Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MPI.5.

SURVEILANS CAMPAK-RUBELLA

KELOMPOK 1

KLB CAMPAK-RUBELLA
KETUA : AGUS NAWAN
ANGGOTA : ACHMAD MUKTAMAR
DEWI YUNI ASTUTI
CHRISTIANUS GESNER
DIANA MANDASARI
BERTY
AULIA ANNISA
BAMBANG EDY WICAKSONO
AGUS SANTOSO
CAMPAK
PENUGASAN
Penemuan Kasus

a. Kriteria penetapan kasus suspek campak


Penetapan kasus suspek Campak adalah dengan melihat gejala klinis yang ada berdasarkan
definisi operasional suspek campak yaitu kasus dengan gejala minimal demam dan ruam
maculopapular, kecuali sudah terbukti secara laboratorium disebabkan oleh penyebab lain.

Kriteria KLB suspek Campak :


Adanya lima (5) atau lebih kasus suspek campak-rubela dalam waktu empat (4) minggu
berturut-turut dan ada hubungan epidemiologi.

Dari laporan yang disampaikan Puskesmas Purwekerto Barat ke DKK Banyumas telah terjadi
KLB suspek Campak di wilayah tersebut.
Penemuan Kasus

b. Bagaimana membedakan Kasus Campak atau Rubella


- Kasus Campak Klinis: SUSPEK CAMPAK yang tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
tidak mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus pasti secara laboratorium.
- Kasus Campak Pasti secara Lab  SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Campak (+);
riwayat imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)
- Kasus Rubela Pasti secara Lab  SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Rubella (+); riwayat
imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)
Penemuan Kasus

c. Bagaimana membedakan Kasus Campak atau Rubella


- Campak dan rubella memang ditandai dengan ruam kemerahan pada kulit, namun tetap
memiliki karakteristik berbeda. Salah satu perbedaanya, campak berlangsung selama lebih
dari beberapa hari dan oleh karena itu, lebih berbahaya daripada rubella:
Campak Rubela
- Campak dikenal juga sebagai morbilli, rubeola, atau - Terlihat sangat mirip dengan campak. Seperti namanya, infeksi
campak merah. Penyakit infeksi yang disebabkan rubella disebabkan oleh virus rubella. Cara penularannya sama
virus campak ini bersifat sangat menular sejak awal dengan campak, namun rubella kurang menular.
kemunculan gejalanya. - Inkubasi penyakit dapat berlangsung sekitar 2 hingga 3 minggu.
- inkubasi sekitar 1 hingga 2 minggu sampai akhirnya Gejalanya bisa berupa demam rendah (kurang dari 38,3 0 C), rasa
gejala awal penyakit campak mulai muncul. Cermati tidak nyaman umum, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
gejala awal campak agar penularan dapat dicegah. Nyeri sendi juga bisa terjadi pada beberapa orang. Kelenjar getah
- Tanda-tanda dan gejala awal campak adalah demam bening yang membengkak di leher sering terjadi dan bagian
tinggi, 40 °C atau lebih. Di sebagian besar kasus belakang tenggorokan menjadi berwarna kemerahan.
demam disertai dengan batuk, hidung berair, dan - Pada rubella tidak ada gejala awal (prodromal). Rubella memiliki
mata merah. Kondisi ini disebut dengan masa beberapa gejala yang mirip dengan campak karena ada ruam dan
prodromal. demam. Ruam pada rubella pun berbeda dengan campak.
Penemuan Kasus

b. Wawancara
wawancara untuk memastikan kasus adalah
dengan melakukan PE pada suspek campak dan
KLB suspek campak dengan melakukan
kunjungan dari rumah ke rumah untuk mencari
kasus tambahan dan pengambilan sampel serta
mencatat kasus dalam format individu (MR01
JAWABAN
1. Kasus campak pertama kali muncul di kota Purwokerto Kab. Banyumas pada minggu ke
4 bulan juli yaitu 2016 tanggal 22-28 Juli 2016 sejumlah 1 kasus

2. Berdasarkan grafik diatas diketahui :


- kasus campak mulai muncul pada minggu ke 4 bulan juli tahun 2016 sebanyak 1 kasus
- kemudian secara berturut di minggu 2 s.d 4 Agustus 2016 muncul 1 kasus setiap
minggunya,
- terjadi kenaikan kasus secara signifikan (KLB dimulai) pada minggu ke 2 bulan sept
yaitu tanggal 9-15 Sept 2016 dengan mengalami puncak KLB pada minggu ke 2 bulan
okt yaitu tanggal 7-13 Okt 2016 berjumlah 14 kasus.
- Total kasus Campak mulai minggu ke 4 bulan Juli 2022 sampai minggu ke 4 Oktober
sejumlah 46 kasus
- Akhir periode KLB adalah pada minggu ke 4 November 2016 (tdk ada kasus dalam 2 x
masa inkubasi)
JAWABAN
3. Puncak KLB diminggu ke 2 bulan Oktober 2016 yaitu tanggal 7-13 Okt 2016
dengan jumlah kasus sejumlah 14 kasus.

4. Langkah2 PE :
a) Memastikan kasus sesuai DO, lokasi, tempat
b) Persiapan bahan dan logistic, termasuk obat
c) Dilakukan kunjungan kepada pasien campak
d) Lengkapi form MR01
e) Stelah data terkumpul: Melakukan pengolahan data, intepretasi dan desiminasi
informasi
f) Petakan kontak erat dari masing masing kasus campak
g) Lakukan pengambilan sampel, minimal 10 sampel ketika terjadi KLB di suatu daerah
h) Edukasi kepada pasien, kontak erat dan masyarakat sekitar untuk menerapkan protokol
kesehatan dan segara hubungi tenaga kesehatan setempat jika mengalami gejala
demam
i) Koordinasikan dengan tim imunisasi untuk pelaksanaan ORI terkait KLB campak yang
terjadi
1) Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan hasilnya berdasarkan data
hasil Penyelidikan Epidemiologi tersebut

Kasus Terjadi di desa Curug Kec. Purwokerto Barat pada tanggal 5 Oktober 2021

Analisis berdasarkan Orang DISTRIBUSI KASUS MENURUT STATUS


VAKSINASI

Dari 4 kasus yang ada, 75 % kasus


DISTRIBUSI KASUS MENURUT JENIS
KELAMIN 25% sudah pernah mendapatkan
imunisasi MR dan 25 % belum
LK
25% PR pernah mendapatkan imunisasi
PR
75% MR
75%
VAKSIN TDK

Dari 4 kasus yang ada, 75 %


berjenis kelamin perempuan dan
25 % berjenis kelamin laki-laki Dari kasus yang ada,
kelompok usia yang paling
banyak terkena campak
adalah kelompok usia 5-9
tahun sebesar 50%
2) Penetapan KLB Campak

Kasus Terjadi di desa Curug Kec. Purwokerto Barat pada tanggal 5 Oktober 2021

Proporsi kasus berdasarkan pemeriksaan lab


4.5 4
Dari 4 suspek campak yang
4
3.5 ditemukan 3 diantaranya dilakukan
3
3
2.5
pengambilan spesimen dengan hasil
2
2 laboratorium 2 kasus positif Campak.
1.5
1 Karena ke 4 kasus mempunyai
0.5
0
hubungan epidemiologis yaitu berada
Suspek campak Suspek dengan
sampel
Positif
di daerah yang sama dan
berdasarkan hasil pemeriksaan lab
terdapat 2 kasus positif IgM Campak
maka Desa Curug dinyatakan KLB
Campak.
3) Apa tindakan sdr sebagai petugas Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa telah terjadi KLB campak?
 
- Apabila petugas surveilans puskesmas telah mengidentifikasi adanya KLB suspek campak/rubela maka dilaporkan dalam waktu 1 x 24 jam ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui SMS/telepon/WA/Email yang disertai laporan W1
- Persiapan Penyelidikan Epidemiologi, Membentuk tim penyelidikan epidemiologi yang terdiri dari petugas surveilans, petugas imunisasi, petugas gizi,
medis/paramedis, sanitarian, dan analis laboratorium, serta dokter spesialis jika dibutuhkan
- Persiapan logistik : obat-obatan: antibiotik, antipiretik, dan vitamin A - form penyelidikan epidemiologi (Form MR-01, MR-05, dan MR-06) - alat pengambil spesimen -
specimen carrier – APD
- Menginformasikan adanya penyelidikan epidemiologi KLB suspek campak/rubela kepada masyarakat, tokoh masyarakat, lurah, RT, RW, dll
- Mengumpulkan Informasi Faktor Risiko
- Informasi faktor risiko dikumpulkan agar dapat diketahui penyebab terjadinya KLB menggunakan formulir MR-06 (Form MR-06) yang meliputi :
 Cakupan imunisasi campak-rubela di tingkat puskesmas dan desa terjangkit selama 3 tahun terakhir.
 Informasi keterjangkauan ke pelayanan kesehatan
 Ketenagaan, ketersediaan vaksin dan penyimpanan vaksin
 Status gizi masyarakat secara umum, daerah kumuh/ padat, daerah pengungsi, dan bencana
- Mengumpulkan Informasi Faktor Risiko
 Informasi faktor risiko dikumpulkan agar dapat diketahui penyebab terjadinya KLB menggunakan formulir MR-06 (Form MR-06) yang meliputi :
 Cakupan imunisasi campak-rubela di tingkat puskesmas dan desa terjangkit selama 3 tahun terakhir.
 Informasi keterjangkauan ke pelayanan kesehatan
 Ketenagaan, ketersediaan vaksin dan penyimpanan vaksin
 Status gizi masyarakat secara umum, daerah kumuh/ padat, daerah pengungsi, dan bencana
- Penyelidikan Menyeluruh (Fully Investigated)
 Kunjungan Rumah ke Rumah
 Pencatatan individu menggunakan formulir MR-01
 Pengambilan Spesimen
- Pengolahan dan Analisa Data
- Penulisan Laporan KLB
- Pelaporan KLB
4) Informasi apa saja yang harus dikumpulkan untuk melengkapi laporan KLB campak?

Informasi faktor risiko dikumpulkan agar dapat diketahui penyebab terjadinya KLB
menggunakan Formulir MR-06 yang meliputi:
• Cakupan imunisasi campak-rubela di tingkat puskesmas dan desa terjangkit selama 3

tahun terakhir.
• Informasi keterjangkauan ke pelayanan kesehatan
• Ketenagaan, ketersediaan vaksin dan penyimpanan vaksin
• Status gizi masyarakat secara umum, daerah kumuh/ padat, daerah pengungsi, dan
bencana
5) Apa rencana tindak lanjut setelah KLB campak berakhir ?

• mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi dengan mencapai dan


mempertahankan cakupan imunisasi campak-rubela dosis pertama dan
kedua minimal 95%
• Mencapai dan mempertahankan surveilans campak-rubela berbasis kasus
individu (Case Based Measles Surveillance/CBMS)
• Memperkuat dan memperluas jejaring laboratorium campak-rubella
• Memastikan kesiapsiagaan dan respon cepat KLB campak-rubela.
• Memperkuat dukungan dan kerja sama antar program dan sektor

Anda mungkin juga menyukai