Anda di halaman 1dari 28

Pemeriksaan Fisik Sistem

Gastrointestinal Pada Anak


Disusun Oleh :
Kelompok 1
Ai Maemunah
Dewi Nur Sutiawati
Elis Komariah
Farida Renhoran
Popi Lestari
• Pendahuluan
Pada bayi dan anak kecil pemeriksaan abdomen
seringkali didahulukan daripada pemeriksaan bagian
01 tubuh lainnya. Pemeriksaannya pun harus bertahap,
terutama pada keluhan kegawatan perut dan
pemeriksaan harus berhati-hati.
.
Cara pemeriksaan harus dissuaikan dengan umur
02 anak/bayi. Suasana harus tenang dan nyaman karena
jika anak ketakutan, kemungkinan dia akan menolak
untuk diperiksa

Pemeriksaan system:
Pemeriksaan abdomen juga terdiri dari 4
03 tahapan, yaitu inspeksi,auskultasi,perkusi dan
palpasi
05
Mulai kontak
04 dengan anak
dengan
Apabila
memungkinkan, 1 menceritakan
sesuatu yang lucu.
ajukan pilihan pada Dengan demikian 
anak tersebut diharapkan anak
tentang akan tertarik
pemeriksaan yang dengan
diinginkan, sambil pembicaraan
duduk atau di perawat dan mau
tempat tidur, atau bekerja sama.
di pangku oleh
orangtuanya.
Pengkajian Sistem
Gastrointestinal Pada Anak
Dimulai dari pencatatan Data
Demografi Anak dan orang tua

Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
 Riwayat Kesehatan Dahulu
 Riwayat penyakit dan RMRS
 Riwayat penggunaan obat-obatan
 Riwayat alergi

Keluhan Utama Pada Sistem


Gastrointestinal
 Nyeri
 Mual muntah
 Kembung dan Sendawa
(Flatulens).
 Ketidaknyamanan
Abdomen
 Pola Eliminasi (diare,
konstipasi
Pemeriksaan Fisik Sistem Gastrointestinal

 Dimulai dari survey umum terhadap setiap kelainan yang terlihat atau
mengklarifikasi dari hasil pengkajian anamnesis, tahap ini bisa dimasukan
dalam fase inspeksi.
 Perhatikan warna kulit (ikterus, pigmentasi kulit, adanya sianosis).
 Status mental dan tingkat kesadaran.
Pemeriksaan Fisik Sistem Gastrointestinal

PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN


MULUT INSPEKSI DAN PALPASI :
 Posisikan Anak duduk berhadapan ke arah pemeriksa, pada bayi
0-6 bulan dapat diletakan di meja pemeriksaan, pada balita 1-3
tahun dapat dilakukan dengan di gendong ibunya.
 Observasi tanda trismus atau kesukaran membuka mulut
 Ukur berapa mm/cm mulut dapat di buka
 Observasi adanya halitosis (foetor ex ore, bau mulut yang tidak
sedap)
 Observasi warna dan keadaan mukosa bibir
- Bibir kering atau pecah-pecah
- Warna pucat tanda anemia
- Warna biru keabu-abuan tanda sianosis
- Warna merah anggur tanda asidosis mukosa bibir
Next
Pemeriksaan Mulut & Saliva
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
MULUT  Pada sindrom Pents-jeghers terdapat bercak pigmentasi berbatas tegas
yang berwarna biru hitam atau coklat dan mumkosa bibir, mulut, hidung
dan kadang di sekitar mata
 Periksa labioskizis dan Palatoskizis
 Periksa gusi apakah ada perdarahan atau pembengkakan.
 Observasi lidah apakah terdapat kelainan kongenital yang jelas
- Lidah yang terlalu besar seperti pada sindrom down
- Neoplasma lidah, seperti limpangioma
- Lidah yang tertarik ke belakang ditandai dengan palatoskisis
- Tremor lidah diperiksa dengan lidah dalam keadaan terjulur,
tremor yang kasar terdapat pada penyakit dengan typoid.

SALIVA 1. Observasi adanya pengeluaran saliva yang berlebihan pada neonatus


seperti pada atresia esophagus
2. Saliva yang berkumpul di mulut akibat kesulitan akibat kesulitan menelan
terdapata pada kelumpuhan nervus IX dan X terutama akibat poliomilitis,
difteria, atau mastenia.
Next
pemeriksaan Mulut & Gigi
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
MULUT  Menyuruh anak untuk menjulurkan lidah lurus-lurus kemudian menarik dengan
cepat dan disuruh menggerakkan lidah ke kiri dan kanan sementara itu
pemeriksa palpasi pda kedua pipi untuk merasakan kekuatan lidah.
 Rooting refleks : bayi akan mencari benda yang diletakkan di sekitar mulut dan
kemudian akan menghisapnya
 Dengan memakai sarung tangan, masukkan jari kelingking ke dalam mulut,
raba palatum keras dan lunak. Apabila ada lubang berarti labio palatoshizis,
kemudian tarik jari kelingking di atas lidah hasil positif jika ada refleks
menghisap (Sucking refleks).

GIGI GELIGI  Perhatikan adanya gigi susu


Pada bayi baru lahir kadang-kadang sudah terdapat 1 atau 2 gigi yang mudah
sekali di lepas.
 Pada anak balita perhatikan kebersihan gigi, adanya caries gigi dan gigi
berlubang. Amati gusi, apa kah ada perdarahan atau tidak.
 Maluklusi adalah posisi gigi yang abnormal terhadap rahang
 Posisi gigi yang baik adalah kasil kombinasi kekuatan otot-otot bibir, pipi dan
lidah.
 Pada anak-anak denga labio palatongnatoskisis atau mikrognatia kekuatan
tersebut tidak seimbang sehingga terjadi malposisi dan maloklusi gigi.
Next
Pemeriksaan Faring
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
FARING  Perhatikan dinding posterior faring apakah terdapat hiperemia, edema,
membran, eksudat, abses, atau post nasal drips.
- Penyakit saluran napas bagian atas, dinding faring berwarna kemerah-
merahan
- Edema faring ditandai dengan mukosa yang pucat dan sembab
- Infeksi difteria memberikan bercak putih abu-abu yang sulit diangkat, dan
bila
dipaksa diangkat akan mudah berdarah (pseudomembran).
- Ulserasi dapat dilihat pada penyakit leukemia atau dengan pengobatan
sitostatika.
- Post nasal drips menunjukkan terdapatnya infeksi pada hidung, nasofaring,
atau sinus paranalisis.
- Abses retrofaringeal biasanya terdapat pada bayi dengan tampak sakit berat,
bernapas dengan mulut dengan atau tanpa stirdor.
- Kaku kuduk dapat terjadi dan biasanya pasien tidur dengan kepala
menengadah atau miring ke satu sisi.
 Perhatikan tonsil dan nyatakan besarnya dalam TO, T1, T2 atau T3
 Perhatikan adanya kripti, detritus, hiperemia, ulserasi, membran atau bercak-
bercak perdarahan
Inspeksi Mulut, Gigi dan Faring
Inspeksi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
ABDOMEN INSPEKSI ABDOMEN
Ukuran dan Bentuk Perut
Posisikan anak dalam keadaan berdiri lalu perhatikan bentuk perut. Karena otot
abdomen anak masih tipis dan waktu berdiri anak kecil cenderung menunjukkan
posisi lordosis, maka perut anak kecil tampak agak membuncit ke depan (pot
belly).
- Perhatikan kesimetrisan perut
- Buncit yang simetris terdapat pada keadaan otot perut yang hipotonik atau
atonik. Misalnya pada hipokalemia, hipotiroidea, atau rakitis, penimbunan
lemak dinding perut, trauma atau perforasi usus, asites, atau pada ileus
obstruktif letak rendah.
- Pada asites yang jumlahnya sedang atau banyak dalam posisi telentang perut
melebar ke lateral seperti perut kodok.
- Buncit yang asimetris disebabkan oleh perut yang paralitik. Misalnya pada
pembesaran organ intraabdominal, aerofagia akibat banyak menangis,
konstipasi, ileus obstruksi tinggi yang menyebabkan pembesaran perut di
daerah epigastrium atau kuadran atas perut
- Perut yang cekung (skafoid) pada posisi telentang tampak pada bayi baru lahir
dengan hernia diafragmatika, anak dengan malnutrisi, dan dehidrasi berat.
Next
Inspeksi Abdomen

PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN


INSPEKSI ABDOMEN
 Dinding Perut
- Kulit perut yang tampak meregang dan tipis pada asites akan menjadi keriput
bila asites menghilang
- Kulit perut yang keriput dapat dilihat pada anak dengan malnutrisi serta
penurunan tekanan intraabdominal yang terjadi mendadak oleh penyebab
lainnya.
- Pada bayi dan anak normal umbilikus tampak tertutup dan berkerut. Hernia
umbilikus dapat ditemukan pada anak sampao umur 2 tahun.

 Gerakan Dinding Perut


- Perhatikan gerakan dinding abdomen
Apabila gerakannya berkurang dicurigai terdapat keadaan abdomen akut
akibat rasa nyeri, pada ileus paralitikus atau paralisis diafragma, dan pada
asites yang sangat besar. Bila gerakan dinding perut lebih mencolok daripada

gerakan dinding dada pada anak di atas usia 6-7 tahun harus dicurigai
adanya kelainan paru.
Next
Inspeksi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
INSPEKSI ABDOMEN
 Observasi peristaltik usus
- Arahkan lampu tegak lurus pada dinding perut
- Pemeriksa mengamati dengan posisi mata setinggi perut pasien
- Peristaltik mungkin dapat dilihat pada bayi prematur atau anak yang sangat
kurus.
- Pada keadaan patologis seperti obstruksi traktus gastrointestinal peristaltik
dapat dengan mudah terlihat.
- Perhatikan lokasi terdapatnya peristaltik untuk memberi petunjuk lokasi
obstruksi.
- Peristaltik yang melintang di daerah epigastrium pada bayi sampai berumur 2
bulan disebabkan oleh spasme atau stenosis pilorus Peristaltik memberi
gambaran seperti tangga disebabkan oleh obstruksi usus.
Auskultasi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
AUSKULTASI
 Pasien berbaring telentang
 Auskultasi abdomen dilakukan dengan meletakkan diafragma stetoskop di
atas mid-abdomen sementara pemeriksa mendengarkan bunyi usus
 Dalam keadaan normal suara peristaltik terdengar sebagai suara yang
intensitasnya rendah dan terdengar tiap 10-30 detik.
 Nada peristaltik akan berubah menjadi tinggi (nyaring) pada obstruksi traktur
gastrointestinal (bunyi metalik), frekuensi bertambah pada gastroenteritis,
berkurang atau bahkan menghilang pada peritonitis atau ileus paralitikus.
 Bising (bruits) terdengar di seluruh permukaan perut pada koarktasio aorta
abdominalis
 Pada daerah ginjal di bagian posterior abdomen pada pasien hipertensi
 Terdengarnya dengung vena (venous laim) menandakan terjadinya obstruksi
vena aorta
 Suara booming atau pistol shot serta bising kontinu di a. Femoralis (tanda
Durosiez) merupakan tanda insufisiensi aorta, duktus persisten, atau keadaan
lain yang menyebabkan tekanan nadi besar
Perkusi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
PERKUSI ABDOMEN
 Pasien berbaring telentang
 Keempat kuadran abdomen diperiksa dengan perkusi
 Perkusi dilakukan dari daerah epigastrium secara sistematis menuju ke
bagian bawah abdomen
 Perkusi abdomen dalam keadaan normal terdengar bunyi timpani di
seluruh permukaan abdomen, kecuali di daerah hati dan limpa.
 Bunyi timpani yang abnormal dapat di dengar pada keadaan obstruksi
saluran gastrointestinal yang terletak rendah, ileus paralitikus, atau
aerfagia.
 Perkusi abdomen ditujukan untuk menentukan adanya cairan bebas
(asites) atau udara di dalam rongga abdomen
 Perkusi dapat dilakukan untuk menentukan batas hati, serta batas-batas
massa intraabdominal
Next
Perkusi Abdomen

PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN


 Terdapat 4 cara untuk mendeteksi terdapatnya asites, yakni :
-Posisi anaka telentang, dilakukan perkusi sistematis dari
umbilikus ke arah lateral dan bawah untuk mencari batas
berupa garis konkaf antara daerah yang timpani dengan daerah
pekak yang terdapat bila ada asites
-Menentukan adanya daerah redup yang berpindah (shifing
dullness) dengan melakukan perkusi dari umbilikus ke sisi
perut untuk mencari daerah redup atau pekak, daerah redup ini
akan menjadi timpani apabila anak berubah posisi dengan cara
memiringkan pasien
-Menentukan adanya gelombang cairan (fluid wave) atau
disebut cara undulasi. Cara ini dilakukan pada asites yang
sangat banyak serta dinding abdomen yang tegang.
Next
Perkusi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
- Pasien dalam keadaan telentang
- Satu tangan pemeriksa diletakkan pada satu sisi perut pasien, sedangkan jari
tangan satunya mengetuk-ngetuk dinding perut sisi lainnya.
- Sementara itu bantuan orang lain gerakan yang diantarkan melalui dinding
abdomen dicegah dengan jalan meletakkan satu tangan abdomen pasien dengan
sedikit menekan
- Pada gelombang asites dapat dirasakan gelombang cairan pada tangan pertama.
Gelombang juga dapat didengarkan dengan stetoskop.

 Perkusi Hati
- Batas hati diperkusi di garis midklavikula kanan, dimulai dari pertengahan
dada
- Ketika perkusi dilakukan dari dada dari atas ke bawah, bunyi resonan dada
menjadi redup ketika mencapai hati
- Kalau perkusi dilanjutkan ke arah bawah maka akan didapatkan bunyi pekak
hati. Pekak hati akan hilang apabila terdapat udara bebas dalam rongga
abdomen, disebut pneumoperitonium yang dapat disebabkan oleh perforasi
usus atau trauma tusuk.
Palpasi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
PALPASI ABDOMEN
 Pada anak yang sudah mengerti, dapat dilakukan pembicaraan dengan
topik yang kira-kira disukai oleh anak.
 Anak yang koperatif dapat diminta untuk menarik napas dalam di
samping menekuk lututnya dan berbaring dengan bantal tipis. Dengan
cara ini otot perut akan lemas sehingga palpasi lebih mudah dilakukan.
 Anak yang belum dapat berbicara dapat diperiksa saat ia minum susu
botol atau sambil diperlihatkan mainan
 Sebelum melakukan palpasi kedua telapak tangan harus saling
digosokkan untuk menghangatkannya.
 Palpasi dapat dilakukan secara monomanual (satu tangan) atau bimanual
(2 tangan), teknik bimanual sebagai berikut :
- Tangan kanan pemeriksa diletakkan pada permukaan perut dan tangan kiri
diletakkan dibawah pinggang kanan atau kiri pasien.
- Tangan kiri pemeriksa agak mengangkat pinggang pasien agar alat di
dalam rongga abdomen lebih mudah diraba.
Next
Palpasi Abdomen

PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN


 Palpasi dilakukan dengan sebuah jari tangan dimulai dari kuadran kiri
bawah, dilanjutkan secara sistematis ke kuadran kiri atas, lalu ke kanan
atas, dan terakhir ke kanan bawah.
 Pada anak yang sudah cukup besar yang dapat menunjukkan lokasi nyeri,
palpasi dilakukan pada bagian yang tidak sakit lebih dahulu kemudian ke
bagian yang sakit.
 Penekanan pada palpasi harus dimulai dengan ringan atau superfisial,
dilanjutkan dengan palpasi yang lebih dalam.
 Untuk palpasi dalam dilakukan dengan kedua tangan yang saling
berpegangan.
Next
Palpasi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
 Palpasi Ketegangan dinding perut dan nyeri tekan
- Terdapatnya nyeri dapat dilihat dari perubahan mimik anak ataupun perubahan nada
tangis pada palpasi biasa.
- Lokalisasi nyeri dapat ditentukan dengan erdapatnya nyeri lepas, caranya :
Melihat reaksi pasien bila pemeriksa melepaskan secara tiba-tiba palpasi dalam pada
daerah yang jauh dari lokalisasi nyeri yang dicurigai.
 Lokalisasi nyeri dan penyebabnya :
- Nyeri pada bagian bawah perut disebabkan oleh gastrointeritis atau obstruksi
intestinal
- Nyeri kuadran kanan bawah disebabkan oleh apendisitis atau abses apendiks
- Nyeri kuadran kanan atas disebabkan oleh organ hati yang membesar dengan cepat
atau hepatitis
- Nyeri kuadran kiri atas disebabkan oleh limpa yang membesar atau invaginasi
- Nyeri di atas umbilikus disebabkan oleh gastroenteritis, ulkus peptikum atau ulkus
duodeni
- Nyeri di bagian tengah di bawah umbilikus disebabkan oleh sistisis.
- Nyeri perut yang tidak menentu tempatnya dapat disebabkan peritonitis.
 
Palpasi Organ Intraabdominal

PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN


Palpasi Organ Intra abdominal
 HATI
- Hati dapat dipalpasi secara monomanual atau bimanual
- Kebanyakkan pemeriksa melakukan palpasi hati dengan menggunakan ujung
jari
- Untuk melakukan pengukuran besarnya hati, digunakan patokan 2 garis, yakni :
Garis yang menghubungakan pusat dengan titik potong garis midklavikularis
kanan dengan arkus kosta.
Garis yang menghubungkan pusat dengan prosesus xifoideus
 LIMPA
- Cara palpasi limpa mirip dengan palpasi hati, dapat dilakukan monomanual atau
bimanual.
- Pada neonatus, limpa mungkin masih teraba sampai 1-2 cm di bawah arkus
aorta karena hematopoesis ektramedular yang masih berlangsung sampai anak
umur 3 bulan.
- Besarnya limpa diukur menurut cara Schuffer, yaitu :
Jarak maksimum dari pusat ke garis singgung pada arkus kosta kiri dibagi
menjadi 4 bagian yang sama
Garis ini diteruskan ke bawah sehingga memotong lipat paha, garis dari pusat
ke lipat paha inpun dibagi menjadi 4 bagian yang sama.
Next
Palpasi Organ Intra Abdominal
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
 GINJAL
1. Dalam keadaan normal ginjal tidak dapat diraba kecuali pada
neonatus
2. Ginjal yang membesar dapat diraba dengan cara ballotement yang
juga dipergunakan untuk meraba organ atau massa lain yang
terletak retroperitoneal, caranya :
- Pemeriksa meletakkan tangan kiri di bagian posterior tubuh pasien
sedemikian sehingga jari telunjuk berada di angulus
kostovertebrali
- Kemudian jari telunjuk ini menekan organ atau massa ke atas,
sementara itu tangan kanan melakukan palpasi secara dalam dari
anterior dan akan merasakan organ atau massa tersebut
menyentuh.
- Kemudaian jatuh kembali, bila letaknya retroperitoneal.
 
Palpasi Massa Intra Abdominal

PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN

 Massa Intraabdominal
-Massa tumor akibat stenosis pilorus dapat diraba dengan palpasi
dalam di daerah epigastrium pada waktu bayi minum atau
sesudah muntah
-Massa ini seringkali teraba seperti sosis di ujung lambung di
garis tengah.
-Massa di daerah inguinal menginatkan kemungkinan hernia
inguinalis
-Secara hati-hati massa dapat dicoba didorong ke arah kranila
untuk melihat apakah hernia dapat dimasukkan ke dalam rongga
abdomen (hernia reponibilis) ataukah tidak (hernia ireponibilis)
-Dengan jari kelingking mungkin dapat diraba cincin hernia.
Pemeriksaan Anus Dan Rektum
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
ANUS DAN Pemeriksaan Colok Dubur
REKTUM 1. Bila terdapat indikasi, pemeriksaan colok dubur dilakukan dengan anak dalam
posisi tengkurap dan fleksi pada kedua sendi lutut.
2. Tangan pemeriksa memakai sarung tangan dan yang dipergunakan ialah jari
kelingking
3. Bila anak sudah besar, ia diminta untuk kencing lebih dulu
4. Lokasi kelainan dinyatakan dengan merujuk pada angka-angka pada jam.Titik
yang paling ventral terhadap pasien adalah angka 12, dorsal angka 6, sisi kiri
pasien angka 3, dan sisi kanannya angka 9.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan ialah :
a. Ada tidaknya anus
b. Tonus sfingter: normal, bertambah atau berkurang
 Tonus sfingter bertambah pada stenosis ani yang akan menyebabkan konstipasi
dan rasa sakkit pada waktu defekasi.
 Tonus sfingter yang berkurang dapat terjadi sekunder setelah operasi anus
imperforta yang menyebabkan sfingter ani eksterna tidak berfungsi baik
sehingga terjadi inkontinensia alvi.
Next
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
c. Ada tidaknya bagian yang menyempit atau yang melebar.
 Stenosis anorektal mungkin dapat diraba berupa cincin jaringan
ikat yang berdiameter 1-1/2-2 cm di atas anus. Bila terdapat
megakolon, maka jari pemeriksa merasakan bagian yang
menonjol sepanjang 2-5 cm sesudah anus disertai rektum yang
kosong.
d. Ada atau tidaknya fistula
 Apabila terdapat fistula rektrovaginal, jari pemeriksa dapat masuk
dari rektum ke vagina
 Bila terdapat fistula rektroureteral maka jari pemeriksa dapat
masuk ke uretra.
e. Terdapatnya nyeri
 Nyeri lokal terdapat pada fistula ani atau lesi peradangan di
sekitar anus dan rektum
 Sakit perut dapat dilokalisasi tempatnya dengan pemeriksaan
colok dubur.
Next
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
f. Ada atau tidaknya feses di dalam rektum
 Bila ada feses, observasi warna, konsistensi, tercampur lendir atau tidak, serta
tercampur darah atau tidak.
 Anus dan rektum dapat tampak distensi oleh feses pada konstipasi kronik atau
defek mental
 Bila rektum terisi feses pada penyakit akut, seperti ileus paralitik.
g. Massa tumor
 Massa yang menimbulkan nyeri hebat di kuadran bawah mungkin terdapat
pada intususepsi
 Pada apendisitis, abses apendiks dapat diraba massa kuadran kanan bawah
disertai nyeri dalam rektum mungkin dapat diraba polip, massa yang
mendorong rektum ke depan biasanya ialah teratoma.
h. Prostat
 Pada umumnya prostat tidak dapat diraba pada bayi dan anak kecil.
 Pada pasien pubertas prekoks atau hiperplasia adrenal mungkin dapat diraba
prostat yang lebih besar dari 1 cm di garis tengah dinding anterior rektum
Video
•UJIAN PRAKTIK PEMERIKSA
AN FISIK SISTEM PENCERNA
AN.mp4
Video Pemeriksaan Abdomen Pada Anak

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai