU PEMINJAMAN SEHINGGA BESARNYA BUNGA
RELATIF SAMA BESARNYA DENGAN PENURUNAN NILAI
UANG TERSEBUT

BESARNYA BUNGA ADALAH SELISIH ANTARA JUMLAH

UTANG DIBAYAR DENGAN UTANG SEMULA
INTERES = PRESENT AMOUNT OWED - ORIGINAL INVESTMENT
T (JUMLAH UTANG (JUMLAH PINJAMAN SEMULA)
(BUNGA) SEKARANG)
= SUKU BUNGA (RATE OF INTEREST = i)

SEHINGGA NILAI UANG Rp. 10.000.000 (t=1) ≠ Rp. 10.000.000 (t=2) MAKA
Rp. 10.000.000 (t=1) = Rp. 10.000.000 (t=2) + i x Rp. 10.000.000
CONTOH :
PERUSAHAAN PT ANGIN BEREMBUS PADA TANGGAL
1 JANUARI 2000 MEMINJAM UANG DI BANK Rp.
100.000.000 DAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2003
UTANGNYA DIBAYAR DI BANK TERCATAT SEBESAR
Rp. 118.000.000.
BERAPA BUNGA YANG HARUS DIBAYAR
PERUSAHAAN ?
INTEREST (BUNGA) = Rp. 118.000.000-Rp. 100.000.000
= Rp. 18.000.000
1. TINGKAT SUKU BUNGA
TINGKAT SUKU BUNGA (RATE OF INTEREST) MERUPAKAN RASIO
ANTARA BUNGA YANG DIBEBANKAN PER PERIODE DIKALIKAN 100%
ATAU :
RATE OF BUNGA YANG DIBAYAR PERSATUAN X 100
INTEREST= WAKTU
JUMLAH PINJAMAN AWAL
CONTOH :
PERUSAHAAN PT ANGIN BEREMBUS PADA TANGGAL 1 JANUARI 2000
MEMINJAM UANG DI BANK Rp. 100.000.000 DAN PADA TANGGAL 1
JANUARI 2003 UTANGNYA DIBAYAR DI BANK TERCATAT SEBESAR Rp.
118.000.000.
RATE OF BUNGA YANG DIBAYAR PERSATUAN
HITUNG
INTEREST=TINGKATWAKTU
SUKU BUNGANYA ?
X 100
JUMLAH PINJAMAN AWAL

= Rp. 6.000.000/TAHUN
X 100
Rp. 100.000.000/TAHUN
= 6 % /TAHUN
2. BUNGA SEDERHANA
SISTEM BUNGA SEDERHANA (SIMPLE INTEREST)
YAITU SISTEM PERHITUNGAN BUNGA HANYA DIDASARKAN ATAS BESARNYA
PINJAMAN SEMULA. BUNGA PERIODE SEBELUMNYA YANG BELUM DIBAYAR
TIDAK TERMASUK FAKTOR PENGALI BUNGA
CONTOH :
NANDA MEMINJAM UANG DARI TEMANNYA 4 TAHUN LALU SEBESAR Rp.
200.000.000 DENGAN KEWAJIBAN MEMBAYAR BUNGA 5%/TAHUN DENGAN
METODE BUNGA SEDERHANA, MAKA PERHITUNGAN BUNGANYA SEBAGAI
BERIKUT :
TAHUN PINJAMAN
TABEL PERHITUNGAN BUNGA SEDERHANA
BUNGA (i=5%) PINJAMAN AKHIR PERIODE
AWAL
1 Rp. 200.000.000 5% X Rp. 200.000.000=Rp. 10.000.000 Rp. 200.000.000 + Rp. 10.000.000
=Rp. 210.000.000
2 Rp. 200.000.000 5% X Rp. 200.000.000=Rp. 10.000.000 Rp. 210.000.000 + Rp. 10.000.000
=Rp. 220.000.000
3 Rp. 200.000.000 5% X Rp. 200.000.000=Rp. 10.000.000 Rp. 220.000.000 + Rp. 10.000.000
=Rp. 230.000.000
4 Rp. 200.000.000 5% X Rp. 200.000.000=Rp. 10.000.000 Rp. 230.000.000 + Rp. 10.000.000
=Rp. 240.000.000
TOTAL BUNGA Rp. 40.000.000
SECARA FORMULA SISTEM BUNGA
SEDERHANA DAPAT DIHITUNG SEBAGAI
BERIKUT :
BUNGA = i x p x n
DIMANA: i = SUKU BUNGA
p= PINJAMAN SEMULA
n= JUMLAH PERIODE PEMINJAMAN
CONTOH SOAL :
JIKA BAPAK BUDIARTO MEMPUNYAI UANG 7,5 JUTA RUPIAH
DISIMPAN PADA BANK SELAMA 8 BULAN DENGAN SUKU BUNGA
2,5%/BULAN. BERAPA JUMLAH BUNGA YANG DIPEROLEH BAPAK
BUDIARTO, JIKA SISTEM PEMBUNGAAN BUNGA SEDERHANA ?

JAWAB :
BUNGA SEDERHANA : BUNGA = i x p x n
= 2,5% x 7,5 JUTA x 8
= 1,5 JUTA
3. BUNGA MAJEMUK
SISTEM BUNGA MAJEMUK (COMPOUND INTEREST)
YAITU SISTEM PERHITUNGAN BUNGAN DIMANA BUNGA TIDAK HANYA DIHITUNG
BESARNYA PINJAMAN AWAL, TETAPI PERHITUNGAN DIDASARKAN ATAS BESARNYA
UTANG AWAL DITAMBAH BUNGA PERIODE YANG BERSANGKUTAN. (BUNGA YANG
BERBUNGA)
CONTOH :
DIMANA BAPAR AMIR MEMINJAM UANG DARI TEMANNYA 4 TAHUN YANG LALU
BESARNYA Rp. 200.000.000 DENGAN KEWAJIBAN MEMBAYAR BUNGA 5% PERTAHUN
DENGAN METODE BUNGA MAJEMUK, MAKA PERHITUNGAN BUNGANYA SEBAGAI
BERIKUT :
TAHU
PINJAMAN BUNGA ( I = 5%) PINJAMAN AKHIR PERIODE
N
=5% x Rp. 200.000.000 =Rp. 200.000.000 +Rp. 10.000.000
1 Rp. 200.000.000
= Rp. 10.000.000 =Rp. 210.000.000
=5% x Rp. 210.000.000 =Rp. 210.000.000 +Rp. 10.500.000
2 Rp. 210.000.000
= Rp. 10.500.000 =Rp. 220.500.000
=5% x Rp. 220.500.000 =Rp. 220.500.000 +Rp. 11.025.000
3 Rp. 220.500.000
= Rp. 11.025.000 =Rp. 231.525.000
=5% x Rp. 231.525.000 =Rp. 231.525.000 +Rp. 11.576.000
4 Rp. 231.525.000
= Rp. 11.576.000 =Rp. 241.101.000
TOTAL BUNGA Rp. 43.101.000
DENGAN DEMIKIAN TERLIHAT BAHWA JUMLAH BUNGA YANG HARUS
DIBAYARKAN DENGAN SISTEM BUNGA MAJEMUK AKAN LEBIH
BESAR DARI SISTEM BUNGA SEDERHANA UNTUK PINJAMAN YANG
SAMA

DALAM PRAKTIK EKONOMI SAAT INI, SISTEM BUNGA SEDERHANA

SUDAH JARANG DITERAPKAN

HAMPIR PADA SEMUA KEMBAGA KEUANGAN/ BANK NASIONAL

MAUPUN INTERNASIONAL MENERAPKAN SISTEM PEMBUNGAAN
MAJEMUK (COMPOUND INTEREST)

UNTUK PEMBAHASAN SELANJUTNYA SISTEM BUNGA YANG DIPAKAI

ADALAH SISTEM BUNGA MAJEMUK (COMPOUND INTEREST), KECUALI
ADA PENJELASAN LANGSUNG
4. SUKU BUNGA NOMINAL DAN BUNGA EFEKTIF

SERING DITEMUI SUATU TRANSAKSI UTANG SUKU BUNGA

DINYATAKAN DENGAN BASIS TAHUNAN, TETAPI PELAKSANAANNYA
DIHITUNG DENGAN PERIODE PEMAJEMUKAN LEBIH DARI SATU KALI
DALAM SATU TAHUN.

UMPAMANYA,
SUKU BUNGA 12% PERTAHUN, TETAPI PERIODE PERHITUNGAN
PEMAJEMUKAN BUNGA DIHITUNG SETIAP 6 BULAN YAITU SEBESAR
6% PER ENAM BULAN

DISINI SUKU BUNGA 12% PERTAHUN DISEBUT SEBAGAI TINGKAT SUKU

BUNGA NOMINAL (NOMINAL RATE)
SEDANGKAN PEMAJEMUKAN SETIAP ENAM BULAN SEBESAR 6%
DISEBUT SEBAGAI TINGKAT SUKU BUNGA EFEKTIF (EFFECTIVE RATE)
MISALNYA MODAL Rp. 1.000.000 DIINVESTASIKAN SELAMA TIGA
TAHUN PADA SUATU SUKU BUNGA NOMINAL 12% DAN
DIMAJEMUKAN SETIAP ENAM BULAN

BUNGA YANG DIBAYARKAN SELAMA ENAM BULAN PERTAMA Rp.

1.000.000 x (0,12/2)= Rp. 60.000

TOTAL POKOK DAN BUNGA PADA AWAL PERIODE ENAM BULAN

KEDUA ADALAH P + Pi = Rp. 1.000.000 + Rp. 60.000 = Rp. 1.060.000

BUNGA YANG DIBAYAR ENAM BULAN KEDUA AKAN MENJADI Rp.

1.060.000 x (0,12/2)= Rp. 63.600

MAKA TOTAL BUNGA YANG DIBAYAR EFEKTIF UNTUK SELURUH

TAHUN ITU ADALAH
JIKA PROSES INI DIULANGI UNTUK TAHUN DUA DAN TIGA, JUMLAH
BUNGA YANG TERAKUMULASI (TERMAJEMUKAN) DAPAT DIPLOTKAN
SEPERTI GAMBAR GRAFIK BERIKUT :

JIKA PEMAJEMUKAN SUKU BUNGA TAHUNAN LEBIH DARI SATU KALI

TIAP TAHUN, MAKA SUKU BUNGA PERTAHUN EFEKTIFNYA AKAN
LEBIH BESAR
TINGKAT SUKU BUNGA NOMINAL PERTAHUN =
TINGKAT BUNGA EFEKTIF (ieff) =
r = SUKU BUNGA NOMINAL PERTAHUN
m= JUMLAH PEMAJEMUKAN DALAM SETAHUN
TABEL SUKU BUNGA EFEKTIF UNTUK SUKU BUNGA NOMINAL DAN
FREKUENSI PEMAJEMUKAN

SUKU BUNGA EFEKTIF (%) UNTUK SUKU

FREKUENSI PERIODE PEMAJEMUKAN
BUNGA NOMINAL
PEMAJEMUKAN PERTAHUN (m) 6% 8% 10% 12% 15% 24%

TAHUNAN 1 6,00 8,00 10,00 12,00 15,00 24,00

6 BULANAN 2 6,09 8,16 10,25 12,36 15,56 25,44

3 BULANAN 4 6,14 8,24 10,38 12,55 15,87 26,25

2 BULANAN 6 6,15 8,27 10,43 12,62 15,97 26,53

BULANAN 12 6,17 8,30 10,47 12,68 16,08 26,82

HARIAN 365 6,18 8,33 10,52 12,75 16,18 27,11

 SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH