Pemeriksaan system:
Pemeriksaan abdomen juga terdiri dari 4
03 tahapan, yaitu inspeksi,auskultasi,perkusi dan
palpasi
05
Mulai kontak
04 dengan anak
dengan
Apabila
memungkinkan, 1 menceritakan
sesuatu yang lucu.
ajukan pilihan pada Dengan demikian
anak tersebut diharapkan anak
tentang akan tertarik
pemeriksaan yang dengan
diinginkan, sambil pembicaraan
duduk atau di perawat dan mau
tempat tidur, atau bekerja sama.
di pangku oleh
orangtuanya.
Pengkajian Sistem
Gastrointestinal Pada Anak
Dimulai dari pencatatan Data
Demografi Anak dan orang tua
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat penyakit dan RMRS
Riwayat penggunaan obat-obatan
Riwayat alergi
Dimulai dari survey umum terhadap setiap kelainan yang terlihat atau
mengklarifikasi dari hasil pengkajian anamnesis, tahap ini bisa dimasukan
dalam fase inspeksi.
Perhatikan warna kulit (ikterus, pigmentasi kulit, adanya sianosis).
Status mental dan tingkat kesadaran.
Pemeriksaan Fisik Sistem Gastrointestinal
gerakan dinding dada pada anak di atas usia 6-7 tahun harus dicurigai
adanya kelainan paru.
Next
Inspeksi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
INSPEKSI ABDOMEN
Observasi peristaltik usus
- Arahkan lampu tegak lurus pada dinding perut
- Pemeriksa mengamati dengan posisi mata setinggi perut pasien
- Peristaltik mungkin dapat dilihat pada bayi prematur atau anak yang sangat
kurus.
- Pada keadaan patologis seperti obstruksi traktus gastrointestinal peristaltik
dapat dengan mudah terlihat.
- Perhatikan lokasi terdapatnya peristaltik untuk memberi petunjuk lokasi
obstruksi.
- Peristaltik yang melintang di daerah epigastrium pada bayi sampai berumur 2
bulan disebabkan oleh spasme atau stenosis pilorus Peristaltik memberi
gambaran seperti tangga disebabkan oleh obstruksi usus.
Auskultasi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
AUSKULTASI
Pasien berbaring telentang
Auskultasi abdomen dilakukan dengan meletakkan diafragma stetoskop di
atas mid-abdomen sementara pemeriksa mendengarkan bunyi usus
Dalam keadaan normal suara peristaltik terdengar sebagai suara yang
intensitasnya rendah dan terdengar tiap 10-30 detik.
Nada peristaltik akan berubah menjadi tinggi (nyaring) pada obstruksi traktur
gastrointestinal (bunyi metalik), frekuensi bertambah pada gastroenteritis,
berkurang atau bahkan menghilang pada peritonitis atau ileus paralitikus.
Bising (bruits) terdengar di seluruh permukaan perut pada koarktasio aorta
abdominalis
Pada daerah ginjal di bagian posterior abdomen pada pasien hipertensi
Terdengarnya dengung vena (venous laim) menandakan terjadinya obstruksi
vena aorta
Suara booming atau pistol shot serta bising kontinu di a. Femoralis (tanda
Durosiez) merupakan tanda insufisiensi aorta, duktus persisten, atau keadaan
lain yang menyebabkan tekanan nadi besar
Perkusi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
PERKUSI ABDOMEN
Pasien berbaring telentang
Keempat kuadran abdomen diperiksa dengan perkusi
Perkusi dilakukan dari daerah epigastrium secara sistematis menuju ke
bagian bawah abdomen
Perkusi abdomen dalam keadaan normal terdengar bunyi timpani di
seluruh permukaan abdomen, kecuali di daerah hati dan limpa.
Bunyi timpani yang abnormal dapat di dengar pada keadaan obstruksi
saluran gastrointestinal yang terletak rendah, ileus paralitikus, atau
aerfagia.
Perkusi abdomen ditujukan untuk menentukan adanya cairan bebas
(asites) atau udara di dalam rongga abdomen
Perkusi dapat dilakukan untuk menentukan batas hati, serta batas-batas
massa intraabdominal
Next
Perkusi Abdomen
Perkusi Hati
- Batas hati diperkusi di garis midklavikula kanan, dimulai dari pertengahan
dada
- Ketika perkusi dilakukan dari dada dari atas ke bawah, bunyi resonan dada
menjadi redup ketika mencapai hati
- Kalau perkusi dilanjutkan ke arah bawah maka akan didapatkan bunyi pekak
hati. Pekak hati akan hilang apabila terdapat udara bebas dalam rongga
abdomen, disebut pneumoperitonium yang dapat disebabkan oleh perforasi
usus atau trauma tusuk.
Palpasi Abdomen
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
PALPASI ABDOMEN
Pada anak yang sudah mengerti, dapat dilakukan pembicaraan dengan
topik yang kira-kira disukai oleh anak.
Anak yang koperatif dapat diminta untuk menarik napas dalam di
samping menekuk lututnya dan berbaring dengan bantal tipis. Dengan
cara ini otot perut akan lemas sehingga palpasi lebih mudah dilakukan.
Anak yang belum dapat berbicara dapat diperiksa saat ia minum susu
botol atau sambil diperlihatkan mainan
Sebelum melakukan palpasi kedua telapak tangan harus saling
digosokkan untuk menghangatkannya.
Palpasi dapat dilakukan secara monomanual (satu tangan) atau bimanual
(2 tangan), teknik bimanual sebagai berikut :
- Tangan kanan pemeriksa diletakkan pada permukaan perut dan tangan kiri
diletakkan dibawah pinggang kanan atau kiri pasien.
- Tangan kiri pemeriksa agak mengangkat pinggang pasien agar alat di
dalam rongga abdomen lebih mudah diraba.
Next
Palpasi Abdomen
Massa Intraabdominal
-Massa tumor akibat stenosis pilorus dapat diraba dengan palpasi
dalam di daerah epigastrium pada waktu bayi minum atau
sesudah muntah
-Massa ini seringkali teraba seperti sosis di ujung lambung di
garis tengah.
-Massa di daerah inguinal menginatkan kemungkinan hernia
inguinalis
-Secara hati-hati massa dapat dicoba didorong ke arah kranila
untuk melihat apakah hernia dapat dimasukkan ke dalam rongga
abdomen (hernia reponibilis) ataukah tidak (hernia ireponibilis)
-Dengan jari kelingking mungkin dapat diraba cincin hernia.
Pemeriksaan Anus Dan Rektum
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
ANUS DAN Pemeriksaan Colok Dubur
REKTUM 1. Bila terdapat indikasi, pemeriksaan colok dubur dilakukan dengan anak dalam
posisi tengkurap dan fleksi pada kedua sendi lutut.
2. Tangan pemeriksa memakai sarung tangan dan yang dipergunakan ialah jari
kelingking
3. Bila anak sudah besar, ia diminta untuk kencing lebih dulu
4. Lokasi kelainan dinyatakan dengan merujuk pada angka-angka pada jam.Titik
yang paling ventral terhadap pasien adalah angka 12, dorsal angka 6, sisi kiri
pasien angka 3, dan sisi kanannya angka 9.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan ialah :
a. Ada tidaknya anus
b. Tonus sfingter: normal, bertambah atau berkurang
Tonus sfingter bertambah pada stenosis ani yang akan menyebabkan konstipasi
dan rasa sakkit pada waktu defekasi.
Tonus sfingter yang berkurang dapat terjadi sekunder setelah operasi anus
imperforta yang menyebabkan sfingter ani eksterna tidak berfungsi baik
sehingga terjadi inkontinensia alvi.
Next
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
c. Ada tidaknya bagian yang menyempit atau yang melebar.
Stenosis anorektal mungkin dapat diraba berupa cincin jaringan
ikat yang berdiameter 1-1/2-2 cm di atas anus. Bila terdapat
megakolon, maka jari pemeriksa merasakan bagian yang
menonjol sepanjang 2-5 cm sesudah anus disertai rektum yang
kosong.
d. Ada atau tidaknya fistula
Apabila terdapat fistula rektrovaginal, jari pemeriksa dapat masuk
dari rektum ke vagina
Bila terdapat fistula rektroureteral maka jari pemeriksa dapat
masuk ke uretra.
e. Terdapatnya nyeri
Nyeri lokal terdapat pada fistula ani atau lesi peradangan di
sekitar anus dan rektum
Sakit perut dapat dilokalisasi tempatnya dengan pemeriksaan
colok dubur.
Next
PEMERIKSAAN LANGKAH KLINIK TINDAKAN
f. Ada atau tidaknya feses di dalam rektum
Bila ada feses, observasi warna, konsistensi, tercampur lendir atau tidak, serta
tercampur darah atau tidak.
Anus dan rektum dapat tampak distensi oleh feses pada konstipasi kronik atau
defek mental
Bila rektum terisi feses pada penyakit akut, seperti ileus paralitik.
g. Massa tumor
Massa yang menimbulkan nyeri hebat di kuadran bawah mungkin terdapat
pada intususepsi
Pada apendisitis, abses apendiks dapat diraba massa kuadran kanan bawah
disertai nyeri dalam rektum mungkin dapat diraba polip, massa yang
mendorong rektum ke depan biasanya ialah teratoma.
h. Prostat
Pada umumnya prostat tidak dapat diraba pada bayi dan anak kecil.
Pada pasien pubertas prekoks atau hiperplasia adrenal mungkin dapat diraba
prostat yang lebih besar dari 1 cm di garis tengah dinding anterior rektum
Video
•UJIAN PRAKTIK PEMERIKSA
AN FISIK SISTEM PENCERNA
AN.mp4
Video Pemeriksaan Abdomen Pada Anak
TERIMA KASIH